Anda di halaman 1dari 33

PENGANTAR ILMU EKONOMI-A EKONOMI PRODUKSI

MAKALAH

OLEH KELOMPOK 13 RUSDIN : L22112601 SAIPUL SAPARUDDIN : L 22112275 MUH CHAEDIR : L 22112257

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012/2013

KATA PENGANTAR

Hanya milik Tuhan Semesta Alam lautan ilmu, karunia dan segala kemudahan sehingga penyusunan makalah pengantar ekonomi perikanan ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan pengganti ujian akhir semester genap. Tidak akan terhenti walau tidak akan pernah tercukupi, ucapan terima kasih penyusun kepada dosen pengampu mata kuliah pengantar ekonomi perikanan. Terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu baik langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini bermanfaat dan memberi tambahan pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah pengantar ekonomi perikanan ini masih banyak kekurangan sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Makassar 25, februari 2013

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki pantai terpajang kedua diduni setelah Kanada yaitu dengan panjang pantai 81.000 km. Dari 67.439 desa di Indonesia, kurang lebih 9.261 desa dikategorikan sebagai desa pesisir. Desa-desa peisisr inilah yang merupakan kantong-kantong kemiskinan

terstruktural yang potensial. Kerawanan dibidang sosial-ekonomi dapat menjadi lahan subur bagi timbulnya kerawanan-kerawanan dibidang kehidupan yang lain. Sejak krisis finansial pada pertengahan 1997 angka penganguran dan jumlah penduduk miskin terus membengkak masing-masing kini mencapai 37 juta dan 60 juta orang. Dan diantara penduduk miskin tersebut nelayan merupakan kelompok masyarakat yang paling menderita secara ekonomi. Fenomena kemiskinan nelayan di negeri ini sudah berlangsung lintas generasi dan seakan tidak pernah berhenti seiring dengan perkembangan jaman dan gempitanya pembangunan. Sumberdaya alam yang melimpah dinegeri ini tak dapat memberikan jaminan untuk kehidupan mereka. Kehidupan nelayan tetap saja dalam keadaan ketertimpangan dan penindasan oleh berbagai pihak. Nelayan seolah-olah menjadi alat utuk memperkaya diri segelintir orang dinegeri ini. Apalagi dengan tidak adanya perlindungan dari pemerintah, mengakibatkan nelayan semakin terpuruk tingkat kehidupannya. Luasnya lautan di Indonesia tak dapat memberikan kehidupan yang layak bagi nelayan. Eksploitasi yag dilakukan oleh para nelayan tak dapat mengentaskan mereka dari keterhimpitan perekonomian. Hal inilah yang menjadikan tugas rumah bagi pemerintah. Dimana pemerintah harus turun tangan dan memecahkan berbagai masalah yang ada dalam kehidupan perekonomian nelayan. Kebijakan ekonomi perikanan sampai saat ini belum menemukan suatu konsep yang benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat dan masa depan bangsa dan negara.

Menurut catatan penulis, berbagai kebijakan ekonomi perikanan mulai dari Protekan 2003, Gerbang Mina Bahari, Revitalisasi Perikanan, Minapolitan dan Blue Economic saat ini, semuanya berorientasi pada kepentingan asing, terutama dalam memenuhi kebutuhan negara-negara maju akan sumber daya ikan yang berkualitas tinggi. Hal ini tercermin dari target indikator kinerja utama Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mengedepankan peningkatan volume ekspor ikan dan produk perikanan, dibandingkan perbaikan dan peningkatan pasar dalam negeri. Lebih prihatin lagi, pasokan ikan untuk memenuhi kebutuhan negara-negara maju tersebut difasilitasi dengan BBM bersubsidi. Penggunaan BBM bersubsidi untuk usaha perikanan saat ini diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu. Dalam lampiran perpres tersebut dijelaskan bahwa usaha perikanan termasuk yang memiliki yang dimaksud dengan usaha perikanan tersebut adalah (a) Nelayan yang menggunakan kapal ikan Indonesia dengan ukuran maksimum 30 GT dan diberikan kebutuhan BBM paling banyak 25 (dua puluh lima) kiloliter/bulan untuk kegiatan penangkapan ikan; (b) Nelayan yang menggunakan kapal ikan Indonesia dengan ukuran di atas 30 GT dan diberikan kebutuhan BBM paling banyak 25 (dua puluh lima) kiloliter/bulan untuk kegiatan penangkapan ikan; (c) Pembudi daya-ikan kecil yang menggunakan sarana pembudidayaan ikan untuk operasional perbenihan dan pembesaran. I. Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan ekonomi produksi? Bagaimana strategi yang tepat untuk meningkatkan taraf hidup perekonomian dalam bidang produksi II. Tujuan Penulisan makalah Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ekonomi perikanan. Selain itu juga untuk memberikan gambaran mengenai ekonomi produksi.

BAB II EKONOMI PRODUKSI

A. Pengertian Produksi Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan oleh manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak heran bila setiap negara berlomba - lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya. Pengertian produksi dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan atau menambah fedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan orang, badan usaha, atau organisasi yang menghasilkan barang dan jasa disebut produsen. Contoh sederhana dari kegiatan produksi adalah produksi ikan asin. Di mana kegiatan produksi ikan asin dimulai dari menangkap ikan, menjemur ikan, pengasinan ikan, sampai dengan mengangkut dan memperdagangkan ikan. Contoh lain dari kegiatan produksi seperti pekerjaan akuntan, pekerjaan guru, dokter, penasehat hukum. Berikut ini adalah pengertian dan definisi produksi: Pengertian produksi secara sempit Produksi adalah perbuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu barang atau mengubah suatu barang menjadi barang yang lain Pengertian produksi secra luas produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengertian produksi secra umum Produksi merupakan semua perbuatan atau kegaitan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang - barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku - buku cerita, dan pelayanan jasa keuangan

Produksi sebagai sistem dan proses Produksi sebagai sistem berarti bahwa terdapat hubungan yang saling memberikan pengaruh dan mempengaruhi antara faktor produksi yang satu dan yang lainnya. Produksi sebagai proses berarti bawa produksi dilakukan melalui tahap demi tahap secara berurutan. Pengertian produksi secara ekonomi Produksi mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan atau utilitas suatu barang dan jasa Drs. BAMBANG PRISHARDOYO, M.Si; 2005 Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menghasilkan barang atau meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa. Tujuan Yang hendak dicapai dari Produksi Tujuan dari produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam usaha mencapai kemakmuran. Kemakmuran akan tercapai bila konsumen memiliki daya beli yang cukup tinggi dan barang/jasa yang diperlukan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan. Bagaimana Proses Produksi Di dalam suatu proses produksi ada hal-hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

komposisi input yang bagaimana yang harus digunakan? bagaimana proses produksi berlangsung agar tingkat produksi maksimal?

komposisi input yang bagaimana yang harus digunakan? bagaimana proses produksi dilaksanakan agar biaya produksi serendah mungkin?

Input dari proses produksi mencakup Faktor-faktor Produksi, di mana pembagian dari faktor-faktor produksi dapat ditampilkan dalam bagan di bawah ini: -Faktor produksi asli adalah faktor produksi yang tidak dapat diperbaharui dan sudah tersedia. Faktor produksi turunan adalah hasil penggabungan dari faktor produksi asli yang merupakan perkembangan kebudayaan dan pengetahuan manusia. Jenis Produksi Dari beberapa jenis kegiatan produksi terbagi atas beberapa bidang usaha, tingkatan produksi dan sudut pentahapannya, ini dapat dilihat dalam skema berikut ini: Apa yang dimaksud dengan Teori Produksi Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya. Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal: 1.produksi jangka pendek, yaitu bila sebagian faktor produksi jumlahnya tetap dan yang lainnya berubah (misalnya jumlah modal tetap, sedangkan tenaga kerja berubah). 2.produksi jangka panjang, yaitu semua faktor produksi dapat berubah dan ditambah sesuai kebutuhan. Di dalam teori produksi jangka pendek dikenal hukum hasil lebih yang semakin berkurang (the law of diminishing marginal return), yaitu bila jumlah tenaga kerja ditambah terus sedangkan lahan pertanian tidak bertambah, pada

tahap awal nilai tambah produksinya mengalami kenaikan tetapi pada tahap akhir nilai tambahan produksinya mencapainegatif. Contoh: Seorang petani memiliki 1 ha lahan pertanian, pada awalnya ia mengerjakannya sendiri. Karena ia mempunyai 2 orang anak, maka lahan yang dia miliki dia bagi dengan anak-anaknya. Jumlah pekerja yang mengerjakan lahan itu memang bertambah, tetapi hasil yang diperolehpun harus dibagi dengan ke-2 anaknya itu. Demikian seterusnya, bila si anak memiliki anak lagi (yang berarti cucunya), maka harus berbagi lagi dengan cucunya, begitu seterusnya.

Tenaga Produk Total (TP) Produk Rata2 (AP) Kerja (L) 1 2 3 4 5 6 4 10 21 28 34 39 4 5 7 7 6 4/5 6

Produk Marginal Tahap (MP) 6 11 7 6 5 Tahap Kedua Tahap Awal Produksi

7 8 9

39 36 31

5 4/7 4 3 4/9

0 -3 -5 Tahap Ketiga

Contoh Tabel produksi jangka pendek bidang pertanian

L TP AP MP

=labour,

jumlah

tenaga

kerja

= total product, jumlahhasilproduksi =average product, hasil produksi rata-rata

= marginal product, hasil produksi marginal

BAB III TEORI PRODUKSI DALAM ILMU EKONOMI

A. Teori produksi Teori produksi menyebutkan bahwa kepuasan produsen diperoleh dengan memaksimumkan keuntungan produksi (maksimation of profit). -kegiatan produksi. rangkaian dari kegiatan-kegiatan distribusi -kegiatan konsumsi

Produksi : Proses mempergunakan unsur-unsur produksi dengan maksud menciptakan faedah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia ada dua :barang-barang dan jasa. Barang : alat penemuan kebutuhan manusia yang tampak. Jasa : alat penemuan kebutuhan manusia yang tidak tampak tapi dapat dirasa Barang ekonomi : Barang-barang yang diperoleh dengan mengorbankan sesuatu. Dalam ilmu ekonomi, teori produksi dalam analisis dibedakan pada dua pendekatan, yaitu : 1. Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah Teori produksi menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk Modul 7: Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan Teori Organisasi Umum 2 Halaman VII-2 menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dengan demikian dalam analisis faktor-faktor lainnya dianggap tetap. 2. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah Teori produksi menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan dua jenis faktor produksi (tenaga kerja dan modal) dapat diubah yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi yang tersebut.

Pada prinsipnya kegiatan produksi yang dilakukan oleh produsen-produsen dalam pendekatannya dibagi 3 bagian : short run) : (1). Waktunya cukup pendek sehingga ada faktor input tetap (fixed input), (2). teknologi yang digunakan tidak berubah (konstan), (3). satu siklus produksi dapat diselesaikan. long run) : (1). Tidak ada input tetap lagi, hanya input variabel (variable input) saja yang ada, (2). Teknologi konstan. very long run) : teknologi berubah, dan biasanya tidak hanya membicarakan satu fungsi produksi saja. Konsepsi dari Suatu Fungsi Produksi Fungsi produksi, yaitu suatu hubungan mathematis yang menggambarkan suatu cara dimana jumlah dari hasil produksi tertentu tergantung dari jumlah input tertentu yang digunakan. Suatu fungsi produksi memberikan keterangan mengenai jumlah output yang mungkin diharapkan apabila input-input dikombinasikan dalam suatu cara yang khusus. Macam-macam kombinasi ini banyak macamnya. Macamhasil produksi dan banyaknya hasil produksi yang akan diperoleh tergantung pada(merupakan fungsi dari pada) macam dan jumlah input yang digunakan. Fungsi produksi umumnya ditulis sebagai Y = f (X), dimana Y menunjukkan hasil produksi; f sebelum tanda kurung menyatakan : "tergantung" yaitu "suatu fungsi dari"; dan huruf X menunjukkan suatu input yang digunakan. Apabila jumlah Teori Organisasi Umum 2 Halaman VII-5 input yang digunakan lebih dari 1 maka fungsi produksi tersebut dapat dituliskan : Y = f(X1, X2, ...., Xn); dimana X1, X2, ..., Xn merupakan jenis input yang digunakan. Asumsi-asumsi dari fungsi produksi tersebut adalah :

-masing variabel di dalamnya fungsi ini tetap kontinyu

maupun output Y

Jenis-jenis Fungsi Produksi 1. Constant return, hubungan yang menunjukkan jumlah hasil produksi meningkat dengan jumlah yang sama untuk setiap kesatuan tambahan input.

2. Increasing return: Hubungan dimana kesatuan tambahan input menghasilkan suatu tambahan hasil produksi yang lebih besar dari kesatuan-kesatuan sebelumnya.

BAB IV FAKTOR PRODUKSI DAN KONSEP KEPEMILIKAN

A. Fakto r produksi dan konsep kepemilikan I. Pengertian Faktor dan Fungsi Produksi Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Faktor produksi Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasiini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources). Faktor Kewirausahaan Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebanyak dan sebagus apa pun faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal yang dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya tidak akan maksimal.

Sumber daya informasi Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya. Secara umum, tenaga kerja, tanah, dan modal dipandang sebagai tiga faktor produksi terpenting. Ketika sebuah perusahaan komputer memproduksi perangkat lunak (Software) berupa sebuah program, perusahaan tersebut menggunakan waktu kerja si pemogram (tenaga kerja), ruangan fisik tempat laboratorium atau kantor berada (tanah), serta bangunan dan berbagai peralatan komputer (modal). Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi (input) dan hasil produksi (output). Bila faktor produksi tidak ada maka tidak ada proses produksi. Produksi yang dihasilkan dengan menggunakan faktor alam disebut produksi alami. Sedangkan jika produksi dilakukan dengan memanipulasi faktor- faktor produksi disebur produksi rekayasa. Produksi yang bersifat alami tidak dapat dikontrol, baik dari sisi efisiensi maupun efektivitasnya sebab ia bersifat eksternal. Kelebihan dan kekurangan produksi alami merupakan suatu yang seharusnya diterima oleh pemakai. Sedangkan produksi rekayasa adalah produksi yang bersifat internal. Produksi seperti ini dapat dikontrol oleh pemakai. Efektivitas dan efisiensi produksi dapat diatur dengan menggunakan teknologi. Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut sebagai fungsi produksi. Hal ini dapat ditulis dengan suatu persamaan matematis: Q = f (X1, X2, X3Xn) Q = Tingkat produksi X1=output X2=tenaga kerja X3=modal X4 =kewirausahaan Dalam beberapa buku teks faktor produksi dapat di tulis secara matematis. Q = f (K, L, R, T) Q = tingkat produksi

K = modal L = tenaga kerja dan keahlian kewirausahaan R = kekayaan alam T = teknologi Maksud dari persamaan diatas merupakan suatu pernyataan matematis yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, tenaga kerja, kekayaan alam dan tingkat teknologi yang di gunakan. Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor produksi menghasilkan sejumlah barang tertentu dapatlah di tentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang. B Jenis Faktor Produksi Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources). 1. Tenaga kerja: Merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya. Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan

pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain. Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir. 2. Modal Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank. Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek. Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan. Modal dibagi berdasarkan sifatnya yaitu modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya

mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku. 3. Sumber daya fisik alam Adalah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah (raw material), sumber daya alam non-energi seperti bahan tambang seperti tembaga, biji besi dan pasir; juga sumber daya energi seperti bahan bakar industri, serta fasilitas perkantoran dan produksi. Dalam pandangan ekonomi klasik, tanah dianggap sebagai suatu factor produksi penting mencakup semua sumber daya alam yang digunakan dalam proses produksi. 4. Kewirausahaan Adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam

mengkoordinir faktor-faktor produk. 5. Sumber Daya Informasi Adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya. Beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini. C Fungsi produksi dan produk marjinal tenaga kerja Dalam memutuskan berapa banyak pekerja yang perlu direkrut, perusahaan itu harus mengetahui bagaimana jumlah pekerja mempengaruhi output yang mereka produksi. Bahan penting untuk membuat keputusan tersebut yakni data produk marjinal tenaga kerja yaitu kenaikan output dari tambahan satu unit input tenaga kerja. Dalam teori ekonomi diambil pula satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi produksi yaitu fungsi produksi dari semua produksi dimana semua produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut: The Law of Diminishing Returns. Hukum ini berbunyi: apabila satu macam input di tambah penggunaannya sedang input-input lain tetap maka tambahan output yang

dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula menaik tetapi kemudian setelah mencapai suatu titik tertentu akan semakin menurun seiring dengan pertambahan input. Hukum ini dapat dibedakan dalam 3 tahap yaitu: 1. Tahap pertama: produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat 2. Tahap kedua: produksi total pertambahannya semakin lambat 3. Tahap ketiga: produksi total semakin lama semakin berkurang. Untuk analisis pertama, kita akan mencoba melihat bagaimanakah teori produksi dengan hanya satu faktor yang berubah dalam hal ini yang di asumsikan berubah hanyalah faktor produksi tenaga kerja. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya yaitu modal dan tanah jumlahya dianggap tidak mengalami perubahan. Tanah (hektar) Tenaga Kerja(L) Produksi Total(TP) Produksi Marginal(MP) Produksi Ratarata(AP) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 10 17 23 28 31 32 32 30 25 4 6 7 6 5 3 1 0 -2 -5 4 5 5.7 5.8 5.6 5.2 4.6 4 3.3 2.5

