Anda di halaman 1dari 34

Eksternalitas Pabrik Gula Tasikmadu terhadap Kondisi Sosial Masyarakat dan

Pembangunan Keberlanjutan

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi SDA dan Lingkungan

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Mugi Rahardjo M.Si

Disusun oleh :

Salma Nur Aini Ardiningrum

PROGRAM STUDI EKONOMI

PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................7
1.3 Tujuan......................................................................................................................7
1.4 Manfaat....................................................................................................................8
BAB II...............................................................................................................................9
PEMBAHASAN...............................................................................................................9
2.1 Eksternalitas............................................................................................................9
2.2 Dampak Eksternalitas terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat..................14
2.3 Bagaimana dampak eksternalitas yang ditimbulkan PG Tasikmadu terhadap
pembangunan berkelanjutan........................................................................................18
BAB III...........................................................................................................................22
PENELITIAN TERDAHULU......................................................................................22
BAB IV...........................................................................................................................30
KESIMPULAN...........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................32

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan ekonomi sering diartikan sebagai seuatu proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat
dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses berarti
perubahan yang terus menerus yang didalamnya telah mengandung unsur-
unsur kekuatan tersendiri untuk investasi baru, usaha meningkatkan
pendapatan perkapita dan kenaikan pendapatan per kapita harus berlangsung
dalam jangka panjang (野田, 高藤, 高松, & 中田, 2018). Pembangunan
adalah proses multidimensi yang meliputi perubahan struktur sosial,
perubahan dalam sikap hidup masyarakat dan perubahan dalam
kelembagaan. Dikatakan multidimensional karena perubahan yang
direncanakan dan diupayakan diharapkan dapat berhasil di berbagai aspek
seperti ekonomi, pendidikan, infrastruktur, budaya hingga
institusi. Karena bersifat multidimensi, maka berbagai
pihak harus ikut menjalankan pembangunan baik pemerintah, masyarakatm
organisasi msyarakat sipil hingga organisasi asing. Pembangunan meliputi
perubahan tingkat pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan
pendapatan nasional, peningkatan kesehatan dan pengurangan kemiskinan.
Dalam pembangunan selalu diupayakan usaha yang terus menerus guna
memenuhi sasaran kesejahteraan masyarakat baik dalam jangka pendek
(short run) maupun jangka panjang (long run). Menurut Todaro (2000:17),
pembangunan suatu negara dapat diarahkan pada tiga hal pokok, yaitu
meningkatkan ketersediaan dan distribusi kebutuhan pokok yaitu
meningkatkan ketersediaan dan distribusi kebutuhan pokok bagi masyarakat,
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dan meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengakses baik kegiatan ekonomi maupun
kegiatan sosial. Pembangunan juga berkaitan dengan kemudahan dalam
mengakses upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup.
Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang

3
ditunjukkan oleh tingginya pertumbuhan ekonomi. Namun, dalam
peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak selalu memberikan dampak yang
positif terhadap lingkungan, tetapi juga dampak negatif yang merupakan
pertanggungjawaban dari pihak terkait. Aktivitas ekonomi masyarakat yang
berlebihan juga akan menimbulkan kerugian bagi pembangunan daerah.
Dinamika perekonomian ditandai dengan semakin banyaknya aktivitas
kegiatan ekonomi dalam masyarakat. Liberasi dan globalisasi perekonomian
dunia di satu sisi dapat meningkatkan tingkap pemenuhan kebutuhan
masyarakat, di sisi lain dapat mengakibatkan turunnya kualitas sumber daya
alam dan lingkungan. Semakin bertambahnya populasi serta semakin
tingginya permintaan input produksi dan tuntutan produk akhir yang ramah
lingkungan merupakan ciri adanya perkembangan kegiatan ekonomi.
Terdapat dua pelaku ekonomi dalam pembangunan yang tidak mungkin
terlepas satu sama lain yaitu masyarakat industri dan masyarakat disekitar
industri. Akan selalu ada dampak yang diterima maupun yang ditimbulkan
oleh pelaku ekonomi baik dampak negatif maupun positif. Dampak itulah
yang dapat disebut sebagai eksternalitas. Eksternalitas merupakan dampak
yang ditimbulkan oleh suatu pelaku ekonomi terhadap pelaku ekonomi
lainnya akibat dari aktivitas ekonomi.
Sektor industri memegang peranan penting dalam pembangunan karena
sektor industri dapat membangkitkan perekonommian seperti industri kecil
dan industri rumah tangga yang dapat meningkatkan pendapatan perkapita
dan dapat mengurangi pengangguran. Berdasarkan UU No.3 Tahun 2014
tentang perindustrian, industri merupakan seluruh kegiatan ekonomi yang
mengelola bahan baku dan/ memanfaatkan sumber daya sehingga
menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih
tinggi, termasuk jasa industri. Industri juga merupakan kegiatan ekonomi
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan terutama masyarakat
disekitarnya sehingga dapat terwujud kualitas sumber daya manusia yang
lebih baik. Adanya industri sangat berperan penting dalam pembangunan
nasional sehingga industri memegang peranan penting dan strategis dalam
menggerakkan usaha-usaha

