Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu sektor yang menggerakan perekonomian Indonesia, adalah
sektor perikanan. Produk perikanan Indonesia merupakan salah satu penyumbang
terbesar devisa Negara. Tidak hanya perikanan lautan tapi juga dari ternak ikan
tawar. Terlebih lagi peningkatan pada konsumsi ikan dimasyarakat saat ini. Meski
saat ini konsumsi ikan lebih banyak dipasok oleh ikan laut, namun pada tahun 2018
produksi ikan air tawar akan menyalip produksi perikanan tangkap, hal ini karena
adanya overfishing yang menyebabkan berkurangnya populasi ikan dilautan. Maka
dari hal tersebut banyak masyarakat mulai memternakkan jenis ikan tawar, yang
dapat dikembangbiakan, sebagai salah satu usaha yang menjanjikan.
Menurut laporan Badan Pangan PBB, pada tahun 2021 konsumsi ikan perkapita
penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg per tahun. Indonesia sebagai negara dengan
jumlah penduduk yang sangat besar merupakan pasar potensial untuk produk
perikanan. Hal ini membuka peluang bagi para peternak ikan untuk
mengembangkan usahanya. Begitupun yang dikembangkan para peternak ikan
tawar Di Desa Penyaringan Jembrana.
Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana,
merupakan desa yang kaya akan sumber daya alamnya, desa ini dibagi atas 13
banjar. Wilayah desa ini kebanyakan berupa tanah pertanian yang ditanami padi
dan tanaman kebun. Ada banyak sumber daya yang dikembangkan di desa ini,
mulai dari perkebunan, pertanian dan juga peternakan. Masyarakat Desa
Penyaringan membentuk sebuah kelompok untuk menjalankan berbagai sector baik
pertanian, perkebunan dan peternakan. Salah satu peternakan yang cukup aktif dan
mengalami peningkatan dalam usahanya adalah Ternak Lele yang berada di Br.
Sembung Desa Penyaringan yang bernama Kelompok Ternak Ikan Lele Sri Danu.
Dengan lele yang menjadi makanan yang digemari masyarakat diberbagai kalangan
masyarakat menjadikan usaha lele ini cukup menjanjikan bagi warga yang
bergabung dalam kelompok ternak lele ini untuk mengembangkan usahanya.
Dalam hal ini peneliti melihat adanya fluktuasi dalam penjualan ikan ternak lele,

1
banyak factor yang mempenggaruhi terjadinya peningkatan maupun penurunan
penjualan, salah satunya adalah pemasaran yang digunakan. Selain itu tidak bisa
dipungkiri dalam setiap usaha, diperlukannya peran pemasaran didalamnya, tidak
hanya sebagai penggerak usaha, jalur distribusi, akan tetapi juga sebagai strategi
untuk meningkatkan penjualan dari usaha ternak itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa saja peran bauran pemasaran dalam peningkatan penjualan Ternak ikan lele
di Desa Penyaringan?
2. Bagaimana pemasaran yang diterapkan oleh kelompok Ternak ikan lele di Desa
Penyaringan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian, Ternak ternak ikan
lele di Desa Penyaringan
1. Untuk mengetahui peran bauran pemasaran dalam peningkatan penjualan
Ternak lele di Desa penyaringan
2. Untuk mengetahui bagai mana jalannya pemasaran yang diterapkan oleh
kelompok Ternak ikan lele di Desa Penyaringan

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang didapatkan melalui kegiatan penelitian pada Ternak Ikan lele di Desa
Penyaringan, Mendoyo Jembrana antara lain :
1) Bagi Universitas Mahendradatta

1. Dalam kegiatan ini manfaat yang didapat dari Universitas Mahendradatta yaitu :
2. Dapat melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya Dharma ketiga
yaitu pengabdian kepada masyarakat.
3. Perkenalan pada masyarakat, maupun pencintraan positif bagi universitas.

2) Bagi Mahasiswa
1. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan penelitian oleh mahasiswa antara lain :
2. Mahasiswa dapat belajar mendekatkan diri dan berbaur kepada masyarakat

2
3. Mahasiswa dapat melatih diri untuk terjun langsung ke masyarakat dan
mempelajari hal -hal yang ada di Desa Penyaringan
4. Mahasiswa memperoleh pengalaman yang dapat diterapkan dalam kehidupan
nyata atau kehidupan sehari-hari.

