I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
juga memberikan pendapatan bagi nelayan itu sendiri dan memperluas lapangan
kerja, banyak olahan dari produk perikanan yang diperjual belikan oleh para
pengusaha pengolahan perikanan, dan olahan dari perikanan makin beragam dan
pelaku usaha mendapatkan akses bagi pembiayaan usaha yang biasanya diajukan
sektor perikanan dimulai sejak tahun 2004 dengan merekrut KKMB. Perekrutan
dilakukan melalui kegiatan pelatihan yang dilaksnakan oleh Dinas Perikanan dan
pendampingan KKMB hingga tahun 2011 sebesar kurang lebih 14 milyar rupiah
Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), PT. Pos dan Bank
1
2
Kota Martapura Barat , dimana dana yang berhasil diserap oleh UKM atau pelaku
usaha dikota ini adalah sekitar 10 milyar rupiah (2004-2013), dalam hal ini pelaku
utama atau usaha perikanan yang menyerap dana tersebut sebagian besar adalah
pemasar ikan dan hanya sebagian kecil yang merupakan pengolah hasil perikanan,
sehingga dengan potensi yang ada maka harus dimanfaatkan secara optimal
dengan melakukan pengolahan yaitu produk olahan kerupuk ikan gabus. Hingga
tahun 2013 pelaku usaha perikanan (Rumah Tangga Produksi) yang masih aktif
telah membawa perubahan terhadap para pengolah kerupuk ikan gabus sungai
batang ilir.
B. Perumusan Masalah
2
3
Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagai bahan masukan dalam upaya lebih
meningkatkan berbagai produk olahan dari ikan serta untuk dikelola lebih
tersebut.
3
4
Ikan gabus merupakan salah satu ikan potensial yang memiliki kandungan
bahwa ikan gabus sangat kaya akan albumin, salah satu protein penting. Albumin
diperlukan tubuh manusia setiap hari, ikan tersebut memiliki protein yang sangat
tinggi, ikan ini merupakan sumber albumin bagi penderita hipoalbumin (rendah
albumin) dan luka. Baik luka pasca operasi maupun luka bakar. Selain itu
Menurut Ansar (2010) dalam 100 gram ikan gabus terkandung energi 74 kkal,
lemak 1,7 gr, kalsium 62 mg, phosphor 176 mg, besi 0,9 mg.
memberikan nilai tambah dan meningkatkan jenis olahan ikan, sehingga bisa
dikonsumsi semua kalangan baik orang tua, dewasa maupun anak-anak maka
dilakukan pengolahan ikan Gabus dalam bentuk kerupuk ikan. Kerupuk ikan
merupakan salah satu jenis makanan ringan yang sudah cukup dikenal oleh
masyarakat, karena mempunyai rasa yang lezat dan gurih sehingga banyak disukai
oleh masyarakat. Selain dapat dimakan sebagai makanan selingan seperti halnya
makanan cemilan, kerupuk ikan juga dapat dikonsumsi sebagai lauk pauk bersama
nasi serta juga dapat menghasilkan nilai tambah dan penganeka ragaman jenis
mengakibatkan terjadinya pemindahan milik suatu barang maupun jasa sejak dari
4
5
tidak efisien dilihat dari pihak produsen dan konsumen atau dengan kata lain
sistem pemasaran belum memberi kepuasan bagi produsen dan konsumen , juga
sistem pemasaran itu belum memberikan pendapatan yang wajar bagi produsen,
pemasaran.
pelindung bagi produsen dan konsumen dalam arti produsen mendapat bagian
terbesar dari harga minimal atau lebih dari biaya produksi dab selanjutnya bisa
mendapatkan hasil yang bermutu tinggi dengan harga yang layak dan terjangkau
seorang warga masyarakat adalah hasil penjualan faktor- faktor produksi yang
Pendapatan pedagang adalah nilai seluruh barang yang dijual dengan biaya atau
pendapatan adalah produksi seluruh barang dan jasa dikurangi nilai yang
digunakan untuk suatu produksi barang dan jasa tersebut, selanjutnya pengeluran
tetap adalah pengeluaran dalam suatu usaha yang tidak tergantung pada besarnya
5
6
produksi, sedangkan pengeluaran tidak tetap adalah biaya yang dapat berubah-
ubah apabila skala usahanya berubah. Dalam hal ini berarti pendapatan
dipengaruhi oleh jumlah biaya yang dikeluarkan dalam produksi. Secara umum
terlepas pada biaya produksi yang terdiri atas biaya tetap dan tidak tetap. Apabila
jumlah semua faktor produksi yang digunakan selalu berubah- ubah, maka biaya
adalah selisih harga barang yang dijual dengan jumlah biaya produksi. Dalam hal
ini keuntungan (profit) tentu saja berbeda dalam setiap lembaga pemasaran
total dan total biaya. Biaya ini dalam banyak kenyataan dalam diklasifikasikan
menjadi dua hal yaitu biaya tetap (Fixed cost) dan biaya tidak tetap (Variabel
Cost).
