PENDAHULUAN
dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai
3,544 juta km2 (Kelautan dan Perikanan Dalam Angka 2010) atau sekitar 70%
salah satu sumber daya yang penting bagi hajat hidup masyarakat dan memiliki
potensi dijadikan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi nasional. Hal
ini didasari pada kenyataan bahwa pertama, Indonesia memiliki sumber daya
Ketiga, Industri perikanan berbasis sumber daya nasional atau dikenal dengan
ini terjadi karena selama ini strategi pembangunan yang berbasis sumber daya
1
pembangunan sektor perikanan selama ini lebih bersifat eksploitasi sumber daya
memperhatikan nilai tambah ekonomis yang dapat diperoleh dari sektor tersebut.
Jawa timur adalah salah satu penghasil ikan terbesar di Indonesia, salah
mencapai 107.919,17 ton terdiri dari 68.302,08 ton perikanan tangkap laut,
36.625,31 ton dari perikanan budidaya dan 2.991,78 ton dari perairan umum.
Produksi tahun 2011 naik dari produksi tahun 2010 yakni 98.520,62
perahu mencapai 7.527 unit terdiri dari 5.199 unit kapal bermotor dan 2.408 unit
perahu tempel.
begitu saja tidak ada nilai tambah dan kualitas produksi olahan masih
rendah.Salah satu upaya yang dilakukan warga agar bisa meningkatkan nilai
tambah dari ikan hasil nelayan yaitu dengan mengolah ikan menjadi produk
2
Potensi ini didukung oleh data yang menunjukkan bahwa Kabupaten
Lamongan sebagai penyedia bahan baku produksi ikan sunduk. Tahun 2011
adalah yang terbesar dari total produksi perikanan yang mencapai 1,3 juta ton
di Jawa Timur.
Produk khas lamongan ini merupakan jenis makanan olahan ikan yang di
beri bumbu dan diolah dengan cara penggorengan. Makanan ini biasanya di
gunakan sebagai makanan pendamping dan juga baik digunakan oleh semua
kalangan karena banyak gizinya, terutama anak-anak yang masih dalam tahap
tinggi, omega3, omega 6 dan rendah kolesterol. Namun dalam pembuatan produk
olahan ikan tersebut, para produsen masih dihadapkan dengan beberapa hambatan
3
B. Rumusan Masalah
Kandangsemangkon?
2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat yang dialami oleh para
masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang hendak dicapai oleh penulis dalam
Kandangsemangkon.
masyarakat.
4
D. Definisi Operasional
Ikan sunduk krispy adalah jenis makanan olahan ikan sunduk yang di
badannya berisi tulang karena itu ikan jenis ini bukan termasuk ikan
sunduk krispy, ikan dibelah terlebih dahulu dan tulangnya dibuang, lalu
yang masih dalam tahap pertumbuhan dan baik untuk perkembangan otak
E. Landasan Teori
1. UMKM
telah terbukti tidak terpengaruh terhadap krisis. Ketika krisis menerpa pada
periode tahun 1997 – 1998, hanya UMKM yang mampu tetap berdiri kokoh.
5
Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan, pasca krisis ekonomi tahun
mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012.
Dari jumlah tersebut, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak
56.534.592 unit atau 99,99%. Sisanya, sekitar 0,01% atau 4.968 unit adalah
seperti akses permodalan kepada lembaga keuangan pun mulai bisa teratasi.
sering kita dengar dan baca di berbagai media massa. Akan tetapi sedikit
orang yang tahu kriteria peluang usaha yang dikategorikan sebagai UMKM.
6
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
usaha;atau
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
7
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
usaha; atau
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
1. Karakteristik UMKM
4. Jenis barang usahanya tidak tetap, dapat berganti pada periode tertentu;
8
8. Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun dari sebagian dari
berganti;
tempat;
termasuk NPWP.
gampang berubah;
9
3. Pada umumnya sudah melakukan admisnistrasi keuangan walau masih
NPWP;
berwirausaha;
teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara
4. Sudah memiiki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin
6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan
terdidik.
10
Dilihat dari kepetingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen
dan unik, yang tidak selalu dimiliki oleh usaha nonmikro, antara lain
yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap
bunga karena kelompok usaha ini tidak memiliki akses perbankan dan
krisis ekonomi dan moneter; dan pada umumnya berkarakter jujur, ulet,
yang tepat.
2. Produksi
Dalam suatu proses produksi tidak hanya sebatas menghasilkan barang atau
jasa akhir saja, akan tetapi proses produksi merupakan proses yang dilakukan
output.
11
a. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Produksi Industri Kecil
1. Modal Kerja
operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi uang
muka pada pembelian bahan baku atau barang dagangan, membayar upah
buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. Sejumlah dana yang
kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui
hasil penjualan barang dagangan atau hasil produksinya. Uang yang masuk
2. Bahan Baku
Kholmi (2003;29) bahan baku adalah : “ Bahan baku merupakan bahan yang
membentuk bagian besar produk jadi, bahan baku yang diolah dalam
perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau hasil
bahan baku adalah : “Bahan baku adalah bahan utama dari suatu produk atau
barang”.
12
3. Tenaga Kerja
bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan kerja secara harian
imbalan kerja tersebut diberikan secara harian (Siswanto, 1989: 9).Selain itu,
pengertian tenaga kerja menurut BPS adalah salah satu moda bagi geraknya
4. Pasar
Secara umum pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara
5. Daya Saing
Daya saing adalah suatu keunggulan pembeda dari yang lain yang
yang bisa menempatkannya pada suatu posisi yang strategis dan lebih
13
menguntungkan jika dibandingkan dengan perusahaan yang
1. Rizkia aliyah Pengembangan usaha Analisis Dari hasil analisis dan QSPM diperoleh
dimiliki diantaranya: 1)
kapasitas produksi.
14
Faktor eksternal yang dihadapi
tujuan.
15
huda (2012) pembangunan ekonomi kuantitatif secarasektoral dalam rangka
meningkatkan perekonomian di Jawa
wilayah di jawa timur Matriks
Timur dapat di kembangkan dengan
SWOT
mengutamakan strategi pengembangan
pengolahan ikan diikuti dengan perikanan
darat dan perikanan laut.Sub-sektor
pengolahan ikan mempunyai
indeks daya penyebaran, dampak
pengganda out-put, dampak pengganda
tenagakerja dan dampak pengganda
pendapatanyang relatif tinggi sehingga
dapat memberikan dampak output yang
besar dalamperekonomian Jawa Timur.
16
Kerangka Berpikir
Modal kerja
Bahan baku
Tenaga kerja
Pemasaran
17
BAB II
METODE PENELITIAN
memberikan gambaran atau uraian yang berasal dari catatan awal lapangan yang
sunduk krispy pada saat produsen ikan sunduk krispy melakukan proses produksi.
Penelitian ini ditunjukkan untuk memahami kegiatan yang terjadi pada saat pelaku
usaha emping jagung melakukan produksi mulai awal sampai akhir hingga ke
dari individu, kelompok atau situasi (Emzir, 2010:20).Tujuan dari pendekatan dan
gambaran secara umum, faktor pendukung dan penghambat, dan peran pemerintah
yang dihadapi oleh kelompok usaha ikan sunduk krispy tersebut yang berangkat
dari observasi awal peneliti.Dalam hal ini, peneliti menggali informasi secara
mendalam dari berbagai informan mengenai profil usaha ikan sunduk krispy di
Desa Kandangsemangkon.
18
B. Kehadiran Peneliti
diperlukan. Peran peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai pengamat
terhadap produsen ikan sunduk krispy dan melakukan wawancara terhadap pelaku
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di lakukan di UMKM ikan sunduk krispy yang berada
Timur. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena di tempat tersebut adalah sentra
produksi ikan sunduk krispy karena lokasinya juga berdekatan dengan daerah
pesisir.
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis data, yaitu data primer
dan data sekunder.Data primer yang diperlukan untuk analisis penelitian ini
diperoleh dari observasi dan wawancara terhadap produsen ikan sunduk krispy.
Hal ini dilakukan guna mendapatkan informasi mengenai gambaran umum, faktor
pendukung dan faktor penghambat, dan peran pemerintah terhadap UMKM ikan
sunduk krispy. Peneliti memilih informan sebagai responden secara acak. Sumber
data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari pihak
kedua. Dalam hal ini pihak kedua yang dimaksud adalah instansi-instansi atau
19
website yang memiliki data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, pengumpulan
yang didapat dari buku, artikel,media elektronik, jurnal-jurnal dan lain sebagainya
pendukung.
teknik pengumpulan data sejak awal penelitian. Peneliti akan melakukan beberapa
1. Observasi/ pengamatan
krispy pada saat usaha ini melakukan produksi. Peneliti mencatat seluruh
prosesproduksi yang terjadi mulai dari tahap awal produksi ikan sunduk
penelitian.
20
2. Wawancara
3. Dokumentasi
krispi ikan sunduk, bahan baku, pemasaran produk, faktor pendukung, faktor
digunakan. Hal ini bertujuan melengkapi data yang didapat, sehingga pada
dibaca, dipelajari dan di tela’ah sehingga menjadi informasi yang lebih jelas,
1. Reduksi data,
cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci.Banyaknya data
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan difokuskan pada
segala sesuatu yang berhubungan dengan obyek, serta dicari tema dan
polanya agar peneliti mendapat gambaran yang jelas tentang data yang
2. Penyajian data,
terjadi. Penyajian data yang diolah nantinya berupa paparan data dan temuan
22
melanjutkan tahapan berdasarkan apa yang telah direncanakan dalam
3. Penarikan Kesimpulan
landasan teori dan juga penelitian terdahulu. Data tersebut dikemas dalam bab
bersifat belum pasti. Hal ini dikarenakan dengan bertambahnya data di waktu
maka perlu didukung dengan data yang tepat. Untuk memperoleh data yang tepat
dan dapat dipercaya maka peneliti harus melakukan tahap pengecekan keabsahan
kualitatif, yaitu:
1. Triangulasi
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
23
Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain,
untuk mestikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya
teknik dalam penelitian ini adalah menggali kebenaran informasi dengan cara
2. Kredibilitas
dulunya menjadi informan dan juga pada masyarakat sekitar yang tidak
menjadi informan. Dari hasil pengamatan dan juga jawaban yang didapat dari
3. Dependability
24
menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik
4. Confirmability
penelitian yang sesuai dengan data yang dikumpulkan dari hasil wawancara.
oleh banyak orang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
tersebut sudah setuju atau sepakat dengan hasil penelitian ini, maka penelitian
H. Tahap-tahap Penelitian
25
Kemudian mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk penelitian
dianalisis.Hal ini bertujuan agar data yang didapatkan menjadi informasi yang
dilengkapi dengan: halaman, daftar isi, dan daftar pustaka. Penulisan laporan
data dan temuan penelitian, pembahasan, dan juga yang terakhir penutup.
Selain itu, laporan juga dilengkapi dengan beberapa penulisan, seperti: lembar
26
BAB III
1. Batas Administrasi
berikut(https://lamongankab.go.id):
27
Jarak dari pusat pemerintahan kelurahan : 1 km
(https://www.paciran.com/p/about.html).
3. Iklim
bulan lain curah hujan relatif rendah. Rata-rata curah hujan pada tahun
(https://lamongankab.go.id)
4. Kependudukan
Bulan Februari 2013 yaitu sebanyak 8.802 jiwa, yang terdiri dari
perempuan.
28
B. Gambaran Umum UMKM Ikan Sunduk Krispy di Desa
Kandangsemangkon
memulai usaha ikan sunduk krispy sejak 5 tahun yang lalu yaitu pada
bahwa usaha ikan sunduk krispy yang saat ini ada belum lama berdiri,
yaitu pada kisaran diatas tahun 2000. Pengusaha yang sudah mendirikan
usaha ikan sunduk krispy paling lama yaitu Ibu Lina Khoiroh pada tahun
terigu, royco, masako, gula, jahe, kunir, ketumbar, daun jeruk, penyedap
berbeda, Ibu Eni juga menjelaskan bahwa bahan baku yang digunakan
Sedangkan Ibu Lina Khoiroh juga menggunakan bahan baku serupa yaitu
29
ikan sunduk, tepung, bumbu-bumbu, garam, gula, dan sedikit resep
putih telur, penyedap rasa, dan minyak goreng. Bahan baku utama berupa
ikan sunduk didapatkan oleh para pengusaha dengan mudah, yaitu melalui
langsung dari tangan nelayan sehingga ikan sunduk yang akan diolah
30
kemasan ukuran 1 ons.Biasanya ada juga pembeli yang memesan ikan
sunduk krispy dalam jumlah banyak (10-15 kg) untuk dijual lagi
(LK/INFO3/30052018).
jumlah banyak untuk kemudian dikemas ulang dengan merk tertentu dan
oleh lewat campur tangan pembeli yang memesan dalam jumlah banyak.
1. Faktor Pendukung
31
yang membantu proses berjalannya produksi ikan sunduk krispy yang
(LK/INFO3/30052018).
produksi, karyawan dan lokasi usaha yang dekat dengan sentra penjualan
2. Faktor Penghambat
menjalankan usaha ikan sunduk krispy ini yaitu cuaca yang tidak menentu
sunduk juga tidak menentu. Apabila cuaca sedang buruk (angin barat),
sebagian besar nelayan tidak berani melaut sehingga ikan sunduk sulit
sunduk yang tidak menentu dan tergantung pada cuaca. Selain itu, faktor
32
cukup mahal yaitu sekitar Rp. 7.000.000 sehingga Ibu Eni belum mampu
membelinya (F/INFO2/30052018).
dengan dua pengusaha lainnya, yaitu ketersediaan ikan sunduk yang tidak
menentu dan harga ikan sunduk yang naik turun sehingga menyebabkan
krispy hampir sama, yaitu ketersediaan bahan baku utama berupa ikan
menjadi tidak stabil. Dalam waktu tertentu sering terjadi angin barat yang
menjadi menurun dan harga ikan yang naik turun juga menyebabkan
harga produk yang dijual menjadi naik turun. Faktor penghambat lainnya
produksi.
Kandangsemangkon
bantuan dari pemerintah desa dalam menjalankan usaha ikan sunduk krispy
instansi atau lembaga yang mengurusi tentang standar pangan, akan tetapi
karena keterbatasan usia dan lain hal Ibu Muntayatun belum bisa
33
mendaftarkan (M/INFO1/30052018). Ibu Eni juga menuturkan bahwa belum
ada bantuan sama sekali dari pemerintah desa terhadap usahanya sampai saat
peran pemerintah juga belum ada, tetapi sudah sempat ada anjuran dari
usaha ikan sunduk krispy ini. Sejauh ini, hanya anjuran untuk mengurus surat
izin usaha pada lembaga-lembaga tertentu, tapi belum ada aksi konkrit dari
34
BAB IV
PEMBAHASAN
Kandangsemangkon
kurang lebih 5-7 tahun yaitu sekitar tahun 2011. Ikan sunduk krispy ini
merupakan produk khas kawasan pantura Lamongan, salah satunya yang banyak
Bahan baku utama dalam pembuatan ikan sunduk krispy yaitu ikan
sunduk. Ikan sunduk berukuran sebesar jari tangan dengan panjang sekitar belasan
sentimeter. Sebagian besar badannya berisi tulang, karena itu, ikan sunduk bukan
termasuk ikan komersial yang bisa dikonsumsi langsung, akan tetapi perlu diolah
terlebih dahulu agar bisa memiliki nilai tambah dan daya jual yang tinggi. Selain
ikan sunduk, bahan lain yang juga digunakan dalam pembuatan ikan sunduk
krispy diantaranya tepung tapioca dan tepung beras sebagai bahan campuran
untuk membuat produk ikan sunduk krispy menjadi renyah. Kunir, jahe, penyedap
rasa, daun jeruk, dan ketumbar untuk memperkuat cita rasa dari ikan sunduk dan
mengurangi rasa amis dari ikan sunduk. Putih telur untuk membantu merekatkan
ikan sunduk dengan adonan tepung yang sudah dibumbui.Serta minyak goreng
35
Pemasaran yang dilakukan masih tergolong sederhana, yaitu dengan cara
menjual langsung ditempat usaha, ada juga yang menjualnya di pasar. Selain itu,
ada pula reseller yang menjualnya secara online, akan tetapi masih dalam skala
kecil.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para
rencana yang dimiliki oleh suatu perusahaan sebagai pedoman bagi kegiatan-
kegiatan pemasaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
Menurut penuturan salah satu pengusaha ikan sunduk krispy, peminat ikan
sunduk krispy sebenarnya cukup banyak baik dari dalam maupun luar
terhadap produksi dan pemasaran ikan sunduk krispy, dengan permintaan pasar
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa usaha ikan sunduk krispy bisa
berjalan sampai saat ini karena dipengaruhi oleh faktor pendukung. Faktor
pendukung utama yaitu jarak tempat usaha yang berdekatan dengan lokasi sentra
36
jual beli ikan di daerah pantai utara Lamongan (Tempat Pelelangan Ikan
Brondong), sehingga akses untuk memperoleh bahan baku utama lebih mudah.
usaha adalah sumber bahan baku. Jika bahan baku mudah dan terjangkau untuk
Faktor pendukung lainnya yaitu modal. Modal adalah segala sumber daya
hasil produksi yang tahan lama, yang dapat digunakan sebagai input produktif
dalam pengembangan usaha adalah modal usaha. Modal usaha sendiri dapat
diartikan, modal adalah faktor usaha yang harus tersedia sebelum melakukan
pencapaian pendapatan (Riyanto, 1996), arti modal yang lain modal meliputi baik
modal dalam bentuk uangmaupun dalam bentuk barang.Faktor modal ini justru
masih menjadi penghambat bagi para pengusaha ikan sunduk krispy. Keterbatasan
modal ini disebabkan sumber utama modal hanya berasal dari modal pribadi
pengusaha dan belum ada bantua modal dari pihak lain. Dalam hal ini, peran
37
baik dalam kinerja, profit, maupun kelangsungan hidup organisasi itu sendiri
(Rayadi, 2012).
Peran dan fungsi sumber daya manusia dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu secara mikro dan makro. Secara mikro sumber daya manusia
ikan sunduk krispy merasa terbantu dengan adanya karyawan yang membantu
Faktor produksi meliputi faktor produksi asli (alam dan tenaga kerja) dan
faktor produksi tersebut dapat dilakukan baik secara bersama-sama maupun secara
produk untuk menciptakan nilai pelanggan dan hubungan yang kuat dengan
bagi perusahaan, dimana pemasaran sebagai salah satu faktor yang mendukung
38
Permintaan produk ikan sunduk krispy sebenarnya cukup tinggi, bahkan
maupun luar daerah. Permintaan barang dalam jumlah besar sebenarnya dapat
permintaan pasar yang cukup tinggi akan mendatangkan hasil yang cukup
menjanjikan. Selain itu, juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi mengenai
Kandangsemangkon
modal belum dirasakan oleh pelaku usaha ikan sunduk krispy. Dalam hal ini
lainnya yang dapat mendukung pengusaha ikan sunduk krispy agar tetap bisa
39
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu pertama, usaha
ikan sunduk krispy yang berada di Desa Kandangsemangkon berdiri sejak sekitar
tahun 2005, 2011, dan 2013. Bahan baku utama dalam pembuatan ikan sunduk
krispy adalah ikan sunduk, sedangkan bahan penunjang lainnya yaitu tepung,
gula, garam, penyedap rasa, putih telur, rempah-rempah dan minyak goreng.
dirumah maupun di toko dan pasar. Sebagian pembeli juga memesan ikan sunduk
krispy dalam jumlah banyak untuk kemudian dikemas ulang dan dijual lagi
produksi yang cukup dekat dengan nelayan penghasil ikan sehingga lebih mudah
ketersediaan ikan sunduk yang tidak menentu sehingga produksi tidak berjalan
stabil. Selain itu, kurangnya bantuan modal juga menyebabkan proses produksi
Ketiga, yaitu peran pemerintah sampai saat ini belum dirasakan oleh para
pengusaha ikan sunduk krispy baik berupa modal maupun bantuan lain. Meskipun
sudah ada wacana untuk pembuatan surat izin di lembaga terkait, akan tetapi saat
40
B. Saran
(ikan sunduk), maka pengusaha bisa mengganti ikan sunduk dengan alternatif
bahan lain seperti usus ayam, jamur, atau bahan lain yang dapat diolah
sebagai produk krispy. Sehingga proses produksi bisa berjalan terus tanpa
lokal dengan cara membantu dari segi modal, penyediaan fasilitas produksi,
sosialisasi, dan pelatihan-pelatihan. Hal ini akan berdampak baik bagi pelaku
dapat meningkatkan nilai positif dari potensi desa yang ada berupa hasil laut.
selama ini hanya sebagian reseller yang mempromosikan lewat media online,
41
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Yuyun. 2011. 38 Inspirasi Usaha Makanan dan Minuman untuk Home
Industry. Agromedia Pustaka. Jakarta
Herawati E.S. 2002. Pengolahan Ikan Secara Tradisional: Prospek dan Peluang
Pengembangan . J. Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 21 No 3.
43