4
kearah terciptanya landasan pembangunan yang kokoh bagi tahap
pembangunan jangka panjang. Proses adanya produksi dan konsumsi dalam
industri akan memberikan dampak terhadap lingkungan baik negatif maupun
positif. Sebagaimana diketahui bahwa semakin banyaknya aktivitas ekonomi
masyarakat maka akan semakin bertambah pula persoalan mengenai
kelestarian lingkungan hidup.
Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang berperan
penting dalam perekonomian Indonesia. Tahun 1930-an Indonesia mampu
menjadi produsen gula terbesar dengan memproduksi gula sebanyak 3 juta
ton per tahun dan menjadi eksportir gula terbesar kedua setelah kuba
(Ramadhan, 2017).
Industri gula merupakan salah satu industri perkebunan tertua yang memakai
tebu sebagai bahan produksi yang sudah ada sejak zaman penjajahan hingga
sekarang. Industri gula memegang peranan penting bagi kebutuhan manusia
yaitu kebutuhan akan gula (Rahardjo, Wibowo, & Raharto, 2016). Terdapat
industri gula di Kota Karanganyar yang terletak di Kecamatan Tasikmadu
yaitu Pabrik Gula (PG) Tasikmadu. PG Tasikadu merupakan satu dari sekian
pabrik gula yang didirikan pada masa kolonial Hindia Belanda dan masih
bertahan hingga sekarang. PG Tasikmadu didirikan pada 1871 oleh
junjungan Praja Mangkunegaran saat itu yakni K.G.P.A.A. Mangkunegara
IV (1811- 1881), Tasikmadu sebenarnya adalah pabrik gula kedua di wilayah
kekuasaan Praja Mangkunegaran. Pabrik gula pertama yang didirikan di sana
adalah Colomadu pada 1861. PG Tasikmadu dikelola oleh PT Perkebunan
Nusantara IX (PTPN IX) yang berpusat di Provinsi Jawa Tengah yang saat
ini mengelola empat komuditas utama antara lain karet, gula, teh, dan kopi.
PTPN IX mengelola 15 unit, 8 pabrik gula, 1 unit agro wisata dan 1 unit
produksi dan pemasaran produk hilir. Sejalan dengan perubahan lingkungan
bisnis, PT Perkebunan Nusantara IX ini melakukan transformasi dalam unit
kebun dan non kebun. Transformasi dalam unit kebun antara lain penanaman
tebu sendiri di lahan HGU hasil konversi dari tanaman karet untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku tebu. Perusahaan juga melakukan
penanaman budidaya kayu

5
secara monokultur di lahan yang kurang cocok untuk komuditi pokok dan
intercorp di lahan-lahan marginal untuk pemanfaatan lahan seperti ditepi
kanan dan kiri jalan dan lahan yang terlalu curam. Selain itu perusahaan juga
mengelola budidaya holtikultura dalam rangka optimalisasi lahan untuk
menambah pendapatan perusahaan yaitu tanaman buah-buahan seperti jeruk,
buah naga, pisang, dan tanaman untuk minyak atsiri yaitu sereh wangi.
Sedangkan transformasi bisnis yang dilakukan dalam unit non kebun yaitu
optimalisasi kawasan potensial untuk agrowisata, resort, dan cafe, serta
produksi dan pemasaran produk hilir. Perusahaan ini dikembangkan menjadi
perusahaan perkebunan dengan bisnis karet sebagai tulang punggung
perusahaan dan bisnis gula sebagai salah satu penopang pendapatan
perusahaan. Sehingga dapat menjadi perusahaan agribisnis yang memiliki
landasan yang kokoh, berdaya saing tinggi, tumbuh dan berkembang
bersama mitra secara berkelanjutan.
Keberadaan Pabrik Gula Tasikmadu menjadi salah satu faktor yang
merangsang tumbuhnya wilayah-wilayah lain terutama daerah penghasil
panen dan wilayah pesisir dimana hasil bumi akan dikirimkan ke pasar
dunia, yang akan dipermudah dengan dibangunnya jalur rel kereta api. Pada
saat Pabrik Gula Tasikmadu didirikan pada tahun 1871, hasil panen tebu
masih diangkut menggunakan pedati yang ditarik oleh kerbau, sapi, atau
kuda. Dengan cara itu tentu terdapat keterbatasan jarak tempuh dan juga
kecepatan. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, jarak tempuh
dan kecepatan tidak lagi menjadi suatu hambatan bagi produsen tebu untuk
menyortir tebu ke Pabrik Gula Tasikmadu. Sekarang PG Tasikmadu
beroperasi selama 24 jam tanpa jeda di sepanjang musim giling tebu yang
setiap tahunnya berlangsung pada bulan Mei hingga Oktober. Kapasitas PG
Tasikmadu pada saat ini adalah 31.500 kuintal (3.150 ton) per hari. Proses
tersebut menghasilkan 2.000-an kuintal atau 200 ton gula per hari dimana
masih kurang dari target yang bisa mencapai 2500 kuintal atau 250 ton per
hari.
Pembangunan suatu industri untuk menghasilkan suatu output harus
memikirkan kondisi sosial dan dampak yang akan ditimbulkan terhadap

6
kelestarian lingkungan sekitar untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang. Karena segala tindakan dari manusia sebagai pelaku ekonomi secara
sengaja atau tidak pastinya akan memberikan suatu dampak baik positif
maupun negatif. Dampak itulah yang harus ditimbang dan diperhatikan
dalam melakukan kegiatan ekonomi yaitu produksi dan konsumsi serta
kegiatan sosial. Apabila hal baik dari kegiatan tersebut lebih banyak
dihasilkan daripada hal buruk, maka kegiatan tersebut dapat terus dijalankan.
Begitu pula sebaliknya.
Pabrik Gula Tasikmadu terus berkomitmen untuk selalu meningkatkan
produktivitas melalui inovasi dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya
yang pastinya akan menimbulkan sebuah eksternalitas positif maupun
negatif, maka makalah kali ini berjudul “Dampak Eksternalitas PG
Tasikmadu terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat dan Lingkungan
Sekitar” untuk mengetahui eksternalitas apa saja yang ditimbulkan oleh
Pabrik Gula Tasikmadu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian eskternalitas secara luas?
2. Eksternalitas apa saja yang ditimbulkan oleh Pabrik Gula Tasikmadu
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan di
sekitarnya?
3. Bagaimana eksternalitas yang ditimbulkan PG Tasikmadu terhadap
pembangunan berkelanjutan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui pengertian eksternalitas secara luas.
2. Untuk engetahui apa saja eksternalitas yang ditimbulkan oleh produksi
gula di Pabrik Gula Tasikmadu terhadap sosial ekonomi masyarakat dan
lingkungan di sekitar pabrik.
3. Untuk mengetahui bagaimana kaitannya ekternalitas yang ditimbulkan
PG Tasikmadu terhadap pembangunan berkelanjutan.

7
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diberikan adalah :
1. Manfaat secara praktis :
a. Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai pengertian
eksternalitas
b. Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai dampak adanya suatu
eksternalitas
c. Menyadarkan masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan.

2. Manfaat secara IPTEK


a. Memberikan solusi berupa upaya pemberdayaan masyarakat sekitar
dengan melaksanakan program bina lingkungan.

8
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Eksternalitas
Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai
keterkaitan dengan aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan antara
suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme
pasar atau melalui suatu sistem, maka keterkaitan antar berbagai aktivitas
tersebut tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula
keterkaitan antar kegiatan yang tidak melalui mekanisme pasar sehingga
timbul berbagai macam masalah. Keterkaitan suatu kegiatan dengan
kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar adalah apa yang
disebut dengan eksternalitas. Secara umum dapat dikatakan bahwa
eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak tertentu
terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang
merugikan.
Berbagai pendapat mengemukakan teorinya tentang pengertian
eksternalitas. Pendapat oleh Rosen (1988) menyatakan bahwa
eksternalitas terjadi ketika aktivitas suatu satu kesatuan mempengaruhi
kesejahteraan kesatuan yang lain yang terjadi di luar mekanisme pasar
(non market mechanism). Tidak seperti pengaruh yang ditransmisikan
melalui mekanisme harga pasar, eksternalitas dapat mempengaruhi
efisiensi ekonomi. Dalam hal ini eksternalitas merupakan konsekuensi
dari ketidakmampuan seseorang untuk membuat suatu property right.
Hyman (1999) menyatakan bahwa eksternalitas merupakan biaya atau
manfaat dari transaksi pasar yang tidak direfleksikan dalam harga. Ketika
terjadi eksternalitas, maka pihak ketiga selain pembeli dan penjual suatu
barang dipengaruhi oleh produksi dan konsumsinya. Biaya atau manfaat
dari pihak ketiga tersebut tidak dipertimbangkan baik oleh pembeli
maupun penjual suatu barang yang berproduksi atau yang menggunakan
produk sehingga menghasilkan eksternalitas. Fisher (1996) mengatakan
bahwa eksternalitas terjadi bila satu aktivitas pelaku ekonomi (baik

9
produksi maupun konsumsi) mempengaruhi kesejahteraan pelaku
ekonomi lain dan peristiwa yang ada terjadi di luar mekanisme pasar.
Sehingga ketika terjadi eksternalitas, maka private choices olehkonsumen
dan produsen dalam private markets umumnya tidak menghasilkan
sesuatu yang secara ekonomi efisien. (Mukhlis, 2009). Selain itu ada dua
kategori utama dari definisi eksternalitas, yang pertama mendefinisikan
eksternalitas berdasarkan efek yang timbulkan dan yang kedua
mendefinisikan eksternalitas berdasarkan faktor penyebab dan
konsekuensinya. Definisi eksternalitas berdasarkan efek yang di
timbulkan yaitu eksternalitas akan timbul setiap kali kesejahteraan
beberapa agen ekonomi yang utilitas atau laba meliputi variabel riil
dengan nilai yang dipilih oleh orang lain tanpa memperhatikan efek
kesejahteraan orang lain yang mempengaruhi mereka. Jika ditinjau dari
segi efek yang ditimbulkan, definisi eksternalitas menunjukkan
umumnya pasar gagal untuk mencapai eksternalitas. Penekanannya pada
hilangnya peran pasar dan inefisiensi dalam tawar menawar informasi
yang tidak lengkap. Dari berbagai pengertian dapat diimplikasikan
bahwa eksternalitas merupakan kondisi dimana suatu tindakan pelaku
ekonomi mempengaruhi kepuasaan pelaku ekonomi lain tanpa
memberikan suatu kompensasi sehingga menimbulkan inefisiensi dalam
alokasi faktor produksi.
Dilihat dari segi dampak, eksternalitas dibagi menjadi dua yaitu :
1. Eksternalitas positif

Eksternalitas positif adalah tindakan seseorang yang memberikan


manfaat bagi orang lain, tetapi manfaat tersebut tidak dialokasikan di
dalam pasar. Jika kegiatan dari beberapa orang menghasilkan manfaat
bagi orang lain dan orang yang menerima manfaat tersebut tidak
membayar atau memberikan harga atas manfaat tersebut maka nilai
sebenarnya dari kegiatan tersebut tidak tercermin dalam kegiatan pasar.
Contohnya adalah ada sebuah keluarga yang memperbaiki rumahnya
sehingga keluarga tersebut membuat keseluruhan lingkungan sekitar
menjadi bagus sehingga
10
menghasilkan keuntungan eksternal kepada para tetangga. Manfaatnya
adalah lingkungan mereka sekarang menjadi lebih menyenangkan, selain
itu tetangga juga mungkin bisa mendapat keuntungan financial dari
keluarga yang memperbaiki rumahnya tersebut. Dilingkungan yang
bagus sebuah rumah akan lebuh laku dijual daripada di lingkungan yang
kumuh sehingga manfaat eksternal dapat berubah menjadi keuntungan
finansial bagi penerima eksternalitas. Karena eksternalitas positif,
memungkinkan terlalu sedikitnya renovasi dan pemeliharaan akan terjadi
di lingkungan, sehingga mungkin optimal untuk melakukan sejumlah
besar renovasi di lingkungan, tetapi tidak ada yang bersedia untuk
mengambil langkah pertama. Di lingkungan kumuh, semua keluarga
mungkin bersedia untuk memperbaiki rumah mereka jika semua tetangga
mereka akan memperbaiki rumah mereka juga. Tapi tidak ada yang mau
menginvestasikan banyak uang untuk memperbaiki rumah di lingkungan
kumuh, sehingga mereka yang ingin rumah lebih bagus akan cenderung
pindah ke lingkungan yang lebih bagus daripada berinvestasi dalam
meningkatkan rumah mereka di daerah kumuh. Akhirnya seluruh
lingkungan dapat memburuk karena tidak ada yang memiliki insentif
untuk melakukan perbaikan.

2. Eksternalitas negatif

Eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan pada orang lain di luar
sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif. Contoh dari
eksternalitas negatif adalah pencemaran lingkungan. Di daerah industri, 8
pabrik-pabrik sering mencemari udara dari produksi output, misalnya,
dan orang-orang di sekitarnya harus menderita konsekuensi negatif dari
udara yang tercemar meskipun mereka tidak ada hubungannya dengan
memproduksi polusi. Ketika suatu perusahaan tidak harus membayar
harga untuk menggunakan sampai udara bersih, menggunakan terlalu
banyak, sehingga polusi udara yang berlebihan. Perusahaan
menggunakan udara bersih terlalu banyak karena perusahaan tidak harus
membayar

11
untuk sumber daya yang digunakan. Salah satu solusi yang jelas untuk
masalah ini adalah dengan mewajibkan perusahaan untuk membayar
harga sama dengan biaya kesempatan dari polusi itu yang menyebabkan,
hanya karena harus membayar biaya kesempatan di pasar untuk semua
input lainnya ke proses produksinya. Agen-agen ekonomi harus
memperhatikan biaya kesempatan dari tindakan mereka bagi mereka
untuk memiliki insentif untuk mengalokasikan sumber daya secara
efisien. Sistem harga memaksa akuntabilitas ini dengan mengharuskan
agen-agen ekonomi untuk membayar biaya kesempatan dari sumber daya
yang mereka gunakan. Karena sumber daya yang dialokasikan secara
internal ke pasar, harga pasar umumnya mencerminkan biaya
kesempatan dari barang dan jasa.

Sedangkan macam-macam eksternalitas jika dilihat dari segi pihak-pihak


yang melakukan dan pihak yang menerima akibat dari eksternalitas dapat
dibagi menjadi empat yaitu:
1. Eksternalitas produsen terhadap produsen

Eksternalitas produsen terhadap produsen terjadi ketika output dan input


yang digunakan oleh suatu perusahaan mempengaruhi output dan input
yang digunakan oleh perusahaan lain. Contoh eksternalitas produsen
terhadap produsen adalah produksi output perusahaan hulu sungai
mencemari air di hilir sungai sehingga menghancurkan sumber daya
perikanan dan mempengaruhi industry perikanan. Selain itu contoh
lainnya adalah di negara berkembang pengoperasian hotel dekat pantai
dapat menyebabkan pencemaran sumber daya laut, sehingga merusak
industry perikanan serta keindahan pemandangan bawah air.

2. Eksternalitas produsen terhadap konsumen


Dalam kasus eksternalitas produsen terhadap konsumen eksternalitas
terjadi ketika fungsi utilitas konsumen tergantung pada output dari
produsen. Jenis eksternalitas terjadi dalam kasus polusi suara oleh
pesawat udara, dan efek dari emisi pabrik. Contoh lain yang sering
terjadi adalah
12
suatu pabrik yang mengeluarkan asap proses produksinya, akan
menyebabkan polusi udara. Udara kotor tersebut akan dihirup oleh
masyarakat yang bertempat tinggal disekitar pabrik. Hal ini
menyebabkan utilitas masyarakat tersebut untuk tinggal disekitar pabrik
menjadi turun karena pabrik tidak memberikan ganti rugi apapun kepada
masyarakat.
3. Eksternalitas konsumen terhadap produsen
Jenis eksternalitas konsumen terhadap produsen jarang terjadi didalam
praktek. Eksternalitas konsumen terhadap produsen meliputi efek dari
kegiatan konsumen terhadap output perusahaan. Contoh eksternalitas
konsumen terhadap produsen, ketika ibu-ibu menyuci baju di sungai
menggunakan detergen pasti sisa air detergen dibuang ke dalam sungai.
Hal ini bisa menyebabkan polusi sungai sehingga misalnya ada pabrik es
yang sangat bergantung pada air sungai untuk menjalankan produksinya,
tentu sangat dirugikan karena dia harus mengeluarkan dana untuk
membersihkan air sungai yang sudah tercemar air detergen.
4. Eksternalitas konsumen terhadap konsumen
Eksternalitas konsumen terhadap konsumen terjadi ketika kegiatan suatu
konsumen mempengaruhi utilitas konsumen lain. Contohnya orang yang
mengendarai motor dapat menyebabkan orang yang disekitarnya menjadi
sesak napas begitu juga dengan orang yang merokok yang akan
mengganggu orang-orang yang ada disekitarnya. Dan contoh lainnya
adalah timbulnya rasa iri jika teman kita punya barang-barang baru.
Keberadaan eksternalitas akan menghasilkan keseimbangan kompetitif
gagal menjadi Pareto efisien. Implikasi langsung dari kenyataan ini
adalah bahwa kuantitas barang yang tidak benar, dan karenanya
eksternalitas, akan diproduksi. Juga jelas bahwa hasil yang non-Pareto
efisien tidak akan memaksimalkan kesejahteraan. Ini memberikan ruang
untuk kebijakan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan. Secara
umum, juga dapat disimpulkan bahwa jika eksternalitas positif maka
lebih dari z yang baik akan dikonsumsi di bawah optimal dari hasil pasar.
Kebalikannya berlaku untuk suatu eksternalitas negatif. Hasil pasar

13
diwakili oleh kesetaraan

14
antara manfaat marjinal pribadi yang baik dan biaya marjinal. Hasil
Pareto efisien menyamakan jumlah manfaat marjinal swasta dan efek
eksternal marjinal yang baik untuk biaya marjinal. Kegagalan pasar
dicirikan oleh konsumsi. Terlalu banyak konsumsi menyebabkan
eksternalitas negatif dan terlalu sedikit menghasilkan eksternalitas
positif.

2.2 Dampak Eksternalitas terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat.


Pabrik Gula Tasikmadu sendiri merupakan industri perkebunan yang
merupakan salah satu subsektor penting dalam perekonomian Indonesia
yang berbahan dasar tebu. Gula adalah salah satu kebutuhan pokok yang
di konsumsi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, pabrik-pabrik
manisan, pabrik roti dan lain-lain, baik di skala nasional dan
internasional. Sehingga permintaan terhadap gula setiap tahunya terus
meningkat namun kondisi yang demikian membuat pabrik-pabrik gula
tidak mampu untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan nasional maupun
internasional akan permintaan terhadap gula, karena jumlah pabrik yang
memproduksi gula masih cukup terbatas sedangkan permintaan terhadap
gula terus meningkat (Maiti & Bidinger, 1981). Dalam pembuatan
produknya, PG. Tasikmadu menggunakan proses karbornatasi rangkap,
karena dengan proses inilah dapat dihasilkan gula yang mempunyai mutu
baik di banding dengan gula putih lainnya (Darmawan, 2019). Selain
tebu sebagai bahan utama dalam proses produksi Pabrik Gula
Tasikmadu, terdapat bahan lain yang membantu proses produksi seperti
batu gamping, cokes, dan belerang. Selain menghasilkan gula, tetes juga
merupakan produk sampingan yang dihasilkan oleh Pabrik Gula
Tasikmadu yang menambah pendapatan perusahaan. Tetes didapatkan
dari proses pemisahan gula yang dapat digunakan dalam industri
fermentasi untuk menghasilkan Monosodium Glutamate (MSG). Pabrik
Gula Tasikmadu ini juga menghasilkan produk sampingan seperti
Blotong dan Bagasse. Blotong dapat digunakan sebagai pupuk
sedangkan bagasse dapat dikeringkan dan diolah kembali untuk bahan
baku kertas.
15
Dampak pendirian pabrik gula di suatu daerah akan berdampak kepada
masyarakat sekitar khususnya yang berada di daerah sekitar pendirian
pabrik gula secara langsung dan tidak langsung hidup. Keberadaan
pabrik gula akan berdampak pada masyarakat baik secara ekonomi
maupun ekonomi, masyarakat sekitar pabrik akan melakukannya
dipengaruhi secara negatif atau positif.
Berikut ini eksternalitas apa saja yang ditimbulkan oleh Pabrik Gula
Tasikmadu terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.
1. Eksternalitas Positif
Pabrik Gula Tasikmadu diatas pengelolaan PTPN IX merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak dalam proses
produksi tidak hanya memaksimalkan keuntungan dan berkontribusi
pada perpajakan nasional, tetapi juga berperan dalam ranah sosial
berarti memberikan manfaat umumnya dalam bentuk penyediaan
barang dan jasa yang berkualitas dan sesuai. Secara aktif juga
memberikan arahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
pengusaha yang lemah secara ekonomi, Usaha Mikro dan Kecil
Menengah (UMKM). Koperasi dan Masyarakat dengan pengaruh
langsung atau secara tidak langsung dengan masyarakat sekitar.
a. Penyerapan tenaga kerja
Adanya Pabrik Gula Tasikmadu ini menarik pendatang baru dari
daerah lain karena terdapat peluang kerja dan peluang usaha.

