Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL ANALISIS KELAYAKAN BISNIS

SATE TAHU BANDENG BAKAR

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan


(UNW00007)

Dosen Koordinator :
Anita Ratnasari R, S.T., M.T.
Mohammad Muktiali, S.E., M.Si., M.T.
Samsul Marif, S.P., M.T.

Disusun Oleh :
Kelas A
Feby Triana AS 21040117120003
Mahda Huriatul Syaputri Syam 21040117120008
Agung Dwi Prastyo 21040117120024
Milenio Farchan Syahrizal 21040117130064
Sani Fahri Arief 21040117140057

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang sedang berkembang pesat dan
memiliki potensi yang cukup besar. Sudah banyak pelaku usaha yang meraup untung dari
usaha kuliner ini. Bisnis kuliner merupakan bisnis yang tidak harus megeluarkan modal yang
besar dan mudah untuk dilakukan. Salah satu bisnis kuliner yaitu bandeng presto. Bandeng
presto merupakan makanan khas yang berasal dari Kota Semarang, Jawa Tengah yang
berbahan baku utama ikan bandeng. Ikan bandeng tersebut merupakan hasil budidaya
masyarakat Pati dan Semarang. Sudah banyak para pengusaha bandeng presto yang berhasil
di Kota Semarang pada saat ini.
Dari usaha kuliner bandeng presto penulis termotivasi untuk membuat usaha kuliner
dengan melakukan inovasi menggunakan bahan baku yang sama, yaitu ikan bandeng. Usaha
yang penulis lakukan adalah kuliner sate tahu bandeng bakar. Penulis memilih kuliner sate
tahu bandeng bakar karena dapat dilakukan dengan modal yang sedikit namun memiliki
keuntungan yang cukup besar. Kemudian penulis memilih usaha ini karena mudah dilakukan
di kalangan mahasiswa. Selain itu, bahan baku juga mudah didapatkan di Kota Semarang.
Penulis melakukan usaha ini juga dikarenakan belum ada pedagang yang menggunakan
bahan baku ikan bandeng dengan mengkombinasikan tahu sebagai tambahannya. Sasaran
usaha ini adalah mahasiswa dimana kebanyakan dari mahasiswa apabila mencari makanan
atau cemilan yang bersifat unik dan yang mudah didapatkan.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan usaha ini adalah:
1. Dapat diajukan dalam perlombaan PKM-K, PMW, dan KBMI
2. Sebagai tempat belajar berwirausaha mahasiswa dalam melakukan/ membuat
sebuah peluang usaha
3. Sebagai salah satu cara memanfaatkannya sumberdaya ikan bandeng yang
melimpah dan hanya dimanfaatkan sebagai usaha makanan banseng presto
saja
4. Menciptakan lapangan pekerjaan maupun usaha sampingan bagi mahasiswa
dalam membantu perekonomian orang tua
5. Menghasilkan produk olahan yang mempunyai rasa lezat, unik, dengan
nutrisi yang cukup tinggi
6. Adanya transfer teknologi tepat guna dalam pengolahan hasil perikanan,
sekaligus mendidik mahasiswa untuk mandiri dan berjiwa wiraswasta.

C. Luaran
Output bisnis ini ialah bisnis makanan sate tahu bandeng bakar dimana produk
ini berupa tahu yang diisi dengan isian bandeng yang kemudian dibuat sate dan dimasak
dengan cara dibakar. Harapan kami untuk pengembangan usaha pengelolaan sate tahu
bandeng bakar ini akan menjadi salah satu produk hasil olahan ikan bandeng yang akan
memiliki pasaran tersendiri tidak hanya dikalangan mahasiswa tetapi juga dikalangan
masyarakat.
RENCANA BISNIS

