Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
Satsumaimo - PAKAN PENGUAT WARNA
PADA IKAN KOI (Cyprinus carpio) DARI UBI JALAR KUNING
YANG EKONOMIS

Diusulkan oleh:
Yuni Setyaningrum Wijayanti
135080500111038
Absen 6 (BO6)
2013

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................2
RINGKASAN.........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................5
1.3 Tujuan...........................................................................................................5
1.4 Luaran yang Diharapkan..............................................................................5
1.5 Kegunaan......................................................................................................6
BAB II KEMANDIRIAN DALAM BERBISNIS................................................7
2.1 Pentingnya Kemandirian dalam Berbisnis...................................................7
2.2 Penerapan Jiwa Kemandirian dalam Berbisnis Satsumaimo.......................7
BAB III ATTITUDE DALAM BERBISNIS.......................................................10
3.1 Pentingnya Attitude dalam Berbisnis.........................................................10
3.2 Penerapan Attitude yang Baik dalam Berbisnis Satsumaimo....................10
BAB IV INTRAPRENEURSHIP DALAM BERBISNIS.................................12
4.1 Penerapan Jiwa Intrapreneneurship dalam Berbisnis Satsumaimo............12
BAB V LANGKAH MEMULAI BISNIS DAN PENCAPAIAN
KESUKSESAN.....................................................................................................13
5.1 Langkah Memulai Bisnis...........................................................................13
5.2 Pencapaian Kesuksesan dalam Berbisnis Satsumaimo..............................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17
LAMPIRAN .........................................................................................................18

RINGKASAN
Yuni Setyaningrum Wijayanti (135080500111038) . Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Brawijaya. Email: yunisetyaningrumw.ysw@gmail.com.
Satsumaimo - Pakan Penguat Warna pada Ikan Koi (Cyprinus Carpio) dari Ubi
Jalar Kuning yang Ekonomis.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peranan ikan koi sebagai salah satu ikan hias semakin populer dengan
semakin banyaknya peminat dan pemelihara ikan koi di Indonesia. Hal ini
dikarenakan selain untuk hobi ikan koi juga sangat berpotensi sebagai lahan bisnis
ditambah lagi semakin banyaknya kontes keindahan ikan koi yang ada. Oleh
sebab itu kualitas ikan koi sangat menentukan harga jual ikan tersebut. Menurut
Pinandoyo (2005), nilai ekonomis ikan koi ditentukan oleh kualitas pigmen yang
dapat dilihat dari corak warna yang ada pada tubuh ikan koi. Ikan koi yang
memiliki corak warna yang cerah memiliki harga jual yang lebih tinggi.
Produksi ikan koi terbesar di Indonesia yaitu terletak di Provinsi Jawa Timur
tepatnya di Kabupaten Blitar yang menghasilkan jumlah Ikan koi sebanyak 40
juta ekor per tahun dengan luas lahan budidaya ikan koi sebesar 200 hektar. Blitar
memiliki sentral budidaya ikan koi di Kecamatan Legok (Kominfo JATIM, 2011).
Kawasan ini sudah menjadi kawasan Minapolitan. Produksi pada tahun ini
mencapai 212.238750 ekor per tahun dan ini memberikan kontribusi untuk
menempatkan Indonesia pada posisi ketiga eksportir ikan hias didunia (KKP,
2014).
Dalam memelihara ikan koi ada beberapa cara untuk meningkatkan
kecerahan warna pada ikan koi. Salah satu faktor penting disamping gen ikan itu
sendiri adalah bahan pakan. Bahan pakan yang memiliki kandungan gizi dan beta
karoten tinggi dapat meningkatkan pigmen pada ikan koi sehingga warna ikan koi
akan tampak lebih cerah. Bahan pangan lokal yang kaya beta karoten perlu
digunakan untuk pembuatan pakan ikan koi untuk membatu meningkatan kualitas
ikan koi. Ubi jalar kuning merupakan salah satu bahan pangan lokal yang kaya
akan beta karoten. Kandungan beta karoten pada ubi jalar kuning sebesar 9675 SI
dalam 100 gram ubi (Imandira, 2013).
Produksi ubi jalar kuning di Indonesia melimpah sekitar 1.886 ton pertahun,
tetapi tingkat konsumsi masih tergolong rendah yaitu sekitar 1,4-17% (Imandira,
2013). Penggunaan ubi jalar sebagai pakan ikan koi dapat menjadi alternatif