3) Bagi Masyarakat
1. Bagi masyarakat Desa Taro diharapkan dapat dibantu dalam permasalahan yang
ada khususnya tentang peningkatan dalam strategi pemasaran, kebersihan,
permasalahan ekonomi, dan lain sebagainya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2014), Pemasaran merupakan suatu kegiatan


yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui suatu
proses pertukaran. Definisi pemasaran lain menurut William J.Stantion (2012)
pemasaran adalah seluruh dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Sasaran pemasaran yang utama adala
menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai unggul dan mmepertahankan
konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan. Jika pemasar melakukan dengan
baik pekerjaan memahami konsumen menciptakan produk yang memberikan nilai
unggul, menetapkan harga mendistribusikan dan mempromosikan dengan efektif,
maka produk-produk tersebut akan terjual dengan mudah.
Menurut Primyastanto (2011), aspek pemasaran berkaitan dengan strategi
pemasaran usaha yakni upaya yang dilakukan oleh pengusaha dalam
mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian hasil produksi.
Aspek pemasaran yaitu menganalisis cara atau strategi agar produk yang dihasilkan
dapat sampai ke konsumen dengan lebih efisien dibanding pesaing. Aspek pasar
mencakup kebutuhan dan keinginan konsumen, segmentasi pasar nilai tambah,
masa hidup produk, struktur pasar, persaingan dan strategi pesaing.
Dari definisi yang dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa
definisi Pemasaran adalah suatu proses sosial dalam kegiatan bisnis, yang bertujuan
untuk memperkenalkan dan juga mnedistribusikan barang atau jasa yang
ditawarkan guna memenuhi kebutuhan dan kepusan konsumen.

2.2 Tujuan Pemasaran

Kotler dan Keller (2009:08) menyatakan tujuan akhir dari pemasaran


adalah mencari laba dan membantu organisasi untuk mencapai tujuannya. Melalui
pemasaran, konsumen tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan pribadi secara sendiri-
sendiri. Dengan pertukaran antara konsumen dengan pelaku pemasaran maka akan

4
ada banyak waktu bagi konsumen untuk melakukan kegiatan yang disukai.
Pemasaran akan dimulai dari proses pemenuhan kebutuhan konsumen yang
kemudian berujung menjadi keinginan konsumen.

2.3 Fungsi Pemasaran

Adapun fungsi-fungsi pemasaran menurut Sudaryono (2016:50), antara lain:


1.Fungsi pertukaran, pembeli akan menukarkan uang maupun barang yang mereka
miliki kepada penjual untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan,

2. Fungsi distribusi fisik, produsen akan memindahkan beberapa produk ke


ketempat lain melalui jalur darat, air, dan udara untuk menjaga kestabilan pasokan
produk kepada konsumen,

3. Fungsi perantara, penjual akan menggunakan jasa distributor atau penyalur untuk
meminimalisir biaya, resiko dll.

2.4 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran adalah suatu himpunan asas secara tepat, konsisten,
dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai pasar sasaran yang dituju
(target market) dalam jangka pendek dan tujuan perusahaan jangka panjang dalam
situasi persaingan tertentu. Dalam strategi pemasaran terdapat strategi bauran
pemasaran yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau
variabel pemasaran. Untuk dapatmencapai sasaran pasar yang dituju dan sekaligus
mencapai tujuan usaha, maka unsur strategi bauran pemasaran tersebut adalah:
produk, harga, tempat, dan promosi (Kotler, 2005).
Langkah awal yang perlu dilakukan perusahaan untuk memasarkan
produknya adalah dengan cara melakukan segmentasi pasar (segmenting),
penentuan target pasar (targetting), dan memposisikan produk (positioning).

