Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

PENGEMBANGAN USAHA SATE BANDENG


DI KOTA SERANG BANTEN

Disusun oleh:
Nariswari Firjatullah Damayanti NIM 135180053

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi alam
dengan keunggulan tersendiri dan dapat digunakan untuk menunjang
pembangunan. Perikanan mempunyai peranan yang penting dalam
pembangunan perekonomian nasional, terutama dalam meningkatkan
perluasan kesempatan kerja, peningkatan taraf hidup nelayan kecil,
pembudidaya ikan kecil, dan pihak-pihak pelaku usaha di bidang perikanan
dengan tetap memelihara lingkungan, kelestarian, dan ketersediaan
sumberdaya ikan.
Salah satu daerah yang memiliki potensi sumberdaya lokal perikanan
untuk diberdayakan adalah di Provinsi Banten. Potensi perikanan dari
provinsi Banten yaitu ikan bandeng. Untuk itu dibutuhkan suatu upaya
penangan dalam pemanfaatan ikan bandeng, salah satunya dengan mengolah
ikan bandeng menjadi produk yang praktis untuk dikonsumsi. Usaha
pengolahan ikan bandeng banyak dilakukan oleh para pelaku usaha kecil dan
menengah.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengolahan ikan bandeng menjadi sate
bandeng
2. Untuk mengetahui strategi pengembangan usaha sate bandeng di provinsi
Banten
BAB II
TEORI PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang


merangkum nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam
pembangunan yang bersifat peoplecentered, participatory, empowerment and
sustainable (Chamber, 1995). upaya untuk memberdayakan masyarakat
(empowering) dapat dikaji dari 3 (tiga) aspek : Pertama, ENABLING yaitu
menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang.
Kedua, EMPOWERING yaitu memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat
melalui langkah-langkah nyata yang menyangkut penyediaan berbagai input dan
pembukaan dalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat semakin
berdaya. Ketiga, PROTECTING yaitu melindungi dan membela kepentingan
masyarakat lemah.
Pemberdayaan masyarakat sebagai model pembangunan berdasar
kerakyatan adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sebagian masyarakat
Indonesia yang masih terperangkap pada kemiskinan dan keterbelakangan.
Pendekatan utama dari konsep pemeberdayaan adalah “masyarakat tidak dijadikan
obyek dari proyek pembangunan tetapi merupakan subyek dari pembangunannya
sendiri”. Pemberdayaan Masyarakat harus melibatkan berbagai potensi yang ada
dalam masyarakat yaitu peran pemerintah, organisasi kemasyarakatan diluar
masyarakat, lembaga masyarakat, koperasi, pendamping, dan keterlibatan
masyarakat
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengolahan Ikan Bandeng Menjadi Sate Bandeng


Sate bandeng merupakan produk olahan perikanan tradisional yang
berasal dari daerah Serang, Propinsi Banten. Sate bandeng memiliki beberapa
keragaman yaitu asal daerah pengrajin memperlihatkan ciri khas tertentu
seperti wilayah Serang Timur memproduksi sate bandeng dangan rasa pedas
dan proses pembuatannya mengkombinasikan antara pengukusan dan
pemanggangan. Wilayah Serang Barat dan Tengah umumnya memproduksi
sate bandeng dengan rasa manis dan pemasakannya hanya dengan
dipanggang saja. Bahan baku yang diperlukan merupakan ikan bandeng
segar. Bumbu yang digunakan dalam pengolahan sate bandeng
bermacam-macam seperti santan kelapa, bawang merah, bawang putih,
gula merah, gula putih, ketumbar, dan garam. Bahan lainnya yaitu bambu,
pelepah pisang, arang, daun pisang.
Proses pembuatannya yaitu 1) Ikan bandeng dicuci hingga bersih 2)
Setelah ikan dicuci selanjutnya duri ikan disisiki dengan menggunakan pisau
dan dibersihkan untuk mengeluarkan kotorang yang ada didalam tubuh ikan
3) Selanjutnya ikan dipijat-pijat atau digemburkan dengan tujuan agar tulang
ikan mudah dikeluarkan 4) Selanjutnya adalah pencabutan tulang ikan
melalui insang 5) Kemudian daging ikan dikeluarkan hingga habis 6)
Selanjutnya kulit dan daging masing-masing dicuci dengan menggunakan air
bersih hingga tiga kali pencucian 7) Kulit ikan yang telah dicuci dimasukkan
kedalam toples kemudian dimasukan kedalam kulkas, sedangkan daging ikan
yang telah bersih di giling dengan menggunakan mesin penggilingan 8)
Daging yang sudah digiling kemudian ditambahkan dengan semua bumbu
yang telah disiapkan dan menjadi adonan. Kemudian adonan tersebut dibagi
mejadi dua bagian, dimana adonan yang satu digunakan untuk dimasukkan
kedalam kulit ikan, sedangkan adonan satu lagi untuk melapisi ikan dari
bagian luarnya 9) Setelah adonan satu dimasukkan kedalam kulit ikan,
selanjutya ikan dijepit dengan menggunakan bambu mulai dari ujung kepala
hingga ekornya dan dibagian ujung bambu atas diberi pelepah pisang dengan
tuhuan agar bambu yang menjepit bandeng tidak lepas 10) Setelah ikan
dijepit kemudian ikan dibakar. Ketika ikan sudah kecoklatan (setengah
matang) kemudian kulit ikan diberi lapisan adonan kedua pada bagian
luarnya. Setelah itu, sate bandeng dibakar hingga matang.

B. Strategi Pengembangan Usaha Sate Bandeng di Provinsi Banten


Keberadaan usaha kecil sate bandeng di daerah Banten banyak
diusahakan di Kota Serang. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Serang hingga tahun 2010, terdapat delapan usaha kecil yang
memproduksi sate bandeng. Peluang pasar yang besar menyebabkan semakin
meningkatnya jumlah produsen sate bandeng yang menyebabkan terjadinya
persaingan diantara 8 industri sejenis. Strategi pengembangan usaha yang
tepat merupakan hal yang diperlukan oleh setiap UKM usaha sate bandeng
untuk dapat terus bersaing dipasaran.
Delapan alternatif strategi, dalam mengembangkan usaha sate bandeng di
provinsi Banten yaitu (1) Meningkatkan kualitas dan inovasi produk agar
dapat bersaing dipasaran, (2) meningkatkan diversifikasi produk olahan
bandeng, (3) menjalin kerjasama yang kontinu dengan pemasok bahan baku
dan dinas terkait guna memperoleh bahan baku berkualitas dan pemasaran
produk, (5) membangun jaringan distribusi produk untuk menjangkau
segmentasi pasar yang lebih luas, (6) memanfaatkan kredit yang ditawarkan
oleh pemerintah untuk pengembangan usaha, (7) melakukan perbaikan dalam
pengelolaan dan pengalokasian keuangan, dan (8) restrukturisasi organsasi
perusahaan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Potensi ikan bandeng di provinsi Banten dapat menjadi sumberdaya lokal
yang dapat digunakan sebagai media dalam menunjang pemberdayaan
masyarakat. Usaha sate bandeng merupakan salah satu cara untuk mengelola
potensi ikan bandeng. Usaha mengelola ikan bandeng menjadi sate bandeng
merupakan UKM yang dilakukan masyarakat Banten untuk memanfaatkan
sumberdaya ikan bandeng. UKM sate bandeng perlu berkembang agar
mampu bersaing dengan UKM sejenis dan juga pesaing baru yang mampu
memanfaatkan ikan bandeng menjadi olahan lain.
B. Saran
UKM yang mengelola ikan bandeng menjadi sate bandeng masih dalam skala
kecil dan dalam proses pembuatannya masih dengan cara tradisional. Sate
bandeng yang diproduksi hanya mengalami sedikit variasi perubahan dari sate
bandeng yang asli. Maka dari itu UKM perlu memanfaatkan teknologi dalam
pembuatan sate bandeng untuk memproduksi lebih banyak sate bandeng serta
meluaskan pemasaran. UKM juga perlu berinovasi dengan cita rasa dan
tampilan dari sate bandeng agar dapat bersaing dengan produk olahan
bandeng lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Nurhidayani, Pingkan Octavia. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Sate


Bandeng UKM Awal Putra Mandiri Di Kota Serang Banten. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Puspitasari, Febri Tesa. 2014. Analisis Profitabilitas Usaha dan Nilai Tambah
Produk Sate Bandeng Pada UKM Sate Bandeng Di Kota Serang Banten.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor :
Bogor.
Wibowo, dkk. 2012. Kajian Teknoekonomi Sate Bandeng Iradiasi Hasil Produksi
Litbang Batan. Jurnal.
http://jurnal.batan.go.id/index.php/jte/article/view/287 diakses pada 18
September 2019.

Anda mungkin juga menyukai