6
7
Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya produksi karena penggunaan faktor
produksi yang tetap, sehingga biaya tetap yang ditanamkan dapat dipakai
Biaya Variable (Variabel Cost) adalah biaya yang dikeluarkan akibat dari
Biaya Total (Total Cost) adalah biaya produksi yang didapatkan dari
Dalam persepsi ini biaya tetap diartikan biaya atau semua biaya yang
kecilnya atau tinggi rendahnya output yang akan dihasilkan. Biaya variable
merupakan biaya yang besar kecilnya berhubungan sangat erat dengan besar
kecilnya atau tinggi rendahnya output yang akan diperoleh. Dengan kata lain,
biaya variable ini bervariasi sesuai yang terjadi pada output yang diperoleh.
pemasaran dapat dilihat berapa besar keuntungan atau pendaptan diperoleh oleh
terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Untuk memberikan gambaran
Menurut (Arie. Usni, 2003) analisis titik impas (Break Even Point) adalah
7
8
berapa suatu usaha tidak mengalami kerugian ataupun tidak memperoleh laba.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan mencapai
pendekatan volume produksi yang diperoleh dari biaya total dibagi harga
jual perunit dan pendekatan harga produksi yang didapat dari biaya total dibagi
produksi total, serta untuk mengetahui imbangan penerimaan dan biaya dari usaha
Kecil dan Menegah (UMKM). Lembaga tersebut berbadan hukum serta dapat
memperoleh jasa layanannnya. Jasa yang diberikan adalah jasa konsultasi dalam
terjadinya penyaluran dana bank kepada UMKM tersebut (Indra Utama, SE.,
MM.,2014).
8
9
produk kerupuk ikan gabus. Pennyuluhan ini meliputi tahap persiapan, survei
B. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode survei dan
Husein Umar (2001) survei merupakan salah satu metode deskriptif dimana survei
ini digunakan untuk mengukur gejala – gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa
gejala – gejala tersebut ada, sehingga tidak perlu diperhitungkan hubungan antara
variabel – variabel karena hanya menggunakan data yang ada untuk pemecahan
yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnnya dan juga untuk
sampling terhadap hal – hal yang nyata dan tidak nyata, sedangkan wawancara
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau
perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang
9
10
D. Analisis Data
Π = TR – TC
harga).
pembina. KKMB telah membawa perubahan terhadap para pengolah kerupuk ikan
pelaku usaha perikanan (Rumah Tangga Produksi) yang masih aktif selaku
produksi yang lebih lengkap cenderung menghasilkan volume produksi yang lebih
bamyak, yakni rata-rata lebih dari 200 kg/bulan dan bahkan mencapai rata-rata
800 kg/bulan, sedangkan pengolah yang menggunakan modal sendiri (kurang dari
2 juta rupiah) cenderung menghasilkan volume produksi rata-rata kurang dari 200
kg/bulan.
10
11
E. Monografi Wilayah
Secara umum keadaan Desa Sungai Batang Ilir bertopografi datar sampai
landau yang merupakan daerah rendah dengan kemiringan < 1%. Ketinggian
tempat dari permukaan laut sekitar antara 0-7 m dpl yang pada saat tertentu air
sungai mengenai daerah ini secara periodek, terutama pada musim penghujan.
2. Data Sosial
Agama dan kepercayaan yang dianut oleh penduduk Desa Sungai Batang
Ilir seluruhnya beragama Islam. Keadaan sarana ibadah yanga da di Desa Sungai
Batang Ilir adalah Mushalla atau langgar sebanyak 5 buah. Suku bangsa penduduk
Desa Sungai Batang Ilir didominasi oleh Suku Banjar sebanyak 1884 dan Suku
Bugis dan jawa hanya sebanyak 10 jiwa. Dan adat istiadat masyarakat Desa
Sungai batang Ilir sangat dipengaruhi oleh agama yang mereka anut yaitu agama
3. Data Ekonomi
Mata pencaharian penduduk Desa Sungai batang Ilir yang dominan adalah
bergerak pada bidang pertanian sebanyak 160 jiwa, sisanya bergerak dibidang
industry pengolahan sebanyak 7 jiwa, perdagangan sebanyak 75 jiwa, dan jasa &
11
12
A. Hasil
Batang Ilir.
hasil perikanannya.
B. Pembahasan
Ikan Gabus ini tidak hanya membikin ikan Kering saj. Namun, bisa mengkreasi
hasil perikanannya. Banyaknya ikan gabus yang terdapat di Desa Sungai Rngas
tersebut akan lebih mudah untuk mengolah Kerupuk Ikan Gabus tersebut.
Harga Ika Gabus di Desa Sungai batang Ilir tersebut diketahui tidak terlalu
mahal jadi pengolahan kerupuk ikan gabus akan terlaksana dengan baik.
12
13
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Agama dan kepercayaan yang dianut oleh penduduk Desa Sungai Batang
Sungai Batang Ilir adalah Mushalla atau langgar sebanyak 5 buah. Suku
bangsa penduduk Desa Sungai Batang Ilir didominasi oleh Suku Banjar
sebanyak 1884 dan Suku Bugis dan jawa hanya sebanyak 10 jiwa.
mudah memulai usaha nya dengan cara Pembuatan Kerupuk Ikan Gabus.
oleh-oleh Desa tersebut yaitu Kerupuk Ikan Gabus yang enak dan lezat.
F. Saran
Desa Sungai Batang Ilir yang telah dilaksanakan diharapkan para peserta
13