Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

“PITAYA’S TEA”

USAHA TEH HERBAL KULIT BUAH NAGA

DOSEN PENGAMPU: HASAN ISMAIL, S.Far., MM, Apt

Oleh:

NAMA : WINDASARI MELYANTI


NIM : SF18249
KELAS : ALIH JENJANG

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BORNEO LESTARI BANJARMASIN
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Buah naga sudah banyak dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia.


Luas area penanaman buah naga di Indonesia sekitar 400 ha dan penanaman
terbesar buah naga terdapat di Pulau Jawa (Prasetyo, 2012). Produksi buah
naga Provinsi Riau mampu memproduksi buah naga 29,10 ton/tahun (Badan
Pusat Statistik, 2013).

Buah naga pada umumnya hanya daging buahnya saja yang dikonsumsi,
sementara kulit buah naga jarang dimanfaatkan dan menjadi limbah organik.
Menurut Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur (2014),
kulit buah naga memiliki bagian yang cukup besar yaitu 35% dari berat buah.
Menurut penelitian Wu et al. (2006), kulit buah naga merupakan sumber
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas di dalam tubuh. Salah satu
antiosidan yang terkandung pada kulit buah naga yaitu betasianin. Kandungan
betasianin pada kulit buah naga lebih besar dari pada daging buahnya yaitu
13,8 mg/100g kulit buah naga dan 10,3 mg/100 g daging buah (Wu et al, 2006).

Kulit buah naga juga bermanfaat untuk untuk mencegah aterosklerosis


(penyumbatan pembuluh darah) dengan bekerja menghambat proses
aterogenesis dengan mengoksidasi lemak jahat dalam tubuh, yaitu lipoprotein
densitas rendah. Selain itu kulit buah naga juga mengandung senyawa alkaloid,
steroid , saponin, dan tanin serta vitamin C. Alkaloid berfungsi untuk memacu
sistem saraf, menaikkan atau menurunkan tekanan darah dan melawan infeksi
mikrobia. Sedangkan saponin memiliki manfaat untuk menstimulasi jaringan
tertentu seperti epitel hidung, brokus dan ginjal (Ermadayanti, 2018).

Kulit buah naga beberapa tahun belakangan sudah banyak diolah


menjadi berbagai produk baru yang meningkatkan nilai jualnya, salah satunya
diolah menjadi teh herbal yang telah diteliti Purnomo et al. (2013). Pada
penelitian tersebut terdapat beberapa kekurangan, dimana teh kulit buah naga
memiliki rasa yang sepat. Oleh karena itu, kulit buah naga harus ditambah
dengan bahan lain untuk mempengaruhi rasa agar lebih diminati. Salah satu
bahan yang cocok adalah jahe merah, karena memiliki rasa segar dan
menghangatkan, juga memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi.

Jahe pada saat ini ada 3 jenis yang dikenal secara luas yaitu jahe gajah,
jahe putih kecil dan jahe merah. Tetapi dari ketiga jahe tersebut, jahe merah
merupakan jahe dengan kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi yaitu 2,58-
3,72% sedangkan jahe gajah 0,82-1,68% dan jahe putih kecil 1,5-3,3% (Herlina
et al., 2002 dalam Fathona, 2011). Minyak atsiri pada jahe merah merupakan
komponen non volatile atau disebut juga oleoresin yang terdiri dari gingerol,
shogaol dan resin (Hernani dan Hayani, 2001). Menurut Purnomo et al. (2013),
jahe mengandung senyawa - senyawa yang bersifat antioksidan. Hasil
penelitian Kikuzaki et al. (1993), menunjukkan bahwa senyawa aktif non
volatil fenol seperti gingerol, shogaol dan zingeron, yang terdapat pada jahe
terbukti memiliki kemampuan sebagai antioksidan.

1.2. Informasi Produk

Usaha yang akan saya kelola ini merupakan jenis usaha rumahan yang
bergerak dibidang pengolahan bahan alam yang bermanfaat bagi kesehatan.
Produk berupa teh herbal kulit buah naga yang dikemas dalam kantung teh
yang akan mempermudah dalam hal penyeduhan. Produk teh herbal ini akan
saya namakan Pitaya’s Tea karena berasal dari kulit buah naga (nama lain
buah naga adalah pitaya). Teh herbal ini berasal dari bahan baku kulit buah
naga yang ditambah dengan jahe sebagai pemberi rasa dan aroma. Peralatan
produksi dan kebutuhan bahan dalam pembuatan teh herbal kulit buah naga
adalah sebagai berikut :
Peralatan Produksi Bahan Produksi

Pisau Kulit buah naga

Talenan Jahe merah

Nampan/baki Kantung teh

Oven Kotak kemasan

Baskom Plastik sealer

Wastafel

Saringan

Proses Produksi dari teh herbal kulit buah naga adalah sebagai berikut :

1. Cuci semua bahan sampai bersih, lalu tiriskan.


2. Bersihkan kulit buah naga dari sisiknya dan rajang kulit buah naga serta
jahe merah menjadi potongan kecil.
3. Selanjutnya keringkan dalam oven pada suhu 70 derajat celcius selama 3
jam atau hingga kering.
4. Kemudian masukkan kedalam kantung teh dengan perbandingan kulit
buah naga dan jahe merah 3:1.
5. Lalu tutup kantung teh dan kemas dalam kemasan kotak sebanyak 15
kantung.
6. Setelah itu lapisi kemasan kotak dengan plastik sealer.
7. Teh herbal kulit buah naga siap dipasarkan.

1.3. Rencana Usaha

Adapun rencana usaha yang akan dijalankan dalam pendirian usaha ini
sebagai berikut :
1. Rencana Jangka Pendek

Usaha teh herbal kulit buah naga yang akan dirintis ini bertujuan
menambah wawasan berwirausaha di kalangan mahasiswa maupun bagi
masyarakat umum.

2. Rencana Jangka Menengah

Usaha yang saya rintis ini akan saya kembangkan untuk mewujudkan
impian yaitu menjadi seorang pengusaha yang sukses, strategi pasar dan
pemasaran menjadi kunci awal untuk keberlanjutan kedepannya.
Pelanggan ialah raja, maka dari itu kepuasan pelanggan menjadi yang
utama dari segalanya, karena tanpa pelanggan belum tentu usaha ini akan
bertahan lama. Tidak lupa pula untuk rajin melakukan promosi baik dari
mulut ke mulut, iklan, media online dan media yang lainnya.

3. Rencana Jangka Panjang

Setelah berhasil mendapatkan pelanggan, saya akan lebih meningkatkan


mutu dan kualitas dari usaha ini, tidak lupa pula untuk mengembangkan
produk lain dan memperluas jaringan dalam mengembangkan bisnis ini.
BAB II

ASPEK PEMASARAN

2.1 Target dan Segmentasi Pasar

1. Segmentasi
Segmen dari usaha ini tidak ditargetkan untuk kalangan tertentu saja, tapi
saya menargetkan pemasaran pada semua segmen pasar sehingga lingkup
pemasaran bisa menjangkau segala lapisan masyarakat. Tidak ada
segmentasi pasar berdasarkan usia maupun penghasilan. Semua kalangan
dari mulai anak – anak hingga orang tua, laki – laki, perempuan, dan dari
kalangan yang penghasilannya rendah hingga tinggi dapat membeli produk
teh herbal kulit buah naga ini.
2. Targeting
Targetting merupakan proses mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar
dan memilih satu atau beberapa segmen untuk diambil. Target yang tepat
pemasaran bisnis teh herbal adalah para penikmat minuman panas maupun
dingin dari semua kalangan masyarakat.
3. Positioning
Ingin menciptakan image di benak konsumen sebagai produsen teh herbal
yang berkhasiat untuk kesehatan, bercita rasa khas dengan harga yang
terjangkau bagi semua kalangan, karena kunci keberhasilan
utama positioning terletak pada persepsi yang diciptakan dari persepsi
perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing,
persepsi perusahaan terhadap pelanggan, persepsi persaingan terhadap
dirinya sendiri, persepsi pesaing terhadap pelanggan, persepsi pelanggan
terhadap dirinya sendiri, persepsi pelanggan terhadap pesaing.
4. Permintaan
Perkembangan permintaan dewasa ini, kalau saya cermati, permintaan akan
minuman yang menambah daya tahan tubuh seperti antioksidan sangat
diminati masyarakat. Terlebih dengan adanya pandemi virus corona yang
mengharuskan masyarakat untuk memiliki daya tahan tubuh yang baik agar
terhindar terhadap penularan virus merupakan peluang pasar yang sangat
menjanjikan untuk mengembangkan produk yang sesuai permintaan pasar.
Memang banyak produk sejenis yang berasal dari bahan kimia, namun
sekarang sedang ada trend dari masyarakat yang lebih menyukai produk
minuman herbal dan natural, maka kondisi tersebut jelas akan
memunculkan peluang bagi kegiatan bisnis disektor herbal, dan akan
meningkat seiring dengan tingginya kesadaran masyarakat akan kesehatan
mereka.
5. Prospek penawaran
Mengingat adanya peluang dalam usaha ini, maka perlu adanya penawaran
produk yang memberikan nilai lebih dan manfaat bagi konsumen.
Penawaran tersebut akan semakin variatif maupun lebih kompetitif karena
sudah di tunjang dengan perangkat teknologi informasi yang memberikan
kemudahan bagi penjual maupun pembeli dalam melakukan transaksi atau
sebatas bertukar informasi. Oleh karena itu, saya sebagai pelaku usaha di
sektor ini akan melakukan penawaran yang inovatif untuk menarik pasar.

2.2. Faktor Kompetitif

Saat ini masyarakat mulai memahami mengenai kesehatan dan


memperdulikan mengenai bahan alami atau herbal. Sehingga mengembangkan
bisnis teh herbal ini bisa menjadi pilihan yang menguntungkan. Selain itu kita
juga bisa menciptakan minuman tradisional menjadi lebih terlihat modern dan
mudah dalam penggunaan. Masyarakat dewasa ini sangat menyukai hal yang
bersifat natural namun praktis dalam penggunaan. Hal ini tercermin dalam
penggunaan bahan kulit buah naga dan jahe merah yang sudah tentu alami
tanpa tambahan bahan kimia dan mudah dalam penggunaan yaitu tinggal
diseduh dengan air panas dan dapat ditambahkan gula untuk menciptakan
minuman yang segar dan nikmat.
Dilihat dari peluang usaha ini berpotensi baik untuk kedepannya, karena
dilihat dari cita rasa yang khas dan banyak khasiat dari produk teh herbal
sendiri bagi kesehatan tubuh, selain itu didaerah saya belum ada produksi yang
serupa sehingga peluang mendapatkan pelanggan yang banyak sangat besar.

2.3. Rencana Pemasaran

1. Penetapan harga

Penetapan harga yang akan dilakukan adalah dengan menetapkan harga


berdasarkan harga bahan-bahan yang digunakan, dimana bahan baku kulit
buah naga diperoleh dengan membeli dari pedagang jus buah, café,
warung makan dan restoran sehingga harga bahan baku dapat ditekan
dibandingkan dengan membeli buah naga langsung. Saya mencari
keuntungan yang relatif sehingga dapat menjalankan usaha secara
kontinyu untuk meningkatkan pangsa pasar. Harga produk teh herbal ini
cukup terjangkau yaitu Rp 18.000,-.

2. Strategi promosi atau pemasaran produk

Strategi pemasaran yang akan kami lakukan dalam proses penjualan


adalah sebagai berikut:

a. Mengenali pelanggan
Kita harus tau pelanggan yang akan kita hadapi itu siapa, apakah anak
– anak, orang dewasa ataupun lainnya, kita harus mengetahui
bagaimana cara untuk mendapatkan perhatian mereka terhadap
produk kita.
b. Melakukan promosi
Yakni dengan cara membuat iklan, spanduk ataupun pamflet yang
menarik perhatian, sehingga masyarakat akan dapat mengetahuinya
dan mengenal produk.
c. Memilih lokasi strategis
Yakni dengan mencari tempat untuk menitip produk (konsinyasi) yang
sekiranya mudah di jangkau oleh masyarakat luas seperti apotek, toko
obat, dan minimarket.
d. Menjalin ikatan baik dengan para pemilik tempat konsinyasi
Bersikap sopan dan baik dalam menitip barang kepada para pemilik
tempat konsinyasi, maupun dengan memberikan diskon khusus.
e. Promosi dengan membagikan Produk Sampel
Membagikan sampel gratis sekaligus berbarengan dengan
menawarkan promo yang sedang berjalan agar membuat daya tarik
bagi calon konsumen.
f. Menggunakan Media Sosial atau Internet Marketing
Kita bisa memanfaatkan media sosial seperti Whats App, Instagram,
Facebook dan lain-lain untuk mempromosikan dan memperkenalkan
produk usaha kita. Sehingga produk juga akan semakin luas dilihat
banyak orang. Kita juga dapat melakukan penjualan secara online
disamping konsinyasi.

2.4. SWOT

1. Strengths ( Kekuatan )

a. Harga teh herbal kulit buah naga ini cukup terjangkau untuk kalangan
masyarakat.
b. Kualitas teh herbal kulit buah naga ini sangat baik karena semua bahan
baku dari bahan alami tanpa bahan pengawet.
c. Rasa dari teh herbal kulit buah naga sangat khas karena mengandung
jahe merah yang enak dan menghangatkan.
d. Teh herbal kulit buah naga ini menjadi salah satu minuman yang
praktis, mudah dan menyehatkan tubuh.
2. Weakness ( Kelemahan )

Teh herbal kulit buah naga ini tidak dapat bertahan lama seperti minuman
modern saat ini, hanya bisa bertahan kurang lebih 6 bulan. Hal ini
dikarenakan teh herbal kulit buah naga memang diperuntukkan bagi
kesehatan tubuh yang berbahan baku alami tanpa bahan pengawet.

3. Opportunity ( Peluang )

a. Kondisi masyarakat yang semakin sadar akan kesehatan dan


memperdulikan produk dengan bahan alami.
b. Belum ada produk serupa dilingkungan saya yang memproduksi teh
herbal kulit buah naga, sehingga banyak peluang untuk mendapatkan
pelanggan.

4. Threats ( Ancaman )

Persaingan teh herbal produksi rumahan dengan merek branded pabrikan


saat ini cukup ketat dengan segmen menengah bawah. Hal itu karena
peluang pasar menengah ke bawah lebih besar dibandingkan menengah ke
atas. Jika pelaku usaha home industri ingin tetap menyasar kelas menengah
bawah sebaiknya mengedepankan produk yang benar – benar
menggunakan bahan baku herbal tanpa tambahan zat kimia atau pengawet
kimia. Selain itu dengan menggunakan produk yang lebih variatif. Adapun
ancaman yang mungkin sering muncul adalah :

a. Jumlah kompetitor yang akan meningkat


b. Munculnya produk baru yang lebih unggul
c. Kenaikan harga bahan baku
d. Kendala dalam pemasaran produk karena tidak semua orang
mengetahui khasiat teh herbal kulit buah naga.
BAB III

RENCANA KEUANGAN

3.1 Biaya Produksi

1. Biaya Tetap ( Fixed Cost ) per Bulan

Penyusutan Oven = Rp 50.000,-

Penyusutan Peralatan = Rp 50.000,-

Gaji karyawan = Rp 1.250.000,-

Promosi = Rp 450.000,-

Total Rp 1.800.000,-

2. Biaya Variabel ( Variabel Cost ) per Bulan (Untuk 600 unit)

Kulit buah naga = Rp 900.000,-

Jahe merah = Rp 300.000,-

Kantung teh = Rp 600.000,-

Kotak Kemasan = Rp 900.000,-

Plastik sealer = Rp 300.000,-

Transportasi, listrik, air = Rp 1.200.000,-

Total Rp 4.200.000,-

Biaya variabel per unit = Rp 4.200.000,- : 600 = Rp 7.000,-

3.2. Pendapatan

Target penjualan teh herbal kulit buah naga per hari kurang lebih 20 box.
Dalam 1 box terdiri dari 15 pcs kantung teh dan harga perbox adalah Rp
18.000,-. Waktu berjualan senin – minggu. Dalam sebulan menjual 600 box
teh herbal kulit buah naga. Berikut rinciannya :

Penjualan per hari = Rp 18.000,- x 20 box = Rp 360.000,-

Penjualan per bulan = Rp 360.000,- x 30 hari = Rp 10.800.000,-

Laba bersih perbulan = Penjualan perbulan - Total biaya perbulan

= Rp 10.800.000,- - Rp 6.000.000,-

= Rp 4.800.000,-

3.3. Penetapan Harga

Harga Jual = Biaya total + Margin

= Rp. 6.000.000,- + (80% x Rp 6.000.000,-)

= Rp. 10.800.000,-

Harga per pcs = Rp 10.800.000,- : 600 unit

= Rp 18.000

Margin kontribusi per unit = Penjualan per unit – Biaya variabel per unit

= Rp 18.000,- - Rp 7.000,-

= Rp 11.000,-

3.4. Analisis Titik Impas ( Break Event Point )

BEP (Unit) = Biaya Tetap : Margin kontribusi per unit

= Rp 1.800.000,- : Rp 11.000,-

= 164 unit per bulan

BEP (Rupiah) = (Biaya Tetap:Margin kontribusi per unit) x Harga per unit

= (Rp 1.800.000,- : Rp 11.000) x Rp 18.000,-

= Rp 2.952.000,- per bulan


3.5. Sumber Modal dan Investasi

Sumber modal awal pendirian usaha ini adalah dengan modal pribadi.
Adapun investasi yang harus dikeluarkan adalah sebagai berikut:

1. Oven (untuk 3 tahun) = Rp 1.800.000,-


2. Peralatan (untuk 2 tahun) = Rp 1.200.000,-
3. Perizinan usaha = Rp 2.000.000,-
4. Pendaftaran produk = Rp 2.000.000,-
5. Pengujian laboratorium produk = Rp 500.000,-
6. Bahan produksi awal (konsinyasi & stok) = Rp 2.500.000,-
7. Promosi awal (spanduk, iklan, pamflet) = Rp 4.000.000,-
8. Kas = Rp 3.000.000,-
Total = Rp 17.000.000,-

3.6. Return Of Invesment (ROI)


ROI = (Laba : Investasi ) x 100%
= (Rp 4.800.000,- : Rp 17.000.000) x 100%
= 28%
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan diatas, usaha yang akan saya jalankan


merupakan usaha dengan prospek yang sangat bagus. Hal ini terlihat dari
tingkat pengembalian investasi yang baik. Dengan usaha ini, saya akan
mengembangkan jiwa kewirausahaan dengan membuat produk baru yang
inovatif. Selain itu saya berharap dengan usaha yang akan saya rintis ini dapat
membantu pemerintah untuk mengurangi pengangguran dengan menciptakan
lapangan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur. 2014. Teknologi


pemanfaatan kulitnya si naga. http://kaltim.litbang.pertanian .go.id/ind/
index. Diakses pada tanggal 29 April 2020.
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2013. Riau dalam Angka. Pekanbaru.

Ermadayanti, W.A. 2018. Seribu Manfaat pada Kulit Buah Naga Merah
(Hylocereus polyrhizus). Departemen Kimia Fakultas Sains ITS.

Kikuzaki, H and Nakatami. 1993. Antioxidant effects of some ginger constituents.


Journal of Food Science. Vol 58(6) : 1407-1410.

Prasetyo BE. 2012. Pasar domestik kekurangan ribuan ton buah naga. Hortiplus.
Topik utama.

Purnomo, B. E., F. Hamzah dan V. S. Johan. 2016. Pemanfaatan kulit buah naga
merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai teh herbal. JOM Faperta Universitas
Riau. Pekanbaru. Volume 3(2).
LAMPIRAN

1. Contoh Kemasan Produk

2. Contoh Pamflet Produk

Anda mungkin juga menyukai