optimalisasi pemanfaatan ubi jalar kuning untuk meningkatkan nilai jual ubi jalar
kuning karena lebih fleksibel dan praktis dalam pengolahan produk.
Penambahan karotenoid memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat
perubahan pigmen merah dan kuning pada ikan koi. Warna kuning disebabkan
oleh adanya sel pigmen atau kromatophor yang disebut xanthophora, dengan
semakin besar kandungan karotenoid dalam tubuh ikan, semakin kontras pula
pigmen ikan. Hal ini menunjukkan bahwa pigmen yang terkandung dalam tubuh
ikan sangat dipengaruhi oleh karotenoid khususnya beta karoten pada tepung labu
kuning (Utami, 2013).
1.2 Perumusan Masalah
Dari belakang diatas didapat rumusan masalah yakni sebagai berikut.
Bagaimana formulasi pakan yang tepat dalam pembuatan pakan ikan

koi?
Bagaimana

meningkatkan kecerahan warna ikan koi?


Bagaimana cara memasarkan produk ke pembudidaya ikan koi?
Bagaimana menjaga eksistensi produk di kalangan pembudidaya ikan

efektivitas

pemanfaatan

ubi

jalar

kuning

dalam

koi demi keberlanjutan usaha?


1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin digapai yakni:
Mengetahui pemanfaatan ubi jalar kuning terhadap peningkatan warna

ikan koi.
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa untuk

mendorong terciptanya wirausahawan muda.


Membantu meningkatkan kualitas hasil produksi budidaya ikan koi.
Ikut serta dalam pengembangan pemanfaatan bahan lokal.

1.4 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan yakni:
Terwujudnya pakan Satsumaimo dalam bentuk pakan kemasan.
Mengoptimalkan bahan pangan lokal sebagai pakan ikan.
Menarik perhatian pembudidaya ikan koi dengan adanya pakan

penguat warna Satsumaimo.


Usaha pakan Satsumaimo dapat berkelanjutan dengan membuka
rumah produksi.

1.5 Kegunaan

Dari kegiatan ini diharapkan akan mendapatkan manfaat, diantaranya yakni:


Dapat membuat pakan penguat warna berbahan ubi jalar kuning yang

bernilai ekonomis.
Memberikan alternatif pakan bagi pembudidaya ikan koi untuk dapat

menekan biaya produksinya.


Melatih jiwa muda mahasiswa berkarir di dunia usaha.
Memotivasi seluruh mahasiswa untuk dapat membuka lapangan
pekerjaan guna membantu meningkatkan kualitas hasil pembudidaya
ikan koi di Indonesia.

BAB 2
KEMANDIRIAN DALAM BERBISNIS

2.1 Pentingnya Kemandirian dalam Berbisnis


Seorang wiraswasta harus memiliki sikap mandiri untuk memenangkan
persaingan pasar. Orang yang memiliki sikap mandiri tidak mengandalkan orang
lain sehingga ia lebih mengoptimalkan kemampuan dirinya sendiri. Jika dalam
segala hal, kita tak mampu berbuat, kecuali ada pertolongan orang lain, maka kita
bergantung pada orang lain. Dalam berwiraswasta sebaiknya dimulai dengan tidak
mengandalkan orang lain. Kemandirian dalam berwiraswasta diperlukan untuk
mengoptimalkan kemampuan kita melalui kerja keras, keuletan, inisiatif,
tanggung jawab, dan daya saing agar senantiasa dengan ide-ide kreatif yang ada
serta mampu tidak mengandalkan orang lain di dalam menjalankan usaha atau
bisnis kita.
Namun, yang tidak kalah penting yakni membangun hubungan saling
tergantung satu sama lain yang menggambarkan pentingnya interaksi, hubungan
dan komunikasi kita dengan komunitas. Dengan demikian, kita dapat memperluas
ilmu pengetahuan, meningkatkan semangat, meningkatkan aura persaingan pasar
yang baik serta meninjau sejauh mana bisnis kita telah berjalan. Diharapkan,
dengan membangun hubungan tergantung satu sama lain dapat mengembangkan
pemahaman kita atas kekurangan dan kelebihan partner bisnis kita. Seorang
wiraswasta juga harus dapat melakukan hubungan timbal balik partner bisnisnya
agar kelangsungan bisnisnya dapat berjalan dengan baik.
2.2 Penerapan Jiwa Kemandirian dalam Berbisnis Satsumaimo
Dalam berbisnis Satsumaimo beberapa hal yang telah dilakukan terkait
penerapan jiwa kemandirian dalam berbisnis yakni:
1. Melihat permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Hal pertama yang
dilakukan dalam memulai bisnis Satsumaimo yakni dengan melihat
permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar kita. Sehingga,
kita dapat mengetahui produk atau jasa apa yang dibutuhkan oleh
7

masyarakat. Dalam melihat permasalahan yang ada di lingkungan sekitar,


kita memerluka insting yang kuat serta keyakinan bahwa produk yang kita
ciptakan benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat luas. Dalam menciptakan
produk harus benar-benar melakukan analisis pasar dengan baik agar bisnis
dapat berjalan dengan baik serta dapat terus berkembang.
2. Membangun konsep bisnis Satsumaimo. Setelah mendapatkan ide bisnis
yang akan kita ciptakan maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah konsep
bisnis. Konsep bisnis Satsumaimo dimulai dari membuat formulasi pakan
yang terbaik, proses pengemasan, hingga konsep pemasaran. Selain itu
dalam membuat konsep produk, perlu dilakukan analisis target pasar serta
bagaimana cara kita untuk memasarkan produk ke pasar.

Gambar 1. Salah Satu Konsep Design Kemasan Satsumaimo


3. Mempelajari konsep dasar bisnis. Satsumaimo telah dianalisis dengan
konsep analisis SWOT secara mandiri oleh pengganggas. Dengan
menganalisis dengan konsep analisis SWOT kita dapat mengatahui sejauh
mana kelayakan usaha serta dapat melakukan antisipasi untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang ada.

4. Berani

mengambil

resiko.

Berani

mengambil

resiko

yang

telah

diperhitungkan dengan baik merupakan kunci awal dalam dunia usaha.


Selain itu, resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak
memberikan peluang keberhasilan. Tidak banyak orang yang berani
mengambil resiko dalam menjalankan bisnis. Dalam pengimplementasian
Satsumaimo, segala resiko yang mungkin akan muncul telah diperhitungkan
penggagas dengan baik. Selain itu, penggagas telah memberikan solusi
untuk mengatasi berbagai resiko atau pun hambatan yang ada.
5. Melakukan konsultasi dengan ahli pakan atau pun pecinta koi. Satsumaimo
telah dikonsultasikan dengan ahli pakan (dosen-dosen pembimbing) atau
pun pecinta koi, kita dapat mendapatkan nasehat-nasehat yang baik. Namun
penentuan tindakan yang akan diambil tetap berdasarkan suara pemikiran
kita dengan pertimbangan nasehat-nasehat tersebut.
6. Kerja keras. Kerja keras memang penting bagi keberhasilan suatu bisnis.
Namun, hal yang tidak kalah penting yakni bekerja cerdas (smart work).
Penggagas lebih mengefisienkan waktu dalam menjalankan bisnis ini.
Sehingga bisnis Satsumaimo berjalan lebih efektif dan efisien. Dalam
bekerja keras dan bekerja cerdas tentu memerlukan fokus yang baik dalam
prospek bisnis ini.
7. Mencari teman sebanyak mungkin. Dengan memiliki teman kita dapat
memperluas jaringan bisnis kita. Memperbanyak teman dengan mengikuti
suatu forum pecinta koi merupakan salah satu cara penggagas untuk
mewujudkan bisnis yang akan digelutinya. Dengan memperbanyak teman,
kita dapat mendapatkan ilmu yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya,
dapat memberi masukan-masukan, serta dapat membantu kita saat
mengalami kegagalan.
8. Menghadapi kegagalan. Bagi seorang wiraswasta kegagalan merupakan
cambuk baginya untuk terus maju dan berkembang. Satsumaimo juga telah
mengalami beberapa kali kegagalan saat melakukan formulasi komposisi
pakan yang tepat. Namun, hal ini diatasi dengan memupuk semangat yang
9

dibarengi dengan kerja keras serta kerja cerdas. Penggagas selalu pada
dirinya bahwa kegagalan merupakan suatu keberhasilan yang tertunda.

10

BAB 3
ATTITUDE DALAM BERBISNIS

3.1 Pentingnya Attitude dalam Berbisnis


Kegagalan seorang wiraswasta dapat disebabkan karena ia tidak bersikap
positif menanggapi apa yang datang pada bisnis, khususnya yang berhubungan
dengan perubahan lingkungan bisnis yang harus ditanggapi secara cepat dan tepat.
Setiap wiraswatsa harus bisa meningkatkan attitude mereka dalam berbisnis.
Sikap-sikap yang benar dalam berbisnis harus mulai dipahami dan bagaimana
dampaknya terhadap usaha yang dijalankan. Seringkali wiraswasta yang tidak
memiliki attitude yang baik dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang attitude
yang relevan dengan bisnis yang digelutinya.
Salah satu cara untuk meningkatkan attitude yakni dengan banyak membaca
buku-buku dan artikel yang relevan dengan attitude yang benar. Hal ini akan
memberikan pelajaran dan pengalaman kepada mereka. Selain itu, membaca
sejarah para wiraswatsa yang telah sukses dapat menjadi pilihan. Perjalanan
panjang yang harus dilewati pengusaha sukses akan memberikan nilai pelajaran
yang luar biasa untuk diambil pelajarannya. Dengan membaca perjalanan bisnis
seorang pengusaha sukses maka akan memberikan kemudahan dalam memahami
attitude. Oleh karena itu, seorang wiraswatsa harus fokus pada pengembangan
sikap atau attitude mereka agar bisa mendapatkan kesuksesan dalam bisnis itu
sendiri.

3.2 Penerapan Attitude dalam Berbisnis Satsumaimo


Dalam suatu bisnis attitude yang baik sangat menentukan keberhasilan
bisnis tersebut. Dengan melakukan pendekatan yang baik, 70% calon konsumen
akan membeli produk yang akan dijual. Pengamatan yang dilakukan oleh pebisnis
mengenai aspek-aspek yang diinginkan oleh konsumen yakni: kualitas barang
yang di jual, harga yang kompetitif, pelayanan penjualan, dan garansi.

11

Saat melakukan pemasaran, penggagas melakukan pendekatan yang baik


kepada konsumen (pembudidaya maupun pecinta koi). Kejujuran kepada
kosumen merupakan hal yang penting. Proses pengenalan produk Satsumaimo
dilakukan dengan tidak melebih-lebihkan keunggulan produk serta tidak
menjatuhkan produk pakan penguat warna lainnya. Selain itu, penentuan harga
pakan Satsumaimo ditentukan dengan berbagai pertimbangan yang adil, baik bagi
produsen dan konsumen.
Pada saat pengenalan produk, penggagas menggunakan bahasa yang baik
dan komunikatif. Sehingga konsumen akan lebih tertarik untuk melakukan
interview mengenai produk dan melakukan pembelian. Diupayakan, informasi
produk yang disampaikan sesuai dengan kondisi produk yang sesungguhnya
sehingga konsumen akan lebih mempercayai produk yang kita tawarkan. Selain
itu, menunjukkan wajah yang ramah merupakan salah satu cara kami menawarkan
produk kepada konsumen.
Dalam proses produksi hingga pemasaran, perlu pertimbangan yang baik
dan tepat untuk menjalankan strategi bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal
ini dilakukan untuk mengoptimalkan pendapatan sehingga dapat menghasilkan
keuntungan yang besar. Selain itu, penggagas juga mewaspadai dan menghindari
kejahatan yang mungkin akan dilakukan oleh pesaing bisnis. Misalnya munculnya
produk yang meniru ide yang telah diciptakan, maka lakukan variasi produk yang
diciptakan untuk membedakan Satsumaimo dengan produk yang lain.
Apabila target penjualan tidak tercapai, maka penggagas melakukan
pemasaran yang lebih intensif dan melakukan sistem yang penggagas sebut
hutang jual. Yang dimaksud disini adalah ketika penjualan tidak mencapai target
hingga jam pemasaran yang telah ditentukan, maka target yang belum tercapai
akan diakumulasikan diesok harinya. Dengan demikian, kreatifitas untuk
melakukan pemasaran dengan cara yang baru akan terasah. Berani mencoba hal
yang baru merupakan salah satu kunci keberhasilan.

12

BAB 4
JIWA INTRAPRENEURSHIP DALAM BERBISNIS

4.1 Penerapan Jiwa Intrapreneneurship dalam Berbisnis Satsumaimo


Dalam rangka pencapaian kesuksesan produk Satsumaimo, maka perlu
dibentuk suatu tim. Tim tersebut merupakan aggota-anggota perusahaan
Satsumaimo. Anggota-anggota ini merupakan rekan-rekan bisnis yang dapat
membantu dalam proses produksi hingga pemasaran produk. Adapun anggota tim
akan direkrut dari rekan sejawat, rekan pembudidaya ataupun pecinta koi.
Penentuan anggota tim dimaksudkan untuk memudahkan alur konfirmasi,
memudahkan alur pembagian tugas, memudahkan pemasaran, hingga pembagian
pendapatan.
Sebagai penggagas ide, saya bekerja sebagai sosok yang professional.
Kemauan untuk maju dalam pengembangan bisnis Satsumaimo terus dipupuk
untuk menjaga komitmen produk. Sebagai penggagas, saya juga melakukan
pendekatan yang baik kepada rekan-rekan tim. Hal ini dilakukan untuk menjaga
komunikasi yang baik serta membangun aura bisnis yang positif. Dalam rangka
menjaga komunikasi yang baik antara penggagas dan rekan-rekan tim, penggagas
juga memberikan hak yang semestinya rekan tim dapatkan seperti pembagian
hasil keuntungan, waktu kerja dalam menjalankan startegi bisnis, serta
memberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat. Memanusiakan manusia
adalah prinsip utama penggagas untuk mewujudkan intrapreneurship.
Selain itu manajemen strategi pemasaran produk dengan baik juga
dilakukan. Promosi dan pemasaran dilakukan dengan ritme yang beraneka ragam
untuk meningkatkan penjualan. Promosi dan pemasaran Satsumaimo pada tahap
awal dengan cara menyebarkan brosur, spanduk yang ditempatkan di tempattempat yang strategis, melalui pendekatan yang baik kepada pembudidaya ikan
koi, dan juga melalui media sosial seperti facebook atau pun website. Selain itu
metode partnership akan diterapkan untuk membidik pesanan dalam jumlah besar
dengan pemerintahan atau swasta. Untuk memperbesar profit, Satsumaimo juga
akan dipasarkan melalui direct selling. Yang masing-masing tugas kegiatan
pemasaran telah dibagikan kepada tim Satsumaimo.
13

BAB V
LANGKAH MEMULAI BISNIS
DAN PENCAPAIAN KESUKSESAN

5.1 Langkah Memulai Bisnis


Dalam proses produksi Satsumaimo terdapat beberapa tahapan pekerjaan
yang perlu dilakukan, yakni: tahap persiapan dan survey pasar, pengadaan alat dan
bahan, pembuatan produk, promosi, penjualan produk, evaluasi usaha, evaluasi
kegiatan, dan laporan pertanggungjawaban.
a. Tahap persiapan dan survey pasar.
Pada tahap ini diawali dengan survey lokasi penjual dan harga bahan
baku pakan yang terdekat dengan lokasi target pemasaran, yakni Kabupaten
Blitar. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya transportasi serta
memudahkan melakukan pemantauan agar mendapatkan bahan baku yang
berkualitas baik.
b. Tahap pengadaan alat dan bahan.
Setelah dilakukan survey harga dan lokasi, maka pegadaan alat dan
bahan pun dilakukan. Adapun alat dan bahan yang diperlukan antara lain:
nampan, timbangan, ayakan, pisau, penggiling, alat cetak pellet. Sedangkan
bahan yang digunakan antara lain: ubi jalar, tepung ikan, tepung terigu,
telur, dan air.
c. Tahap pembuatan produk.
Pakan Satsumaimo dibuat dalam beberapa tahap yakni proses
pembuatan tepung ubi jalar kuning dan pembuatan pelet ikan. Satsmaimo
memiliki formulasi 40% ubi jalar kuning, 50% tepung ikan, 5% tepung
terigu, 5% kuning telur. Pakan akan diproduksi sebanyak 2 ton. Tahap-tahap
produksi Satsumaimo (Lampiran 2.). Ubi jalar kuning yang telah disiapkan
dicuci dan dikupas lalu dipotong kecil-kecil. Kemudian, ubi jalar
dikeringkan selama 3 hari sampai kering. Setelah kering ubi jalar digiling
dan diayak. Setelah menjadi tepung, campur bahan-bahan seperti tepung ubi
jalar kuning, tepung ikan, tepung terigu, hingga merata. Kemudian dicampur
14

dengan air dan telur sebagai perekat. Selanjutnya adonan dicetak dengan
pencetak pelet dengan ukuran yang diinginkan dan dikeringkan pelet selama
1 hari. Setelah pelet kering, maka dimasukan dalam kemasan per 250 gr.
d. Tahap promosi.
Promosi pada tahap awal dengan cara menyebarkan brosur, spanduk
yang ditempatkan di tempat-tempat yang strategis, melalui pendekatan yang
baik kepada pembudidaya ikan koi, dan juga melalui media sosial seperti
facebook atau pun website. Selain itu metode partnership akan diterapkan
untuk membidik pesanan dalam jumlah besar dengan pemerintahan atau
swasta.
e. Tahap penjualan produk.
Penjualan produk akan dilakukan secara langsung atau pun tak
langsung.

Dengan

dilakukannya

direct

selling

diharapkan

dapat

memperbesar profit. Direct selling dilakukan dengan pembudidaya ikan koi


secara langsung atau pun melalui pameran kontes ikan koi. Sedangkan
penjualan secara tak langsung yakni dengan cara menitipkan produk ke
koperasi atau pun ke kelompok tani.
f. Tahap evaluasi usaha.
Tahap ini dilakukan perhitungan pemasukan dan pengeluaran usaha.
Selain itu evaluasi strategi juga dilakukan guna mengetahui optimal atau
tidaknya strategi tersebut.
g. Tahap evaluasi kegiatan.
Evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana usaha ini
berjalan.
h. Tahap laporan pertanggungjawaban.
Laporan pertanggungjawaban diberikan setelah akhir periode kegiatan.
5.2 Upaya Pencapaian Kesuksesan
Mengingat akan pentingnya pakan dalam suatu kegiatan budidaya, maka
tidak menutup kemungkinan bahwa pakan Satsumaimo akan diterima oleh
pembudidaya. Pakan Satsumaimo tentu akan menjadi pertimbangan tersendiri
15

untuk meningkatkan kualitas hasil produksi mereka dengan harga yang


terjangkau. Tempat pemasaran yang akan menjadi fokus penjualan Satsumaimo
antara lain:

Pembudidaya ikan koi

Pedagang pengecer ikan koi

Berbagai kontes ikan koi

Kelompok Tani

Dinas Koperasi

Promosi dan pemasaran Satsumaimo pada tahap awal dengan cara


menyebarkan brosur, spanduk yang ditempatkan di tempat-tempat yang strategis,
melalui pendekatan yang baik kepada pembudidaya ikan koi, dan juga melalui
media sosial seperti facebook atau pun website. Selain itu metode partnership
akan diterapkan untuk membidik pesanan dalam jumlah besar dengan
pemerintahan atau swasta. Untuk memperbesar profit, Satsumaimo juga akan
dipasarkan melalui direct selling.
Setelah usaha ini berkembang dan memiliki tingkat permintaan yang tinggi,
langkah yang selanjutnya diambil adalah mematenkan Satsumaimo. Selain itu
juga mempertahankan kualitas pakan, memperluas jaringan usaha, memperluas
pemasaran, dan membuat rumah produksi di Blitar.

16

DAFTAR PUSTAKA

Imandira P. A. N. 2013. Pengaruh Substitusi Tepung Daging Ikan Lele Dumbo


(Clarias gariepinus) dan Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.)
Terhadap Kandungan Zat Gizi dan Penerimaan Biskuit Balita Tinggi
Protein dan Beta Karoten. Artikel Penelitian Universitas Diponegoro.
KKP.

2014.
Profile
Minapolitan
Budidaya.
http://semilir.kkp.go.id/
index.php/arsip/c/25/Minapolitan-Budidaya-Kab.-Blitar/?category_id
Diakses Pada Tanggal 27 September 2015.

Kominfo JATIM. 2011. Indonesia Peringkat ke 3 Eksportir Ikan Hias di Dunia


http://kominfo.jatimprov.go.id/watch/28460 Diakses Pada Tanggal 27
September 2015.
Pinandoyo. 2005. Pengaruh Berbagai Kadar Carophyll Pink dan Tepung Wortel
dalam Pakan Buatan Terhadap Kecerahan Ikan Oscar (Astronotus
ocellatus Cuvier). http://eprints.undip.ac.id/21986/1/435-ki-fpik-06 a.pdf.
diakses pada tanggal 27 September 2015.
Utami D. A. T, Y. Aida. F. S. Pranata. 2013. Variasi Kombinasi Tepung Labu
Kuning (Cucurbita moschata D.) pada Tepung Azolla (Azolla pinnata
R.br.) Pada Kecerahan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio L.) Naskah
Pulikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

17

LAMPIRAN
Lampiran 1. Tahap Produksi Pembuatan Produk

Perbandingan Komposisi
Pakan Ikan
18

19

Anda mungkin juga menyukai