2.5 Saluran Pemasaran


Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung
serta terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa yang siap
digunakan atau dikonsumsi. Sebuah saluran pemasaran melakukan tugas

5
memindahkan barang dari tangan produsen ke tangan kosumen. Saluran pemasaran
dikarakteristikkan dengan jumlah tingkat saluran pemasaran. Setiap perantara yang
menjalankan tugas tertentu untuk mengalihkan produk sehingga lebih mendekati
pembeli akhir akan membentuk tingkat saluran karena produsen dan pelanggan
akhir keduanya melakukan tugas tertentu dan termasuk kedalam bagian saluran
pemasaran (Kotler, 2009).
Saluran pemasaran dapat berbentuk sederhana ataupun rumit yang
tergantung dari macam komoditi, lembaga pemasaran dan sistem pasar. Sistem
pasar yang monopoli memiliki saluran pemasaran yang relatif lebih sederhana
dibandingkan dengan sistem pasar yang lain (Soekartawi,1993). Dimana hal
tersebut sejalan dengan pendapat Burhaman dan Widiastuti (2011), yang
menyatakan bahwa panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu
usaha tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Jarak antara produsen dan konsumen, semakin jauh jaraknya maka semakin
panjang saluran pemasaran yang ditempuh produk.
2. Cepat tidaknya produk rusak, semakin produk cepat rusak maka harus
cepat sampai ke konsumen, sehingga menghendaki saluran yang pendek.
3. Skala produksi, jika produksinya skala kecil maka tidak menguntungkan
bila produsen langsung menjualnya ke pasar sehingga saluran pemasaran
yang dilalui cenderung panjang.
4. Posisi keuangan pengusaha, produsen yang posisi keuangannya kuat
cenderung untuk memperpendek saluran pemasaran.

2.6 Bauran Pemasaran


Menurut Kotler dan Keller dalam bukunya Marketing Management (2012),
mendefinisikan bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran perusahaan
yang digunakan untuk mengejar tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Menurut
Nembah (2011) unsur bauran pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran, maka
keempat variabel (4P) harus saling mendukung satu sama lain atau dengan kata lain,
manajemen harus berusaha agar variable -variabel bauran pemasaran atau
Marketing Mix dapat terpandu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1. Produk (product) Menurut Kotler dan Armstrong (2012) produk adalah

6
mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau
jasa yang tepat untuk dipasarkan dan mengubah produk atau jasa yang ada dengan
menambah tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam – macam produk
atau jasa.
2. Harga (price) Menurut Gugup (2011), harga adalah nilai tukar suatu produk yang
dinyatakan dalamsatuan moneter.
3. Tempat (place) Menurut Kotler dan Armstrong (2012), tempat (place)
merupakan faktor tersedianya barang produksi dalam jumlah yang cukup. Aktivitas
perusahaan harus menentukan lokasi, waktu yang tepat untuk setiap produk yang
akan dikeluarkan maupun produk yang telah tersebar.
4. Promosi (promotion) Kotler dan Armstrong (2012) promotion means activities
that communicate the merits of the product and persuade target customers to buy
it. Dimana merupakan aktivitas ekonomi yang memungkinkan untuk
memperkenalkan, menditribusikan, dan menunjukan keunggulan yang dimiliki
produk maupun jasa yang ditawarkan agar menarik keinginan konsumen untuk
membalinya.

2.7 Pengertian Penjualan


Pengertian Penjualan Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk
mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan
kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang
menghasilkan laba. Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena
dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang
diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil
produk yang dihasikan. Penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari
penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa
diperlukan orang-orang yang bekerja dibidang penjualan seperti pelaksanaan
dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.
Menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Ronny A. Rusli dan
Hendra dalam buku ”Manajemen Pemasaran” pengertian penjualan adalah
“Penjualan adalah proses sosial manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, menciptakan, menawarkan,

7
dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Jadi penjualan
adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi atau memuaskan
kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

2.8 Pertumbuhan Penjualan


Menurut Armstrong (2012) pertumbuhan penjualan adalah perubahan
penjualan per tahun. Pertumbuhan penjualan suatu produk sangat tergantung dari
daur hidup produk. Dan juga peningkatan dari jumlah maupun volume yang
didistribusikan ketangan konsumen melalui kegiatan pemasaran. Menurut Daryono
(2011), volume penjualan yaitu ukuran yang menunjukan banyaknya atau besarnya
jumlah barang atau jasa yang terjual. Dengan adanya pertumbuhan atau
peningkatan penjualan itu sendiri akan berdampak pada peningkatan ekonomi
pelaku usaha, guna mencapai tujuan awal organisasi, kelompok atau perusahan
yang menghasilkan laba.

2.9 Ternak Lele


Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah
diTernakkan secara komersial oleh masyarakat Indonesia, umumnya di Pulai Jawa.
Ikan jenis ini tidak pernah ditemukan di sungai, rawa, waduk, sawah, dan telaga.
Ikan Lele merupakan jenis ikan nocturnal, yaitu mencari makan di malam hari. Pada
habitat aslinya, ikan lele mencari pemijahan pada musim penghujan. (Muktiani,
2011). Memternakkan ikan lele sebenarnya banyak memilih keuntungan
diantaranya
a. Lele dapat diternakkan di lahan sempit sekalipun.
b.Ternak lele dapat dilakukan di lahan yang memiliki sumber air yang terbatas
dengan padat tebar tinggi.
c. Teknologi Ternak lele relative mudah dikuasai oleh masyarakat.
d. Pemasaran relative mudah.
e. Modal usaha yang dibutuhkan relative rendah

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai


suatu proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan
penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Pada dasarnya
rancangan penelitian merupakan “blueprint” yang menjelaskan setiap prosedur
penelitian mulai dari tujuan penelitian sampai dengan analisis data. Dimana laporan
yang buat merupakan laporan deskriptif yang berfokus dengan penjelasan maupun
hal-hal yang ditemui dilapangan oleh peneliti melalui observasi maupun wawancara
yang dilakukan oleh salah narasumber yang merupakan salah satu anggota dari
Kelompok Ternak Lele Sari Danu. Rancangan penelitian dibuat dengan tujuan agar
pelaksanaan penelitian dapat dijalankan dengan baik, benar dan lancar. Adapun
rancangan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengidentifikasi masalah
2. Mencari latar belakang masalah
3. Membuat rumusan masalah
4. Melakukan pengumpulan data penelitian
5. Menganalisis data
6. Menarik kesimpulan

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27-29 Januari 2022 yang berlokasi di Desa
Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.

3.3 Objek Penelitian

Yang menjadi objek dipenelitian ini adalah salah satu kelompok Ternak
Lele yang bernama Sari Danu di Desa Penyaringan, dimana berfokus kepada
peranan pemasaran dalam meningkatkan penjualan dari ternak lele.

9
3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam pembuatan laporan ini Adapun beberapa metode pengumpulan data


yang digunakan guna melengkapi isi dari penelitian ini. Menurut Sugiyono
(2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Metode pengumpulan data dapat diperoleh dengan cara :

1. Wawancara, Menurut Esterberg dalam sugiyono (2013:231) wawancara


merupakan pertemuan 2 (dua) orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Dalam
penilitian kali ini peneliti berkesempatan untuk mewawancari salah satu anggota
dari kelompok Ternak ikan lele sekaligus beliau merupakan Kepala Seksi
Kesejahteraan di Desa Penyaringan Putu Marta Pramunadi Prasetya.

2. Observasi, Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa


observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini peneliti berkesempatan
melihat langsung lokasi kolam maupun tambak lele yang diternakkan.

3. Dokumentasi, Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan


peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-
lain. Saat melakukan observasi langsung peneliti mengambil beberapa dokumentasi
berupa gambar agra memudahkan kelengkapan dalam laporan.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain (Bogdan dalam sugiyono, 2013:244).

10
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis Deskriptif Kualitatif adalah teknik
dengan cara menguraikan masalah yang ada kemudian membandingkan dengan
teori yang relevan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan atau suatu teknik
analisis yang berbentuk uraian dari hasil penelitian yang didukung dari teori data
tidak dari angka atau tidak dapat dihitung. Data yang didapat observasi, wawancara
dan dokumentasi diolah dan dianalisis sesuai dengan teori yang ada sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kelompok Ternak lele Ternak Lele Sari Danu

4.1.1 Sejarah Desa Penyaringan


Desa Penyaringan sendiri berawal dari kedatangan empat bersaudara dari
Pengastulan Buleleng ke Desa Tegalcangkring pada tahun 1841. Mereka adalah I
Made Loka, I Nyoman Manggis, I Ketut Lancing, I Ketut Naning. Dari pemukiman
sementara di Desa Tegalcangkring ke empat saudara sering melakukan perburuan
kearah timur laut dari Desa Tegalcangkring (lokasi sekarang di Banjar Penyaringan).
Mereka berburu dengan menggunakan jaring dengan cara menyudutkan binatang
buruan ke suatu tempat yang dikelilingi oleh sungai. Setiap mereka pergi berburu
mereka selalu mengatakan ke Penyaringan, maksudnya ketempat memasang jaring
tersebut. Selanjutnya sampai sekarang tempat tersebut di sebut Penyaringan. Desa
ini memiliki 13 banjar. Dimana des aini memiliki 3 subak sawah, 9 subak kebun, 3
LPD, dan untuk sekolah yang ada didesa dipenyaringan terdiri dari 6 Taman kanak-
kanak, 9 Sekolah Dasar, 1 Sekolah Menengah Pertama dan 1 Sekolah Menengah
Atas. Didesa ini pun memiliki 12 kelompok maupun komunitas petani maupun
umkm yang aktif dalam penggerakan ekonomi desa baik dari bidang perkebunan,
pertanian, peternakan dan juga industri rumahan.

4.1.2 Penjabaran singkat Ternak Lele Sari Danu


Kelompok Ternak Lele Sari Danu yang terdiri dari Masyarakat Desa
Penyaringan dibentuk tahun 2014 yang masih berjalan hingga saat ini, saat ini
kelompok Ternak Lele Sari Danu terdiri dari 12 anggota. Para anggota yang bisa
bergabung ke dalam Kelompok Sari Danu memiliki kolam lele sendiri dimasing-
masing dirumah mereka, dimana kelompok ini hanya membantu dalam
memasarkan maupun pendanaan dalam pengembangan Ternak lele.
Kelompok Ternak Lele Sari mendapatkan program pemberdayaan dari
desa. Dalam sesi wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama Bapak Putu
Marta Pramunadi Prasetya selaku salah satu anggota dari Kelompok Sari Danu dan
Kepala seksi kesejahteraan di kantor desa penyaringan menyatakan bahwa “ Sesuai

12
dengan Permendes no 7 tahun 2021 mengenai dana desa maka 20% dari dana desa
tersebut digunakan untuk pemberdayaan umkm maupun kelompok ekonomi
masyarakat, salah satu nya kelompok Sari Danu, dengan bantuan modal dari
Bumdes berupa pakan, bibit atau sebagainya untuk melancarkan jalannya
peternakan, dimana setelah mendapatkan hasil dari ternak lele maka 60% akan
kembali keBumdes dan 40% ke masyarakat ” kata beliau.

4.1.3 Deskripsi dan klasifikasi Ikan Lele


Menurut Widodo dalam Pratiwi (2014), ikan lele memiliki kedudukan taksonomi
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Ossariophyyci
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariepinus
Ikan lele adalah ikan yang hidup di perairan umum dan merupakan ikan yang
bernilai ekonomis, serta disukai oleh masyarakat. Ikan lele tergolong hewan
nocturnal, yaitu lebih aktif mencari makan di malam hari. Ikan lele umumnya
memiliki warna kehitaman atau ke abuan dengan bentuk tubuh yang panjang dan
pipih ke bawah. Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas
perikanan yang cukup popular di masyarakat. Ikan lele merupakan salah satu bahan
makanan bergizi yang mudah dihidangkan sebagai lauk. Kandungan gizi ikan lele
sebanding dengan daging ikan lainnya. Beberapa jenis ikan, termasuk ikan lele
mengandung protein lebih tinggi dan lebih baik dibandingkan dengan daging hewan.

13
4.2 Struktur Organisasi Kelompok Ternak Lele Sari Danu

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelompok Ternak Lele Sari Danu 2021

Sumber : Data Kelompok Ternak Lele Sari Danu 2021

Adapun Susunan kepengurusan Kelompok Ternak Lele Sari Danu sebagai berikut :

1. Pelindung : Perbekel Penyaringan


2. Penasehat : Kelian Dinas Banjar Sembung
3. Pembina : Penyuluh Perikanan Wilbi Mendoyo
4. Ketua : I Gede Juni Purwata
5. Sekretaris : I Made Febri Astawa Putra
6. Bendahara : I Ketut Mulyawan
7. Anggota : - I Wayan Sudiana
- I Wayan Sutarma
- I Made Astra
- I Made Putra Maliawan
- I Nyoman Puja Susila
- I Ketut Sandikayana
- I Gede Sumerta
- Putu Marta Pramunadi Prasetya

14
4.3 Peran Bauran pemasaran dalam peningkatan penjualan Ternak Lele Sari
Danu
Berdasarkan hasil penelitian kelompok Ternak Lele Sari Danu lebih
memfokuskan bauran pemasaran atau marketing mix dalam upaya peningkatan
penjualannya. Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya.

