Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KEGIATAN

SISWA PRAKTEK KERJA LAPANGAN


KUE RISKI
“PEMBUATAN KUE KERAWANG COKELAT”

Disusun Oleh :
Nama : Dela Dwiyanti Bulonggodu
Kelas : XII APHP 2
Kompetensi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian

SMK NEGERI 2 GORONTALO


PROVINSI GORONTALO
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN
SISWA PRAKTEK KERJA LAPANGAN
KUE RISKI
“PEMBUATAN KUE KERAWANG COKELAT”

Nama : Dela Dwiyanti Bulonggodu


Program Keahlian : Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
Nama INDUKA : Toko Kue Riski

Disahkan/disetujui
Guru Pembimbing Sekolah Pembimbing Dunia Industri

Muhammad Cakra Datau, S.Pi., M.Si Fitri Polumulo

Mengetahui
Kepala Sekolah Ketua
SMK Negeri 2 Gorontalo Program Keahlian APHP

Drs. Jakub A. Gue Rodifa Choirully, S.TP, M.Si


NIP. 196706081994121002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan yang maha esa
yang selalu melimpahkan rahmatnya sehingga dapat menyelesaikan kegiatan PKL
(Praktik Kerja Lapangan). Penulisan laporan ini sebagai syarat untuk
mendapatkan nilai PKL (Praktik Kerja Lapangan).

Laporan ini berdasarkan pengalaman yang didapatkan saat melaksanakan


PKL (Praktik Kerja Lapangan) dan di susun sedemikian rupa sehingga bisa di
terima oleh guru pembimbing serta sebagai referensi untuk adik kelas nantinya.

Selain berdasarkan pengalaman, laporan ini dibuat berdasarkan referensi


yang didapatkan dari berbagai sumber seperti buku, internet dan ahli dalam
bidangnya serta sumber lainnya. Akan tetapi dalam penyusunan laporan ini masih
terdapat kesalahan atau kekeliruan yang mungkin penulis tidak dapat rangkaikan.

Lewat kesempatan ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada


Pihak Industri dan Guru Pembimbing yang sudah membantu dalam pelaksanaan
praktik. Rasa terima kasih itu disampaikan kepada:
1. Bapak Drs. Jakub A. Gue, selaku kepala sekolah SMK NEGERI 2
GORONTALO
2. Ibu Fitri Polumulo, Selaku Pemilik Toko Kue Riski
3. Rodifa Choirully, S.TP, M.Si, selaku Kepala Jurusan Agribisnis
Pengolahan Hasil Pertanian.
4. Bapak Muhammad Cakra Datau, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing di
sekolah
5. Riamti Bora M,Pd, selaku wali kelas XII APHP 2
6. Bapak/ibu guru yang telah memberikan masukan dan saran dalam
Penyusunan laporan.
7. Kedua orang tua/keluarga yang telah mendukung penulis selama Praktik
kerja lapangan dan menyusun laporan.
8. Kakak Karyawan yang bekerja di Toko Kue Riski yang telah memberi
masukkan dan saran dalam penyusunan laporan.

ii
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas
kebaikan semua pihak yang telah membantu dan semoga laporan PKL ini
membawa manfaat.

Penulis

Dela Dwiyanti Bulonggodu

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................i


KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................iv
BAB I.PENDAHULUAN .............................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Tujuan PKL .............................................................................................5
1.3 Manfaat PKL ...........................................................................................5
BAB II.PEMBAHASAN ...............................................................................6
2.1 Kajian Teori .............................................................................................6
2.2 Gambaran Umum Lokasi ........................................................................13
2.3 Hasil Dan Pembahasan ............................................................................15
BAB III.PENUTUP .......................................................................................18
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................18
3.2 Saran ........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................19
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) memegang peranan yang
sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah
satu alternatif lapangan kerja baru, UMKM juga berperan dalam mendorong
laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun 1997 di saat
perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan
usahanya. Saat ini, UMKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah
maupun pendapatan Negara Indonesia. UMKM merupakan suatu bentuk usaha
kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian
besar masyarakat beranggapan bahwa UMKM hanya menguntungkan pihak-
pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UMKM sangat berperan dalam
mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. UMKM dapat
menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih menganggur. Selain itu
UMKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan
negara Indonesia.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang


strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pada saat krisis ekonomi
yang terjadi tahun 1997, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami
stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor UMKM terbukti lebih tangguh
dalam menghadapi krisis tersebut. Peranan UMKM, terutama sejak krisis
ekonomi dapat dipandang sebagai katup pengaman dalam proses pemulihan
ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional
maupun penyerapan tenaga kerja.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peranan serta


kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional, maka pemberdayaan
tersebut perlu dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia
Usaha, dan Masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan berkesinambungan.

1
Untuk mewujudkan hal tersebut maka Pemerintah mengesahkan UU No 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Undang-undang ini
disusun dengan maksud untuk memberdayakan usaha mikro kecil dan
menengah. Sehingga dengan adanya upaya tersebut, timbullah sesuatu hal
yang baru yaitu ekonomi kreatif.

Ekonomi Kreatif dan Industri Kreatif telah bergulir selama 10 tahun


terakhir ini dan selalu hangat dibicarakan baik oleh pemerintah, swasta
maupun pelaku sendiri. Istilah “industri” pada Industri Kreatif menimbulkan
banyak penafsiran, bagaimanakah menyambung antara Ekonomi Kreatif
Industri Kreatif dengan Undang-undang No.5/1984 tentang Perindustrian
secara kontekstual.

Saat ini era globalisasi pertumbuhan industri kreatif di Indonesia semakin


meningkat dibanding tahun–tahun sebelumnya sehingga pemerintahan
memberikan perhatian pada bidang industri kreatif. Sektor Industri Kreatif di
Indonesia memberikan kontribusi pada perokonomian dengan angka cukup
signifikan.

Kontribusi Ekonomi Kreatif yang cukup tinggi pada perekonomian


nasional maka dari itu Ekonomi Kreatif perlu dikembangkan dan di dukung
untuk lebih berkembang dan lebih maju.

Industri kecil merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi


cukup besar terhadap perekonomian nasional. Kondisi ini ditandai dengan
adanya kemampuan untuk bisa bertahan dari krisis ekonomi yang pernah
terjadi di tahun 1997. Kemampuan industri kecil untuk bertahan dalam krisis
disebabkan oleh kemampuannya yang cepat dalam mengantisipasi berbagai
perubahan yang terjadi. Karakter yang fleksibel inilah yang membuat industri
kecil cepat bangkit dalam keterpurukan di bandingkan dengan industri-industri
besar di saat kondisi krisis ekonomi terjadi.

2
Sebagai motor penggerak perekonomian nasional, peranan industri kecil
cukup besar, sehingga pengembangan terhadap industri kecil menjadi sangat
penting dan sangat menarik bagi berbagai pihak, bukan hanya pemerintah,
pihak swasta pun mulai ikut berperan terhadap usaha pengembangan berbagai
industri kecil di tanah air, selain itu juga industri kecil mempunyai peranan
penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Potensi industri kreatif masih begitu besar untuk dapat digarap oleh
pelaku bisnis di Indonesia khususnya yang ada di Provinsi Gorontalo.
Keinginan Pemerintah Provinsi Gorontalo yang ingin mengembangkan
Ekonomi Kreatif sebagai daya saing bangsa. Tren global pun mengarah ke
sana.

Kontribusi Ekonomi Kreatif yang cukup tinggi pada perekonomian


nasional maka dari itu Ekonomi Kreatif perlu dikembangkan dan di dukung
untuk lebih berkembang dan lebih maju.

Sektor ekonomi Kreatif merupakan salah satu sektor berbasis


memproduksi makanan. Salah satunya makanan khas Gorontalo adalah kue
karawo. Kue ini dikenal juga dengan nama kue karawang, yaitu kue kering
yang hanya bisa dijumpai di Gorontalo.

Kue karawo adalah kue khas Gorontalo yang diadaptasi dari sulaman
karawo, yakni kerajinan tekstil khas Gorontalo yang diturunkan dari generasi ke
generasi sejak abad 17. Setelah sulaman karawo ini berkembang pesat, maka
kesadaran Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk menghargai sulaman karawo
sebagai karya asli daerah ini baru tercetus tahun 2006, saat Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia mengeluarkan hak paten tentang “sulaman karawo”
sebagai kerajinan milik masyarakat Gorontalo. Plakat hak paten ini disampaikan
saat Sidang Paripurna DPRD Provinsi Gorontalo memperingati HUT Provinsi
Gorontalo, 16 Februari 2006. Penetapan inilah yang lebih menguatkan
keberadaan kue karawo “kue kerawang” sebagai identitas masyarakat Gorontalo.

Istilah “kukis” diadopsi dari bahasa Inggris cookies “kukis”, atau “kue”.
Di Gorontalo orang lebih banyak menyebut “kue” dibandingkan “kukis”.

3
Akan tetapi penyebutan dalam bahasa Gorontalo dikenal dengan “kukisi”.
Oleh sebab itu padanan untuk istilah “kue kerawang” dalam bahasa Indonesia
menjadi “kukisi karawo” dalam bahasa Gorontalo.

Istilah “karawo” memiliki arti pada setiap suku katanya. Ini merupakan
kependekan dari kata kayita, Randheya dan Wo’ala. Jadi sulaman “karawo”
bermakna “kaitan”, “rantai” dan “bongkaran” atau dalam hal ini “membuka”
benang. Sulaman ini sangat memerlukan ketelitian dan ketekunan, itulah
sebabnya para pekerjan baik penyulam karawo maupun pembuat kue karawo
hampir dapat dipastikan dikerjakan oleh kaum perempuan. Kue karawo yang
dimaksud dalam istilah kue ini bukanlah berasal dari kota kerawang yang ada
di Jawa Barat, melainkan merupakan nama makanan khas Gorontalo yang
berbentuk kue kering. Kue karawo sendiri sebernarnya sama seperti kue
kering pada umumnya. Yang menjadikan kue kerawang istimewa adalah
keberadaannya yang hanya bisa ditemukan di Gorontalo.

Kue karawo seperti layaknya kue karawo lainnya bahan dasarnya hanya
tepung terigu, merupakan kue yang memiliki tekstur yang keras dan memiliki
kerenyahan, sebab kue kering ini memiliki kadar air yang sedikit. Kue
kerawang atau karawo ini bisa disimpan untuk waktu yang lama. Bahan
pembuatan kue kerawang atau karawo ini bisa dari apa saja mulai dari tepung
ketan, tepung beras, terigu dan aneka jenis tepung lainnya seperti tepung
bonggol pisang.

Kue karawo memiliki aneka macam varian rasa seperti keju, coklat,
kopi, dan stroberi. Ketika berkunjung ke Gorontalo, biasanya orang-orang
mencari kue ini untuk dijadikan oleh-oleh.

Praktek kerja lapangan merupakan suatu kegiatan kerja siswa yang di


tempatkan pada suatu tempat yang berikatan dengan bidang ilmu yang
ditempuhnya dalam waktu tertentu. Selain itu, Praktek kerja lapangan yang
dilakukan dapat membantu siswa agar lebih memahami bidang studi yang
ditekuninya, Siswa akan belajar mengatasi kesenjangan antara teori yang
didapatkan disekolah dengan dunia industri sebenarnya.

4
Berdasarkan hal diatas penulis melampirkan laporan praktek kerja
lapangan sebagai pelaporan selama mengikuti PKL di toko kue yaitu Toko
Kue Riski, Oleh kerena itu guna mendapatkan pengetahuan yang lebih selain
disekolah di SMK Negeri 2 Gorontalo sudah menjadi kewajiban atau
keharusan dalam melakukan praktek kerja industri. Dalam hal ini penulis akan
menarasikan dan mempraktekkan pembuatan kue Kerawang.

1.2 Tujuan PKL


Tujuan PKL antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam
peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan
mengembangkan kepribadian yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai
positif yang tumbuh dan diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia
kerja yang di tekuni.
3. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki
dunia kerja sesuai tuntutan pasar kerja global.
4. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi disekolah agar mencapai
kebutuhan standar kompetensi kelulusan.

1.3 Manfaat PKL


Adapun manfaat Praktek kerja Industri Adalah:
a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh disekolah.
b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa pengalaman
kerja langsung (real) dalam rangka menanamkan iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan dan hasil kerja.
c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat menangkan etos
kerja yang tinggi.
d. Memiliki kemauan yang produktif sesuai dengan kompetensi keahlian
yang dipelajari.

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori
1. UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
Pada dasarnya, UMKM adalah usaha atau bisnis yang dilakukan oleh
individu, kelompok, badan usaha kecil, maupun rumah tangga.
Keberadaan UMKM di Indonesia sangat diperhitungkan, karena
berkontribusi besar pertumbuhan ekonomi.

Adapun pengertian UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki


perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai
usaha mikro. Secara lebih jelas, pengertian UMKM diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam
UU tersebut disebutkan bahwa UMKM adalah sesuai dengan jenis
usahanya yakni usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah.

Terdapat beberapa kriteria-kriteria tertentu supaya sebuah usaha


dapat dikatakan sebagai UMKM. Hal ini penitng digunakan untuk
pengurusan surat izin usaha ke depannya sekaligus menentukan besaran
pajak yang akan dibebankan kepada pemilik UMKM.
a. Usaha Mikro
Usaha mikro dalam UMKM adalah usaha ekonomi produktif
yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria
usaha mikro. Sebuah usaha bisa dikatakan sebagai usaha mikro
UMKM adalah bila memiliki keuntungan dari usahanya sebesar Rp
300 juta, dan memiliki aset atau kekayaan bersih minimal sebanyak
Rp 50 juta (di luar aset tanah dan bangunan). Terkadang, keuangan
usaha mikro masih tercampur dengan keuangan pribadi pemiliknya.
Contoh UMKM mikro adalah pedagang kecil di pasar, usaha pangkas
rambut, pedangan asongan, dan sebagainya.

6
b. Usaha Kecil
Usaha kecil UMKM adalah suatu usaha ekonomi produktif yang
independen atau berdiri sendiri baik yang dimiliki perorangan atau
kelompok dan bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan
utama. Dikuasai dan dimiliki serta menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah. Usaha yang masuk
kriteria usaha kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih Rp
50 juta hingga Rp 500 juta. Lalu penjualan per tahun berkisar dari
angka Rp 300 juta sampai dengan Rp 2,5 miliar. Pengelolaan
keuangan usaha kecil juga sudah lebih profesional ketimbang usaha
mikro. Contoh UMKM kecil adalah usaha binatu, restoran kecil,
bengkel motor, katering, usaha fotocopy, dan sebagainya.

c. Usaha Menengah
Usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif dan
bukan merupakan cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat. Serta
menjadi bagian secara langsung maupun tak langsung terhadap usaha
kecil atau usaha besar dengan total kekayan bersihnya sesuai yang
sudah diatur dengan peraturan perundang-undangan. Kemudian hasil
penjualan per tahunnya mencapai Rp 2,5 miliar sampai Rp 50 miliar.
Selain pengelolaan keuangan yang sudah terpisah, usaha menengah
juga sudah memiliki legalitas. Contoh UMKM menengah adalah
perusahaan pembuat roti skala rumahan, restoran besar, hingga toko
bangunan.

UMKM yang ada di Indonesia sangat beragam dan memiliki


khasnya masing-masing. Salah satu Jenis atau contoh UMKM adalah
UMKM Bidang Kuliner Salah satu bisnis UMKM yang paling banyak
digandrungi adalah bidang kuliner. Berbekal inovasi dalam bidang
makanan dan modal yang tidak terlalu besar, bisnis ini terbilang cukup
menjanjikan mengingat setiap hari semua orang membutuhkan makanan.

7
2. Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif merupakan proses ekonomi yang termasuk kegiatan
produksi dan distribusi barang serta jasa di dalamnya yang membutuhkan
gagasan dan ide kreatif serta kemampuan intelektual dalam
membangunnya. Ekonomi kreatif merupakan gabungan dua kata yang
masing-masing memiliki makna tersendiri. Ekonomi itu sendiri
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan ilmu tentang asas-asas
produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan,
sementara kreatif merupakan kemampuan dalam memiliki daya cipta serta
kemampuan untuk menciptakan. Dapat dikatakan bahwa ekonomi kreatif
merupakan proses perekonomian yang mengutamakan nilai kreativitas.

Ekonomi kreatif pada mulanya merupakan aliran ekonomi baru yang


lahir pada awal abad ke-21. Aliran ekonomi tersebut diketahui
mengutamakan nilai intelektual dalam menciptakan uang, menambah
kesempatan kerja, serta memberikan kesejahteraan pada masyarakat.

lvin Toffler (1980) mengungkapkan dalam teorinya bahwa terdapat


tiga gelombang dalam peradaban ekonomi. Pertama, ialah pertanian.
Kedua, ialah ekonomi industri, dan ketiga adalah ekonomi informasi. Ia
juga kemudian memprediksi bahwa akan ada gelombang keempat, yakni
ekonomi kreatif.

Dalam konsep ekonomi kreatif, salah satu hal terbesar yang


dibutuhkan adalah kreativitas. Hal itu karena industri kreatif merupakan
inti dari bidang ekonomi kreatif yang digerakan oleh para kreator dan
inovator.

Menurut Insitute For Development Economy and Finance, ekonomi


kreatif diartikan sebagai suatu proses peningkatan nilai tambah hasil dari
eksplorasi kekayaan intelektual berupa kreativitas, keahlian, dan bakat
individu menjadi suatu produk dapat dijual.

8
Menurut Simatupang, ekonomi kreatif diartikan sebagai industri
yang berfokus pada kreasi dan ekploitasi karya kepemilikan intelektual
seperti seni, film, permainan atau desain fashion, dan termasuk layanan
kreatif antar perusahan seperti iklan.

Adapun manfaat dari ekonomi kreatif adalah sebagai berikut:


- Mengasah ide-ide kreatif yang sudah dimiliki oleh setiap individu
- Menciptakan lapangan pekerjaan baru, sehingga angka pengangguran
berkurang
- Membangun kompetisi usaha yang lebih sehat
- Menciptakan profesi-profesi baru yang sebelumnya tak pernah
terpikirkan
- Mempercepat inovasi produk dalam berbagai jenis bidang.

3. Kue Tradisional
Kata "kue" berasal dari kata serapan dari Bahasa Hokkian : koé, hal
ini menunjukkan pengaruh seni memasak Tionghoa di Nusantara,
beberapa kue memang menunjukkan asal mulanya dari Tiongkok
seperti bakpia. Kebanyakan kue basah adalah kue tradisional Nusantara,
sementara beberapa kue lain seperti lapis legit, risoles, pastel
dan panekuk menunjukkan pengaruh Eropa, yaitu Belanda dan Portugis.
Pada awalnya istilah kue memang digunakan untuk menyebut kue
tradisional dan kue peranakan Tionghoa, akan tetapi kini dalam Bahasa
Indonesia istilah ini telah meluas menjadi istilah yang memayungi
berbagai jenis makanan ringan berbahan adonan tepung, biasanya
dari tepung terigu atau tepung beras, termasuk untuk menyebut kue
basah, kue kering, kue pastri, dan kue bolu.

Kue dapat dimasak dengan cara dikukus, dipanggang, atau digoreng.


Kue di Indonesia biasanya dikategorikan berdasarkan kadar airnya, yaitu
kue basah dan kue kering. Kue terasa lezat apabila dinikmati selagi hangat
ditemani teh atau kopi sembari mengobrol dengan kerabat terdekat.

9
Kue adalah kudapan atau makanan ringan yang bukan makanan
utama. Kue biasanya bercita rasa manis atau ada pula yang gurih dan asin.
Kue merupakan pengolahan dari suatu adonan atau bahan yang
mengandung tepung , baik itu tepung terigu, tepung beras ataupun tepung
sagu aren yang dicampur dengan bahan tambahan lainnya seperti bahan
pemberi rasa, warna, aroma, dan lain-lain.

Sedangkan kue tradisional Indonesia adalah kudapan yang terbuat


dari bahan hasil kekayaan alam Indonesia, dengan teknik membuat, alat
dan penyajian yang khas Indonesia. Kue trradisional Indonesia biasanya
dikategorikan menurut kadar airnya menjadi kue basah dan kue kering.
Kue Indonesia dapat diolah dengan cara dikukus, direbus, dipanggang dan
digoreng.

Eksistensi kue tradisional di Indonesia sudah kalah dengan kue-kue


modern. Penyebab menurunnya eksistensi kue tradisional Indonesia adalah
pengaruh globalisasi yang membuat kue-kue tradisional Indonesia menjadi
kurang diminati dibandingkan dengan kue-kue kontinental dan lainnya
selain itu, para pembuat kue tradisional adalah mereka-mereka yang sudah
dapat dikatakan lansia dan tidak sedikit pemuda yang enggan untuk ikut
serta meneruskan membuat kue tradisional Indonesia sehingga kue
tradisional Indonesia sulit ditemui.

4. Kue Kering
Kue kering adalah kue dengan kadar air yang minimal, sehingga
dapat tahan disimpan lebih lama daripada kue basah. Kue kering biasanya
bertekstur keras tetapi renyah karena dibuat dengan cara dipanggang
memakai oven. Kue kering memiliki daya tahan yang cukup lama. Bahan
yang umum digunakan untuk pembuatan kue kering di antaranya tepung
beras, tepung ketan, terigu, ataupun sagu. Kue kering lebih dikategorikan
sebagai kue yang dipanggang mirip seperti kukis. Kue kering biasanya
populer disajikan pada saat perayaan lebaran atau natal.

10
5. Karawo Atau Kerawang
Karawo merupakan salah satu jenis motif hias seni rupa dua dimensi
yang berasal dari Gorontalo. Karawo adalah kerajinan sulaman benang
dengan motif tertentu di atas kain yang sudah dilubangi. Kata karawo
berasal dari kata “Mokarawo” yang merupakan bahasa asli Gorontalo,
yang artinya mengiris atau melubangi. Keunikan dari kerajinan sulaman
karawo terletak pada proses pengerjaannya, yaitu yang harus didahului
dengan pengirisan dan pencabutan benang. Proses ini sangat
membutuhkan kesabaran, keuletan dan ketelitian para pengrajin agar kain
tidak rusak. Selain itu pada saat mengiris para pengrajin harus
menyesuaikan jumlah benang kain yang akan diiris dengan pola desain
karawo yang akan diterapkan pada kain. Jika jumlah benang yang diiris
dan dicabut tidak sesuai, maka akan mengurangi keindahan hasil sulaman.

Proses pengirisan dan pencabutan benang disesuaikan dengan jenis


serat kain, ketebalan dan kerapatan kain. Sulaman karawo terdiri dari dua
jenis yakni karawo ikat dan karawo manila. karawo Ikat adalah karawo
yang bentuk sulamannya berupa ikatan simpul pada lubang kain. Karawo
Ikat biasanya dibuat dengan menggunakan benang jahit biasa. Karawo
jenis ini dapat kita lihat pada kreasi “Lenso” (sapu tangan) dan kipas
karawo. Sementara itu karawo Manila adalah karawo yang sulamannya
berupa garis-garis lurus membentuk pola motif tertentu. Karawo jenis ini
biasanya dibuat menggunakan benang emas atau yang dikenal dengan
benang manila, dan paling banyak dibuat pada pakaian.

6. Kue Karawo
Kue karawo atau kue karawang ini merupakan salah satu jenis kue
kering khas yang berasal dari Gorontalo. Kue memang tergolong kue yang
cantik untuk dilihat, karena olahannya yang sangat unik dan bervariasi.
Selain penampilannya yang menarik itu, citarasa yang disuguhkan kue ini
juga cukup menggoyang lidah setiap orang yang menikmatinya. Kue
karawo ini memiliki tekstur yang sangat lembut dan manis sekali. Kue

11
kering khas Gorontalo ini sudah sangat terkenal keberbagai daerah di
seluruh Indonesia, namun karena namanya yang sedikit aneh jadi jarang
orang yang mengenalinya.

Nama kue kerawang atau karawo diambil dari sebuah nama sulaman
kain khas Sulawesi Utara, kain karawo, yang sangat cantik dan indah
dilihat, sehingga olahan kue yang menggunakan ukiran sama seperi proses
penyulaman ini diberi nama kue kerawo. Cara pembuatan kuenya memang
sangat mudah seperti membuat kue kering pada umumnya, namun dalam
hal pelukisan atau penghiasan gambar aneka bunga yang sedikit
memerlukan keahlian. Karena memang kue kerawo menyuguhkan lukisan
kue yang sangat indah, dari mulai gambar bunga, dedaunan serta gambar
lainnya yang sangat cantik.

Kue karawo memang tergolong kue yang cantik untuk dilihat, karena
olahannya yang sangat unik dan bervariasi. Selain itu citarasa yang
disuguhkan kue ini cukup menggoyang lidah setiap orang yang
menikmatinya, karena memang sangat lembut dan manis sekali. Kue
karawo tergolong ke dalam kue kering khas Gorontalo yang sudah sangat
terkenal keberbagai daerah, namun karena namanya yang sedikit aneh jadi
jarang orang yang mengenalinya. Jadi untuk anda yang sering melihat kue
seperti ini tapi tidak tahu akan namanya silakan langsung lihat kuenya,
apakah sama persis seperti yang akan kami bahas atau tidak.

7. Toko
Toko adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat berusaha,
tempat menjual barang dan jasa yang menghasilkan pendapatan bagi
pemiliknya.

Pengertian toko itu sendiri adalah salah satu public space yang
dipergunakan sebagai tempat berbisnis yang sifatnya sendiri adalah
sebagai aktifitas memajang, menyimpan dan menjual, juga sebagai area
pertemuan antara pengusaha dengan konsumen yang mampu membuat
keuntungan bagi pengelola maupun pemiliknya.

12
Secara umum toko berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk
memasarkan produk dan dengan memperkenalkan harga yang bersahabat
serta kualitas yang bersaing.
1. Sebagai lahan menawarkan produk dan jasa,
2. Sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli,
3. Sebagai tempat penyedia kebutuhan,
4. Sebagai tempat untuk memperkenalkan produk,
5. Sebagai tempat bertukar informasi,
6. Sebagai lahan investas,
7. Sebagai tempat belajar secara langsung.

Toko atau kedai adalah sebuah tempat tertutup yang di dalamnya


terjadi kegiatan perdagangan dengan jenis benda atau barang yang khusus,
misalnya toko buku, toko buah, dan sebagainya. Secara fungsi ekonomi,
istilah "toko" sesungguhnya hampir sama dengan "kedai" atau "warung".

Akan tetapi pada perkembangan istilah, kedai dan warung cenderung


bersifat tradisional dan sederhana, dan warung umumnya dikaitkan dengan
tempat penjualan makanan dan minuman. Secara bangunan fisik, toko
lebih terkesan mewah dan modern dalam arsitektur bangunannya
daripada warung. Toko juga lebih modern dalam hal barang-barang yang
dijual dan proses transaksinya.

2.2 Gambaran Umum Lokasi


1. Sejarah Dan Perkembangan Toko Kue Riski
Toko Kue Riski merupakan salah satu Toko yang berada di
Gorontalo yang bergerak dalam bidang ekonomi produksi dan pemasaran
kue khas gorontalo berupa kue kerawang. Toko ini didirikan oleh Ibu Fitri
Polumulo di bawah bimbingan oleh Konsultan UMKM dari tahun 1995.
Toko ini beralamatkan di Jalan Raya Kabila-Suwawa Desa Tanggilingo
Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango.

13
Toko Kue Riski sejak didirikan tahun 1995 hingga sekarang
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dahulunya didirikan oleh 1
orang dan memiliki beberapa anggota telah mengalami peningkatan
anggota dan karyawan. Selain itu pembuatan dan penjualan produk kue
telah bertambah, yang dahulunya hanya berfokus pada kue karowo kini
telah memproduksi kue-kue lainnya.

Toko Kue Riski selain memproduksi dan memasarkan, toko tersebut


juga menerima kerja sama dari pihak lain berupa produk yang dipasarkan.
Bukan hanya itu saja, toko ini juga menerima kerja sama dengan pihak
sekolah dimana para siswanya ingin belajar cara memproduksi dan
memasarkan sesuatu produk.

2. Struktur Organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi Kue Riski :
Ketua : Fitri Polumulo
Ketua Harian : Dirja Polumulo
Sekretaris : Yeyen Ibrahim
Bagian Keuangan : Pian Usuli
Apin Katili

Bagian Produksi : Olan Polumulo


Iyan Gani
Bagian Promosi Pemasaran : Rasuna
Nelly Polumulo
Bagian Kemasan Inovasi : Arifa Usman
Yurhan Nalole
Operator Rekrutmen : Ika
Alwiyah Katili
Anggota :

14
3. Bidang Usaha
Hasil Produksi utama dari Toko Kue Riski yang produksi kue
karawo. Sedangkan produksi lainnya yaitu berupa berbagai jenis kue
kering. Hasil produksi tersebut akan dipasarkan kepada masyarakat yang
membutuhkannya seperti disaat acara pernikahan, lebaran dan acara atau
kegiatan lainnya. Selain itu, produk tersebut juga dijual sebagai ole-ole
bagi para wisatawan yang berkunjung di Provinsi Gorontalo.

Dalam memproduksi suatu produk kue, Toko kue Riski


mengutamakan kreatifitas dan kualitas khususnya rasa dan kadaluarsa
suatu produk dibandingkan harga pemasaran. Sehingga tidak akan
mengecewakan para konsumen disaat mengkonsumsi kebutuhan tersebut.

2.3 Hasil Dan Pembahasan


1. Waktu Pelaksanaan
Waktu lamanya pelaksanaan PKL ini yaitu selama 5 bulan terhitung
pada tanggal 15 Juli 2022 sampai dengan tanggal 15 Desember 2022.

2. Proses Kerja
Dalam pembuatan kue karawo, prosesnya tidak terlalu lama, hanya
saja proses pembuatannya terbagi dalam dua tahap yaitu pembuatan kue
karawo dan menghias kue karawo.
1) Pembuatan Kue Karawo
Berikut ini Proses atau cara kerja pembuatan kue karawo / Kue
Kerawang :
a. Persiapan Bahan
 Tepung terigu 1 kg
 Vanili esence 1 botol
 Susu bubuk 100 grm
 Telur ayam 5 butir
 Gula pasir 2 gelas sedang
 Maizena honiq 50 grm

15
 Mentega wysman 100 grm
 Mentega ½ kg

b. Pembuatan Kue Kerawang


1) Silakan anda campur bahan seperti, mentega biasa dengan
gula pasir, kocok hingga rata kurang lebih 5 menit
2) Kemudian tambahkan kuning telurnya saja, dan kocok lagi
hingga tercampur rata selama 5 menit
3) Lalu masukan juga susu dan mentega wysman, vanili, dan
meizena aduk lagi hingga rata
4) Terakhir masukan tepung terigu secara perlahan, sambil terus
di aduk dan adonan tidak lengket di tangan, hingga jadi
adonan kue
5) Bila adonan sudah jadi, silakan anda cetak sesuai dengan
model kue yang anda inginkan, bisa berbentuk bulat atau
sebagainya
6) Silakan anda panggang bila kue sudah dicetak, kurang lebih
15 menit di dalam oven
7) Angkat kue karawo dan biarkan dingin dahulu.

2) Menghias Kue Karawo


a. Bahan
Bahan tuk menghias kue karawo :
 1 cangkir gula halus
 2 butir putih telur ayam
 2 sendok makan Cuka (tuk pemutih)

b. Cara hias Kue Karawo / Kerawang


1) Langkah awal semua bahan dikocok hingga benar-benar
berwarna putih, kemudian dibagi menjadi 5 bagian masing-
masing warna putih, kuning telur, biru, merah muda, hijau
atau sesuai warna diinginkan. 

16
2) Kemudian bahan tersebut dimasukkan kedalam Kertas
berbentuk kerucut, Supaya Lancar Ujung Kertas digunting
sedikit. Kue kering siap dihiasi sesuai dengan keinginan.
beres nih Resep Kue Karawo Kita

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan prakerin ini, saya mendapatkan banyak
pengalaman dan ilmu baru yang tidak diajarkan di sekolah. Kita biasa diajarkan
teori di sekolah, dan di tempat prakerin kita akan mempraktikkannya.
Pada intinya, kegiatan prakerin sangat berguna untuk mengembangkan apa
yang sudah diajarkan di sekolah. Prakerin bisa dikatakan sebagai pelengkap serta
proses pematangan agar siap ketika sudah berkecimpung di dunia kerja.

3.2 Saran
     Karena di tempat prakerin kita akan berhubungan langsung dengan pekerjaan,
maka alangkah baiknya kita mempersiapkan secara matang materi-materi yang
diajarkan di sekolah. Hal ini bertujuan agar kita tidak bingung kalau disuruh
melakukan sesuatu.

18
DAFTAR PUSTAKA
https://cookpad.com/id/resep/9984487-tutorial-melukis-kukis-karawokerawang-
khas-gorontalo
http://resepjuna.blogspot.com/2016/05/resep-kue-karawo-kerawang-khas.html
https://www.idntimes.com/food/recipe/09-gilang-khuatul-akhmal/resep-kue-
karawo-khas-gorontalo-cemilan-lezat-saat-santai-c1c2
https://budaya-indonesia.org/Kue-Kerawang-atau-Karawo-Khas-Gorontalo

19
Lampiran
Lokasi Tempat PKL
Lampiran
Dokumentasi Kegiatan
Lampiran
Beberapa hasil produk Kue Kerawang dari Toko Kue Riski
TERIMA KASIH
SMK NEGERI 2 GORONTALO
WE DO OUR THE BEST

AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN


DELA DWIYANTI BULONGGODU

Jl. Drs. Achmad Nadjamuddin No. 44, Limba U Kota Selatan


Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo 96115
Website : http://www.smk2gorontalo.sch.id e-mail : smka2gto@yahoo.co,id

TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai