Anda di halaman 1dari 13

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor perikanan cukup memberikan peran yang penting bagi

perekonomian khususnya bagi Kalimantan selatan. Disamping itu hasil perikanan

juga memberikan pendapatan bagi nelayan itu sendiri dan memperluas lapangan

kerja, banyak olahan dari produk perikanan yang diperjual belikan oleh para

pengusaha pengolahan perikanan, dan olahan dari perikanan makin beragam dan

memiliki variasi yang unik dan menarik bagi konsumen.

Salah satu untuk meningkatkan perkembangan Usaha Kecil Menengah

(UKM), khususnya terkait dengan akses kepada lembaga keuangan atau

perbankan adalah dengan memberikan pendampingan kepada para pelaku usaha,

diantaranya melalui Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB).

KKMB berfungsi sebagai jembatan penghubung antara pelaku usaha dan

lembaga keuagan atau perbankan. Kegiatan menghubungkan pelaku usaha dengan

bank seharusnya merupakan salah satu alternatif mencari kemungkinan agar

pelaku usaha mendapatkan akses bagi pembiayaan usaha yang biasanya diajukan

ke perbankan (Direktorat Usaha dan Investasi, 2006).

Di Kalimantan Selatan, pelaksanaan program pemberdayaan KKMB

sektor perikanan dimulai sejak tahun 2004 dengan merekrut KKMB. Perekrutan

dilakukan melalui kegiatan pelatihan yang dilaksnakan oleh Dinas Perikanan dan

Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan. Total penyerapan dana melalui

pendampingan KKMB hingga tahun 2011 sebesar kurang lebih 14 milyar rupiah

dengan melibatkan lembaga keuangan seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD),

Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), PT. Pos dan Bank

Bukopin (Diskanlut, 2011).

1
2

Salah satu KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank) aktif bertugas di

Kota Martapura Barat , dimana dana yang berhasil diserap oleh UKM atau pelaku

usaha dikota ini adalah sekitar 10 milyar rupiah (2004-2013), dalam hal ini pelaku

utama atau usaha perikanan yang menyerap dana tersebut sebagian besar adalah

pemasar ikan dan hanya sebagian kecil yang merupakan pengolah hasil perikanan,

sehingga dengan potensi yang ada maka harus dimanfaatkan secara optimal

dengan melakukan pengolahan yaitu produk olahan kerupuk ikan gabus. Hingga

tahun 2013 pelaku usaha perikanan (Rumah Tangga Produksi) yang masih aktif

selaku penyerap dana ada sebanyak 87 orang. Program pemerintah untuk

pengembangan UKM melalui perkreditan rakyat dan pembinaan serta KKMB

telah membawa perubahan terhadap para pengolah kerupuk ikan gabus sungai

batang ilir.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut ada hal-hal yang perlu dirumuskan

adalah sebagai berikut :

1. Apakah dengan modal yang ada akan menguntungkan ?

2. Bagaimana peranan KKMB bagi pengolah kerupuk ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penyuluhan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui analisis keuntungan pengolahan kerupuk ikan gabus

2. Mengetahui peranan KKMB bagi pengolah kerupuk

2
3

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penyuluh pengolah untuk meningkatkan pendapatan usahanya para ibu

rumah tangga di desa Sungai batang Ilir

2. Untuk menambah wawasan para ibu-ibu rumah tangga dan menambah

pendapatan dalam keluarga.

3. Bagi pihak Dinas Perikanan dan Peternakan Kecamatan Martapura Barat,

Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagai bahan masukan dalam upaya lebih

meningkatkan berbagai produk olahan dari ikan serta untuk dikelola lebih

lanjut guna memperluas peluang pemasaran produk olahan ikan gabus

tersebut.

3
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Usaha Pengolahan Kerupuk Ikan Gabus

Ikan gabus merupakan salah satu ikan potensial yang memiliki kandungan

gizi dan albumin yang cukup tinggi. Menurut), Suprayitno (2003menyebutkan

bahwa ikan gabus sangat kaya akan albumin, salah satu protein penting. Albumin

diperlukan tubuh manusia setiap hari, ikan tersebut memiliki protein yang sangat

tinggi, ikan ini merupakan sumber albumin bagi penderita hipoalbumin (rendah

albumin) dan luka. Baik luka pasca operasi maupun luka bakar. Selain itu

Menurut Ansar (2010) dalam 100 gram ikan gabus terkandung energi 74 kkal,

lemak 1,7 gr, kalsium 62 mg, phosphor 176 mg, besi 0,9 mg.

Di daerah Kalimantan Selatan dikenal dengan nama Ikan Haruan, untuk

memberikan nilai tambah dan meningkatkan jenis olahan ikan, sehingga bisa

dikonsumsi semua kalangan baik orang tua, dewasa maupun anak-anak maka

dilakukan pengolahan ikan Gabus dalam bentuk kerupuk ikan. Kerupuk ikan

merupakan salah satu jenis makanan ringan yang sudah cukup dikenal oleh

masyarakat, karena mempunyai rasa yang lezat dan gurih sehingga banyak disukai

oleh masyarakat. Selain dapat dimakan sebagai makanan selingan seperti halnya

makanan cemilan, kerupuk ikan juga dapat dikonsumsi sebagai lauk pauk bersama

nasi serta juga dapat menghasilkan nilai tambah dan penganeka ragaman jenis

olahan sehingga mampu bersaing dengan produk lain di pasaran.

B. Pemasaran Produk Ikan Gabus

Pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang diperlukan untuk

mengakibatkan terjadinya pemindahan milik suatu barang maupun jasa sejak dari

produsen sampai ke konsumen (Wirandi, 1980). Berbagai masalah terdapat dalam

4
5

pemasaran hasil perikanan, sehingga sistem pemasaran hasil perikanan menjadi

tidak efisien dilihat dari pihak produsen dan konsumen atau dengan kata lain

sistem pemasaran belum memberi kepuasan bagi produsen dan konsumen , juga

sistem pemasaran itu belum memberikan pendapatan yang wajar bagi produsen,

informasi pasar, penelitian pemasaran penting untuk tujuan perbaikan efisiensi

pemasaran.

Secara ideal pemasaran hendaklah dapat dijadikan fungsi sebagai

pelindung bagi produsen dan konsumen dalam arti produsen mendapat bagian

terbesar dari harga minimal atau lebih dari biaya produksi dab selanjutnya bisa

mendapatkan hasil yang bermutu tinggi dengan harga yang layak dan terjangkau

oleh daya beli kelompok masing-masing konsumen itu (Eddiwan, 1983).

C. Pendapatan Produk Ikan Gabus

Menurut Helminuddin (1983), pendapatan merupakan salah satu faktor

utama dalam membicarakan tentang ekonomi. Pendapatan perkapita juga

merupakan unsur penting untuk tingkat kehidupan masyarakat.

Boediono (1983) mengemukakan bahwa pendapatan atau income dari

seorang warga masyarakat adalah hasil penjualan faktor- faktor produksi yang

dimilikinya kepada sektor produksi, sedangkan menurut Sadono (1982),

Pendapatan pedagang adalah nilai seluruh barang yang dijual dengan biaya atau

nilai yang dipergunakan untuk proses pembangunan barang tersebut.

Soekartawi (1995), mengemukakan bahawa yang dimaksud dengan

pendapatan adalah produksi seluruh barang dan jasa dikurangi nilai yang

digunakan untuk suatu produksi barang dan jasa tersebut, selanjutnya pengeluran

tetap adalah pengeluaran dalam suatu usaha yang tidak tergantung pada besarnya

5
6

produksi, sedangkan pengeluaran tidak tetap adalah biaya yang dapat berubah-

ubah apabila skala usahanya berubah. Dalam hal ini berarti pendapatan

dipengaruhi oleh jumlah biaya yang dikeluarkan dalam produksi. Secara umum

faktor – faktor yang dianggap memepengaruhi terhadap pendapatan adalah harga

pemasaran dan faktor – faktor produksi.

Sadono (1982), mengemukakan analisa mengenai pendapatan tidak

terlepas pada biaya produksi yang terdiri atas biaya tetap dan tidak tetap. Apabila

jumlah semua faktor produksi yang digunakan selalu berubah- ubah, maka biaya

produksi yang dikeluarkan juga berubah nilainya.

D. Keuntungan Produk Ikan Gabus

Menurut Rahardi (1996) keuntungan (profit) adalah kelebihan hasil yang

diperoleh dari modal yang ditanamkan. Keuntungan yang diperoleh pedagang

dipengaruhi oleh dari modal yang ditanamkan. Keuntungan yang diperoleh

pedagang dipengaruh oleh faktor produksi sedangkan dalam fungsi keuntungan

(profit) yang sangat berpengaruh adalah faktor harga terhadap besarnya

keuntungan yang diperoleh.

Menurut Abdurrahman (1987), yang dimaksud dengan keuntungan (profit)

adalah selisih harga barang yang dijual dengan jumlah biaya produksi. Dalam hal

ini keuntungan (profit) tentu saja berbeda dalam setiap lembaga pemasaran

tergantung dari tingkat keberadaan. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan

total dan total biaya. Biaya ini dalam banyak kenyataan dalam diklasifikasikan

menjadi dua hal yaitu biaya tetap (Fixed cost) dan biaya tidak tetap (Variabel

Cost).

Menurut Suparmoko (1992), pada usaha pemasaran hasil perikanan akan


terdapat macam – macam biaya yaitu:

6
7

 Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya produksi karena penggunaan faktor

produksi yang tetap, sehingga biaya tetap yang ditanamkan dapat dipakai

beberapa kali produksi.

 Biaya Variable (Variabel Cost) adalah biaya yang dikeluarkan akibat dari

penggunaan faktor produksi sehingga biaya ini berubah-ubah dengan

berubahnya harga pembelian hasil produksi.

 Biaya Total (Total Cost) adalah biaya produksi yang didapatkan dari

penjumlahan biaya tetap dengan biaya variable.

Dalam persepsi ini biaya tetap diartikan biaya atau semua biaya yang

senatiasa akan dikeluarkan dalam proses produksi, tanpa memandang besar

kecilnya atau tinggi rendahnya output yang akan dihasilkan. Biaya variable

merupakan biaya yang besar kecilnya berhubungan sangat erat dengan besar

kecilnya atau tinggi rendahnya output yang akan diperoleh. Dengan kata lain,

biaya variable ini bervariasi sesuai yang terjadi pada output yang diperoleh.

Melalui usaha kerupuk ikan dapat dilakukan dengan analisis pendapatan

terhadap pengolahan kerupuk ikan. Diharapkan dengan dilakukan analisis untuk

pemasaran dapat dilihat berapa besar keuntungan atau pendaptan diperoleh oleh

usaha kerupuk ikan melalui usaha pemasaran.

Analisis mengenai pendapatan tidak terlepas dari biaya produksi yang

terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Untuk memberikan gambaran

mengenai keuntungan dari usaha pemasaran dapat menggunakan analisa

pendapatan atau keuntungan (π = TR – TC) yang diperoleh dari hasil penjualan

yang dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan.

Menurut (Arie. Usni, 2003) analisis titik impas (Break Even Point) adalah

7
8

analisis yang digunakan untuk mengetahui pada volume (kapasitas produksi)

berapa suatu usaha tidak mengalami kerugian ataupun tidak memperoleh laba.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan mencapai

titik impas dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu

pendekatan volume produksi yang diperoleh dari biaya total dibagi harga

jual perunit dan pendekatan harga produksi yang didapat dari biaya total dibagi

produksi total, serta untuk mengetahui imbangan penerimaan dan biaya dari usaha

yang dilakukan, maka digunakan analisia Revenue Cost Ratio (RCR).

F. Konsultant Keuangan Mitra Bank (KKMB)

KKMB adalah lembaga atau bagian dari lembaga yang memberikan

layanan pengembangan usaha dalam rangka meningkatkan kinerja Usaha Mikro,

Kecil dan Menegah (UMKM). Lembaga tersebut berbadan hukum serta dapat

memperoleh jasa layanannnya. Jasa yang diberikan adalah jasa konsultasi dalam

ha manajemen/analisis keuangan agar terjadi kemitraan dengan bank atau

terjadinya penyaluran dana bank kepada UMKM tersebut (Indra Utama, SE.,

MM.,2014).

8
9

III. METODE PENYULUHAN

A. Waktu dan Tempat

Penyuluhan ini dilakukan di Desa Sungai batang Ilir Kecamatan

Martapura Barat Kabupaten Banjar. yakni dimana terjadinya proses pengolahan

produk kerupuk ikan gabus. Pennyuluhan ini meliputi tahap persiapan, survei

pendahuluan, observasi lapangan, pelaksanan penelitian (pengumpulan data).

B. Metode Penyuluhan

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode survei dan

wawancara langsung dengan responden. Menurut Consuelo (1988) didalam

Husein Umar (2001) survei merupakan salah satu metode deskriptif dimana survei

ini digunakan untuk mengukur gejala – gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa

gejala – gejala tersebut ada, sehingga tidak perlu diperhitungkan hubungan antara

variabel – variabel karena hanya menggunakan data yang ada untuk pemecahan

masalah daripada menguji hipotesis. Survei dapat memberikan manfaat untuk

tujuan – tujuan deskriptif, membantu dalam hal membandingkan kondisi – kondisi

yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnnya dan juga untuk

pelaksanaan evaluasi, survei dapat dilakukan dengan cara sensus maupun

sampling terhadap hal – hal yang nyata dan tidak nyata, sedangkan wawancara

adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana pelaksanaannya dapat

dilakukan secara langsung terhadap yang diwawancarai.

C. Jenis dan Sumber Data.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau

perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang

9
10

biasa dilakukan oleh penyuluh.

D. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisa keuntungan, serta peranan

KKMB bagi para pengolah kerupuk

1. Analisa keuntungann pengolahan kerupuk ikan gabus

Π = TR – TC

TR = Total pendapatan (Jumlah kerupuk ikan gabus yang dijual dikalikan

harga).

TC = Total pengeluaran (Jumlah Pembelian bahan dikali harga beli produk

ditambah biaya tetap dan biaya tidak tetap).

2. Peranan KKMB dalam pengolahan ikan gabus

KKMB merupakan program pemerintah untuk pengembangan UMKM

melalui perkreditan rakyat dan pembinaan serta pendampingan dari instansi

pembina. KKMB telah membawa perubahan terhadap para pengolah kerupuk ikan

gabus di Amuntai, yaitu dalam aspek teknologi sekarang menggunakan mesin,

kemasan sekarang menggunakan label lengkap, kelembagaannya tergolong dalam

kelompok, pembinaan dilakukan oleh Instansi Pembina Bidang Perikanan, volume

produksi meningkat dibandingkan dengan modal sendiri. Hingga tahun 2013

pelaku usaha perikanan (Rumah Tangga Produksi) yang masih aktif selaku

penyerap dana ada sebanyak 87 orang. Dengan demikian, sarana prasarana

produksi yang lebih lengkap cenderung menghasilkan volume produksi yang lebih

bamyak, yakni rata-rata lebih dari 200 kg/bulan dan bahkan mencapai rata-rata

800 kg/bulan, sedangkan pengolah yang menggunakan modal sendiri (kurang dari

2 juta rupiah) cenderung menghasilkan volume produksi rata-rata kurang dari 200

kg/bulan.

10
11

E. Monografi Wilayah

1. Data fisik Wilayah

Secara umum keadaan Desa Sungai Batang Ilir bertopografi datar sampai

landau yang merupakan daerah rendah dengan kemiringan < 1%. Ketinggian

tempat dari permukaan laut sekitar antara 0-7 m dpl yang pada saat tertentu air

sungai mengenai daerah ini secara periodek, terutama pada musim penghujan.

2. Data Sosial

Agama dan kepercayaan yang dianut oleh penduduk Desa Sungai Batang

Ilir seluruhnya beragama Islam. Keadaan sarana ibadah yanga da di Desa Sungai

Batang Ilir adalah Mushalla atau langgar sebanyak 5 buah. Suku bangsa penduduk

Desa Sungai Batang Ilir didominasi oleh Suku Banjar sebanyak 1884 dan Suku

Bugis dan jawa hanya sebanyak 10 jiwa. Dan adat istiadat masyarakat Desa

Sungai batang Ilir sangat dipengaruhi oleh agama yang mereka anut yaitu agama

Isla. Misalkan tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat seperti: adanya

kelompok yasinan, majelis ta’lim, saholawatan, serikat kematian, pelaksanaan

sholat berjamaah dan shalat jum’at sebagainya.

3. Data Ekonomi

Mata pencaharian penduduk Desa Sungai batang Ilir yang dominan adalah

bergerak pada bidang pertanian sebanyak 160 jiwa, sisanya bergerak dibidang

industry pengolahan sebanyak 7 jiwa, perdagangan sebanyak 75 jiwa, dan jasa &

angkutan sebanyak 11 jiwa.

11
12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Adapun hasil yang diharapkan dalam program penyuluhan pengolahan

kerupuk ikan gabus ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat meningkatkan produk hasil perikanan yang ada di Desa Sngai

Batang Ilir.

2. Agar masyarakat Desa Sungai Batang Ilir lebih bias mengkreasikan

hasil perikanannya.

3. Dengan adanya penyuluhan ini masyarakat Desa Sungai Batang

dengan mudah memulai usaha nya dengan cara Pembuatan Kerupuk

Ikan Gabus. Sehingga orang yang sedang mengunjungi desa tersebut

bisa mendapatkan oleh-oleh Desa tersebut yaitu Kerupuk Ikan Gabus

yang enak dan lezat.

B. Pembahasan

Dengan adanya penyuluhan tentang “Pengolahan Kerupuk Ikan Gabus” ini

masyarakat bisa terinovasi untuk membuat usahanya dengan membikin Kerupuk

Ikan Gabus ini tidak hanya membikin ikan Kering saj. Namun, bisa mengkreasi

hasil perikanannya. Banyaknya ikan gabus yang terdapat di Desa Sungai Rngas

tersebut akan lebih mudah untuk mengolah Kerupuk Ikan Gabus tersebut.

Harga Ika Gabus di Desa Sungai batang Ilir tersebut diketahui tidak terlalu

mahal jadi pengolahan kerupuk ikan gabus akan terlaksana dengan baik.

12
13

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Agama dan kepercayaan yang dianut oleh penduduk Desa Sungai Batang

Ilir seluruhnya beragama Islam. Keadaan sarana ibadah yanga da di Desa

Sungai Batang Ilir adalah Mushalla atau langgar sebanyak 5 buah. Suku

bangsa penduduk Desa Sungai Batang Ilir didominasi oleh Suku Banjar

sebanyak 1884 dan Suku Bugis dan jawa hanya sebanyak 10 jiwa.

2. Dengan adanya penyuluhan ini masyarakat Desa Sungai Batang dengan

mudah memulai usaha nya dengan cara Pembuatan Kerupuk Ikan Gabus.

Sehingga orang yang sedang mengunjungi desa tersebut bisa mendapatkan

oleh-oleh Desa tersebut yaitu Kerupuk Ikan Gabus yang enak dan lezat.

F. Saran

Sebaiknya tujuan kegitan penyuluhan PEngolahan Kerupuk Ikan Gabus di

Desa Sungai Batang Ilir yang telah dilaksanakan diharapkan para peserta

penyuluhan perikanan ini dapat menerapkan serta memeruskannya usaha tersebut.

13

Anda mungkin juga menyukai