Adapun bagian dari bauran pemasaran yaitu :

1. Produk (Product)
Produk merupakan hal yang ditawarkan maupun dijual oleh produsen ke konsumen.
Dimana produk yang ditawarkan oleh kelompok Ternak Lele Sari Danu adalah ikan
lele segar siap olah. Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh kelompok Ternak
Lele Sari Danu untuk meningkatkan kualitas hasil panen yang dimiliki dan yang
akan ditawarkan ke konsumen maupun distributor atau pemasok yang akan
membeli.
Dimulai dari inovasi membuat pakan alami sendiri, dimana menjadikan hasil hasil
ikan ternak lele lebih bergizi dan tidak berbau amis ketika dimasak. Inovasi yag
dilakukan ini bertujuan juga menghemat pengeluaran pakan hingga 30%. Dengan
adanya inovasi dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas dari ikan lele itu sendiri
meningkatkan penjualan yang ada dikelompok Ternak Lele Sari Danu.

2. Harga (Price)
Definisi harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa produk) yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Dari
definisi diatas dapat diketahui bahwa harga yang dibayar oleh pembeli sudah
termasuk layanan yang diberikan oleh penjual. Untuk kelompok Ternak Lele Sari
Danu sendiri, melalui pemasok atau distributor mematok harga Rp 17,000 – Rp
20,000 perkilonya dimana dalam hal ini harga juga akan menyesuaikan dengan
harga pasaran, juga dengan hasil ikan saat panen, karena harga dari ternak lele sari
danu ini menyesuaikan dengan kualitas ikan yang dipanen setiap dua setengah
hingga 3 bulan sekali dengan hitungan 1 x 5-6-7 yang artinya 1 kilonya berisikan 5,
6 hingga 7 ekor lele.

15
3. Tempat (Place)

Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan perusahaan, karena


lokasi erat kaitanyya dengan pasar potensial sebuah perusahaan. Disamping itu,
lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi seperti flexibility,
competitive, positioning, dan focus. Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran
sejauh mana suatu perusahaan dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi.
Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap
aspek-aspek yang sifatnya capital intensif, maka perusahaan benar- benar harus
mempertimbangkan dan menyelekasi lokasi yang responsif terhadap situasi
ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang (Tjiptono, 1996).
Untuk lokasi pembudidayaan lele atau ternak lele adalah tanggung jawab masing-
masing anggota kelompok, karena untuk tambak atau kolam tempat diternakan lele
tersebut ada dimasing-masing rumah anggota ternak lele sari danu, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam membangun tambak lele diantaranya :
1. Luas kebutuhan lahan
Untuk luas lahan sendiri disesuaikan dengan berapa banyak ikan yang ingin
dibudidayakan. Idealnya, luas lahan yang dibutuhkan antara 50 – 200 m2m. Jadi
anggota kelompok bisa menyesuaikan dengan lahan yang dimiliki dengan iklan
yang akan dikembang biakan
2. Ketinggian Lahan
Untuk hasil optimal, sebaiknya budi daya lele dilakukan pada ketinggian 1-700 m
dpl dengan curah hujan sedang. Lokasi di atas 700 m dpl kurang baik untuk
pertumbuhan lele karena udara yang terlalu dingin menyebabkan metabolism ikan
tidak maksimal. Otomatis, waktu panen menjadi mundur dan pakan menjadi boros.
Selain itu kemampuan telur menetas juga tidak maksimal dan lebih lama, bahkan
bisa mundur sampai 3-8 jam. Walaupun lele bisa hidup pada suhu 20 C,
pertumbuhannya tidak akan optimal karena standar suhu pertumbuhan optimal lele
ada pada 25-28o C. Sementara itu, untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran
suhu 26-30 o C dan untuk pemijahan 24-28o C.
3. Jenis tanah yang cocok
Bila budi daya lele mengunakan kolam tanah, sebaiknya perhatikan jenis tanah di
lokasi bersangkutan karena tidak semua tanah bisa di jadikan kolam. Ada beberapa

16
persyaratan tanah yang bisa di buat kolam. Tanah tersebut tidak mudah rembes,
longsor ataupun pecah karena nantinya dapat mengganggu proses budi daya. Jenis
tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan lele adalah tanah liat atau lempung,
berlumpur, subur dan tidak poros.Contohnya tanah sawah atau rawa.
Kemiringan/elevasi tanah dari permukaan sumber air dengan kolam adalah 5-10%.
4. Dekat dengan sumber air
Air merupakan bagian paling penting dari semua budi daya perikanan, termasuk
lele. Kualitas dan ketersediaannya harus selalu ada serta tidak kenal musim
sehingga tidak mengganggu proses budi daya. Jadi, lokasi budi daya harus dekat
dengan sumber air dan tidak banjir, serta tidak tercemar limbah rumah tangga
ataupun industri. Dan juga penting untuk dilakukannya penyaringan maupun
pembaharuan air secara berkala.
5. Cukup Sinar matahari
Pakan alami sangat dibutuhkan selama masa pembenihan ataupun pembesaran .
Untuk menumbuhkan pakan alami seperti plankton dan lainnya, dibutuhan sinar
matahari yang cukup. Selain itu, sinar matahari yang hangat sangat membantu
proses metabolisme lele sehingga lebih sehat dan cepat besar. Agar airnya tidak
terlalu panas, kolam bisa diberi peneduh, tetapi jangan ditanami pohon yang
daunnya mudah rontok karena dapat mengotori kolam dan menyebabkan air rusak.

Namun, lain halnya jika budi daya dilakukan dengan system indoor atau di dalam
ruangan. Suhu di dalamnya akan selalu stabil karena setiap akuarium biasanya
dipasang water heater. Ikan tidak akan terkena sinar matahari secara langsung.

4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, memperngaruhi atau membujuk,
dan meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan (Tjiptono, 2007). Kelompok ternak lele sari danu masih
mengandalkan bantuan pemasok untuk memasarkan hasil panennya dengan bekerja
sama dengan PT EFY SRI yang merupakan pemasok tetap bagi kelompok ternak
lele sari danu. Selain itu upaya yang dilakukan untuk memperkenalkan hasil ternak

17
lele ini juga melalui beberapa platform social media dan juga video platform
youtube, dimana kelompok sari danu ingin membranding hasil panen ternak lelenya
yang memiliki kualitas yang baik dan juga gizi yang baik, kepada calon konsumen.
Dimana hal ini juga masih dalam progress bahwa kelompok ini berencana untuk
membuat produk olahan menggunakan ikan lele untuk menambah nilai jual dari
hasil ternak mereka.

4.4 Penjualan Kelompok Ternak Lele Sari Danu

Gambar 4.2 Grafik Penjualan Ternak lele

Grafik Penjualan
Kelompok Ternak Lele Sari Danu

285
280
275
270
265
260
2019 2020 2021

Sumber : Kelompok Ternak Lele Sari Danu

Menurut grafik diatas diketahui bahwa Hasil Usaha Kelompok Ternak Lele Sari
Danu dapat dilihat sebagai berikut :
Dalam laporan dan data yang diperoleh peneliti, menyatakan bahwa pada
tahun 2019 hasil usaha mencapai Rp 272,000,000, dan adanya peningkatan
penjualan ditahun 2020 yaitu sebesar Rp, 13,000,000 dari tahun sebelumnya, yaitu
tahun 2019 menjadi Rp 285,000 dan mengalami penurunan di tahun 2021 sebesar
Rp 15,000,000 dari profit tahun sebelumnya menjadi hanya diangka 270,000,000.
Dari wawancara peneliti dengan salah satu pengurus ternak lele maka dapat
diketahui hal ini terjadi dari beberapa faktor tidak hanya pada perubahan cuaca yang
kurang stabil yang menyebabkan banyak hasil panen ikan tidak sesuai harapan, tapi
juga kurangnya promosi yang dilakukan untuk mendapatkan pasar yang lebih baik.
Maka dari itu membuktikan bahwa peran pemasaran sangat berpengaruh pada
penjualan dai hasil kelompok ternak lele sari danu

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis pembahasan maka dapat


diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran Bauran Pemasaran sangat berpengaruh positif dan signifikan tidak hanya
pada peningkatan penjualan hasil ternak, akan tetapi juga dengan
pengembangan usaha dan pasar dari kelompok ternak lele.
2. Bauran pemasaran yang diterapkan oleh kelompok ternak lele Sari Danu
merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif, dengan berfokus dengan
empat faktor didalamnya, yaitu peningkatan kualitas produk, penyesuaian harga
dan upaya menambah nilai jual, memperhatikan tempat ternak agar
mengoptimalkan hasil panen, dan melakukan promosi melalui platform media
youtube.