Tabel diatas menunjukkan bahwa produksi total ditunjukkan dalam kolom 3 mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, 2 menjadi 3 dan seterusnya. Maka dalam keadaan ini kegiatan memproduksi mencapai Tahap Pertama. Apabila tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, 4 menjadi 5, 5 menjadi 6 dan selanjutnya 6 menjadi 7, produksi total tetap bertambah tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit.

Maka dalam keadaan ini produksi mencapai Tahap Kedua yaitu keadaan dimana produksi marginal semakin berkurang. Tahap Ketiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total yaitu produksi total berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8, produksi total masih mengalami peningkatan. Akan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja ditambah dari 8 menjadi 9 maka produksi totalnya menurun. Kolom 4 menunjukkan nilai produksi Marginal yaitu tambahan produksi yang diakibatkan pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Rumus Produksi Marginal: MP= TP/ L Contoh: pada saat terjadi petambahan tenaga kerja dari 4 menjadi 5 pekerja, dalam tabel menunjukkan bahwa produksi total dari 23 menjadi 28 maka, TP=28-23=5, L= 5-4=1 jadi MP=TP/L=5/1=5. Kolom 5 menunjukkan produksi rata-rata (average production) yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja. Rumus produksi rata-rata (AP): AP=TP/L Contoh : ketika tenaga kerja yang digunakan adalah 2 orang. Produksi totalnya adalah 10. Maka produksi rata-rata adalah 10/2= 5 unit, angka-angka dalam kolom 5 menunjukkan bahwa dalam tahap pertama jumlah produksi rata-rata semakin bertambah besar, namun selanjutnya mulai di tahap kedua pertambahan tersebut semakin menurun. Biaya Produksi Dalam jangka pendek, kita mengenal adanya factor produksi tetap dan factor produksi variabel, sehingga dengan sendirinya biaya produksi yang ditimbulkan oleh proses produksi itu juga menyangkut biaya tetap dan biaya variabel. Total dari biaya tersebut dinamakan biaya total, dan ada juga biaya ratarata dan biaya marjinal. Biaya produksi dapat kita kelompokkan menjadi: Biaya Tetap (Fixed Cost) Yaitu biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas output berubah. Biaya ini akan tetap ada walaupun perusahaan tidak melakukan produksi. Yang

termasuk ke dalam biaya ini adalah sewa ruangan toko, gaji karyawan administrasi dan penyusutan mesin-mesin yang dipakai. Biaya Variabel (Variable Cost) Yaitu biaya yang jumlahnya berubah ketika jumlah barang yang diproduksi berubah. Yang termasuk ke dalam biaya ini adalah biaya pembelian bahan mentah atau bahan dasar yang digunakan untuk produksi. Biaya Total (Total Cost) Yaitu seluruh biaya atau pengeluaran yang dibayarkan perusahaan untuk membeli berbagai input (barang dan jasa) untuk keperluan produksi. Untuk menghitung biaya total kita menghitung jumlah antara biaya tetap dan biaya variabel: Biaya Total= Biaya Tetap+Biaya Variabel TC= FC+VC Sebagai contoh, dalam kasus toko kue Pak Anton, biaya variabel yang ditanggung adalah biaya membeli gula, tepung terigu, telur dan lain-lain. Semakin banyak kue yang akan dibuat, maka semakin banyak pula bahan yang dibutuhkan. Begitu juga bila Pak Anton ingin menambah pegawai honorer. Maka pegawai baru tersebut termasuk biaya variabel bukan biaya tetap. Lihatlah tabel berbagai ukuran biaya toko kue Pak Anton berikut ini. Kuantiitas Biaya Tetap (FC) Biaya (VC) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 0 30 80 150 250 350 460 600 800 1010 1250 Variabel Biaya Total

(TC)= FC+VC 200 230 280 350 450 550 660 800 1000 1210 1450

Jumlah

barang Biaya tetap tidak Bila produksi naik Jumlah pernah berubah biaya variabel juga keseluruhan naik pengeluaran

yg diproduksi

Biaya Rata-Rata (Average Cost) Yaitu biaya yang menunjukkan jumlah biaya per unit barang yang dihasilkan yakni merupakan hasil bagi antara biaya keseluruhan dengan jumlah barang yang dihasilkan. Sebagai contoh, kasus Pak Anton tadi yang memproduksi kue untuk dijual di tokonya. Sebagai pemilik perusahaan, Pak anton harus memutuskan berapa banyak barang yang hendak diproduksinya. Untuk itu ia harus tahu: Berapa banyak biaya yang diperlukan untuk membuat sebuah kue? Berapa banyak biaya yang diperlukan untuk meningkatkan produksi satu kue? Untuk menjawabnya, Pak Anton haruslah mengetahui berapa biaya rata-rata produknya. Karena biaya total merupakan biaya semua barang yang diproduksi, maka untuk mengetahui biaya tiap produk kita harus membagi biaya total dengan jumlah barang yang akan diproduksi. Secara matematis dapat ditulis: Biaya Rata-Rata= Biaya Total/Jumlah Barang AC= TC/Q Jika biaya total Pak Anton adalah 280 rupiah maka untuk produksi dua buah kue, biaya untuk setiap kuenya adalah: 280/2= Rp 140 Selain biaya total rata-rata, kita juga dapat menghitung : 1. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC) Untuk mengetahui biaya tetap rata-rata tiap produk, kita bisa membagi biaya tetap dengan jumlah produk yang dibuat. Average Fixed Cost (AFC)= TFC/Q Semakin banyak barang X yang dihasilkan, maka biaya tetap rata-rata akan semakin kecil, dan bersifat asimtotik. Pada jumlah produksi yang kecil biaya ratarata ini tampak tinggi dan pada jumlah produksi yang tinggi, biaya tetap rata-rata itu rendah. 2. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost/AVC)

