Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN MAGANG

PERAN BANK INDONESIA DALAM


PENGEMBANGAN USAHA PROGRAM UMKM

Disusun Oleh :
AREN SHINTA AGUSTIN
E1D015056

Dosen Pembimbing : Dr.M. Zulkarnain Yuliarso,SP., MSi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya. Sehingga, penyusun dapat
menyelesaikan laporan kuliah Magang yang berjudul Peran Bank Indonesia
Dalam Pengembangan Usaha Program UMKM di KPw Bank Indonesia Provinsi
Bengkulu Jl. A. Yani, Kebun Keling Teluk Segera Kota Bengkulu. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk melengkapi syarat lulusnya mata kuliah studi magang.

Dalam menyusun laporan ini, penyusun telah mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak, oleh sebab itu sudah selayaknya penyusun mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Dr. M. Zulkarnain Yuliarso, S.P., M.Si. Yang mana
telah membimbing penyusun dengan penuh kesabaran dan perhatian dan tidak
lupa pula penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penyusun berharap dengan disusunya laporan ini dapat memberikan


pengetahuan bagi para pembaca. Dalam penulisan laporan ini, tentunya masih
banyak kekurangan, dan masih jauh dari kata sempurna. Dengan kerendahan hati,
kami mengharapkan kritik dan saran agar di waktu yang akan datang Penyusun
dapat memperbaiki sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri,
dan keinginan para pembaca.

Bengkulu, Juni 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ...................................................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian UMKM .................................................................................................... 3
2.2 Potensi dan Peran UMKM dalam Perekonomian Indonesia ....................................... 4
2.3 Kebijakan Bank Indonsia dalam Akses Keuangan UMKM ....................................... 5
2.4 Kebijakan dan Dukungan Bank Indonesia dalam Operasional UMKM ..................... 6

BAB III. METODOLOGI MAGANG


3.1 Penentuan Lokasi dan Waktu ...................................................................................... 8
3.2 Metode Pelaksanaan Magang...................................................................................... 8
3.3 Metode Analisis Data .................................................................................................. 8

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG


4.1 Sejarah Singkat Bank Indonesia Provinsi Bengkulu ................................................... 9
4.1.1 Visi dan Misi Bank Indonesia ................................................................................. 10
4.1.2 Profil KPw Bank Indonesia Provinsi Bengkulu ...................................................... 10
4.2 Struktur Organisasi KPw BI Provinsi Bengkulu........................................................ 11

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Pelaksanaan Kegiatan Magang ................................................................................... 18
5.2 Peran Bank Indonesia Dalam Pengembangan Usaha Program Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah ............................................................................................... 19
5.2.1 Faktor yang Menjadi Kendala Dalam Pengembangan Usaha Program Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) .................................................................... 22
BAB VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 26
6.2 Saran ........................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Kegiatan magang menunjang aspek keahlian professional Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu telah menyediakan sarana dan prasarana penunjang
pendidikan dengan lengkap, namun sarana dan prasarana tersebut hanya
menunjang aspek keahlian professional secara teori saja. Dalam dunia kerja
nantinya dibutuhkan keterpaduan antara pengetahuan akan teori yang telah
didapatkan dari bangku perkuliahan dan pelatihan di lapang guna memberikan
gambaran tentang dunia kerja yang sebenarnya.
Magang kerja merupakan bentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja secara
langsung di dunia kerja. Magang kerja ini merupakan suatu kegiatan praktik bagi
mahasiswa dengan tujuan mendapatkan pengalaman dari kegiatan tersebut, yang
nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan profesi. Kegiatan magang kerja
ini di laksanakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Bengkulu.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Bengkulu adalah merupakan
lembaga pengatur perbankan secara Independen dan tanpa campur tangan dari
pemerintahan sehingga Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Bengkulu
memiliki otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan tugas dan
wewenangnya yang bertujuan untuk menekan dan menstabilkan nilai tukar dan
inflasi serta menerbitkan Perbankan di Indonesia.
Pengembangan UMKM bukan tugas pokok bank sentral, keterlibatan bank
sentral sangat diperlukan, baik sebagai otoritas moneter maupun otoritas
perbankan, terutama untuk membantu mengatasi masalah kesinambungan
pembiayaan sektor usaha oleh dunia perbankan. Kenyataan menunjukkan bahwa
hampir seluruh bank sentral di dunia ini telah berperan dalam membantu
mengembangkan dan promosi UMKM, walaupun tingkat kedalaman yang
berbeda-beda, sesuai dengan kewenangan yang berlaku di masing-masing
Negara. Dalam hal ini, Bank Indonesia, telah berperan besar dan memiliki
pengalaman cukup panjang sampai saat ini dalam membantu pemperdayaan
UMKM di Indonesia, bersama pemerintah dan intansi terkait lainnya.

1
Pelaksanaan magang kerja ini di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI)
Bengkulu akan membahas peran Bank Indonesia dalam Pengembangan Usaha
Program UMKM. Di Indonesia, UMKM selama ini berperan sebagai sumber
penciptaan lapangan kerja pendorong utama roda perekonomian di perkotaan
maupun di pedesaan, yang banyak memberikan andil dalam mengatasi masalah
pengagguran dan kemiskinan. Pengalaman menunjukkan bahwa ketika Indonesia
dilanda krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997, UMKM dengan beberapa
kelebihannya tersebut dapat bertahan terhadap goncangan krisis ekonomi dan
tetap menunjukkan eksistensinya di dalam perekonomian. (Miranda S. Goeltom
2005).
Peran Bank Indonesia dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, disamping tugasnya otoritas moneter dan perbankan. Ulasan akan
didahului dengan profil UMKM secara umum yang meliputi difinisi dan kriteria,
serta perannya dalam perkonomian dan permasalahan yang dihadapi dalam
pembinaan sektor usaha. Bagian berikutnya dibahas program pemberdayaan
UMKM, berkaitan dengan aspek kebijakan pemerintahan, sumber pembiayaan
UMKM, bantuan teknis dan pengembangan kelembagaan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana peran Bank Indonesia dalam pengembangan usaha program Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Bengkulu?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui peran Bank Indonesia dalam pengembangan usaha program
Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) di Provinsi Bengkulu
1.4 Manfaat
1. Sebagai pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa tentang dunia
kerja.
2. Untuk mengevaluasi kesesuaian kurikulum S1 Agribisnis dengan
kebutuhan dunia usaha atau dunia kerja.
3. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh pengetahuan
mengenai tugas dan wewenang serta pemahaman masyarakat terhadap
tugas dan pencapaian tujuan Bank Indonesia.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian UMKM

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki kriteria


sebagai berikut:
1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha
milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 3000.000.000 (tiga
ratus juta rupiah)
2. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah).
3. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar yang memenuhi kriteria :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta`rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

3
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
2.2 Potensi dan Peranan UMKM dalam Perekonomian Indonesia

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data – Biro Perencanaan


kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, UMKM memberi
berbagai jenis kontribusi, antara lain sebagai berikut :
a. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional ; Pembentukan
Investasi Nasional menurut harga berlaku :
1. Tahun 2007, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp. 461,10 triliun atau
52,99% dari total investasi nasional sebesar Rp. 870,17 triliun.
2. Tahun 2008, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp.
179,27 triliun atau sebesar 38,88% menjadi Rp. 640,38 triliun.
b. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional ;
PDB Nasional menurut harga berlaku :
1. Tahun 2007, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp. 2.105,14 triliun atau sebesar 56,23%
2. Tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp. 2.609,36 triliun atau sebesar 55,56%
c. Kontribusi UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional ; pada tahun
2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.207 orang
atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja, jumlah ini meningkat
sebesar 2,43%.
d. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Devisa Nasional ; pada tahun 2008
kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui ekspor non
migas mengalami peningkatan sebesar Rp. 40,75 triliun atau 28, 49%.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia. Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah. Oleh karena itu, adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

4
2.3 Kebijakan Bank Indonesia dalam Akses Keuangan UMKM

UMKM mempunyai peran yang sangat vital dalam pembangunan dan


pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk mendorong peran intermediasi perbankan,
Bank Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan akses UMKM kepada bank
dan mendorong perbankan untuk membiayai UMKM. Kebijakan ini diarahkan
agar UMKM mampu meningkatakan ejibilitas dan kapabilitasnya sekaligus
mendorong peningkatan kapasitas ekonomi daerah. Sebagai upaya untuk
mendorong peningkatan kapasitas ekonomi daerah. Sebagai upaya untuk
mendorong perbankan melakukan pembiayaan kepada UMKM, Bank Indonesia
telah melaksankan beberapa kegiatan, antara lain :
1. Peningkatan akses pembiayaan UMKM kepada perbankan melalui
penguatan infrastruktur keuangan, dalam bentuk kegiatan :
a. Memfasilitasi percepatan pendirian Perusahaan Penjaminan Kredit
Daerah melalui berbagai sosialsisasi, yang berkoordinasi dengan
beberapa kementerian.
b. Merencanakan implementasi peringkatan UMKM (credit rating) dalam
rangka persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2015. Saat ini telah diperoleh hasil pemeringkatan sebanyak 323
peringkat untuk %* UMKM dengan menggunakan metode masing-
masing pemeringkatan.
2. Peningkatan expertise perbankan tentang UMKM
Program pelatihan dalam rangka bantuan teknis telah diselenggarakan oleh
Bank Indonesia dalam meningkatkan kompetensi SDM perbankan khususnya
BPR skla kecil yang bertujuan untuk meningkatkan expertise perbankan
tentang UMKM. Untuk mendorong pembiayaan perbankan kepada UMKM
juga diberikan pelatihan kepada Konsultasn Keuangan Mitra Bank (KKMB)
dalam rangka akrelerasi akses UMKM kepada perbankan.
Dalam upaya mendorong bank untuk meningkatkan akses kepada UMKM,
pada tahun 2012 Bank Indonesia telah mengeluarkan dua ketentuan sebagai
berikut:

5
1. Peraturan Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012
tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan Oleh Bank Umum dan bantuan
Teknis Dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah.
Melalui penerbitan ketentuan ini perbankan, baik bank umum konvensional
maupun bank syariah, diwajibkan untuk menyalurkan dananya dalam bentuk
kredit atau pembiayaan kepada UMKM dengan pangsa sebesar minimal 20%
secara bertahap yang diikuti dengan penerapan insentif/disinsensitif.
Pembiayaan dimaksud dapat dilakukan melalui kerjasama pola executing,
pola channeling, dan pembiayan bersama. Disamping itu, melalui ketentuan
ini dilakukan harmonisasi pendefinisian criteria UMKM sebagaimana yang
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha
Mikri, Kecil, dan Menengah.
2. Peraturan Bank Indonesia No.14/19/PBI/2012 tanggal 30 November 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.5/20/PBI/2003
tentang Pengalihan Pengolahan Kredit Likuiditas Bank Indonesia Dalam
Rangka Kredit Program
Penerbitan ketentuan ini bertujuan untuk menegaskan wewenang Bank
Indonesia dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pengolahan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) oleh BUMN dan
penyaluran KLBI oleh Bank Pelaksana (Bank Pelaksana adalah bank penerima
fasilitas KLBI dalam rangka Kredit Program). Di samping itu, ketentuan ini
mengatur mengenai penetapan suku bunga Sertifikat bank Indonesia (SBI) 1 bulan
sebagai acuan perhitungan sanksi atas pelanggaran dalam pengelolaan KLBI serta
memperjelas batas waktu penyampaian makalah penerimaan angsuran,
penyesuaian baki debet, penyaluran kembali, dan penulasannya.

2.4 Kebijakan dan Dukungan Bank Indonesia dalam Operasional UMKM


Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan sector riil dan UMKM,
Bank Indonesia berperan aktif dalam melakukan kerjasama dengan berbagai pihak
untuk mewujudkan penguatan sector riil dan UMKM. Upaya –upaya yang telah
dilakukan oleh Bank Indonesia antara lain:

6
1. Pendatanganan perpanjangan Kesepakatan Bersama dengan kementrian
Kelautan dan Perikanan KKP) tentang Pengembangan Usaha di Sektor
kelautan dan Perikanan pada tanggal 27 Juni 2012 yang telah dimulai sejak
2009. Adapun tujuan dan kesepakatan bersama tersebut adalah:
a. Mensinergikan sumber daya dalam rangka pengembangan usaha sektor
kelautan dan perikanan;
b. Mendorong peningkatan akses usaha sektor kelautan dan perikanan kepada
layanan perbankan.
Salah satu bentuk implementasi dari kesepakatan bersama tersebut antara lain
berupa kerja sama pelatihan bagi KKMB sector kelautan dan perikanan (SKP)
dan penyusunan pola Pembiayaan Usaha Kecil (lending model). Tujuan dari
program ini adalah meningkatakan produksi, produktivitas, dan kualitas produk
perikanan dan mengembangkan kawasan Minapolitan sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi daerah. Dalam hal ini, Bank Indonesia secara berkesinambungan
melakukan sinergi program kerja dengan KKP yang telah direalisasikan melalui
kegiatan :
a. Pemetaan terhadap kelompok petani/pembudidaya terkait potensi pembiayaan
perikanana budidaya; dan
b. Pemetaan sistem perikanan tangkap dalam rangka menemukan pola
pembiayaan yang sesuai.
2. Pendatanganan Nota Kesepahaman antara bank Indonesia dengan Badan
Pertahanan Nasional (BPN) untuk meningkatkan legalitas asset usaha mikro
dan usaha kecil (UMK). Salah satu kendala dalam penyaluran kerdit pada
UMKM adalah belum adanya legalitas yang mewadai atas asset UMK yang
akan diagunkan kepada perbankan kepada perbankan untuk memperoleh
pembiayaan. Melalui pendatanganan Nota kesepahaman antara bank
Indonesia dengan BPN pada tanggal 27 Juni 2012 diharapkan akan mengatasi
permasalahan legalitas dalam kepemilikan asset UMK sehingga lebih banyak
UMKyang dapat memperoleh akses pembiayaan kepada perbankan dan dapat
diaplikasikan di seluruh wilayah secara nasioanal.

7
BAB III
METODE MAGANG
3.1 Penentuan Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang ini dilakukan di Bank Indonesia yang berada di Jl. A. Yani,
Kebun Keling, Teluk Segera, Kota Bengkulu, Bengkulu. Teknik penentuan lokasi
magang ditentukan secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan
bahwa Bank indonesia sebagai lembaga komponen utama dalam pengembangan
UMKM seoerti yang tertuang di dalam Undang-Undang No 3 tahun 2004 yang
disempurnakan dari Undang-Undang No 3 tahun 1999 tentang kebijakan yang
dilakukan. Waktu pelaksanaan magang yaitu dilaksanakan selama 30 hari
kerja,dimana dalam 1 minggu terdiri dari 5 hari kerja, dengan ketentuan 1 hari
kerja terdiri dari 8 jam kerja.
3.2 Metode Pelaksanaan Magang
Metode yang digunakan saat kegiatan magang ini berlangsung adalah :
1. Metode partisipasi, yaitu metode yang digunakan dengan cara langsung
ikut berpartisipasi dalam pekerjaan.
2. Metode observasi, yaitu suatu kegiatan pengamatan dan keterlibatan
langsung kelapangan dalam memperoleh data/informasi yang diperlukan.
3. Metode interview, yaitu metode yang dilakukan untuk memperoleh
informasi secara langsung tentang Bank indonesia dalam menjaga
stabilitas jumlah uang yang beredar melalui sistem pembayaran
4. Metode studi pustaka, yaitu metode yang digunakan dengan mencari
bahan-bahan pustaka berupa buku-buku atau arsip-arsip yang tersedia di
Bank Indonesia.
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk membahas hasil kegiatan selama
magang tentang ”Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM ”yaitu metode
deskriptif. Metode ini memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaaan
sejelas mungkin tanpa ada perlakuan khusus terhadap objek yang diteliti selama
kegiatan magang .

8
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG
4.1 Sejarah Singkat Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bengkulu
merupakan salah satu dari tiga belas kantor perwakilan Bank Indonesia yang
berada di Sumatra, memiliki wilayah kerja 10 (sepuluh) dati II yaitu kota
Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten
Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten
Kaur, Kabupaten Lebong, Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Bengkulu
Tengah.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bengkulu yang
dibangun pada tahun 1972 Beralamat di Jalan Jendral Ahmad Yani No 1 dan
diresmikan pada tanggal 14 September 1974 oleh Bapak Rahmat Saleh selaku
Gubernur Bank Indonesia pada saat itu. R. Husni Djojosoemitro adalah
pemimpin pertama KPw BI dengan pegawai berjumlah sekitar 28 (dua puluh
delapan) orang pada saat itu.
Pada waktu itu, Provinsi Bengkulu baru menginjak usia 4 tahun dimana
perkembangan ekonominya mulai bangkit dan perbankan mulai banyak
bermunculan sehingga keberadaan KPw BI sangat dibutuhkan untuk melayani
kebutuhan uang kartal masyarakat dan Perbankan serta memfasilitasi Kliring.
Saat ini KPw BI Provinsi Bengkulu dipimpin oleh Bapak Endang Kurnia
Saputra. Adapun masa periode pimpinan KPw BI Provinsi Bengkulu sabagai
berikut:
Tabel 1. Daftar Nama Pimpinan KPw BI Provinsi Bengkulu Per
Periode
No Nama Masa Kerja No Nama Masa Kerja
1 Husni Djojosoemitro (1974-1979) 9 Cheppy Sumawuaya (1998-2001)
2 P.R.O Sihombing (1979-1984) 10 Joko Wardono (2001-2004)
3 Bachtaruddin (1984-1987) 11 Syarifuddin Bassara (2004-2009)
4 Onang Sunaryono (1987-189) 12 Causa Iman Karana (2009-2012)
5 Guegoen Reokawan (1989-1991) 13 Yuwono (2012-2014)
6 Imrandani (1991-1994)

9
7 M.sinaga (1994-1995) 14 Bambang Himawan (2014-2016)
8 Djatiwulyo (1995-1998) 15 Endang Kurnia Saputra (2016-
Sekarang)

4.1.1 Visi dan Misi Bank Indonesia


1. Visi Bank Indonesia
Menjadi Bank lembaga sentral yang kredibel dan terbaik diregional
melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapain inflasi yang
rendah dan nilai tukar yang stabil.
2. Misi Bank Indonesia
a) Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas tranmisi kebijakan
moneter untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
b) Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta
mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung
alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada
pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.
c) Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien dan lancar yang
berkontribusikan terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas
sistem keuangan dengan memperthatikan aspek perluasan akses dan
kepentingan nasional.
d) Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang
menjungjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta
melaksanakan tata kelola yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas
yang diamankan UU.
4.1.2 Profil KPw Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Nama : Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia
Provinsi : Bengkulu
Kepala Perwakilan : Jony Marsius
Alamat : Jl. Jendral Ahmad Yani No 1 Bengkulu
Telepon : (0736) 21735
Faxmile : (0736) 21736

10
4.2 Struktur Organisasi KPw BI Provinsi Bengkulu
Organisasi merupakan pengelompokan garis tugas wewenang dan
tanggung jawab orang-orang yang terlibat didalamnya sehingga tercipta satu
kesatuan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan atau
direncanakan oleh perusahaan. Organisasi bila didefinisikan sebagai “Tata
Hubungan antara orang-orang untuk memungkinkan tercipta tujuan bersama
dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab”.
Struktur merupakan jumlah keseluruhan dari cara bagaimana membagi
tugas-tugas tertentu lalu keseluruhan mencapai kondisi diantaranya. Struktur juga
bisa dikatakan sebagai cara selaras dalam menetapkan manusia sebagai bagian
organisasi pada satu hubungan yang efektif yang sangat menentukan pola-pola
selaras, sedangkan fungsi struktur adalah untuk membantu dalam mengatur dan
mengarahkan, terkoordinasi dan konstant dengan sasaran organisasi. Sedangkan
organisasi kerja yang dimiliki KPw BI Provinsi Bengkulu, maka dapat
diuraikan sebagai berikut:
Fungsi Organisasi Setiap Divisi
Divisi Advisory, Pengembangan Ekonomi, Layanan, dan Administrasi
dipimpin oleh Kepala Divisi dan memiliki dua tim serta satu layanan administrasi,
adapun tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Tim Advisory Ekonomi Keuangan
Tim Advisory Ekonomi Keuangan adalah tim yang betugas dalam
memberikan laporan atau pendapat berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan
mengenai keadaan ekonomi dan keuangan Provinsi Bengkulu. Tim ini terdiri dari
dua fungsi, yaitu fungsi data dan statistik ekonomi dan keuangan serta fungsi
asesmen ekonomi dan surveilans. Adapun tugas masing-masing fungsi adalah
sebagai berikut:
a. Fungsi data dan statistik ekonomi dan keuangan
Sesuai dengan nama dan tugasnya, fungsi data dan statistik ekonomi dan
keuangan menghasilkan berbagai macam output, seperti:
1) Data statistik dan/atau laporan hasil survei
Bertujuan untuk mendukung perumusan kebijakan Bank Indonesia dan
fungsi advisory.

11
2) Buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah
Bertujuan untuk kebutuhan pengambilan keputusan oleh internal Bank
Indonesia, Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu maupun pihak eksternal
lainnya. Buku ini diterbitkan setiap satu bulan sekali dengan cara
mengumpulkan informasi, mengolah dan menyusun statistik ekonomi dan
keuangan daerah.
3) Diary notes liaison dan laporan liaison bulanan dan triwulan
Bertujuan dalam rangka perumusan kebijakan Bank Indonesia dan fungsi
advisory yaitu dengan cara melaksanakan kegiatan liaison.
4) Regional Financial Account dan/atau Regional Balance Sheet (RFA
dan/atau RBS)
Produk ini dihasilkan dengan cara menyatukan data laporan keuangan
seluruh perusahaan terbuka di Bengkulu yang tercatat dalam laman web
Bursa Efek Indonesia.
5) Data laporan bank dan non bank
Data tersebut dihasilkan dengan cara mengelola dan menatausahakan
laporan bank dan non bank antara lain seperti sandi dan hak akses, absensi,
validasi kewajaran data, pembinaan dan layanan helpdesk.
b. Fungsi asesmen ekonomi dan surveilans
Pada fungsi asesmen ekonomi dan surveilans ini menghasilkan beberapa
produk atau output, seperti:
1) Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR), Ringkasan Ekonomi
Regional (RER), Laporan Analisis Inflasi; Kajian bersama dengan Satuan
Kerja Kantor Pusat dan/atau Departemen Regional; Analytical
Notes/Occasional Paper dan/atau Kajian Isu Strategis. Bertujuan untuk
mendukung perumusan rekomendasi kebijakan kepada Kantor Pusat Bank
Indonesia dan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu. Produk ini
dihasilkan dengan proses yang sama, yaitu dengan cara melakukan
pengumpulan informasi ekonomi strategis serta asesmen ekonomi dan
keuangan.
2) Laporan kegiatan Regional Financial Surveillance (RFS) Seperti laporan
suveilans sistem keuangan/asesmen, laporan asesmen Regional Financial

12
Surveillance (RFS), laporan riset tematik dan inisiatif, laporan hasil
koordinasi dengan pihak internal/eksternal Bank Indonesia; dan data dan
informasi untuk pengawasa moneter, surveilans sistem keuangan, SP PUR,
dan market berdasarkan risk based.
3) Hasil proyeksi dan asumsi makro ekonomi daerah
Proses yang dilakukan yaitu dengan menyusun proyeksi makro ekonomi
daerah.
4. Rekomendasi kebijakan ekonomi dan keuangan daerah kepada Pemerintah
Daerah Provinsi Bengkulu Produk-produk ini dihasilkan dengan cara
menyusun rekomendasi kebijakan ekonomi dan keuangan daerah
berdasarkan hasil asesmen dan kajian.
c. Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM
1) Segala hal yang berhubungan dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Produk ini bertujuan dalam rangka peningkatan akses keuangan
UMKM antara lain melalui dukungan penguatan infrastruktur keuangan,
fasilitasi program pemerintah yang memberikan nilai tambah, dan
penyaluran kredit UMKM dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta
penyediaan informasi terkait UMKM yang dilaksanakan melalui proses
pelaksanaan penyediaan dan diseminasi informasi terkait pengembangan
UMKM. Adapun yang termasuk kedalam produk ini adalah kajian dan
rekomendasi dalam rangka mendorong pengembangan UMKM, kegiatan
bantuan teknis (pelatihan, penelitian, penyediaan informasi dan/atau
fasilitas), dan implementasi program pengembangan UMKM
(pengembangan komoditi strategis, program pengembangan ekonomi
berbasis komunitas, Local Economic Development (LED), Value Chain
Financing, Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD), credit rating,
fasilitasi).
2) Laporan koordinasi dan kerjasama dengan stakeholders (Pemerintah
Daerah, perbankan dan internal Bank Indonesia). Produk ini bertujuan
dalam rangka pengembangan UMKM dan dihasilkan dengan cara
melakukan kegiatan koordinasi dan kerjasama dengan stakeholders
setempat.

13
3) Data dan infromasi terkait dengan keuangan inklusif, hasil analisis/kajian
terkait dengan keuangan inklusif, rencana dan laporan pelaksanaan
program keuangan inklusif, dan laporan koordinasi/kerjasama dan/atau
implementasi program keuangan inklusif . Produk-produk ini dihasilkan
dengan proses mengelola data dan informasi terkait dengan keuangan
inklusif.
d. Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan
Pada bagian fungsi koordinasi dan komunikasi kebijakan menghasilkan
berbagai macam produk atau output seperti :
1) Terlaksananya koordinasi pengendalian inflasi. Bertujuan dalam rangka
pengendalian inflasi dalam wilayah kerja dan/atau antar wilayah kerja
yang dihasilkan dengan cara melaksanakan koordinasi dengan
stakeholders. Adapun produk ini dihasilkan antara lain dengan high level
meeting, rapat teknis, rapat koordinasi dalam wilayah koordinasi, dan
kegiatan lain terkait pengendalian inflasi.
2) Kegiatan kerjasama pengembangan ekonomi daerah . Bertujuan dalam
rangka pengembangan ekonomi daerah dan hubungan investor yang
dihasilkan dengan cara melakukan koordinasi dan program kerjasama.
Adapun kerjasama yang dilakukan seperti Regional Investor Relation
Unit (RIRU), peningkatan daya saing, investasi, ekonomi dan keuangan
syariah.
3) Laporan pelaksanaan program komunikasi di daerah . Laporan tersebut
dihasilkan dengan proses seperti menyusun dan melaksanakan program
komunikasi kebijakan dan isu strategis BI Wide (One Voice), termasuk
memfasilitasi atau mengkoordinasikan pelaksanaan komunikasi satuan
kerja Kantor Pusat di daerah. Adapun rencana kegiatannya dilakukan
dengan cara menyusun dan melaksanakan program komunikasi hasil
kajian dan isu regional lainnya, termasuk melakukan penyesuaian terhadap
materi/publikasi eksternal sesuai dengan kebutuhan daerah. Adapun
pelaksanaan program ini seperti media briefing, focus group discussion,
seminar dan talk show.

14
4) Terlaksananya program networking/jejaring dengan stakeholders daerah .
Produk ini dapat terjadi dengan cara melaksanakan forum-forum terkait
dengan pengembangan dan kerjasama ekonomi yang melibatkan
stakeholders daerah.
5) Laporan pelaksanaan sosialisasi dan capacity building. Laporan ini
dihasilkan dengan cara melakukan kegiatan sosialisasi dan capacity
building kepada stakeholders.
6) Kegiatan yang berhubungan dengan sosial dan pendidikan. Kegiatan
tersebut dihasilkan dengan cara seperti menyediakan Layanan Informasi
Publik (termasuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi/PPID
daerah), mengelola Pelaksanaan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI),
termasuk beasiswa, melaksanakan edukasi kebank sentralan, termasuk
program magang serta mengelola perpustakaan Bank Indonesia.
2. Tim SP, PUR, Layanan dan Administrasi
a. Unit PUR
 Menyusun Rencana distribusi uang (RDU)
 Melakukan distribusi uang
 Melakukan pengelolaan khasanah
 Melakukan pelayanan kas
 Melakukan pembukuan transaksi layanan kas.
 Melaksanakan administrasi dan analisi uang palsu.
 Melakukan admisnistrasi dan helpdesk setoran dan penarikan bank
 Melakukan perencanaan modal kerja dan melaksanakan kegiatan
pengelolaan uang.
 Melakukan pemeliharaan peralatan pengelolaan uang dan memantau
persediaan supplies
b. Unit Operasional Sistem Pembayaran
 Melakukan penata usahaan dan pengelolaan administrasi sistem
pembayaran
 Mengelola pembukuan transaksi internal dan eksternal.
 Melakukan fasilitas pertukaran warkat debet
 Mengelola Business Cintinuity Plan (BCP) sistem pembayaran.

15
 Mengelola administrasi dan tata usaha Kredit Likuiditas Bank Indonesia
(KLBI) dan Tuo Steap Loan (TSL).
c. Unit pengawasan SP, PUR dan KI
1. Fungsi Perizinan dan Pengawasan SP, PUR
 Melaksanakan perizinan kegiatan layanan uang (KLU)
 Melaksanakan pengawasan KLU
 Memberikan rekomendasi pembukuan dan perpanjangan/penutupan, serta
melaksanakan pengawasan kas titipan.
2. Fungsi Analisis SP dan PUR Serta KI dan Perlindungan Konsumen.
 Mengelola datadan informasi SP dan PUR serta KI.
 Menghitung estimasi kebutuhan uang
 Menyusun analisis/kajian terkait SP dan PUR serta KI
 Merencanakan dan melaksanakan program KI
 Melakukan koordinasi/kerjasama atau implementasi program KI
 Memberikan layanan informasi dan meditasi perlindungan konsumen
sistem pembayaran.
d. Sistem Layanan dan Administrasi
Pada Bidang Satuan Layanan dan Administrasi ini terdapat Fungsi
Sumber Daya Manusia, Logistik, Anggaran, Sekretariatan, Protokol, dan
pengamanan. Termasuk perencanaan anggaran dan keuangan pada KPw Bank
Indonesia Provinsi Bengkulu merupakan tugas dari Satuan Layanan dan
Administrasi. Adapun produk atau output yang dihasilkan oleh satuan ini adalah
sebagai berikut:
a. Warkat Realisasi Anggaran (WRA);
b. Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja;
c. Adminstrasi data dan informasi sumber daya manusia satuan
kerja;
d. Mengelola sumber daya manusia non-organik seperti outsourcing,
cleaning service, teknisi, satpam dan supir;
e. Perencanaan, pemenuhan, penata usahaan dan pemeliharaan,
pengadaan barang dan jasa, investasi dan alat tulis satuan kerja.

16
f. Penghitungan, koreksi, penyetoran dan pelaporan pajak KPw Bank
Indonesia Provinsi Bengkulu; dan
g. Kearsipan dan kesekretariatan yang dicatat dengan meng-input ke
dalam aplikasi BI – Records Management System.
3. Kegiatan Umum Instansi
Kegiatan umum yang dilakukan oleh KPw Bank Indonesia Provinsi
Bengkulu adalah sebagai berikut:
1. Sebagai mitra strategis Pemerintah Daerah Bengkulu dalam hal analisis
pengendalian inflasi dan pengembangan ekonomi daerah.
2. Bertugas dalam mendukung upaya reformasi struktural, memelihara
stabilitas sistem keuangan (regional financial surveillance),
pengumpulan data untuk pengambilan keputusan di pusat maupun daerah
setempat, dan mengkomunikasikan kebijakan Bank Indonesia.
3. Mendukung penyusunan kebijakan maupun Peraturan Daerah yang dapat
menimbulkan dampak bagi perekonomian, melalui pembuatan kajian dan
analisis terkait dengan dampak kebijakan.
4. Mendukung berbagai inisiatif Bank Indonesia yang sedang berjalan,
seperti kegiatan terkait peningkatan akses keuangan dan elektronifikasi.
5. Melakukan pengembangan Usaha Kecil Mikro Menengah dan keuangan
inklusif.
6. Melaksanakan fungsi koordinasi dan komunikasi kebijakan dengan
melaksanakan koordinasi pengendalian inflasi dan kerjasama
pengembangan ekonomi daerah.

17
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pelaksanaan Kegiatan Magang
Kegiatan magang yang dilaksanakan pada bulan 20 Mei sampai 5 Juli
2019 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Bengkulu selama 30 hari
kerja, dimana dalam 1 minggu terdiri dari 5 hari kerja dengan ketentuan 1 hari
kerja terdiri dari 8 jam kerja. Pelaksanaan magang dalam 30 hari kerja terdapat 3
pembagian penempatan kegiatan yaitu dari tanggal 20 mei 2019 sampai dengan
tanggal 11 juni 2019 di tempatkan di SLA (Sistem Layanan dan Administrasi)
selama 12 hari. Tanggal 12 juni 2019 sampai dengan 21 juni 2019 ditempatkan di
OSP/SPKI (Unit Operasional Sistem Pembayaran/ koordinasi atau implementasi
program) selama 8 hari. Tanggal 24 juni 2019 sampai dengan 5 juni 2019 di
tempatkan di TAPE (Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi) selama 10 hari.
Uraian kegiatan magang berdasarkan 3 penempatan yaitu:
1. SLA (Sistem Layanan dan Administrasi)
Pada Bidang Satuan Layanan dan Administrasi ini terdapat Fungsi Sumber
Daya Manusia, Logistik, Anggaran, Sekretariatan, Protokol, dan pengamanan.
Termasuk perencanaan anggaran dan keuangan pada KPw Bank Indonesia
Provinsi Bengkulu merupakan tugas dari Satuan Layanan dan Administrasi.
Adapun kegiatan yang dilakukan di SLA (Sistem Layanan dan Administrasi) yaitu
sebagai berikut:
a. Pembukuan pemerintah bayar tunai (PBT) setker BN Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
b. Membantu menginput kuesioner pengukuran pelaksanaan program edukasi
BPNT (Bantuan Pangan Uang Tunai) oleh KPwP Provinsi Bengkulu.
c. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan GenBI (Generasi Baru Indonesia)
d. Menyusun dokumen tebusan WRA Operasional Kantor Tahun 2018
e. Menyusun dukomen Administrasi PDDN
f. Memeriksa Daftar Obat yang tidak ditanggung dan obat yang dapat
diberikan dengan syarat khusus
g. Menginput data pembayaran
h. Menyusun warkat realisasi anggaran PDDN

18
i. Membantu proses pengarsipan warkat realisasi
2. OSP/SPKI (Unit Operasional Sistem Pembayaran/ koordinasi atau
implementasi program)
Pada bidang OSP/SPKI ini terdapat fungsi melakukan penata usahaan dan
pengolaan administrasi system pembayaran, mengelola pembukuan transaksi
internal dan eksternal dan melakukan fasilitas pertukaran warkat debet.
Kegiatan yang di lakukan di OSP/SPKI (Unit Operasional Sistem
Pembayaran/ koordinasi atau implementasi program) yaitu sebagai berikut:
a. Membantu merekapulasi rencana penyetoran uang layak edar (ULE) dan
uang tidak layar edar (UTLE) KPw Provinsi Bengkulu.
b. Membantu melayani penyetoran ULE dan UTLE dari Bank.
c. Menstem dan memberi cap semua warkat.
3. TAPE (Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi)
Kegiatan yang di lakukan di Unit TAPE (Tim Advisory dan Pengembangan
Ekonomi) yaitu sebagai berikut:
a. Mengikuti Sosialisasi Bank Sentral
b. Mengelola data dan statistik ekonomi dan keuangan daerah
c. Melakukan kegiatan koordinasi dan kerjasama dengan stakeholder
setempat dalam rangka pengembangan UMKM
d. Membantu dalam melaksanakan penyediaan dan diseminasi informasi
terkait pengembangan UMKM
5.2 Peran Bank Indonesia Dalam Pengembangan Usaha Program Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah
UMKM yang akan menerima bantuan dari Bank Indonesia dengan
melakukan beberapa prosedur yaitu harus ada informasi UMKM tersebut dengan
beragam informasi mengenai komoditi UMKM, juga mengenai produk dan jasa
perbankan, antara lain mengenai komoditi unggulan, pola pengembangan klaster
UMKM, skim kredit program Pemerintah, Konsultasi usaha dari sisi finansial,
kisah sukses pembiayaan, dan profil UMKM yang layak dibiayai oleh Bank.
Jumlah UMKM yang ada di Provinsi Bengkulu yaitu 42.415 UMKM di kota
Bengkulu dan Kabupaten, sewaktu magang UMKM yang memasukkan profil
UMKM yang layak untuk di biayai oleh KPw Bank Indonesia Provinsi Bengkulu

19
yaitu Sirup Jeruk Kalamansi yang diproduksi oleh Home Industri di Bengkulu
Tengah, Kulit Lantung yang ada di Kabupaten Muko-Muko, Gula aren yang di
Kabupaten Kepahyang, Klaster Kopi dalam pengembangan pertanian kopi atau
klaster kopi di Kabupaten Kepahyang. Dalam pola pembiayaan dipilihnya
komoditi unggulan pada beberapa sektor ekonomi berdasarkan 4 aspek utama
yakni kemitraan terpadu, produksi, pemasaran dan keuangan.

UMKM yang telah memenuhi prosedur oleh KPw Bank Indonesia


Provinsi Bengkulu maka akan diberikan pelatihan, pendidikan dalam
pengembangan UMKM baru kemudian infrastruktur informasi dalam pengeloaan
UMKM seperti teknologi, sumber daya alam, serta lembaga terkait, diharapkan
adanya kerjasama dalam mencapai tujuan misalnya suatu kualitas produksi yang
meningkat dan jalur pemasaran tepat dalam mempromosikan pemasaran dengan
jalur yang luas agar meningkatnya nilai suatu ekonomi. Akses UMKM kepada
sumber daya produktif yaitu berdasarkan 3 akses yaitu pemasaran, permodalan,
dan teknologi.

Pengembangan UMKM yang dilakukan KPw Bank Indonesia Provinsi


Bengkulu dalam pengembangan usaha program UMKM Sirup Jeruk Kalamansi,
Kulit Lantung, Gula aren, dan klaster kopi untuk menambah pengetahuan dan
wawasan terhadap pengelola UMKM dengan dilakukan studi banding dengan
harapan ini akan menerapkan apa yang didapat dapat meningkatkan produktivitas,
teknologi yang diberikan dalam UMKM sesuai dengan kebutuhan missal Sirup
Jeruk Kalamansi, Kulit Lantung, Gula aren dibuatnya rumah industry untuk
pengolahan produk yang selama ini di lakukan di dalam rumah yang mana
kapasitas rumah dan karyawan tidak cukup maka di buatlah tempat khusus
produksi agar dapat meningkatkan produktivitas dan memenuhi permintaan pasar.
Bantuan yang dilakukan oleh KPw Bank Indonesia Provinsi Bengkulu terhadap
Klaster kopi yaitu dengan di adakan pelatihan, studi banding, dan diadakan
fasilitas teknologi untuk meningkatkan produktivitas kopi yaitu alat (mesin)
pengelolaan mesin pengupas kulit tanduk kopi (Huller), mesin Washer kopi,
mesin sortasi kopi, grinder kopi, alat pengukur kopi, alat roasting dan rumah
produksi. Untuk pengembangan UMKM selalu di pantau dalam pengembangan

20
produksi dengan harapan untuk mendukung pencapaian tugas BI dalam menjaga
stabilitas moneter melalui pengendalian inflasi dari sisi suplai. Selain itu, untuk
mendukung tugas BI dalam stabilitas keuangan melalui terlaksananya fungsi
intermediasi perbankan yang lebih seimbang serta kendala sistem pembayaran
melalui dukungan terhadap penggunaan rupiah dan pemanfaatan elektronik
pembayaran.
Peran Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM relative terbatas dan
bersifat tidak langsung, yaitu melalui kebijakan kredit perbankan dan pemberian
bantuan teknis secara terbatas. Dalam implementasinya, melalui pendekatan
klaster yang merupakan upaya untuk mengelompokkan industri inti yang saling
berhubungan, baik industri pendukung dan terkait, jasa penunjang, infrastruktur
ekonomi, penelitian, pelatihan, pendidikan, infrastruktur informasi, teknologi,
sumber daya alam, serta lembaga terkait, diharapkan perusahaan atau industri
terkait akan memperoleh manfaat sinergi dan efisiensi yang tinggi dibandingkan
jika bekerja sendiri. Berdirinya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Bengkulu telah membina dan mengembangkan berbagai klaster. Bermula
pemilihan klaster adalah atas permintaan kelompok-kelompok peternak dan petani
untuk memfasilitasi dan intermediasi untuk dapat mengembangkan usahanya.
Dengan potensi yang ada, KPwBI Provinsi Bengkulu melalui program kerja
klaster mengembangkan berbagai dengan kelompok-kelompok binaan seperti
klaster kerajinan kulit lantung, jeruk kalamansi, peternakan sapi, gula aren, dan
kopi. Ini terkait dengan Provinsi Bengkulu yang memiliki potensi untuk
pengembangan klaster kopi, klaster sapi, perkebunan, jeruk kalamansi dan
tanaman pangan, yang didukung luas lahan pertanian.
Pengembangan UMKM dilakukan dengan dua strategi utama, yakni
mendorong penyaluran kredit UMKM dari sisi perbankan dan peningkatan
ekonomi UMKM. Salah satu program utama yang dilakukan Bank Indonesia
dalam peningkatan kapasitas ekonomi UMKM adalah pengembangan klaster.
Dalam hal ini, pengembangan klaster ditujukan terhadap komoditas pendukung
ketahanan pangan dan menjaga inflasi. Klaster merupakan sekelompok UMKM
yang beroperasi pada sektor atau subsektor yang sama atau merupakan
konsentrasi perusahaan yang saling berhubungan dari hulu ke hilir yaitu mulai

21
dari budi daya, pengelolaan dan pasar. Klaster mulai dikembangkan Bank
Indonesia yang selanjutnya dilakukan oleh hampir seluruh kantor perwakilan
dalam negeri dengan komoditas yang dikembangkan berupa komoditas unggulan
daerah. Komoditas yang didukung meliputi sektor pertanian, peternankan,
kehutanan dan perikanan serta industri pengolahan. Kriteria pemilihan klaster
berdasarkan komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi maupun komoditas
unggulan di masing-masing wilayah.
5.2.1 Faktor Yang Menjadi Kendala Dalam Pengembangan Usaha
Program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Meskipun memiliki berbagai keunggulan, UMKM juga menghadapi
permasalahan. Pada dasarnya permasalahan secara umum yang dihadapi oleh
UMKM dapat disederhanakan menjadi 2 kelompok yaitu, rendahnya kemampuan
pengelola usaha, terutama disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM dan
terbatasnya akses UMKM kepada sumber daya produktif. Masalah SDM
merupakan critical faktor yang paling menentukan untuk mencapai keberhasilan
dalam berbagai kegiatan atau usaha, baik UMKM maupun usaha besar. Kondisi
ini terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan pengalaman
dalam sektor usaha tersebut.
Permasalahan kedua yaitu adanya keterbatasan akses kepada sumber daya
produktif, terutama pemasaran, permodalan dan teknologi. Beberapa aspek yang
terkait dengan masalah pemasaran adalah tingkat persaingan yang keras baik
dipasar domestik maupun di pasar ekspor. Sementara itu, seperti yang telah
diuraikan pada umumnya kualitas produk dan tingkat produktivitas UMKM di
Indonesia rendah, ditambah dengan iklim usaha yang belum kondusif di dalam
negeri, yang menimbulkan biaya ekonomi tinggi, seperti pengurusan perizinan
yang mahal, dengan prosedur yang panjang, serta banyaknya biaya pungutan tidak
resmi turut memperlemah daya saing produk-produk UMKM.
Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sejauh ini
juga memiliki dua masalah yang paling sering dialami yakni masalah struktural
dan kultural. Aspek struktural seperti akses modal, pelatihan, training dan pasar.
Aspek kultural yaitu cara berpikir dan mentalitas. Menurutnya kualitas para
pengusaha di Indonesia sangat hebat, namun kurang memiliki akses yang baik.

22
Sedangkan terhadap kultural, bekerja keras, berani mencoba dan saling
berkolaborasi sangat penting bagi seorang wirausaha khususnya wirausaha muda.
Bengkulu memiliki modal sosial yang bagus. Kulturnya berani bertindak, optimis,
rasional dan giat berdagang, urainya. Bang Hose berharap wirausaha juga melirik
ekonomi kreatif. Tidak hanya berkutat pada bidang pertanian, dan pertambangan
saja. Ia berpandangan ekonomi kreatif menjadi faktor yang menaikkan taraf hidup
masyarakat banyak. Pemerintah sekarang sedang giatnya masuk ke basis ekonomi
yang cenderung lemah.Seperti ke desa-desa, pesantren pesantren namun memiliki
potensi yang luar biasa, ujarnya. Dari sisi pemerintah, memandang perlu
munculnya pemimpin yang bertipe menjembatani. Sehingga semua kalangan dari
berbagai latar belakang bisa saling berinteraksi, dan memajukan perekonomian itu
sendiri. Dan seorang pemimpin harus berani menjembatani, menjebol batas-batas
yang ada dan membangun kepercayaan.
Peran Bank Indonesia dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Indonesia dilakukan melalui dua sisi yaitu:
1. Sisi permintaan pengembangan UMKM adalah upaya–upaya BI untuk
meningkatkan kelayakan dan kapabilitas UMKM sehingga UMKM
mampu memenuhi persyaratan dari perbankan (bankable).
2. Sisi penawaran pengembangan UMKM adalah upaya–upaya BI dalam
memperkuat infrastruktur keuangan guna meningkatkan akses
pembiayaan pelaku UMKM melalui dorongan dan pemberian insentif
untuk perbankan agar menyalurkan kredit kepada UMKM.
BI juga melakukan pelatihan atau pemberian bantuan teknis yang
bertujuan untuk meningkatkan kelayakan dan kapabilitas UMKM dan
meningkatkan keahlian perbankan tentang UMKM. Upaya yang dilakukan adalah
dengan mengembangkan sektor riil melalui pengembangan klaster nasional dan
klaster daerah, pemberian bantuan teknis melalui sosialisasi, fasilitasi peningkatan
budidaya, memperkuat kelompok-kelompok usaha yang sudah ada serta program
kemitraan.
Meskipun UMKM memiliki berbagai keunggulan, namun masih terdapat
beberapa kendala yang dihadapi UMKM, antara lain:

23
1. Pembiayaan yang masih menjadi kendala karena sulitnya persyaratan
untuk mendapatkan kredit perbankan bagi UMKM seperti kelayaan usaha
dan keberadaan agunan serta lamanya berbisnis.
2. Permasalahan teknologi dan inovasi produk. Dampaknya, para UMKM
kebingungan ketika berhadapan dengan ekspansi produk dari pabrik-
pabrik yang lebih besar dan mapan.
3. Permasalahan riset pasar. UMKM nyaris tidak didukung dengan pasar
yang memadai terkait modal promosi, peluang pasar, pesaing, barang
substitusi dan komplementer atas produk-produk pengusaha muda.
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2015
tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 tentang
Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam
Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yaitu dalam rangka
mendorong pemberian Kredit dan Pembiayaan perbankan kepada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM), Bank Indonesia telah mewajibkan Bank Umum
untuk memberikan Kredit atau Pembiayaan kepada UMKM, dengan tahapan
pencapaian pada tahun 2013 dan tahun 2014 yang disesuaikan dengan
kemampuan Bank Umum, pada tahun 2015 yang ditetapkan paling rendah sebesar
5%, tahun 2016 paling rendah sebesar 10%, tahun 2017 paling rendah sebesar
15% dan sejak tahun 2018 paling rendah sebesar 20%.
Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat dilihat
perbandingannya bahwa dari sisi permintaan pihak Bank Indonesia melakukan
peningkatan kapasitas ekonomi UMKM melalui pendekatan klaster yang
merupakan upaya untuk mengelompokkan industri inti yang saling berhubungan,
baik industri pendukung, jasa penunjang, infrastruktur ekonomi, penelitian,
pelatihan, pendidikan, infrastruktur informasi, teknologi, sumber daya alam, serta
lembaga terkait, diharapkan perusahaan atau industri akan memperoleh manfaat
sinergi dan efisiensi yang tinggi. Hal ini ditujukan terhadap komoditas pendukung
ketahanan pangan dan menjaga inflasi.
Sedangkan dari sisi penawaran pengembangan UMKM pihak Bank
Indonesia memberikan bantuan keuangan, berupa penyediaan kredit Likuiditas
Bank Indonesia (KLBI) dan memberikan bantuan teknis dengan mendirikan

24
berbagai proyek pengembangan UMKM seperti, Proyek Pengembangan Usaha
Kecil (PPUK) dan Proyek Kredit Mikro (PKM).
Adapun faktor yang menjadi kendala dalam pengembangan UMKM,
disebabakan oleh rendahnya kualitas SDM yang terjadi karena rendahnya tingkat
pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman dalam sektor usaha tertentu serta
terbatasnya akses UMKM kepada sumber daya produktif karena adanya
keterbatasan akses terutama pemasaran, permodalan, dan teknologi.
Solusi untuk meningkatkan pengembangan UMKM yang diterapkan oleh
pihak Bank Indonesia adalah:
a. Mendorong agar pelatihan-pelatihan diberikan kepada UMKM untuk
mencapai sasaran.
b. Dibutuhkan persiapan perencanaan yang baik dengan memenuhi
kebutuhan materi pelatihan lebih dahulu.
c. Melakukan monitoring dan tindak lanjut pasca pelatihan untuk melihat
perkembangan pelatihan tersebut dalam pengelolaaan usaha.

25
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Beberapa hal dalam pengembangan UMKM faktor dalam pengembangan
UMKM yaitu:
Peran Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM pada umumnya
berdampak pada meningkat nya pendapatan dan penyerapan tenaga kerja sehingga
sangat mendukung dan memiliki peran strategis dalam mewujudkan pemerataan
dalam perekonomian.
Adapun UMKM yang sudah di bantu oleh Bank Indonesia Provinsi Begkulu:
1. Sirup Jeruk Kalamansi
2. Kerajinan Kulit Lantung
3. Gula Aren
4. Klaster Kopi
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan maka berikan saran dalam
upaya pengembangan UMKM adalah diharapkan Bank Indonesia dalam berbagai
kebijakan untuk semakin memajukan UMKM terutama terkait permodalan dan
pembiayaan dan meningkatkan pengembangan UMKM dari sisi bantuan teknis
dan pelatihan agar produksinya meningkat.
Adapun solusi untuk meningkatkan pengembangan UMKM adalah:
a. Mendorong agar pelatihan-pelatihan diberikan kepada UMKM untuk
mencapai sasaran.
b. Dibutuhkan persiapan perencanaan yang baik dengan memenuhi
kebutuhan materi pelatihan lebih dahulu.
c. Melakukan monitoring dan tindak lanjut pasca pelatihan untuk melihat
perkembangan pelatihan tersebut dalam pengelolaaan usaha.

26
DAFTAR PUSTAKA

Aziz A, Rusland A.H (2009), Peranan Bank Indonesia Di Dalam Mendukung


Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah. Jakarta. Pusat
Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.

Miranda S. Goeltom (2005), Kebijakan Perbankan Dalam Mendukung Upaya


Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, Makalah
Disampaikan Dalam Seminar Nasional, Diselenggarakan Oleh Pimpinan
Pusat Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPP- HIPPI).

Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan (2008), Bank Indonesia Dan


Pemberdayaan Ekonomi Daerah

Republik Indonesia (1992), Undang-Undang Tentang Perbankan , Sebagaimana


Telah Diubah Dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.

27
L
A
M
P
I
R
A
N
29
30
31
Lampiran Struktur Organisasi KPw BI Provinsi Bengkulu

Departemen Regional

Kantor Perwakilan B.I

Tim SP, PUR, Layanan, dan PM


ICO
Tim Advisory dan Administrasi
Pengembangan Ekonomi
:
 Fungsi data
statistik ekonomi
Unit Unit Unit Pengawasan Satuan Layanan
dan keuangan
PUR operasional SP, PUR dan KI : dan Administrasi :
 Fungsi asesmen
SP  Fungsi  Fungsi SDM,
ekonomi surveilans
perizinan logistik
 Fungsi kordinasi dan
dan komunikasi anggaran
pengawasan
kebijakan SPPUR sekretariat
 Fungsi pelaksaan  Fungsi protokol dan
pengembangan Analisis SP pengamanan
UMKM dan PUR serta
KI dan
perlindungan
konsumen

32
Nama : Aren Shinta Agustin
NPM : E1D015056
Program Studi : AGRIBISNIS
Tempat Magang : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Alamat Magang : Jl. A. Yani Kebun Tebeng Teluk Segera Kota Bengkulu

Kegiatan magang ini akan dilakukan pada bulan 20 Mei sampai 5 Juli 2019
selama 30 hari.
No Hari Kegiatan
1 20 Mei 2019  Upacara memperingati hari Kebangkitan Nasional
 Perkenalan dengan semua karyawan KPw Bank
Indonesia Provinsi Bengkulu dan mengetahui
peraturan di KPw Bank Indonesia Provinsi
Bengkulu.
2 21 Mei 2019  Pembukuan pemerintah bayar tunai (PBT) setker
BN Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Bengkulu
3 22 Mei 2019  Membantu menginput kuesioner pengukuran
pelaksanaan program edukasi BPNT (Bantuan
Pangan Uang Tunai) oleh KPwP Provinsi
Bengkulu.
4 23 Mei 2019  Ikut berpartisipasi dalam kegiatan GenBI
(Generasi Baru Indonesia)
5 24 Mei 2019  Menyusun dokumen tebusan WRA Operasional
Kantor Tahun 2018
6 27 Mei 2019  Menyusun dukomen Administrasi PDDN
7 28 Mei 2019  Memeriksa Daftar Obat yang tidak ditanggung dan
obat yang dapat diberikan dengan syarat khusus
8 29 Mei 2019  Menginput data pembayaran
9 31 Mei 2019  Menyusun warkat realisasi anggaran PDDN
10 1 Juni 2019  Upacara memperingati hari Pancasila
11 10 Juni 2019  Membantu proses pengarsipan warkat realisasi
12 11 Juni 2019  Membantu tugas dibagian Accounting
13 12 Juni 2019  Membantu merekapulasi rencana penyetoran uang
layak edar (ULE) dan uang tidak layar edar
(UTLE) KPw Provinsi Bengkulu
14 13 Juni 2019  Membantu melayani penyetoran ULE dan UTLE
dari bank
 Menstem dam memberi cap semua warkat
15 14 Juni 2019  Membantu melayani penyetoran ULE dan UTLE
dari bank
16 17 Juni 2019  Membantu melayani penyetoran ULE dan UTLE
dari bank
 Menstem dam memberi cap semua warkat
17 18 Juni 2019  Membantu melayani penyetoran ULE dan UTLE
dari bank
 Menstem dam memberi cap semua warkat
18 19 Juni 2019  Membantu melayani penyetoran ULE dan UTLE
dari bank
 Menstem dam memberi cap semua warkat
19 20 Juni 2019  Membantu melayani penyetoran ULE dan UTLE
dari bank
 Menstem dam memberi cap semua warkat
20 21 Juni 2019  Membantu melayani penyetoran ULE dan UTLE
dari bank
 Menstem dam memberi cap semua warkat
21 24 Juni 2019  Mengikuti Sosialisasi Bank Sentral
22 25 Juni 2019  Mengelola data dan statistik ekonomi dan
keuangan daerah
23 26 Juni 2019  Mengelola data dan statistik ekonomi dan
keuangan daerah
24 27 Juni 2019  Melakukan kegiatan koordinasi dan kerjasama
dengan stakeholder setempat dalam rangka
pengembangan UMKM
25 28 Juni 2019  Membantu dalam melaksanakan penyediaan dan
diseminasi informasi terkait pengembangan
UMKM
26 1 Juli 2019  Mempelajari strategi Bank Indonesia dalam
mengjalankan kebijakan UMKM
27 2 Juli 2019  Mempelajari peran Bank Indonesia dalam
pengembangan usaha program UMKM
28 3 Juli 2019  Ikut berpartisipasi dalam kegiatan Bank Indonesia
29 4 Juli 2019  Ikut berpartisipasi dalam kegiatan Bank Indonesia
30 5 Juli 2019  Ikut berpartisipasi dalam kegiatan Bank Indonesia
Acara Perpisahan

Anda mungkin juga menyukai