Sektor 2015 2016 2017 2018


Pertanian,
Kehutanan,
119.533,00 114.418,50 109.304,00 102.091,00
Perburuan dan
Perikanan
Industri
110.107,00 114.627,00 119.147,00 128.877,00
Pengolahan
Perdagangan 93.032,00 95.657,50 98.283,00 105.311,00

16
Jasa
Kemasyarakatan,
62.568,00 63.930,50 65.293,00 54.086,00
sosial dan
perorangan
Pertambangan 64.449,00 64.849,50 65.250,00 76.434,00
dan penggalian;
Listrik, Gas dan
Air; Angkiutan
Pergudangan dan
Komunikasi;
Keuangan,
Asuransi, Usaha
Persewaan
Bangunan,
Tanah, dan Jasa
Perusahaan
TENAGA
449.689,00 453.483,00 457.277,00 466.799,00
KERJA
Sumber: Tabel 2. 44 Tenaga Kerja Sektoral Karanganyar Jurnal
Kajian Kebutuhan Tenaga Kerja untuk Investasi di Provinsi Jawa
Tengah

Dilihat dari tabel 2.44 terkait tenaga kerja sektoral di Kabupaten


Karanganyar, dapat dilihat bahwa sektor pertanian dan
perkebunan memegang peringkat kedua dengan tenaga kerja
terbanyak setelah industri pengolahan. Tentunya hal ini tidak
terlepas dari keberadaan Pabrik Gula Tasikmadu dan seluruh
aktivitas perkebunannya. Sebagian tenaga kerja yang terserap
yaitu sebagai tenaga kerja pabrik dan sebagian menjadi mitra PG
Tasikmadu dengan Kegiatan Usaha Bersama (KUB). PG
Tasikmadu berupaya meemberdayakan petani dengan cara
bermitra karena petani

17
menganggap usaha tani tebu kurang menguntungka dan kurang
mensejahterakan petani.

b. Meningkatkan pendapatan daerah


Aktivitas perkebunan tebu di Kabupaten Karanganyar yang
berkembang dengan pesat akan menaikkan pendapatan
masyarakat sehingga akan meningkatkan pendapatan daerah
Kabupaten Karanganyar.
c. Adanya perbaikan jalan
PG Tasikmadu menjalankan perbaikan jalan di daerah Kecamatan
Tasikmadu dan daerah Kabupaten Karanganyar menjadi lebih
baik sehingga mempermudah aksesibilitas dalam melaksanakan
kegiatan keseharian masyarakat.
d. Restrukturisasi lingkungan
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.
Lingkungan fisik seperti gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, studio, auditorium, taman, dan lainnya. Lingkungan
non fisik seperti pencahayaan sirkulasi udara dan lain-lain.
Selanjutnya disebut lingkungan sebagai sumber ilmu dan media
belajar adalah tempat atau ruangan yang dapat mempengaruhi
siswa. Tempatdan ruangan didesain (by design) khusus untuk
tujuan pendidikan, misalnya gedung sekolah; Kamar,
Perpustakaan; laboratorium, studio (Rachman & Harsan, 2018).
Ada juga tempat atau ruangan yang tidak ada dirancang khusus
atau hanya digunakan sebagai sumber belajar danmedia
pembelajaran untuk mengajar, seperti bangunan dan monumen
bersejarah, bangunan industri, lingkungan pertanian, museum,
pasar, tempat rekreasi.
e. Peningkatan pendapatan
Adanya PG Tasikmadu ini dapat meningkatkan pendapatan
karena banyaknya masyarakat yang bekerja di pabrik dan
memajukan usaha-usaha kecil di area pabrik sehingga pendapatan
dapan meningkat.
18
2. Eksternalitas negatif yang ditimbulkan oleh PG Tasikmadu :
a. Perusakan lingkungan akibat perluasan perkebunan tebu
Kerusakan lingkungan terjadi akibat proses produksi seperti
penebangan hutan untuk perluasan perkebunan tebu sehingga
berkurangnya lahan hijau yang dapat berfungsi sebagai
mencegah banjir dan menyerap CO2.
b. Pencemaran air sungai karena limbah
Limbah dari proses produksi pabrik mencemari aliran sungai
yang mengairi sawah sehingga kualitas padi dapat terganggu.
Sungai dan sawah yang terkena limbah menjadi berbau
menyengat.
c. Pencemaran udara karena abu
Kehadiran Pabrik Gula Tasikmadu menimbulkan pencemaran
udara karena abu yang dihasilkan dari proses produksi yang
dapat menyebabkan penyakit pernafasan jika terlalu sering
menghirupnya sehingga harus menggunakan masker. Selain
itu, proses penggilingan tebu menghasilkan uap dari mesin
pabrik yang berbau menyengat sehingga dapat mengganggu
pernafasan.
d. Ketidaknyamanan masyarakat karena kebisingan mesin giling
Proses produksi Pabrik Gula Tasikmadu menimbulkan suara
bising yang dapat mengganggu ketenangan warga sekitar.
Selain itu, air yang tercemar limbah pabrik menyebabkan para
petani mengalami beberapa penyakit iritasi kulit.

2.3 Bagaimana dampak eksternalitas yang ditimbulkan PG Tasikmadu terhadap


pembangunan berkelanjutan
Menurut Sutikno dan Maryuani (2006: 69), Proses industrialisasi yang dilakukan
diberbagai negara menunjukan implikasi menguras sumber daya alam dan
memburuknya lingkungan. Konsep AMDAL yang mempelajari dampak

19
pembangunan terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap
pembangunan didasarkan pada konsep ekologi yang secara umum didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya (Kusumawaradani, 2008)(Zedadra et al., 2019). Proses
pembangunan suatu negara pada akhirny ditujukan untuk mencapai
kesejahteraan hidup masyarakatnya. Pencapaian kesejahteraan hidup ini secara
ekonomi dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Ketersediaan kebutuhan barang dan jasa dalam kehidupan masyarakat dan
terciptanya stabilitas perekonomian dalam negeri merupakan need necessary
bagi proses pencapaian kesejahteraan hidup masyarakat (Mukhlis, 2009).
Sumber daya alam berperan penting dalam proses pembangunan suatu negara
dengan berbagai bentuknya. Sumber daya alam merupakan bahan bagi segala
aktivitas ekonomi baik yang dapat diperbarui maupun tidak dapat diperbarui.
Untuk memastikan terlaksananya pembangunan berkelanjutan perlu adanya
perhatian terhadap segala aktivitas yang menggunakan sumber daya alam.
Pabrik Gula Tasikmadu memanfaatkan sumber daya alam dalam proses
produksi. Pabrik Gula Tasikmadu mengambil tanaman tebu sebagai bahan utama
untuk produksi gula dan mengorbankan sejuta manfaat dari hutan untuk
memperoleh tebu yang lebih banyak. Selain itu, Pabrik Gula Tasikmadu juga
memanfaatkan batu gamping, cokes dan belerang.

Cokes (Kokas) merupakan salah satu bahan komoditi penting yang banyak
dibutuhkan pada industri metalurgi dan hingga saat ini sebagian besar masih
diimpor. Karena itu, batubara sebagai mineral tambang dapat diharapkan sebagai
sumber energi alternatif bagi industri dalam negeri khususnya industri logam,
guna mengurangi ketergantungan terhadap impor, yang tentunya dapat
menghemat devisa (Gunara, 2017). Kokas, batu gamping, dan belerang
merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarukan sehingga
penggunaannya harus dibatas untuk menjamin terlaksananya pembangunan
berkelanjutan. Pabrik Gula Tasikmadu merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang agroindustri. Dalam menjalankannya perusahaan mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI GKP No. 3140.3:2010). Namun pada
kenyataannya masih terdapat produk yang kualitasnya tidak sesuai dengan
20
standar

21
kualitas yang telah ditetapkan. Dari data Jumlah produksi dan produk rusak
(misdruk) atau yang tidak sesuai Standar Nasional Indonesia PG Tasikmadu
tahun 2019 (dalam kuintal) diketahui terdapat beberapa produk yang tidak sesuai
dengan standar, saat proses produksi gula ada empat yaitu scrap sugar, krikilan,
debuan, dan basah. Persentase misdruk paling besar adalah pada jenis krikilan
dan krikilan. Pengendalian kualitas yang dijalankan oleh perusahaan perlu
ditingkatkan untuk tetap menjaga dan meningkatkan kualitas produk gula kristal
yang dihasilkan serta menuju kerusakan pada tingkat nol (zero deffect) sehingga
perlu dilakukan analisis mengenai pengendalian kualitas yang diterapkan oleh
PG Tasikmadu dan mencari solusi terbaiknya (Rahmawati, 2012).

Perusahaan perlu meningkatkan kualitas produksi dan perusahaan harus


memiliki izin atas pemanfaatan sumber daya alam dalam masalah konservasi
seperti sertifikat SNI, ISO, dan SIPA dan menerapkan standar yang sudah
berlaku (Zedadra et al., 2019). Selain itu, perusahaan perlu memperhatikan
asumsi keberlanjutan yaitu menempatkan nilai positif jangka panjang untuk
generasi yang akan datang dan mengetahui resiko apa saja yang ditimbulkan
terhadap lingkungan akibat aktivitas perusahaan guna menjamin pembangunan
berkelanjutan dapat terjaga untuk tetap terlaksana.

Demi menjaga kelangsungan perusahaan ada beberapa hal yang dapat dilakukan
oleh perusahaan, salah satunya adalah dengan Corporate Sosial Responsibility
(CSR). CSR merupakan tanggung jawab sosial perusahaan yang diawali dengan
tanggungjawabsosial perusahaan terhadap karyawan dan keluarganya kemudian
berkembang terhadapmasyarakat luas. Kegiatan tanggung jawab sosial tersebut
tidak lain adalah sebagai bentuk timbal balik perusahaan terhadap masyarakat
dan lingkungan. Pertama, PTPN IX telah mengajak para petani untuk
bekerjasama menghasilkan bahan baku yang akan digunakan oleh perusahaan.
Kedua, perseroan juga telah membuat sistem pertanian terpadu dimana hasil
limbah dari tanaman tebu berbentuk klaras bisa dimanfaatkan oleh peternak
menjadi pakan ternak, sebagai timbal balik, PTPN IX mendapatkan pembagian
hasil dari penjualan ternak. Ketiga, telah menjalankan program CSR unggulan di
masa

22
Pandemi COVID-19 dan Kenormalan Baru yaitu Program PTPN Sehat. Program
tersebut dijalankan bekerjasama dengan dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah
melalui program ”JOGO TONGGO”. Bentuknya, memberikan bantuan sosial
atau infrastruktur kepada wilayah dan masyarakat terdampak COVID 19 di Jawa
Tengah. Selain itu, dari Pabrik Gula Tasikmadu sendiri telah menjalankan
program kemitraan dan program bina lingkungan.

23
BAB III

PENELITIAN TERDAHULU
Penulis Tujuan Method Hasil
(Tahun)
Suci 1. Mengetahui Deskripsi Analisis Terdapat permasalahan
Rahmawati masalah terkait kualitas gula di
(2012) terkait kualitas PG Tasikmadu yaitu
gula di PG adanya krikilan. Selain
Tasikmadu itu faktor yang
2. Mengetahui mempengaruhi kualitas
faktor apa saja gula di PG Tasikmadu
yang adalah faktor manusia,
mempengaruhi faktor lingkungan kerja,
kualitas gula faktor metode, dan
di faktor mesin.
PG Tasikmadu
Nikmatul Penelitian dilakukan Kualitatif Eksternalitas yang
Fuadah dan untuk mengetahui terjadi pada Pabrik air
R. Moh. eksternalitas yang minum dalam kemasan
Qudsl Fauzl ditimbulkan dari Santri Sidogiri adalah
(2019) perusahaan Air positif. Ditunjukkannya
Minum Santri respon positif dari
Sidogiri yang dibahas masyarakat sekitar
berdasarkan Ekonomi pabrik, seperti adanya
Sumber Daya Alam penyerapan tenaga kerja
Islam dan masyarakat sekitar
merasa diuntungkan.
Imam Penelitian dilakukan Deskriptif Konsep pembangunan
Mukhlis untuk menjelaskan Yang berkelanjutan
(2009) dimensi eksternalitas, Sudah semestinya
pertumbuhan ekonomi kualitas SDM yang ada

24
dan pembangunan Dapat diarahkan
berkelanjutan. Pada pemahaman
lingkungan yang arif
dan bijaksana sehingga
sumber daya (natural
resources) yang ada
dapat terpelihara.
Sebagai akhir dari
diskusi ini perlu
digarisbawahi lagi
bahwa pengertian
pembangunan
berkelanjutan dapat
dibedakan menjadi
empat, yakni
kelestarian lingkungan
(environmental
sustainability),
keberlangsungan
ekonomi (economic
sustainability),
kelestarian sosial
(social sustainability)
Dan pembangunan
Berkelanjutan
(sustainable
development)
Itu sendiri.
Ajiis Penelitian ini Analisis Kemitraan PG
Ramadhan bertujuan untuk Deskriptif Tasikmadu
(2017)

25
mengetahui pola dengan petani tebu
kemitraan, efektivitas mitra di Kabupaten
kemitraan, tingkat Karanganyar secara
kesejahteraan rumah keseluruhan sudah
tangga petani tebu berjalan efektif. Petani
mitra, dan hubungan dan PG
efektivitas kemitraan Tasikmadu telah
PG Tasikmadu melaksanakan
dengan kesejahteraan kegiatan kemitraan
rumah secara baik dan
tangga petani tebu mencapai tujuan
mitra di Kabupaten kemitraan. Sementara
Karanganyar. Metode itu berdasarkan
dasar penelitian pelaksanaan program
adalah metode kemitraan program
deskriptif. KUR, program
pendampingan teknis
budidaya,
program sistem bagi
hasil sudah
efektif. Tingkat
Kesejahteraan rumah
tangga petani tebu mitra
PG Tasikmadu.
Eriska Nur Tujuan dari penelitian Deskriptif Dampak eksternalitas
Oktabriani ini yaitu : Kuantitatif Industri Pengolahan
(2018) a. Untuk mengetahui Karet terhadap kondisi
dampak eksternalitas sosial ekonomi
industri pengolahan masyarakat meliputi
karet PT. eksternalitas positif
dan
negatif. Dampak
26
Perkebunan Nusantara eksternalitas tersebut
VII Unit Way Berulu terhadap kondisi sosial
terhadap kondisi ekonomi masyarakat
sosial dalam perspektif
ekonomi masyarakat ekonomi islam yaitu
sekitar Desa industri pengolahan
Kebagusan, Dusun karet PTPN VII telah
Way Berulu, melakukan kegiatan
Gedong Tataan, yang sesuai dengan
Pesawaran. ekonomi islam yang
b. Untuk mengetahui didasari dengan prinsip
dampak eksternalitas ekonomi islam.
industri pengolahan
karet PT
Perkebunan Nusantara
VII Unit Way Berulu
terhadap kondisi
sosial
ekonomi masyarakat
sekitar Desa
Kebagusan, Dusun
Way Berulu,
Gedong Tataan,
Pesawaran dalam
Prespektif Ekonomi
Islam.
Fauzi Tujuan dari penelitian Kualitatif Peninggalan sejarah di
Rachman dan ini adalah Kecamatan Tasikmadu
Toni Harsan mengetahui: untuk dapat dimanfaatkan
(2018) mengetahui sebagai media
jenis Peninggalan pembelajaran
Sejarah Pabrik Gula
27
Tasikmadu yang dapat IPS/Sejarah SD adalah
dimanfaatkan sebagai peninggalan sejarah
edukasi dan rekreasi yang sesuai dengan
di SD, untuk Kompetensi Dasar
mengetahui (KD) Mata Pelajaran
kriteriakriteria IPS SD,
yang digunakan KD yang sesuai
dalam menentukan dengan deskripsi ini
kelayakan adalah KD Kelas IV
pemanfaatan Semester I yaitu:
Peninggalan Sejarah ”Menghargai berbagai
Pabrik Gula peninggalan sejarah di
Tasikmadu sebagai lingkungan setempat
edukasi dan rekreasi (Kabupaten/Kota,
di SD, untuk Provinsi) dan menjaga
mendapatkan data- kelestariannya”.
data pemanfaatan
Peninggalan
Sejarah Pabrik Gula
Tasikmadu sebagai
edukasi dan rekreasi
di SD, untuk
mengetahui
kesulitankesulitan
yang dihadapi guru
dalam memanfaatkan
Peninggalan Sejarah
Pabrik Gula
Tasikmadu sebagai
wahana edukasi dan
rekreasi di SD.

28
Muhammad Memasyarakatkan dan Deskriptif Pengembangan industri
Gunara membudayakan logam dikawasan
(2017) pemanfaatan batu bara tambang lokal,
sebagai alternatif hendaknya tidak lagi
sumber energi dengan bergantung pada bahan
melihat ketersediaan bakar minyak, namun
cadangan batu bara dapat beralih ke
dalam negeri yang batubara sebagai
potensial serta alternatif sumber
kebutuhan industri energinya. Selain
metalurgi yang besar merupakan bahan baku
maka pengembangan sebagai sumber energi
industri peleburan panas, batubara
logam khususnya merupakan bahan
bijih besi reduktor dalam industri
dengan logam, dan dapat
memanfaatkan batu digunakan sebagai
bara dapat terlaksana. substitusi kokas dalam
tanur pengolahan
bijih besi. Untuk
memenuhi kebutuhan
besi mentah dalam
negeri, diperlukan
industri peleburan yang
mampu mengolah bijih
besi berskala kecil,
misalnya dengan
pendirian tanur tiup
berbahan bakar kokas.
Untuk memenuhi

29
kebutuhan batubara
berkualitas, perlu
dikembangkan industri
pengolahan batubara
dan kokas.
Rena Yunita Tujuan dari penelitian Deskriptif Daya saing agroindustri
Rahman, Luh adalah untuk gula pada PTPN X
Putu Suciati, mengetahui daya lebih tinggi
dan Rudi saing agroindustri dibandingkan daya
Wibowo gula nasional terhadah saing agroindustri gula
(2016) agroindustri gula pada BUMN lainnya di
pasar dunia serta Indonesia. Namun
strategi peningkatan dengan selisih HPP
daya saing yang tidak terlalu jauh,
agroindustri gula agroindustri gula
nasional. domestik masih
berpeluang unruk
mengejar daya saing
agroindustri gula
Thailand.
Dani Penelitian ini Deskriptif Berdasarkan analisis
Darmawan bertujuan untuk dengan menggunakan
(2019) mengetahui metode net present
bagaimana penentuan value (NPV),
kelayakan alat memperoleh laba atas
pengangkut gula di investasi positif sebesar
PG Tasikmadu Rp270.672.663,00.
Sehingga meningkatkan
investasi alat
transportasi Gula
(forklif) adalah

30
implementasi yang
layak.

31
BAB IV
KESIMPULAN
Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek
samping dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik
dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan. Berdasarkan
dampak yang disebabkan eksternalitas dibagi menjadi dua yaitu
eksternalitas negatif dan eksternalitas positif. Sedangkan macam-macam
eksternalitas jika dilihat dari segi pihak-pihak yang melakukan dan pihak
yang menerima akibat dari eksternalitas dapat dibagi menjadi empat
yaitu eksternalitas produsen terhadap produsen, eksternalitas produsen
terhadap konsumen, eksternalitas konsumen terhadap produsen,
eksternalitas konsumen terhadap konsumen.
Pabrik Gula Tasikmadu sendiri merupakan industri perkebunan yang
merupakan salah satu subsektor penting dalam perekonomian Indonesia
yang berbahan dasar tebu. Selain tebu sebagai bahan utama dalam proses
produksi Pabrik Gula Tasikmadu, terdapat bahan lain yang membantu
proses produksi seperti batu gamping, cokes, dan belerang. Selain
menghasilkan gula, tetes juga merupakan produk sampingan yang
dihasilkan oleh Pabrik Gula Tasikmadu yang dapat menambah
pendapatan perusahaan. Keberadaan Pabrik Gula Tasikmadu ini
memberikan dampak eksternalitas terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar baik positif maupun negatif. Dari sisi positif dapak
diketahui adanya penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan
daerah, sarana dan prasarana di sekitar pabrik menjadi lebih baik,
restrukturisasi lingkungan, dan peningkatan pendapatan. Sedangkan dari
sisi negatif diantaranya terjadi perusakan lingkungan, pencemaran udara,
dan ketidaknyamanan masyarakat.
Dalam proses produksi gula, Pabrik Gula Tasikmadu memanfaatkan
beberapa sumber daya alam yaitu belerang dan kokas yang terbuat dari
batu bara. Oleh karena itu, dalam pemakaiannya harus dibatasi dan
Pabrik Gula Tasikmadu harus memiliki izin atas pemanfaatan sumber
daya alam
32
dalam masalah konservasi. Dalam menjalankan perusahaan, Pabrik Gula
Tasikmadu harus memperhatikan asumsi keberlanjutan untuk menjamin
pembangunan berkelanjutan untuk generasi yang akan datang.

33
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, D. (2019). Penentuan Kelayakan Alat Pengangkut Gula di PG Tasikmadu.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Gunara, M. (2017). Potensi Batubara Sebagai Sumber Energi Alternatif Untuk
Pengembangan Industri Logam. Prosiding Seminar Nasional Teknoka, 2(Vol 2
(2017): Prosiding Seminar Nasional Teknoka ke-2), M22–M27.
Maiti, & Bidinger. (1981). 済 無 No Title No Title. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Mukhlis, I. (2009). Eksternalitas , Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Berkelanjutan dalam Perspektif Teoritis. Jurnal Ekonomi Bisnis, (3), 191–199.
Rachman, F., & Harsan, T. (2018). Kompleks Peninggalan Sejarah Pabrik Gula
Tasikmadu Sebagai Wahana Edukasi Dan Rekreasi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Komunikasi Pendidikan, 2(1), 93. https://doi.org/10.32585/jkp.v2i1.69
Rahardjo, R. M., Wibowo, R., & Raharto, S. (2016). Analisis Kinerja Pasar Pada Pasar
Induk Bawang Merah di Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo. Prosiding
Seminar Nasional Hasil Penelitian Sosial Pengembangan Daya Saing Agribisnis
Berkelanjutan Di Era Kompetisi Global, 488–493.
Rahmawati, S. (2012). Analisis Pengendalian Kualitas Gula Di PG Tasikmadu
Kabupaten Karanganyar.
Ramadhan, A. (2017). AGRISTA : Vol . 5 No . 1 Maret 2017 : 1-12 ISSN 2302-
1713 HUBUNGAN EFEKTIVITAS KEMITRAAN PABRIK GULA TASIKMADU
DI
KABUPATEN KARANGANYAR Aziis Ramadhan : Hubungan Efekt ivitas ….
PENDAHULUAN Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang
berperan. 5(1), 1–12.
Zedadra, O., Guerrieri, A., Jouandeau, N., Seridi, H., Fortino, G., Spezzano, G., …
Thesis, A. (2019). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関
連指標に関する共分散構造分析 Title. Sustainability (Switzerland), 11(1), 1–14.
野田育宏, 高藤真理, 高松邦彦, & 中田康夫. (2018). No Title 教職協働によるミ
ニットペーパー. 第 24 回大学教育研究フォーラム予稿集, 121.

34

Anda mungkin juga menyukai