Untuk mengetahui biaya variabel rata-rata tiap produk, kita bisa membagi biaya variabel dengan jumlah produk yang dibuat. Average Variable Cost (AVC)= TVC/Q Biaya Marjinal (Marginal Cost) Meskipun biaya total rata-rata dapat memberi tahu berapa banyak biaya yang diperlukan untuk menghasilkan satu barang, kita masih belum tahu berapa banyak biaya total itu akan berubah bila perusahaan meningkatkan kapasitas produksinya. Untuk itu, kita harus menghitung biaya marjinalnya. Biaya marjinal ialah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan Karena adanya tambahan barang yang diproduksi. Jadi berdasarkan contoh di atas, jika Pak Anton hendak menaikkan produksi barang dari dua kue menjadi tiga kue, maka biaya totalnya naik dari 280 rupiah menjadi 350 rupiah. Biaya marjinal untuk memproduksi kue ketiga ialah Rp 350Rp 280= Rp 70. Secara matematis biaya marjinal dapat dirumuskan sebagai berikut: Biaya marjinal= Perubahan Biaya Total/Perubahan Kuantitas MC= TC/Q. Dibawah ini adalah contoh kurva biaya tetap rata-rata, biaya variabel rata-rata, biaya (total) rata-rata, dan biaya marjinal. Dalam jangka panjang, semua faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi bersifat variabel. Konsep fungsi produksi jangka panjang dengan menggunakan dua faktor produksi dapat digambarkan dengan kurva yang dikenal dengan istilah kurva isokuan (isoquant) yang berasal dari kata iso (sama) dan quant (kuantitas), yakni kurva yang menggambarkan gabungan dua atau lebih faktor produksi (misalnya tenaga kerja dan modal) yang akan menghasilkan satu tingkat produksi yang sama (tertentu). a.Kurva Isoquant Berfungsi menggambarkan gabungan dua faktor produksi yang berubah-ubah, sementara faktor produksi lain dianggap tetap dan akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Diasumsikan faktor produksi terdiri atas dua yaitu tenaga kerja dan modal.

Didalam tabel berikut digambarkan 4 gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan produksi sebanyak 100 unit. Tenaga Kerja 1 2 3 6 Modal 6 3 2 1 Gabungan A B C D

Gabungan A, memperlihatkan bahwa 1 unit tenaga kerja dan 6 unit modal dapat menghasilkan produksi yang diinginkan tersebut begitu juga gabungan selanjutnya. Dalam contoh yang dibuat tingkat produksi tersebut adalah 100 unit. Semakin jauh dari titik 0 letaknya kurva, semakin tinggi tingkat produksi yang di tunjukkan. Gambar Kurva Isoquant b. Garis Biaya Produksi (Isocost) Produsen yang akan menghasilkan produk berusaha menghemat biaya atau meminimalkan biaya agar diperoleh laba yang maksimal. Untuk meminimalkan biaya produksi, perlu dibuat garis biaya sama (Isocost). Garis biaya sama adalah kurva yang menggambarkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat digunakan dengan sejumlah biaya tertentu. Untuk membuat garis biaya sama, diperlukan data tentang harga faktor-faktor produksi yang digunakan dan jumlah uang yang tersedia untuk membayar faktor-faktor produksi. Misalnya upah tenaga kerja Rp. 10.000 dan biaya modal per unit adalah Rp. 20.000, sedangkan jumlah uang yang tersedia adalah 80.000. apabila digunakan untuk memperoleh modal saja maka akan memperoleh sebanyak 4 unit, kalau digunakan untuk memperoleh tenaga kerja saja maka akan memperoleh 8 unit. Seterusnya titik A pada titik TC menunjukkan dana sebanyak Rp. 80.000 dapat digunakan untuk memperoleh 2 unit modal dan 4 unit tenaga kerja. Dalam grafik diperlihatkan beberapa garis biaya yang lain yaitu TC1, TC2, TC3. Garis-garis itu menunjukkan garis biaya sama apabila jumlah uang yang tersedia adalah Rp. 100.000, Rp. 120.000, dan Rp. 140.000.Kurva IsocostSetiap perusahaan yang ingin memperoleh keuntungan

pasti akan melakukan dua hal mengenai masalah tersebut yakni, memaksimalkan produk dan meminimalkan biaya. d. Memaksimumkan produksi Misalkan biaya yang dibelanjakan untuk membeli per unit modal adalah 15.000 dan upah tenaga kerja per unit adalah 10.000 dan jumlah biaya produksi maksimum yang di sediakan oleh produsen adalah 300.000. dengan uang sebanyak 300.000 produsen dapat sekiranya membeli satu jenis faktor saja yakni memperoleh 20 unit modal atau 30 tenaga kerja. Yang perlu diselesaikan oleh pemilik perusahaan adalah dengan kombinasi manakah diperoleh produk yang paling maksimal? Titik maksimal produk yang dapat dipilih adalah titik A, B,atau C. kombinasi yang paling optimum bagi perusahaan adalah menggunakan 12 modal dan 12 tenaga kerja dimana titik iilah terjadi persinggungan antara kurva isoquant dan garis isocost. Kombinasi A B C Kurva b. Meminimumkan biaya Misalnya: diasumsikan tingkat produksi yang ingin dicapai oleh produsen adalah sebanyak 1000 unit. Jadi terdapat 3 alternatif atau kombinasi yakni Kombinasi A B C Modal 12 10 8 Tenaga kerja 13 12 9 jumlah 1000 unit 1000 unit 1000 unit Biaya Produksi 310.000 270.000 210.000 Modal 8 10 12 Tenaga kerja 8 10 12 jumlah 200 unit 250 unit 300 unit Biaya Produksi 300.000 300.000 300.000