a. Gambaran Umum
Ikan Bandeng (Canos canos) adalah salah satu hasil perikanan tambak di
Kabupaten Pati tepatnya di Kecamatan Juwana dimana kecamatan tersebut menjadi
salah satu sentra perikanan tambak ikan bandeng di Kabupaten Pati, dimana hasilnya
cukup melimpah, inovasi produk yang ditawarkan hanya terbatas pada bisnis kuliner
bandeng presto dan abon bandeng. Untuk pengolahan bandeng presto tersebut
menjadi makanan oleh-oleh khas yang terkenal di Semarang, Jawa Tengah. Bandeng
presto tersebut menjadi pilihan utama dalam membeli oleh-oleh ketika sedang
berwisata/ pergi ke Semarang, Jawa Tengah karena rasanya yang lezat, gurih, dan
lunak (tanpa duri).
Sate Tahu Bandeng Bakar adalah salah satu olahan makanan yang memiliki
rasa yang lezat, enak, yang dapat dikonsumsi dengan cara dimakan langsung ataupun
dijadikan sebagai lauk pauk makanan sebagai bahan pangan pelengkap makanan
utama. Nilai gizi yang terdapat pada daging ikan Bandeng cukup tinggi bahkan lebih
tinggi dari ikan Salmon, yang sangat bermanfaat untuk tubuh. Usaha makanan
tersebut termotivasi dari makanan bandeng presto yang diinovasi dengan cara
digabungkan dengan tahu yang menjadi olahan makanan sate tahu bandeng bakar,
dimana produk ini masih menggunakan bahan baku ikan Bandeng. Produk tersebut
diharapkan menjadi makanan yang laku dikalangan mahasiswa taupun msyarakat.

b. Produk atau Jasa Usaha yang direncanakan


Sate Tahu Bandeng Bakar
Bahan-bahan:
1. Daging ikan bandeng : Rp. 60.000,00 / kg
2. Jeruk nipis : Rp. 9.000,00 / kg
3. Tahu : Rp. 7.000,00 / kg
4. Rempah-rempah ( Bawang Putih ) : Rp. 40.000,00 / kg
5. Garam : Rp. 2.000,00 /kg
6. Kecap manis : Rp.12.000,00 / botol
7. Tepung : Rp. 8.000,00 / kg
8. Air : Rp. -
Peralatan yang digunakan, sebagai berikut:
1. Pisau
2. Alat presto
3. Kompor
4. Alat bakar
5. Tusuk sate
6. Kipas
7. Wadah ukuran sedang
8. Panci ukuran sedang

Prosedur pembuatan sate tahu bandeng bakar:


 Ikan bandeng dibersihkan, dibuang isi perutnya (tidak usah disisik)
dan cuci sampai bersih lalu diamkan 1 jam
 Haluskan bumbu, lalu balurkan bumbu halus ke seluruh badan
bandeng hingga ke dalam badan. Dan diamkan selama 30 menit
 Taruh presto di atas kompor, alasi dasar presto dengan daun pisang.
Tata bandeng di atas daun pisang. Lalu tambahkan air hingga
menutupi ikan bandeng (ikan terendam). Cicipi rasa, jika kurang asin
karena ditambah air, silahkan ditambah garam lagi dan aduk rata
bumbu dan air didalam panci.
 Presto sekitar 45 - 60 menit hingga tulang lunak. Angkat bandeng
setelah hangat atau dingin.
 Setelah dingin dan diangkat, keluarkan semua daging ikan bandeng
dan taruh ke dalam wadah ukuran sedang
 Haluskan tahu sampai menjadi halus, campurkan ke dalam wadah
daging ikan bendeng dan tambahkan juga tepung secukupnya. Aduk
sampai semua adonan tercampur bila adonan kepadatan bisa
ditambahkan air secukupnya.
 Setelah semua adonan tercampur, buatlah bentuk bulat-bulat dengan
diameter sekitar 2 cm. Lalu rebus adonan tersebut sampai matang.
Lalu tusuk bulatan adonan menggunakan tusuk sate sebanyak 3-4
bulatan.
 Siapkan alat bakarnya. Bakarlah sate tahu bandeng nya sambil
dikasih kecap manis yang sudah dicampur dengan cabai agar terasa
seperti makan sate. Setelah matang sate siap untuk dijual.

c. Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran produk sate tahu bandeng bakar akan dilakukan dalam
dua tahap, yaitu pemasaran pendahuluan melalui survey pasar dengan jumlah produk
terbatas dan pemasaran rutin per 3 kali dalam seminggu. Pemasaran pendahuluan
dilakukan di lingkungan kampus Departemen Perencanan Wilayah dan Kota pada
saat kegiatan perkuliahan namun tidak saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
yaitu dengan cara menjajakan secara langsung kepada mahasiswa DPWK dengan
harga Rp. 3.000/ tusuk. Hal ini dimaksudkan untuk memperkenalkan dan menjajaki
penerimaan konsumen terhadap produk sate tahu bandeng bakar ini, sehingga
kedepannya kami dapat melakukan perencanaan selanjutnya berdasarkan respon dari
konsumen untuk ke depannya. Rencana selanjutnya adalah membuat produk yang
lebih baik lagi dari sebelumnya jika terdapat banyak kritikan dari produk tersebut.
Promosi produk Sate tahu bandeng bakar ini akan dilakukan dengan cara
ngepost brosur atau pamflet di media sosial, seperti: instagram, facebook, line, dll.
Promosi dengan cara tersebut diharapkan lebih efisien dan efektif dari pada menyebar
brosur/ pamflet secara manual karena setiap orang baik mahasiswa ataupun
masyarakat pasti mempunyai handphone yang dapat mengakses internet. Dan juga
kami akan melakukan peluncuran produk ke konsumen dengan cara menitipkan
produk ini di kantin-kantin per departemen yang ada di Undip. Target penjualan
produk ini dihaarapkan mencapai 100%.
Sasaran pasar produk sate tahu bandeng bakar pertama kali adalah
mahasiswa kampus Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota. Jika dikalangan
mahasiswa DPWK Undip terjual/ laku banyak, maka kami akan melakukan penjualan
ke mahasiswa semua departemen yang ada di Undip dan masyarakat sekitar Undip.
Hal ini dikarenakan meningkatnya konsumsi cemilan dikalangan mahasiswa dan
masyarakat pada umumnya sebagai makanan selingan dan dapat dijadikan lauk pauk.
d. Rencana Operasional
Kegiatan operasional terdirir dari berbagai tahapan sebagai berikut:
1. Pra Operasional
 Menentukan judul
 Pembuatan proposal
 Menentuka anggota kelompok
 Survey lokasi pembelian bahan
 Survey pasar penjualan
2. Produksi
 Persiapan alat dan bahan produksi
 Proses pengolahan
 Proses pemasaran
TABEL PERENCANAAN PRODUKSI SATE TAHU BANDENG BAKAR
e. Manajemen dan Organisasi
 Manajemen
Untuk manajemen kami lakukan dengan melakukan pengontrolan
kepada mahasiswa secara bergantian terhadap pembuatan produk/ produksi
sate tahu bandeng bakar. Seluruh anggota kelompok mendapatkan bagian
tugasnya masing-masing sesuai yang telah ditentukan. Untuk tugasnya kami
bagi menjadi 4 tugas dimana tugasnya, antara lain: penyedia bahan,
pengolah, promotor produk, dan penjual. Kami juga melakukan diskusi untuk
mengevaluasi yang kurang dari proses pembuatan sampai penjualan untuk
proses ke depannya.

 Organisasi

NO NAMA TUGAS
1. Agung Dwi Prastyo Penyedia bahan
2. Feby Triana AS Pengolah
3. Mahda Huriyatul Syaputri Syam Pengolah
4. Milenio Farchan Syahrizal Sebagai mempromosikan produk
5. Sani fahri Arief Sebagai menjual produk
Struktur keorganisasian kegiatan teknik pengelolaan sate tahu bandeng
bakar sebagai berikut:

f. Waktu dan Tempat Pelaksanan


Teknik pengelolaan atau pembuatan sate tahu bandeng bakar ini untuk tahap
awal akan dilaksanakan dalam waktu yang kosong atau lagi tidak ada jadwal kuliah.
Dan untuk tempat pembuatan dapat dilakukan dikontrakan salah satu anggota
kelompok karena di kontrakan tidak ada batas waktu ataupun yang lainnya,
sedangkan untuk tempat penjualan tahap pertama dilakukan di DPWK itu sendiri dan
untuk tahap selanjutnya diharapkan bisa dilakukan dengan cara menitipkan produk ke
kantin di semua departemen yang ada di Undip.

g. Rencana Finansial dan Struktur Permodalan


Perkiraan Keuangan
Perkiraan Neraca
Aktiva:
a. Aktiva Lancar
1. Kas = Rp. 45.000,00
2. Persediaan = Rp. 181.000,00
Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 226.000,00
b. Aktiva Tetap
1. Alat transportasi = Rp. 10.000,00
2. Penyusutan = Rp. - 5.000,00
Jumlah Aktiva Tetap = Rp. 5.000,00
Jumlah Aktiva = Rp. 231.000,00

