Anda di halaman 1dari 2

Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) dukung kemandirian perikanan budidaya yang

berkelanjutanaltar belakang gerpati

Pakan ikan adalah komponen pembiayaan terbesar dalam usaha perikanan budidaya. Dan karena bahan
baku pakan ikan masih diimpor, harga pakan pun selalu tinggi, sehingga selalu dikeluhkan para
pembudidaya. Karena itulah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) mencanangkan Gerakan Pakan Ikan Mandiri atau disingkat GERPARI.
GERPARI diluncurkan bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku pakan impor,
dengan lebih memanfaatkan bahan baku lokal. GERPARI lebih ditekankan pada pakan ikan untuk
komoditas air tawar, seperti nila, lele, patin, mas dan gurame. Sebab, komoditas air tawar dinilai
sebagai komoditas yang mendukung ketahanan pangan dan gizi masyarakat, karena budidayanya sudah
begitu memasyarakat. GERPARI makin relevan seiring dengan penegasan Menteri Kelautan dan
Perikanan, Susi Pudjiastuti, yang bertekad menjadikan Indonesia bangsa yang mandiri, khususnya
dalam bidang perikanan budidaya. Hal ini senafas dengan upaya Direktur Jenderal Perikanan Budidaya,
Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si., untuk mencapai kemandirian di bidang perikanan budidaya, daftar isi
dengan terus mendorong produksi perikanan budidaya yang berkualitas dan berkelanjutan. Dalam
kaitan ini DJPB telah menggaungkan program Bisnis yang Mandiri dan Tangguh. Di tengah upaya
memandirikan penyediaan pakan ikan, Menteri Susi Pudjiastuti juga berhasil membuat terobosan
dengan membuat kesepakatan bersama para produsen pakan ikan untuk menurunkan harga pakan.
Mulai Maret ini, harga pakan ikan disepakati turun sebesar 11%. Sebagai kompensasinya, Kemen
terian Kelautan dan Perikanan akan berupaya men jamin penyediaan bahan baku pakan dalam bentuk
tepung ikan. Isu seputar pakan ini sengaja kami angkat sebagai laporan utama, untuk lebih
menyosialisasikan komit men Menteri Susi Pudjiastuti dalam upaya mencapai Indonesia mandiri dalam
perikanan budidaya. Kami mengajak semua keluarga besar DJPB untuk bersamasama menyukseskan
program-program kita, dan dalam konteks ini adalah program Gerakan Pakan Ikan Mandiri
Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) dukung kemandirian perikanan budidaya yang berkelanjutan
Dalam rangka keberlanjutan disana tercakup juga kemandirian. Hal tersebut penting, karena kita ingin
usaha pembudidayaan ikan menjadi mandiri. Beberapa hal kemandirian di bidang perikanan budidaya,
diantaranya kemandirian dalam bidang produksi perikanan budidaya, kemandirian usaha budidaya,
kemandirian kelompok atau pelaku budidaya, dan kemandirian kawasan perikanan budidaya, jelas
Slamet.

GERPARI merupakan salah satu contoh kemandirian dalam bidang produksi perikanan budidaya. Kita
ingin mandiri, kita ingin membuat pakan ikan dan formulasi pakan ikan sendiri, berbasis pada bahan
baku lokal yang ada. Menurut Robert Tacon, Indonesia kaya sekali akan bahan baku lokal untuk dapat
membuat pakan ikan secara mandiri. Di forum internasional, pakan ikan mandiri ini baru dilakukan di
Indonesia.
Kita ingin memandirikan para pembudidaya kita. Karena di Indonesia ini masih banyak sekali pelaku
usaha yang small skill, sekitar 80% para pelaku adalah pembudidaya adalah pembudidaya ikan skala
kecil. Sehingga kita ingin menghidupkan, meningkatkan dan memandirikan para pelaku usaha ini
melalui kegiatan-kegiatan kemandirian. Kita ingin meningkatkan margin keuntungan yang memadai,
tegas Slamet.

Bagaimana pembudidaya akan mengembangkan usahanya jika cost pakan saja sudah berkisar 70-80%.
Berarti keuntungan pembudidaya hanya 20%. Idealnya untuk membayar honor karyawannya saja
adalah 20% dari total, ungkap Slamet.
Kita ingin menurunkan cost pakan ini, dan untuk menurunkan biaya produksi salah satunya melalui
pakan mandiri ini. Diharapkan pembudidaya dapat mendapatkan keuntungan yang lebih layak untuk
melakukan usahanya kedepan

capain indikator mikro ekonomi subsektor perikanan budidaya yang bisa terlihat yakni perbaikan nilai
usaha pembudidaya ikan (NTUPi) yang tahun ini mencapai 111,26 atau naik 1,7 persen dari tahun 2016
yang lalu. Angka ini menandakan usaha budidaya semakin efisien.

"Nilai NTUPi naik dari semula tahun 2016 sebesar 109,56 menjadi 111,26 di tahun 2017. Ini karena
salah satunya dipicu oleh dampak dari penggunaan pakan mandiri yang secara langsung menekan biaya
produksi dan meningkatkan nilai tambah keuntungan pambudidaya ikan

Anda mungkin juga menyukai