Kurva Kombinasi faktor produksi yang paling efisien adalah pada alternatif C yaitu menghabiskan 8 unit modal dan 9 unit tenaga kerja yang menghasilkan 1000 unit. E Konsep Kepemilikan Dalam pandangan konvensional manusia di anggap memiliki hak milik yang mutlak atas alam semesta, karenanya ia bebas untuk memanfaatkan sesuai dengan

kepentingannya. Manusia dapat mengeksploitasi semua sumber daya ekonomi yang di pandang akan memberikan kesejahteraan yang optimal. Konsep hak milik sebagaimana dalam konvensional tentu saja memiliki implikasi yang serius terutama pada perekonomian karena banyak timbul permasalahan yang rumit bagi masyarakat. Pengutamaan hak-hak individu dalam kapitalisme seringkali memunculkan konflik kepentingan antar anggota masyarakat. Dalam konflik seperti ini biasanya masyarakat miskin akan dikalahkan oleh kelompok kaya yang menguasai sumber daya ekonomi lebih banyak. Tujuan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat banyak dikorbankan oleh kepentingan-kepentingan individu, misalnya pada penempatan pasar sebagai mekanisme distribusi dan alokasi sumber daya yang paling penting, maka hanya konsumen yang memiliki daya beli memadai dan produsen yang berdaya saing tinggi sajalah yang akan menikmati kesejahteraan. Pengutamaan hak-hak individu sangat berpotensi untuk menimbulkan masalah ketidakadilan dan ketidakmerataan dalam distribusi kekayaan dan pendapatan. Di sisi sebaliknya, penghapusan hak-hak individu secara ekstrim dalam sosialisme jelas sangat bertentangan dengan fitrah dasar manusia. Masyarakat menjadi kurang termotivasi untuk beraktifitas (dalam perekonomian), sebab seluruh tujuan dan kinerja ekonomi biasanya akan dikalahkan oleh tujuan yang bersifat sosial. Tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat seringkali dilakukan dengan mengabaikan pertimbangan individu-individu, yang sesungguhnya merupakan elemen dari masyarakat itu sendiri. Dalam prakteknya otoritas negara dalam sosialisme seringkali juga ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan non ekonomi, seperti politik oleh pemerintah yang berkuasa. Pengutamaan hak-hak sosial dengan mengabaikan hak-hak individu memang berpotensi untuk memperbaiki distribusi pendapatan dan kekayaan, tetapi juga menimbulkan rasa ketidakadilan dan cenderung mengabaikan efisiensi ekonomi. Hak kepimilikan sangat mengacu kepada kemampuan dari seseorang untuk mengendalikan dan memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya yang mereka miliki. Di negara Berkembang memahami bahwa rapuhnya sistem hak kepemilikan bisa menjadi masalah besar. Di banyak negara, sistem keadilan tidak berfungsi dengan

baik, kontrak-kontrak bisnis sulit diandalkan, dan kasus-kasus penipuan seringkali raib begitu saja. Dalam kasus-kasus ekstrem, pemerintah tidak hanya gagal menjamin hak kepemilikan tetapi justru mengambil manfaat dari kerapuhan tersebut. Agar bisa berbisnis di sejumlah negara, perusahaan harus menyuap pejabat-pejabat pemerintah. Salah satu ancaman atas hak kepemilikan adalah kekacauan politik. Dengan demikian kemakmuran ekonomi sebagian tergantung pada stabilitas politik. Negara yang memiliki sistem pengadilan yang efisien, pejabat-pejabat pemerintah yang jujur dan konstitusi yang stabil akan menikmati standar kehidupan yang lebih tinggi dari pada sebuah negara yang memiliki sistem pengadilan yang buruk, pejabat-pejabat yang korup, serta politik yang sering diwarnai oleh revolusi. F Konsep kepemilikan Dalam Islam Prinsip dasar yang tercantum dalam Al-Quran dan Al-Hadits sangat memperhatikan masalah perilaku ekonomi manusia dalam posisi manusia atas sumber material yang diciptakan Allah untuk manusia. Islam mengakui hak manusia untuk memiliki sendiri untuk konsumsi dan untuk produksi namun tidak memberikan hak itu secara absolute(mutlak). Penekanan pembatasan hak milik absolute, Al-Quran menunjukkan pola masalah penciptaan sumber-sumber ekonomi bagi Allah terdapat dalam ayat-ayat Al-Quran (QS. 13:3) Kepemilikan adalah suatu ikatan seseorang dengan hak miliknya yang disahkan Syariah. Kepemilikan berarti pula hak khusus yang didapatkan si pemilik sehingga ia mempunyai hak menggunakan sejauh tidak melakukan pelanggaran pada garis-garis Syariah. Kepemilikan Pribadi merupakan darah kehidupan bagi kapitalisme. Oleh karena itu, barang siapa yang menguasai factor produksi, maka ia akan menang. Demikian moto Kapitalisme. Ekonomi kapitalisme berdiri berlandaskan hak milik khusus atau hak milik individu. Ia memberikan kepada setiap individu hak memiliki apa saja sesukanya dari barang-barang yang produktif maupun yang konsumtif, tanpa ikatan apapun atas kemerdekaannya dalam memiliki, membelanjakan, maupun mengembangkan dan mengekploitasi kekayaannya.