Kelompok Ternak Lele Sari Danu merupakan salah satu kelompok aktif
didesa yang juga berperan dalam menggerakan perekonomian desa. Dengan adanya
pemberdayaan dan dukungan dari desa maka kelompok ini dapat menjalankan
usaha ternak yang menghasilkan profit yang menjanjikan setiap tahunnya. Dalam
pengembangan usaha dari ternak lele ini peran pemasaran sangatlah penting dalam
membantu menjaga kualitas, memperkenalkan, mendistribusikan dan juga
meningkatkan penjualan dari hasil ternak lele itu sendiri. Banyak potensi yang
dimiliki oleh kelompok ternak lele sari danu, karena wilayah desa yang luas dan
Sebagian besar dapat dikembangkan sebagai tambak lele, juga inovasi yang sudah
dijalankan dengan membuat pakan alami untuk menjaga kualitas lele itu sendiri,
juga menambah peluang Kelompok Sari Danu untuk mengembangkan usaha
kelompoknya.

19
5.2 Saran
Beberapa hal yang bisa peneliti sampaikan kepada kelompok Ternak Lele
Saru Danu yaitu :

1. Memperkuat lagi Branding dari hasil ternak itu sendiri dengan memanfaatkan
social media yang ada, sehingga dapat memperluas jangkauan pemasaran
dimana hal ini juga sekaligus akan berdampak pada penjualan.
2. Membuat logo maupun merek sendiri dalam pendistribusian agar memiliki ciri
khas sendiri dalam mencoba menjual hasil ternak kepasaran.
3. Menjaga kualitas ikan, dengan kualitas yang terjaga maka akan lebih mudah
dalam membuat suatu promosi atau iklan mengenai hasil ternak lele dengan
menonjolkan keunggulan maupun kualitas yang dimiliki.
4. Membuat dan mengembangkan umkm yang memproduksi olahan produk dari
lele untuk menambah harga jual dan menambah lama simpan dari produk lele
itu sendiri.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ardiani, Lia,2016. Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Volume Penjualan


Ikan Mas Koki (Carassius auratus) di Kelompok Pembudidaya Ikan Tugu
Minas Asri, Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

Aidil,Amin,Effendy. (2019).Analisis Bauran Pemasaran dalam Meningkatkan


Volume Penjualan Azka Toys Pamulang Tangerang Selatan. JURNAL
ILMIAH FEASIBLE: Bisnis, Kewirausahaan & Koperasi. Vol. 1. No. 1.
Februari 2019: 79 – 95.

Ida, Teguh, Dwi. (2021). Analisis Strategi bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan
Volume Penjualan (Studi kasus pada Pudanis di Kaliwungu). Jurnal Ilmiah
Bidang Ilmu Ekonomi. Vol-19. Universitas Semarang

https://news.kkp.go.id/index.php/potensi-usaha-budidaya-ikan-air-tawar/

https://www.sampulpertanian.com/2018/09/morfologi-dan-klasifikasi-ikan-
lele.html

Kotler dan Keller. (2014). Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2012. Principles of


Marketing. New Jersey: Prentice Hall.

Rista Amanda. (2019). Analisis Strategi Pemasaran dalam meningkatkan Penjualan


Ikan Bandeng di Kalaanyar. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Brawijaya.

Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori Dan Implementasi. Yogyakarta:


ANDI

Stanton, William J. 2012. Prinsip pemasaran, alih bahasa : Yohanes Lamarto


Penerbit Erlangga, Jakarta.

21
22
DOKUMENTASI KEGIATAN KERSOS 2022

DIDESA PENYARINGAN

Gambar 1 : Persembahyangan Gambar 2 : Wawancara dengan Ida


di Pura Perancak Pemangku Pura Perancak

Gambar 3 :Dokumentasi ditambak lele Gambar 4 : Sesi Wawancara anggota


kelompok ternak lele Sari Danu

Anda mungkin juga menyukai