Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI PENGUATAN KEBERLANGSUNGAN USAHA MIKRO KECIL DALAM

PENGEMBANGAN GREEN EKONOMI DI INDONESIA

Abstrak

Green economy merupakan sebuah konsep untuk memperpadupadakan antara


ekonomi dan keberlansungan kehidupan alam yang dimana keberlansungan
kehidupan alam menjadi fokus utama di berbagai negara, tingkat kerusakan alam
yang di sebabkan oleh manusia menjadi salah satu faktor lahirnya green econmy,
green economy mempermadupadakan antara keberlansungan ekonomi, sosial, dan
lingkungan, green economy menjadi salah satu pendorong pembangunan nasional
yang pro dengan lingkungan, green econmy juga dijadikan sebagai salah satu
pendorong di dalam perkembangan usaha mikro yang ada di indonesia, pada tahun
2019 jumlah usaha mikro di indonesia mencapai 64 ribu, usaha mikro menjadi salah
satu elemen di dalam pendorongan pertumbuhan ekonomi di indonesia, sebagai
salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, indonesia harus
mampu mencari solusi yang disebabkan tingginya penduduk tersebut salah satunya
adalah usaha mikro namun perkembangan usaha mikro di indonesia khususnya di
bidang yang berkaitan lansung dengan sumber daya alam, tak kadang industri mikro
seperti inilah yang menjadikan kerusakan lingkungan karena kurangnya edukasi
mengenai green econmy, butuh sebuah statergi yang sistematik guna mengedukasi
para usaha mikro yang ada di indonesia sehingga bisa memberikan dampak positif
terhadap perngembangan green econmy di indonesia statergi inilah jugak yang akan
menjadikan sebuah penguatan bagi para usaha mikro yang ada di indonesia.

Pendahuluan
Kelestarian lingkungan adalah salah satu atensi terbesar bagi seluruh masyarakat
negara khususnya pada era transformasi 5.0, seluruh dunia, berlomba lomba
mengamankan kualitas lingkungan yang cukup meliputi sumber daya alam,ekosistem
keaneragaman tanaman dan hewan dan lingkungan hidup manusia merupakan salah
satu atensi baik untuk keberlansungan jangka panjang maupun jangka pendek [1]
Tingkat konsumsi manusia pada saat ini merupakan salah satu hal yang
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, walaupaun kerusakan lingkungan
yang terjadi saat ini bukan hanya di pengaruhi oleh salah satu faktor manusia saja
namun industri juga ikut berperan di dalam kerusakan lingkungan yang terjadi.
Green economy merupakan sebuah konsep baru yang memiliki tujuan di dalam
meningktkan aspek economy memalalui berbagai kegiatan pembangunan yang tidak
mengesampingkan kelestarian lingkungan[1]. green economy merupakan salah atu
isu I dalam pertumbuhan econmi di masa yang akan datang di dalam undang undang
RI No 3 tahun 2014 menjlaskan mengenai industri hijau yaitu industri yang
produksinya mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya
secara berkelanjutan sehingga mampu memposisikan dalam hal yang sama antara
pembangunan dengan kelestarian lingkungan yang ada. [2] , hal ini guna
memberikan dampak positif terkait antisipasi ancaman di dalam kelestarian
lingkungan yang menjadi momok terbesar bagi suatu negara di masa yang akan
datang bukan itu saja keletarian lingkungan akan meberikan sesuatu hal yang positif
di dalam keberlansugan kehidupan manusia.
Bedasarkan laporan Bank Indonesia (2012) menyebutkan bahwa sebagian besar
indutri di dalam negri belum mengaplikasikan ramah lingkungan di dalam usahanya,
hal ini didukung oleh beberapa faktor antara lain a. minimnya pengetahuan akan
kelestarian lingkungan b. lemahnya aspek manajeman yang ada c. aspek teknis yang
tidak menunjang serta belum tersedianya sumber pembiayaan yang beorientasi pada
pembiayaan [3]

Pembahasan
Konsep Green Ekonomi
Peran ekonomi hijau, konsumsi dan produksi berkelanjutan serta efisiensi sumber
daya dalam pembangunan berkelanjutan, tujuan konsumsi dan produksi
berkelanjutan adalah untuk meningkatkan proses produksi dan praktik konsumsi
untuk mengurangi konsumsi sumber daya, produksi limbah, dan emisi selama siklus
hidup proses dan produk - sedangkan dampak sumber daya mengacu pada cara
sumber daya digunakan untuk menghasilkan Aditif yang digunakan. nilai bagi
masyarakat dan aspirasi. mengurangi jumlah sumber daya yang dibutuhkan serta
emisi dan limbah yang dihasilkan per produk atau unit layanan[4]
Green econmy pertama kali di deklarasikan di dalam deklarasi perserikatan
bangsa bangsa (PBB) yang pada saat itu membahas tentang lingkungan dan
pebangunan yang di selenggarakan di Rio de janeero pada 1992. Yang mengadopsi
konsep pembangunan bekelanjutan dasar di dalam perkembangan dan konsep dari
green ekonomi meliputi lingkungan, sosial dan ekonomi, dengan maksut green
econoy mampu untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi semua orang di
dalam batas ekologis bumi, mendorong green economy berarti juga mendukung
pembangunan ekonomi sambil memastikan bahwa aset alam terus menyediakan
sumber daya dan jasa lingkungan. yang menjadi kesejahteraan. Ekonomi hijau
menawarkan pendekatan ekonomi makro untuk pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dengan fokus utama pada investasi, lapangan kerja dan keterampilan.
Nilai nilai yang menjadi acuan di dalam pentingnya green economy untuk
kepntingan semua pihak dapat di jelaskan di dalam gambar di bawah ini baik itu
karena faktor internal maupun faktor external yang mendorong terciptanya green
economy untuk memberikan solusi atas semua permasalahan yang berkaitan dengan
lingkungn yang ada
Ekonomi Lingkungan Dan Ekonomi Ekologis
Dasar teori di dalm pembahasan dan perkembangan mengenai green economy
adalah ekonomi lingkungan dna juga ekonomi ekologi. Ekonomi lingkungan adalah
sebuah konsep awal efek external baik dari penggunaan sumber daya yang tidak
efisien maupun pencemaran lingkungan yang dihadapinya, sedangkan dalam
ekonomi ekologis ekonomi didefinisikan sebagi sub sistem alam yang membatasi
pertumbuhan fisik ekonomi.[5]

Sistem Produksi Bersih Di Dalam Green Economy

Isitlah produksi bersih meruakan penerapan berkelanjutan serta statergi


lingkungan terpadu untuk proses produk dan layanan untuk meningkatka efisiensi dan
mengurangi resik terhadap manusia dan lingkungan. Produksi bersih merupakan
salah satu proses menuju green econmy,hal ini berakibat pada pengembangan
teknologi yang lebih bersih dan juga meminimalisir dari limbah yang dihasilakan,
efisiensi sumber daya dan desain ramah lingkungan memiliki tujuan untuk lebih
menurunkan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan guna menuju transisi
ekonomi hijau dan ekeonomi berkelanjutan

Ekologi Industri Dan Ekonomi Sirkular

elemen inti di dalam penerapan ekologi industri adalah penggunaan analogi


biologis, penggunaan perspektid sistem pean perubahan teknologi dan denateralisasi
dari prespektid pandangan ke depan, ketika konsep penerapan ekologi industri dalam
praktiknya diperlukan simbiosis industri bertujuan untuk melibatkan aktivitas tradisonal
yang berpisah dalam pertukaran fisik material dan aliran energi pertukaran fisik ini
dapat terjadi dalam fasilitas, perusahaan, atau organisasi; di antara perusahaan
menempatkan di taman industri ramah lingkungan yang ditentukan
Perusahaan baik yang skala mikro maupun skala besar akan menggunakan
pertimbangan efisiensi sebagai salah satu hal yang sangat di perhtikan, efisiensi
suatu perusahaan diukur apabali suatu perusahaan dapat merealokasi terhadap
faktor produksi terhadap barang tanpa mengurangi produksi barang lain.green
econmy mempunyai beberapa fungsi guna mendukung efisiensi dan juga perbaikan
lingkungan terutama di dalam sektor perusahaan yang bergerak di sektor industri
dengan tingkat populasi/pencemaran lingkungan yang tinggi, tinglat kesadaran para
pengusahaa baik yang mikro maupun yang sakla besa dan menengah

Definisi Usaha Kecil Mikro


ada beberapa macm definisi mengenai usaha kecil mikro namun secara singkat
usaha kecil mikro bisa di kaitkan dengan jumlah pekerja dan juga jumlah omzet yang
di dapat bedasarkan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2008 pasal 1 mengenai
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) mendefinisikan usaha Mikro sebagai
usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Secara spesifik, kriteria usaha Mikro adalah sebagai berikut:

1. Memiliki jumlah kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 tidak


termasuk tanah dan bangunan.
2. Memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000
Sedangkan BPS (badan pusat statistik nasional ) mendefinisikan UMK bedasarkan
Kuantitas jumlah tenaga kerja, maka usaha mikro kecil merupakan usaha yang
didasarkan dengan jumlah tenaga kerja sekuruang kurangnya 5 orang termasuk
dengan tenaga keluarga yang tidak dibayar edangkan usaha Mikro mengacu pada
Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003,
mendefinisikan bahwa usaha Mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau
perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Lebih lanjut, usaha Mikro dapat
mengajukan kredit kepada bank paling banyak sebesar Rp.50.000.000,00
Pertumbuhan Usaha Mikro

Usaha mikro merupakan sektor ekonomi nasional yang sangat potensial dan
dijadikan seagai salah satu tulang punggung nasional di dalam perkembangan
ekonomi selain itu usaha mikro juga sebagai kunci utama di dalam pergerakan dn
pertubuhan ekonomi nasional, usaha mikro juga sebagai salah satu pertimbangan
mengenai solusi di dalam mengatasi problematikan nasional yaitu penganguran dan
juga kemiskinan, selain itu pegembangan usaha mikro juga digunakan sebagai
percepatan basis ekonomi dan memberikan percepatan terhadap peningkatan
perekonomian indonesia [6]. bedasarkan data yang dihimpun dari kementrian koperasi
dan usaha kecil menengah seperti yang tersaji di dalam tabel di bawah ini

No Tahun Tingkat pertumbuhan


1 2018 63,350,222
2 2019 64,601,352

Dengan total perkembangan tahun 2018-2019 adalah 1,271,440.5 atau


mengalami peningkatan sebesar 1.98 %, tentunya hal ini merupakan potensi yang
besar untuk kelansungan perekonomian bangsa indonesai khususnya di dalam
pengembangan sumber daya manusia di dalam peran ekonomi dari berbagai sektor
pertumbuhan ekonomi mikro di indonseia sektor produksi yang menafaatkan
lingkungan,
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi sangat mengambil peran penting di
dalam meningkatkan pendapatan dan kesehajteraa dari masyarakat, perkembangan
usaha mikro kecil merupakan saah satu bidang usaha yang memiliki konsitensi tinggi
terhadap jalanya pertumbuhan yang dilami, usaha mikro kecil juga berperan di dalam
pengenaan dan pemasaran produk lokal yang dimiliki oleh sebuah wilayah.
Selain itu usaha mikro kecil dan menengah juga memiliki daya serap terhadap
para pekerja yang tinggi bedasarkan data di bawah ini
Bedasarkan data tersebut tingkat penyerapan tenaga kerja olej UMKM mampu
mencapai 120 juta orang, potensi tersebut menjadikan UMKM sebagai salah satu
solusi penyelesaian masalah mengenai angkat pengangguran yang tinggi.

Kondisi Usaha Kecil Mikro Terhadap Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor penting di dalam


keberlanusngan UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah ), lingkungan yang
statergis menjadikan keberlanusngan pertumbuhan UMKM ( Usaha Mikro Kecil
Menengah Saat ini, aktivitas usaha mikro, kecil, dan menengah sangat terlihat
Keberlanjutan atau keberhasilan suatu perusahaan banyak bergantung pada
kondisi lingkungan, terutama air. Situasi ini memiliki efek yang sangat mendasar
pada kondisi kehidupan masyarakat sosial ekonomi. Kehidupan ekonomi
kotamadya adalah masalahyang sangat pentingTergantung pada kondisi
lingkungan di lokasi perusahaan, itu berpengaruh Kerusakan lingkungan,
khususnya pencemaran lingkungan, akibat limbah operasional produksi usahanya
memberikan pengaruh yang sangat besar pada sendi-sendi kehidupan sosial
ekonomi masyarakat.
Kegitan UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah ) menjadi salah satu
penyumbang kerusakan dan pencemaran lingkungan yang tinggi kegiatan UMKM
( Usaha Mikro Kecil Menengah ) yang tidak mencerminkan kebrlansungan dan
juga pertumbuhan ekonomi yang bedasarkan kepedulian lingkungan, ada banyak
faktor yang menjadikan para UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah) kurang
memperhatikan lingkungan yang dijadikan tempat usaha sehingga mengakibatkan
pencemaran da kerusakan lingkungan yang terjadi.
Faktor faktor yang menjadikan UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah)
kurang memperhatikan mengenaik keberlansungan dan keterjagaan lingkungan
adalah sebagai berikut :

1. Kesadaran yang kurang


Para pelaku UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah) khusunya
usaha kecil mikro tak kadang kurang memiliki kesadaran tentang
lokasi tempat usaha dan juga lingkungan di sekitarnya, selain itu para
pengusaha terkadang bodo amat dengan apa yang dihasilkan dari
tempat usahanya. Seperti limbar maupun polusi yang dihasilkan.

2. Kurangnya sosialisasi
Tak kadang para pengusaha baik usaha mikro kecil maupun yang
menengah ketika sering ditanya mengenai pencemaran yang
dilakukan, mereka berdalihh bahwa tidak adanya sosilaisi yang
dilakukan oleh para pihak pihak terkait .

3. Kurang kuatnya hukum yang mengatur


Hukum merupakan salah satu hal yang bisa dijadikan sebagai
batas pengaman terutama di dalam mengatur pencemaran yang
dilakukan oleh badan usaha baik usaha mikro kecil maupun usaha
menengah, pemerintah sudah mengatur mengenai pelanggaran
hukum yang diakibatkan oleh pihak pihak yang tidka bertanggung
jawab yaitu seperti yang tertera di pasal Pasal 1 angka 14 Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang  Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (“UU PPLH”) adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain
ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Walaupun sudah diatur di dalam undang undang tersebut namun
para pelaku yang tidak bertangung jawab kurang menggubris akan
hal tersebut hal ini juga didukung oleh para penagak hukum yang
dinilai kurang tanggap di dalam mengatasi permasalahn tersebut.

4. Para UMKM ( usaha kecil mikro menengah ) yang tidak memakai


prinsip produksi bersih
Para pelaku UMKM ( usaha kecil mikro menengah ) jarang
menggunakan teknologi yang efisien di dalam segi energi dan lebih
menggunakan teknologi yang konvesional yang memiliki tingkat
pencemaran lingkungan yang tinggi.
Penggunaan prinsip produksi yang bersih dan efisien tentu
menjadi sebuah keunggulan tersendiri dari segi kebersihan
lingkungan dan penghematan energi, efisiensi energi ini juga
berdampak luas terhadap tingakat efisiensi yang dihasilkan unuk
perusahaan tersebut.

Penguatan Ekonomi Usaha Kecil Mikro

sebagai saah satu pendorong ekonomi negara, usaha kecil mikro harus memiliki
statergi guna mempertahankan kelansungan usaha yang di dalaminya didalam
keberlansungan usaha yang dilakukan tentunya banyak faktor yang mempengaruhi did
aam pengmbangan dan penguatan ekonomi usaha kecil mikro tersebut adapun faktor
fakto yang menjadi tumpuan utama di dalam penguatan ekonomi usaha kecil
menengah secara garis besar di dasari 2 faktor yaitu faktor external dan faktor internal.
Faktor internal merupakan faktor yang datang dari dalam uaha tersebut, sedangkan
faktor exteral adalah semua kebijakan yang datag dari luar usaha tersebut
faktor internal di dalam penguatan ekonomi Usaha kecil Mikro meliputi :
1. Modal pribadi
Modal merpakan salah satu hal yang menjadikan
kunci utama di dalam proses keberlansungan usaha
ada anggapan bahwa ketika usaha yang memiliki
modla maka mereka bisa merajai bidang usaha
tersebut, proses penguatan ekonomi usaha kecil
mikro kadang terbentuk dengan faktor modal pribadi
yang dimiliki hal ini karena tak semua bidang usaha
kecil mikro memiliki modal probadi yang tinggi.

2. Motivasi pribadi
Motivasi merupakan salah satu hal yang sangat
Penting di dalam mendorong kelansungan dan
Ketahanan ekonomi bagi para usaha kecil mikro
selain faktor faktor internal, penguatan ekonomi usaha kecil mikro
juga didukung olej beberapa faktor external yang antara lain

1. Pinjaman modal dari lembaga keuangan


Pinjaman modal akan menjadikan sebuah usaha
menjadi lenih kpentitif dan berkembang, begitupun
dnegan usaha kecil mikro, karena cangkupan usaha
yang terbilang kecil sehingga rata rata para
pengusaha yang berskla mikro tersebut susah untuk
emndapatkan pebiayaan dari pihak lembaga
keungan hal ini juga lah yang bisa menjadi sebuah
penghambat bagi usaha mikro kecil di dalam
mengembangkan usahanya.

2. Pelatihan
Selain pembiayaan faktor paling penting
selanjutny adalah tersedianya manajaman sumber
daya manusia yang unggul, sumber daya manusia
menjadi hal terpenting di dalam perkembangan
bisnis, pelatiha pelatihan yang ada bisa menjadi
salah satu solusi di dalam permsalahan mengenai
sumber daya yang ada di lingkup usaa kecil mikro.

3. Kelompok pendamping
Kelompok pendamping yang dimaksud adalah
sebuah sarana penyaluran ilmu dan tempat sahring
guna emndukung tercapainya sebuah kesempurnaan
di dala metode pengembangan usaha mikro kecil.

Pengembangan Green Economy Di Lingkup UMK


Green economy di dalam konsep pengembangan UMK sangat mempunyai
pengaruh yang besar bagi pertumbuhan economi terutama di bidang lingkup usaha mikro
kecil, pemerintah mendukung secara penuh mengenai pengembangan green economy
yang merupakan salah satu perkembangan economy yang bersumber dari pembanguann
berkelanjutan [7].
Prinsip prinsip pengembangan green economy di dalam bidang usaha kecil mikro
antara lain sebagai berikut :
1. Prinsip penerapan industri yang berwawasan lingkungan
a. Prinsip keadilan antar generasi
b. Prinsip keadilan dalam generasi
c. Prisnip pencegahan dini
d. Prinsip perlindungan keaneragaman hayati.
e. Internalisais biaya lingkungan
2. konsep prinsip ekonomi hijau
a. Mengedepankan nilai guna, nilai intrinsik dan kualitas
b. Memperpadukan alirn alam
c. Sampah adalah makanan
d. Rapih dna keragaman fungsi
e. Mengedepankan skala tepat guna

Prinsip prinsip tersebut lah yang manjadi dasar di dalam perkembangan


penguatan green conomy di lingkungan UMK ( usaha kecil mikro )

1. Prinsip keadilan antar generasi


Para usaha kecil mikro harus mampu menganalisis prinsip
keadlilan antar generasi guna mendukung terciptanya
perkembangan green economy yang bisa diterima oleh semua
generasi bukan hanya generasi tertentu saja, prinsip ini menjadi
sebuah solusi guna menuju konsep pembangauna berkelanjutan.

2. Prinsip keadilan dalam generasi


Keadilan dalam generasi memungkikn di dalam pengembangan
kebijakan dan analisa tertentu untuk mengerhui sasaran yang
harus dicapai di dalam mewujudkan ekonomi pembanguanan
berkelanjutan.

3. Prinsip pencegahan dini


Prinsip pencegahan dini merupakan salah satu prinsip guna
memnimalisir dampak yang akan terjadi di masa depan.

4. Prinsip perlindungan keaneragaman hayati


Sebagai salah satu elemen yang penting di dalam green economy
Perlindungan terhadap elemen elemen alam salah satunya
adalah hayati banyak industri kecil menengah yang secara la
nsung dengan alam maka perlindunga terhadap semua aspek
hayati harus dijaga dengan penuh tekad dna kesungguhan

Selain prinsip prinsip tersebut di dalam statergi pengembangan kebijakan green


economy bagi usaha kecil mikro harus bisa mengaplikasikan unsur/prinsip wajib di dalam
green economy yaitu antara lain :

1. Mengedepankan nilai guna nilai intrinsik dan kualitas


Konsep green economy menekankan bahwa semua pelaku
khususnya usaha kecil mikro harus mampu mengedepankan nilai
guna, intrinsik dna kulitas di dalam pengembangan usahanya,
nilai nilai ini juga berpengaruh besar terhadap jalanya
perkembangan dan stabilitas dari usaha yang dijalani

2. Memperpadukan aliran alam


Prinsip selanjutnya adalah memperadukan aliran alam, di dalam
pengembangan green economy harus bisa memadukan dengan aliran
alam dengan harapan bisa menjadikan potensi yang luar biasa,
memanaatkan semua yang disajikan oleh alam dengan sebijak
bijaknya dan menegedepankan sumber daya alam yang bisa di
perbarui

3. Sampah adalah makanan


Probelamitika industri terutama untuk usaha kecil mikro adalah
mengenai sampah yang menumpuk maupun limbah yang dihasilkan
oleh karena itu di dalam konsep green economy sampah harus
dijadikan makanan dalam artian sampah dan limbah harus mampu
dikelola dengan baik dan sesuai dengan aspek lingkungan.

4. Rapi dan keragamaan fungsi


Di dalam penguatan dan pengembangan green econmy di dalam
bidnag UMK, bukan hanya di bebankan lansung kepada pihak usaha
namun peran dari bebagai pihak baik pemerintah maupun pihak
lainya membawa sebuah peranan yang sama penting

5. Skala tepat guna


Penggunaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada
terutama bagi kelansung usaha mikro kecil harus bisa di lakukan
dengan tepat guna baik dari skala perioritas maupun skala tertentu
karen hal ini sesuai dengan prinsip ekonomi pembangunan
berkelanjutan
Penutup
Green econmy pertama kali di deklarasikan di dalam deklarasi perserikatan
bangsa bangsa (PBB) yang pada saat itu membahas tentang lingkungan dan pebangunan
yang di selenggarakan di Rio de janeero pada 1992. Yang mengadopsi konsep
pembangunan bekelanjutan dasar di dalam perkembangan dan konsep dari green
ekonomi meliputi lingkungan, sosial dan ekonomi, dengan maksut green econoy mampu
untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi semua orang di dalam batas
ekologis bumi, green economy diharapkan memberikan dampak positif bagi kelansungan
usaha kecil mikro yang ada di indonesia, Usaha mikro merupakan sektor ekonomi nasional
yang sangat potensial dan dijadikan seagai salah satu tulang punggung nasional di dalam
perkembangan ekonomi selain itu usaha mikro juga sebagai kunci utama di dalam
pergerakan dn pertubuhan ekonomi nasional, usaha mikro juga sebagai salah satu
pertimbangan mengenai solusi di dalam mengatasi problematikan nasional yaitu
penganguran dan juga kemiskinan,
Di dalam pengembangan green economy terdapat beberapa prinsip yang
merupakan statergy di dalam penguatan ekonomi usaha kecil mikro yang dalam hal ini
terdapat beberapa statergy yang digunakan diantaranya :
1. Prinsip keadilan antar generasi
2. Prinsip keadilan dalam generasi
3. Prisnip pencegahan dini
4. Prinsip perlindungan keaneragaman hayati.
5. Internalisais biaya lingkungan
6. Mengedepankan nilai guna, nilai intrinsik dan kualitas
7. Memperpadukan alirn alam
8. Sampah adalah makanan
9. Rapih dna keragaman fungsi
10. Mengedepankan skala tepat guna
DAFTAR PUSTAKA

[1] “32286-Article Text-97913-1-10-20221117-1”.


[2] S. Eko, Y. Waluyo, Z. A. Fitriyani, and K. Huda, “P R O S I D I N G S E M I N A R N A S I
O N A L #J I L I D 1 U N I V E R S I T A S P G R I P A L A N G K A R A Y A P A L A N G K
A R A Y A, 1 2-1 3 J U L I 2 0 2 2 KONSEP GREEN ECONOMY TERHADAP PENJUALAN
SEKTOR UMKM MELALUI PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA MOJOKERTO.”
[3] R. Zulfikar and A. Mayvita, “The Level of Environment Knowledge, Perception, and
Behavior of South Kalimantan MSME in Implementing the Green Economy,” Prosiding
Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah , vol. 4, pp. 459–464, 2019.
[4] S. Biduri and B. Prasojo, “ANALISISI DAN IDENTIFIKASI MODEL PEMBIAYAAN NON
APBN PADA UMKM YANG BERBASIS GREEN ECONOMY,” 2019.
[5] E. Loiseau et al., “Green economy and related concepts: An overview,” J Clean Prod, vol.
139, pp. 361–371, Dec. 2016, doi: 10.1016/j.jclepro.2016.08.024.
[6] M. Munizu, “Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Kinerja Usaha Mikro
dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan.”
[7] A. Multika Sari, A. Fefta Wijaya, and A. Wachid, “PENERAPAN KONSEP GREEN
ECONOMY DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI UPAYA
MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN (Studi pada Dusun
Kungkuk, Desa Punten Kota Batu).”
 

Anda mungkin juga menyukai