Pasiva:
a. Pasiva Jangka Pendek
Untuk pasiva jangka pendeknya, kami tidak mempunyai pasiva jangka pendek
karena kami tidak berhutang pada bank maupun yang lainnya.
b. Pasiva Jangka Panjang
Dan juga untuk pasiva jangka panjang, kami tidak hitungkan di neraca karena
kami tidak memiliki kredit investasi, supplier, atau yang lainnya.
Modal:
Modal sendiri: Rp. 236.000,00
Untuk modal usaha ini menggunakan modal sendiri dengan cara mengumpulkan uang
dari anggota kami sebesar Rp. 47.200/ anggota. Dengan melakukan ini diharapkan
kami tidak melakukan peminjaman ke pihak lain seperti bank.

Perhitungan Harga Pokok Penjualan


Uraian

Harga Pokok Penjualan Rp. 236.000,00

a. Persediaan bahan baku/ penolong:

1. Persediaan awal Rp. 45.000,00

2. Pembelian Rp. 181.000,00

3. Produk tersedia (1+2) Rp. 226.000,00

Pemakaian langsung Rp. 226.000,00

b. Biaya produksi langsung

1. Listrik Rp. 5.000,00

2. Penyusutan Rp. 5.000.00

Perkiraan laba rugi


Uraian Tahun I Tahun II

A. Pendapatan Rp. 64.800.000,00 Rp. 86.400.000,00


B. Harga Pokok Penjualan Rp. 33.984.000,00 Rp. 38.000.000,00

C. Laba Kotor (A-B) Rp. 30.816.000,00 Rp. 48.400.000,00

D. Biaya Usaha Rp. - Rp. -

E. Laba operasional (C-D) Rp. 30.816.000,00 Rp. 48.400.000,00

F. Biaya Bunga Rp. - Rp. -

G. Laba sebelum pajak Rp. 30.816.000,00 Rp. 48.400.000,00

H. Pajak Rp. - Rp. 10.368.000,00

I. Laba bersih (G-H) Rp. 30.816.000,00 Rp. 38.032.000,00

Modal = Rp. 236.000,00/ hari


Harga jual produk = Rp. 3000,00/ tusuk

Tahun I.
- Jumlah produk yang dijual = 150 tusuk/ hari
- Penjualannya 3x per minggu = 144x per tahun
- Pendapatan per hari = 150 x Rp. 3000,00
= Rp. 450.000,00
Per minggu = Rp. 450.000,00 x 144
= Rp. 64.800.000,00
- Laba bersih yang diperoleh = Rp. 30.816.000,00/ tahun
= Rp. 214.000,00/ hari
Tahun II.
- Jumlah produk yang dijual = Rp. 200 tusuk/ hari
- Untuk jumlah produk yang dijual, kami tambah jadi 200 tusuk per harinya
karena kemungkinan bertambahnya tahun pelanggan juga semakin bertambah
- Penjualannya 3x per minggu = 144x per tahun
- Pendapatan per hari = 200 x Rp. 3000,00
= Rp. 600.000,00
Per minggu = Rp. 600.000,00 x 144
= Rp. 86.400.000,00
- Laba bersih yang diperoleh = Rp. 38.032.000,00/ tahun
= Rp. 264.100,00/ hari
Untuk tahun ke II kami kenakan pajak karena kemungkinan kami mempunyai tempat
untuk jualan sendiri sebesar 1% per hari, dan untuk satu tahun sebesar 12% x
86.400.000,00 = Rp. 10.368.000,00.-
Perhitungan Arus kas
Uraian Nominal

A. Saldo awal Rp. 45.000,00

B. Kas Masuk:

1. Penjualan Tunai Rp. 16.704.000,00

Jumlah Kas Masuk Rp. 16.704.000,00

C. Jumlah kas tersedia Rp. 45.000,00

D. Kas Keluar investasi dan Operasional:

1. Pembelian bahan dan alat Rp. 236.000,00

2. Upah langsung Rp. –


(untuk tahun pertama kami tidak memberi upah
karena kami sendiri yang terjun langsung dalam
pembuatan produk dan penjualannya)