Sementara dalam Sosialisme: setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia kerjakan. Ekonomi ini mengedepankan pada hak milik umum atau hak milik orang banyak yang diperankan oleh Negara atas alat-alat produksi, tidak mengakui hak milik individu,kecuali hal-hal yang berlainan dengan dasar pokok yang umum itu. Negaralah pemilik satu-satunya alat produksi, semua rencana dan pengabdian yang berguna bagi seluruh bangsa. Orang tidak memiliki hak-hak, kecuali yang diakui dan memenuhi syarat terpeliharanya orang banyak. Sistem Ekonomi Islam memiliki sikap yang tersendiri terhadap hak milik. Ekonomi Islam menganggap kedua macam hak milik pada saat yang sama sebagai dasar pokok bukan sebagai pengecualian. Hak milik dalam Ekonomi Islam, baik hak milik khusus maupun hak milik umum, tidaklah mutlak, tetapi terikat oleh ikatan-ikatan untuk merealisasikan kepentingan orang banyak dan mencegah bahaya, yakni hal yang membuat hak milik menjadi tugas masyarakat. Perbedaan antara sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah dalam hal konsep kepemilikan harta. Pandangan tentang kepemilikan harta berbeda antara sistem ekonomi Sosialis dengan sistem ekonomi Kapitalis serta berbeda juga dengan sistem ekonomi Islam. Kepemilikan harta (barang dan jasa) dalam Sistem Sosialis dibatasi dari segi jumlah (kuantitas), namun dibebaskan dari segi cara (kualitas) memperoleh harta yang dimiliki. Artinya cara memperolehnya dibebaskan dengan cara apapun yang yang dapat dilakukan. Sedangkan menurut pandangan Sistem Ekonomi Kapitalis jumlah (kuantitas) kepemilikan harta individu berikut cara memperolehnya (kualitas) tidak dibatasi, yakni dibolehkan dengan cara apapun selama tidak mengganggu kebebasan orang lain. Sedangkan menurut sistem ekonomi Islam kepemilikan harta dari segi jumlah (kuantitas) tidak dibatasi namun dibatasi dengan cara-cara tertentu (kualitas) dalam memperoleh harta (ada aturan halal dan haram). Demikian juga pandangan tentang jenis kepemilikan harta. Di dalam sistem ekonomi sosialis tidak dikenal kepemilikan individu (private property). Yang ada hanya kepemilikan negara (state property) yang dibagikan secara merata kepada seluruh individu masyarakat. Kepemilikan negara selamanya tidak bisa dirubah menjadi kepemilikan individu. Berbeda dengan itu di dalam Sistem Ekonomi Kapitalis dikenal kepemilikan individu (private property) serta kepemilikan umum

(public property). Perhatian Sistem Ekonomi Kapitalis terhadap kepemilikan individu jauh lebih besar dibandingkan dengan kepemilikan umum. Tidak jarang kepemilikan umum dapat diubah menjadi kepemilikan individu dengan jalan privatisasi. Berbeda lagi dengan Sistem Ekonomi Islam, yang mempunyai pandangan bahwa ada kepemilikan individu (private property), kepemilikan umum (public property) serta kepemilikan negara (state property). Menurut Sistem Ekonomi Islam, jenis kepemilikan umum khususnya tidak boleh diubah menjadi kepemilikan negara atau kepemilikan individu. Perbedaan lainnya antara sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah dalam hal konsep pengelolaan kepemilikan harta, baik dari segi nafkah maupun upaya pengembangan kepemilikan. Menurut sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, harta yang telah dimiliki dapat dipergunakan (konsumsi) ataupun di kembangkan (investasi) secara bebas tanpa memperhatikan aspek halal dan haram serta bahayanya bagi masyarakat. Sebagai contoh, membeli dan mengkonsumsi minuman keras (khamr) adalah sesuatu yang dibolehkan, bahkan upaya pembuatannya dalam bentuk pendirian pabrik-pabrik minuman keras dilegalkan dan tidak dilarang. Sedangkan menurut Islam harta yang telah dimiliki, pemanfaatan (konsumsi) maupun pengembangannya (investasi) wajib terikat dengan ketentuan halal dan haram. Dengan demikian maka membeli, mengkonsumsi barang-barang yang haram adalah tidak diperkenankan (dilarang). Termasuk juga upaya investasi berupa pendirian pabrik barang-barang haram juga dilarang. Karena itulah memproduksi, menjual, membeli dan mengkonsumsi minuman keras adalah sesuatu yang dilarang dalam sistem ekonomi Islam. http://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi

BAB V BARANG PRODUKSI PEMUAS KEBUTUHAN

A. Pengertian Benda Pemuas Kebutuhan Pengertian benda pemuas kebutuhan adalah barang dan jasa yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup serta memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan. a. Macam Barang Menurut Cara Memperolehnya 1) Barang Ekonomi Barang ekonomi adalah barang yang untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan. Contoh: beras, pakaian, dan perabot rumah tangga umumnya orang harus membelinya dengan menggunakan uang. 2) Barang Bebas Barang bebas adalah barang yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan. Contoh: sinar matahari dan udara. b. Macam Barang Menurut Tujuan Penggunaan 1) Barang Konsumsi Barang konsumsi adalah barang yang digunakan dengan tujuan untuk langsung memenuhi kebutuhan manusia. Contoh: tas, makanan, pakaian dan lain-lain. 2) Barang Produksi Barang produksi adalah barang yang digunakan dengan tujuan untuk menghasilkan barang lain, bukan untuk langsung memenuhi kebutuhan manusia. Contoh : bahan-bahan mentah seperti tepung gandum, mesin produksi dan lain- lain. c. Macam Barang Menurut Proses Produksi 1) Barang Dasar atau Bahan Mentah Barang dasar atau bahan mentah adalah barang-barang yang belum diolah dan merupakan bahan baku untuk membuat produk tertentu. Contohnya : padi, minyak mentah, biji timah, daun the, biji kopi, rotan dan lain-lain 2) Barang Setengah Jadi Barang setengah jadi adalah barang yang sudah diolah tapi belum menjadi barang yang siap pakai. Barang setengah jadi harus diolah lagi agar menjadi

barang jadi yang siap pakai. Contoh barang setengah jadi, yaitu kopra untuk industri minyak goreng, benang untuk industri kain, serta kulit yang mudah disimak untuk industri tas dan jaket. 3) Barang Jadi Barang jadi adalah barang yang sudah diolah dan menjadi barang yang siap pakai. Contoh barang jadi, yaitu pakaian, meja, kursi, radio, televisi, minyak goring, dan lain-lain. d. Macam Barang Menurut Hubungannya dengan Barang Lain 1) Barang Substitusi Barang substitusi adalah barang yang dapat berperan sebagai pengganti barang lain. Contoh: jagung dapat menggantikan beras, margarin dapat menggantikan mentega. 2) Barang Komplementer Barang komplementer adalah barang yang berperan melengkapi barang lain. Contoh : bensin melengkapi kendaraan, tinta melengkapi bolpoin. e. Macam Barang Menurut Kualitas 1) Barang Superior Barang superior adalah barang yang memiliki kualitas tinggi sehingga mampu memberikan prestise (martabat) tersendiri bagi pemakainya. Contoh: mobil mewah dan pakaian mewah. 2) Barang Inferior Barang inferior adalah barang yang memiliki kualitas rendah. Contoh : barangbarang bekas, barang-barang seperti sepatu, tas dan baju yang berkualitas rendah yang dijual dengan harga murah. 3) Barang Pertengahan Barang pertengahan adalah barang yang memiliki kualitas sedang. Contoh : sepatu, tas dan baju yang berkualitas menengah. f. Macam Barang Menurut Jaminan 1) Barang Bergerak Barang bergerak adalah barang yang digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman atau kredit jangka pendek. Contoh: komputer, televisi, perhiasan, motor, kulkas, dan radio. Barang tersebut disebut bergerak karena

dapat dipindah-pindahkan dengan mudah. 2)Barang Tidak Bergerak Barang tidak bergerak adalah barang yang digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman atau kredit jangka panjang. Contoh: tanah dan rumah. Barang tersebut disebut tidak bergerak karena umumnya benda-benda tersebut tidak dapat dipindahkan dengan mudah. 3) Barang jadi dalam pengertian ekonomi adalah barang yang langsung dikonsumsi dan bukan dipergunakan untuk produksi barang lain. Sebagai contoh, sebuah mobil yang dijual ke konsumen adalah barang jadi; komponen seperti ban yang dijual pada produsen mobil bukan barang jadi, melainkan barang setengah jadi yang digunakan untuk membuat barang jadi. 4) Barang konsumen adalah barang jadi yang secara spesifik ditujukan untuk pasar massal. Sebagai contoh, barang konsumen tidak termasuk aset investasi seperti barang antik berharga, walaupun barang tersebut termasuk barang jadi. 5) Barang produksi atau barang manufaktur adalah barang yang telah diproses dengan suatu cara. Barang jenis ini adalah lawan dari bahan mentah, dan dapat terdiri dari barang setengah jadi ataupun barang jadi.

BAB VI PENUTUP Kesimpulan Faktor produksi merupakan sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Fungsi produksi menggambarkan berapa jumlah produksi maksimum yang mampu diproduksi oleh produsen pada setiap kombinasi input atau faktor produksi yang ada. Isoquant adalah kurva yang menunjukkan semua kombinasi input yang dibutuhkan dalam menghasilkan suatu produksi oleh produsen. Garis biaya sama adalah kurva yang menggambarkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat digunakan dengan sejumlah biaya tertentu. Untuk membuat garis biaya sama, diperlukan data tentang harga faktor-faktor produksi yang digunakan dan jumlah uang yang tersedia untuk membayar faktor-faktor produksi. Konsep hak milik sebagaimana dalam konvensional tentu saja memiliki implikasi yang serius terutama pada perekonomian karena banyak timbul permasalahan yang rumit bagi masyarakat. Pengutamaan hak-hak individu dalam kapitalisme seringkali memunculkan konflik kepentingan antar anggota masyarakat. Kepemilikan dalam pandangan islam adalah suatu ikatan seseorang dengan hak miliknya yang disahkan Syariah. Kepemilikan berarti pula hak khusus yang didapatkan si pemilik sehingga ia mempunyai hak menggunakan sejauh tidak melakukan pelanggaran pada garis-garis Syariah.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2215142-pengertian-bendapemuas-kebutuhan-dan/#ixzz2LtlzcMFL http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1948712-faktorfaktor-produksi. http://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi

Muhammad. 2004. Ekonomi Mikro Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: BPFE.

http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1948712-faktorfaktor-produksi. Sudarsono, Heri. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. (Yogyakarta: BPFE, 2007), hlm. 70. Muhammad. Ekonomi Mikro Dalam Perspektif Islam. (Yogyakarta: BPFE, 2004). Hlm. 25. N. Gregory, Mankiw. 2000. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Nur Rianto Al Arif, Euis Amalia, 2010. Teori Mikro Ekonomi, Jakarta: Kencana

Nurdin. 2006. Ekonomi. Makassar, Mitra Media.

Sudarsono, Heri. 2007. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE,

Anda mungkin juga menyukai