Jumlah kas keluar investasi dan operasional Rp. 236.000,00

a) Kelayakan Ekonomi
Berikut adalah keuntungan yang didapat pada tahun pertama dan kedua melalui penjualan
sate tahu bandeng bakar :
Uraian Tahun I Tahun II

A. Pendapatan Rp. 64.800.000,00 Rp. 86.400.000,00

B. Harga Pokok Penjualan Rp. 33.984.000,00 Rp. 38.000.000,00

C. Laba Kotor (A-B) Rp. 30.816.000,00 Rp. 48.400.000,00

D. Biaya Usaha Rp. - Rp. -

E. Laba operasional (C-D) Rp. 30.816.000,00 Rp. 48.400.000,00

F. Biaya Bunga Rp. - Rp. -

G. Laba sebelum pajak Rp. 30.816.000,00 Rp. 48.400.000,00

H. Pajak Rp. - Rp. 10.368.000,00

I. Laba bersih (G-H) Rp. 30.816.000,00 Rp. 38.032.000,00

Berdasarkan table diatas, keuntungan yang didapatkan pertahun yaitu Rp.


64.800.000,00. Keuntungan tersebut didapatkan dari penjualan yng dilakukan tiga kali dalam
seminggu, dimana setiap penjualan menargetkan 150 tusuk yang harga satuannya
Rp.3000,00. Sehingga didapatkan keuntungan tersebut. Keuntungan yang didapatkan setiap
kali penjualan mampu mengembalikan modal awal penjualan, sehingga penjualan ini layak
untuk dilakukan.
PENUTUP
Demikian proposal kegiatan kewirausahaan ini semoga diberikan
kemandirian berfikir sesuai fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna dengan menempatkan aqidah menuju perubahan tatanan kemanusiaan yang
lebih baik. Dan kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas
bantuan dan dukungannya demi terlaksananya kegiatan kewirausahaan ini dengan
baik, semoga dapat memenuhi harapan kita semua.

a. Kesimpulan
 Usaha Sate Tahu Bandeng Bakar ini dibuat dengan melihat usaha bandeng
presto yang berkembang pesat, sehingga kita membat inovasi tersebut.
 Modal yang kami keluarkan sebesar Rp.236.000, diambil dari iuran 5
anggota kelompok sebesar Rp.47.200,00 per orang
 Manajemen perusahaan juga kami kelola dengan baik dengan semua naggota
kelompok mendapat bagian sebagai berikut : penyedia bahan, pengolah,
promotor produk, dan penjual.
 Rencana pemasaran kami yaitu dimulai dari media sosial dan disekitar
Kampus DPWK Undip dan diharapkan akan terus meluas.
 Harga Pokok Penjualan Penjualan pada tahun pertama sebesar 33.984.000,00
dan Pendapatan pada tahun pertama sebesar Rp. 64.800.000,00 .
1. Struktur Organisasi
Berikut adalah pembagian tugas dalam usaha Sate Tahu Bandeng Bakar :

2. Deskripsi Usaha
Sate Tahu Bandeng Bakar adalah jenis usaha kuliner yang berbahan baku utama ikan
bandeng. Dalam usaha ini ikan bandeng diinovasikan menjadi sate dengan racikan resep
rahasia dari kami yang dijamin memberi rasa kenikmatan untuk konsumen. Cara kami
mengolah sate tahu bandeng bakar yaitu dengan mengisikan ikan bandeng kedalam tahu
kemudian diberi bumbu racikan rahasia lalu dibakar. Kami memilih usaha kuliner sate tahu
bandeng bakar karena sebelumnya belum pernah ada yang menjual kuliner jenis ini
disekitaran Tembalang. Oleh karena itu, kemungkinan para mahasiswa yang hobi memburu
cemilan unik lebih tertarik untuk membeli produk tersebut. Sate tahu bandeng bakar yang
dihasilkan diharapkan dan diupayakan agar memiliki daya Tarik tersendiri untuk menarik
peminat dengan memberikan cita rasa nya yang khas. Cara mendistribusikan sate tahu
bandeng bakar yaitu dengan mempromosikan via media social kemudian bisa dipesan melalui
online yaitu pre order. Selain itu, kami juga mempromosikan secara langsung kepada teman-
teman dengan cara membawa produk kekampus kemudian dijual secara langsung.
3. Aspek Analisis Kelayakan Bisnis
b) Aspek Legalitas
Produk Sate Tahu Bandeng Bakar ini merupakan kuliner rumahan dimana pengolahannya
dilakukan di rumah penjual, sehingga tidak membutuhkan legalitas tempat dan izin usaha
kepada pihak tertentu.
c) Aspek Pemasaran
Target marketing usaha kami adalah mahasiswa dan masyarakat sekitar UNDIP Tembalang.
Pemasaran melalui 2 cara yaitu secara langsung dan Pre-order melalui media sosial seperti
line, Instagram, Twitter, dan Whatsapp.
d) Aspek Operasi/Produksi
Dalam proses produksi Tahu Bandeng Bakar ini kami mengolah dengan bumbu-
bumbu racikan kami sendiri. Cara mengolah produk ini adalah dengan membakar tahu yang
sudah diisi ikan bandeng serta yang telah dibaluri bumbu racikan. Alat yang digunakan
dalam mengolah sate tahu bandeng bakar adalah panci sebagai wadah ikan bandeng dan tahu
untuk diberi bumbu, kemudian pemanggang yang digunakan untuk membakar sate. Dalam
sekali penjualan, kami membuat 150 tusuk sate bandeng tahu bakar dengan harga satuan Rp.
3000,00 per tusuk. Sate yang telah diolah 150 tusuk tersebut di distribusikan berdasar
pemesanan konsumen melalui media social, kemudian juga dijual secara langsung. Dalam
usaha ini menggunakan tenaga kerja dari anggota kelompok kami. Pembagian tugasnya
sesuai dengan struktur organisi diatas.
e) Aspek Keuangan
Berikut adalah rincian aspek keuangan usaha Tahu Bandeng Bakar :

Perkiraan Keuangan
Perkiraan Neraca
Aktiva:
c. Aktiva Lancar
3. Kas = Rp. 45.000,00
4. Persediaan = Rp. 181.000,00
Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 226.000,00
d. Aktiva Tetap
3. Alat transportasi = Rp. 10.000,00
4. Penyusutan = Rp. - 5.000,00
Jumlah Aktiva Tetap = Rp. 5.000,00
Jumlah Aktiva = Rp. 231.000,00

Pasiva:
c. Pasiva Jangka Pendek
Untuk pasiva jangka pendeknya, kami tidak mempunyai pasiva jangka pendek
karena kami tidak berhutang pada bank maupun yang lainnya.
d. Pasiva Jangka Panjang
Dan juga untuk pasiva jangka panjang, kami tidak hitungkan di neraca karena
kami tidak memiliki kredit investasi, supplier, atau yang lainnya.
Modal:
Modal sendiri: Rp. 236.000,00
Untuk modal usaha ini menggunakan modal sendiri dengan cara mengumpulkan uang
dari anggota kami sebesar Rp. 47.200/ anggota. Dengan melakukan ini diharapkan
kami tidak melakukan peminjaman ke pihak lain seperti bank.

Perhitungan Harga Pokok Penjualan


Uraian

Harga Pokok Penjualan Rp. 236.000,00

a. Persediaan bahan baku/ penolong:

1. Persediaan awal Rp. 45.000,00

2. Pembelian Rp. 181.000,00

3. Produk tersedia (1+2) Rp. 226.000,00

Pemakaian langsung Rp. 226.000,00

b. Biaya produksi langsung

1. Listrik Rp. 5.000,00

2. Penyusutan Rp. 5.000.00

Perkiraan laba rugi


Uraian Tahun I Tahun II

A. Pendapatan Rp. 64.800.000,00 Rp. 86.400.000,00

B. Harga Pokok Penjualan Rp. 33.984.000,00 Rp. 38.000.000,00

C. Laba Kotor (A-B) Rp. 30.816.000,00 Rp. 48.400.000,00

D. Biaya Usaha Rp. - Rp. -

E. Laba operasional (C-D) Rp. 30.816.000,00 Rp. 48.400.000,00

F. Biaya Bunga Rp. - Rp. -


G. Laba sebelum pajak Rp. 30.816.000,00 Rp. 48.400.000,00

H. Pajak Rp. - Rp. 10.368.000,00

I. Laba bersih (G-H) Rp. 30.816.000,00 Rp. 38.032.000,00

Modal = Rp. 236.000,00/ hari


Harga jual produk = Rp. 3000,00/ tusuk

Tahun I.
- Jumlah produk yang dijual = 150 tusuk/ hari
- Penjualannya 3x per minggu = 144x per tahun
- Pendapatan per hari = 150 x Rp. 3000,00
= Rp. 450.000,00
Per minggu = Rp. 450.000,00 x 144
= Rp. 64.800.000,00
- Laba bersih yang diperoleh = Rp. 30.816.000,00/ tahun
= Rp. 214.000,00/ hari
Tahun II.
- Jumlah produk yang dijual = Rp. 200 tusuk/ hari
- Untuk jumlah produk yang dijual, kami tambah jadi 200 tusuk per harinya
karena kemungkinan bertambahnya tahun pelanggan juga semakin bertambah
- Penjualannya 3x per minggu = 144x per tahun
- Pendapatan per hari = 200 x Rp. 3000,00
= Rp. 600.000,00
Per minggu = Rp. 600.000,00 x 144
= Rp. 86.400.000,00
- Laba bersih yang diperoleh = Rp. 38.032.000,00/ tahun
= Rp. 264.100,00/ hari
Untuk tahun ke II kami kenakan pajak karena kemungkinan kami mempunyai tempat
untuk jualan sendiri sebesar 1% per hari, dan untuk satu tahun sebesar 12% x
86.400.000,00 = Rp. 10.368.000,00.-
Perhitungan Arus kas
Uraian Nominal

A. Saldo awal Rp. 45.000,00

B. Kas Masuk:

1. Penjualan Tunai Rp. 16.704.000,00

Jumlah Kas Masuk Rp. 16.704.000,00

C. Jumlah kas tersedia Rp. 45.000,00

D. Kas Keluar investasi dan Operasional:

1. Pembelian bahan dan alat Rp. 236.000,00

2. Upah langsung Rp. –


(untuk tahun pertama kami tidak memberi upah
karena kami sendiri yang terjun langsung dalam
pembuatan produk dan penjualannya)

Jumlah kas keluar investasi dan operasional Rp. 236.000,00

f) Kelayakan Ekonomi
Berikut adalah keuntungan yang didapat pada tahun pertama dan kedua melalui penjualan
sate tahu bandeng bakar :

Uraian Tahun I Tahun II

A. Pendapatan Rp. 64.800.000,00 Rp. 86.400.000,00

B. Harga Pokok Penjualan Rp. 33.984.000,00 Rp. 38.000.000,00


C. Laba Kotor (A-B) Rp. 30.816.000,00 Rp. 48.400.000,00

D. Biaya Usaha Rp. - Rp. -

E. Laba operasional (C-D) Rp. 30.816.000,00 Rp. 48.400.000,00

F. Biaya Bunga Rp. - Rp. -

G. Laba sebelum pajak Rp. 30.816.000,00 Rp. 48.400.000,00

H. Pajak Rp. - Rp. 10.368.000,00

I. Laba bersih (G-H) Rp. 30.816.000,00 Rp. 38.032.000,00

Berdasarkan table diatas, keuntungan yang didapatkan pertahun yaitu Rp.


64.800.000,00. Keuntungan tersebut didapatkan dari penjualan yng dilakukan tiga kali dalam
seminggu, dimana setiap penjualan menargetkan 150 tusuk yang harga satuannya
Rp.3000,00. Sehingga didapatkan keuntungan tersebut. Keuntungan yang didapatkan setiap
kali penjualan mampu mengembalikan modal awal penjualan, sehingga penjualan ini layak
untuk dilakukan.
4. Tahap keputusan
Berdasarkan aspek analisis kelayakan bisnis yang sudah dijelaskan, keuntungan yang
didapatkan dari usaha sate tahu bandeng bakar ini dapat mengembalikan modal awal sejak
awal penjualan. Sehingga dapat dikatakan usaha sate tahu bandeng bakar berhak
dilaksanakan dan dilanjutkan, karena tidak ada pihak dan unsur kerugian dari penjualan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai