Anda di halaman 1dari 27

Tugas Makalah

Paradigma Pembangunan Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia
Kelas I

Oleh Kelompok 3 :
Jodi Rahmanto 160810101170
Dimas Abdi P 160810101211

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah untuk memenuhi
tugas matakuliah Perekonomian Indonesia yang berjudul “Perdagangan Luar
Negeri” dengan baik tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa pula sholawat
dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT hingga akhir
zaman.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan,


oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis
dan pembaca.

Jember, 20 November 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perdagangan internasional merupakan hal pokok dalam pembentukan sistem


perekonomian di dalam negeri tanpa adanya perdagangan internasional maka
suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam negerinya dan juga untuk
menjalin suatu hubungan yang baik antar negara Hal ini telah meningkatkan kadar
hubungan saling ketergantungan suatu negara dengan negara lain baik di bidang
ekonomi, politik, maupun budaya agar tetap bertahan dan tidak dikucilkan oleh
negara lain. Keadaan ini sering disebut sebagai globalisasi. (Hamdy Hady,
2001:10) Era globalisasi sendiri ditandai dengan adanya keterbukaan, keterkaitan
atau ketergantungan dan persaingan, khususnya bidang ekonomi Indonesia
sebagai negara berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan,
dengan sasaran utama mewujudkan masyarakat demokratis, yang berkeadilan dan
sejahtera. Dalam memenuhi kebutuhan akan pembangunan diperlukan biaya yang
besar dan tidak dapat dipenuhi sendiri, sehingga memerlukan kerjasama dengan
negara lain dalam perdagangan internasional.

Perdagangan internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi


suatu negara, karena dalam perdagangan internasional tercipta persaingan di pasar
internasional antar negara-negara di dunia. Salah satunya keuntungan
perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk
berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik dari segi
bahan maupun cara berproduksi. Selain itu, terdapat manfaat nyata dari
perdagangan internasional yakni berupa kenaikkan pendapatan, cadangan devisa,
transfer modal, dan bertambahnya kesempatan kerja. Di sisi lain, perdagangan
internasional dapat menimbulkan tantangan dan kendala yang di maksud di
antaranya eksplolitasi terhadap negara-negara berkembang, rusaknya industri
lokal, keamanan barang menjadi rendah dan sebagainya.

3
Secara umum perdagangan internasional dibedakan menjadi dua yaitu
ekspor dan impor. Ekspor merupakan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan
suatu negara ke negara lainnya. Sementara impor arus kebalikan dari ekspor, yaitu
barang dan jasa yang di hasilkan suatu negara yang mengalir masuk ke negara
tersebut. Ekspor dan impor sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
negara karena dua hal tersebut menjadi komponen yang diperhitungkan dalam
mengukur total pendapatan domestic bruto (PDB). PDB merupakan jumlah
produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara. Suatu negara melakukan impor karena negara tersebut
belum dapat memproduksi semua kebutuhannya sendiri atau terjadi inefisiensi
jika memproduksi sendiri. Banyak pihak cenderung mengatakan bahwa ekspor
lebih penting dari pada impor, tetapi teori mengatakan berbeda.

Dalam teori ekonomi internasional dikatakan bahwa impor lebih penting


dari pada ekspor karena untuk melakukan kegiatan produksi, sebuah negara tidak
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tetapi terkadang membutuhkan bantuan
dari negara lain. Logikanya negara tersebut harus menghasilkan devisa untuk
membayar impornya. Salah satu fungsi dari ekspor adalah untuk membiayai
impor. Jadi secara alamiah impor lebih penting dari pada ekspor. Walaupun
ekspor dapat memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan ekonomi suatu
negara, impor juga memegang peran yang sangat penting bagi pembangunan
ekonomi suatu negara. Kebijakan impor sepenuhnya ditujukan unutk
mengamankan posisi neraca pembayaran, mendorong kelancaran arus
perdagangan luar negeri untuk kepentingan pembangunan dalam rangka
mempertahankan dan menigkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis tentang perdagangan luar negeri dan


kesejahteraan?

4
2. Bagaimana kebijakan dan masalah perdagangan luar negeri yang
dihadapi oleh Negara?
3. Bagaimana analisa mengenai kecenderungan perdagangan luar negeri?
4. Bagaimana analisa mengenai neraca pembayaran Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui analisis tentang perdagangan luar negeri dan
kesejahteraan.
2. Untuk mengetahui tentang kebijakan dan masalah perdagangan luar
negeri yang dihadapi oleh Negara.
3. Untuk mengetahui analisa mengenai kecenderungan perdagangan luar
negeri.
4. Untuk mengetahui analisa mengenai neraca pembayaran Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Perdagangan Luar Negeri dan Kesejahteraan

Perdagangan luar negeri merupakan salah satu variabel penting


pertumbuhan ekonomi di suatu perekonomian, tidak mengherankan bahwa
seluruh negara berupaya keras untuk mendorong kerjasama perdagangan
dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi. Mudahnya tujuan tersebut
dapat dicapai dengan mendorong ekspor dalam negeri dan mengurangi volume
impor sebagaimana dipahami oleh para ekonom beraliran merkantilis.

Sektor ekonomi merupakan salah satu sektor yang paling penting untuk
mengukur kesejahteraan suatu negara. Suatu negara dapat dianggap sejahtera
salah satunya dapat dilihat melalui angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Pada umumnya jika angka pertumbuhan ekonomi bergerak pada arah yang positif,
maka dapat dikatakan negara tersebut sejahtera, dan begitu juga sebaliknya. Akan
tetapi, pergerakan pertumbuhan ekonomi kearah positif tidak selamanya
menggambarkan bahwa Negara tersebut sejahtera, ada beberapa faktor lain yang
memiliki pengaruh dalam pengukuran tingkat kesejahteraan suatu negara seperti
misalnya angka inflasi, situasi politik, dan sebagainya.

Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi adalah dengan Produk


Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan indikator kesejahteraan
perekonomian di suatu negara dan dapat menjadi rujukan untuk mengukur
kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan tingkat pendapatan (income).
Maka semakin meningkat ekspor suatu negara, pendapatan masyarakat akan
meningkat pula. Namun demikian, di era perekonomian terbuka saat ini maka
pada saat bersamaan pula arus impor juga akan meningkat yang dimana dalam
pengukuran pertumbuhan ekonomi, meningkatnya nilai impor akan berdampak
terhadap penurunan PDB. Maka dari itu, liberalisasi perdagangan suatu
negara di satu sisi akan mendorong peningkatan nilai perdagangan, namun
disisi lain akan mempengaruhi neraca perdagangannya. Secara ekonomi

6
perdagangan internasional juga akan berpengaruh terhadap aspek-aspek konsumsi,
produksi, dan distribusi pendapatan (Sjahril, 2013).

2.2 Analisis Kebijakan dan Masalah Perdagangan Luar Negeri

Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

Secara umum kebijakan perdagangan internasional dapat diuraikan sebagai


berikut :

1. Kebijakan Proteksi
Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri
dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan
barang-barang impor. Tujuan kebijakan proteksi adalah :
a. memaksimalkan produksi dalam negeri;
b. memperluas lapangan kerja;
c. memelihara tradisi nasional;
d. menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya
menggantungkan diri pada satu komoditi andalan;
e. menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu
jika bergantung pada negara lain.

Proteksi dapat dilakukan melalui kebijakan berikut ini :

a. Tarif dan Bea Masuk


Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi
daerah pabean (costum area). Sementara itu, barangbarang yang masuk
ke wilayah negara dikenakan bea masuk.
Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barangbarang dari
luar negeri, mempunyai maksud memproteksi industri dalam negeri
sehingga diperoleh pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif
adalah penetapan pajak impor dengan persentase tertentu dari harga

7
barang yang diimpor. Akibat dari pengenaan tarif akan tampak
sebagaimana

Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:

1) Bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan


terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (di luar
costum area);
2) Bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang
dikenakan terhadap barang-barang yang melalui batas
wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut
negara lain;
3) Bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan
terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara
(tom area).
b. Pelarangan Impor
Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang
masuknya barang-barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk
melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi dalam
negeri.
c. Kuota atau Pembatasan Impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-
barang yang masuk dari luar negeri.

Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya :

a) mencegah barang-barang yang penting berada di tangan negara


lain;
b) untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam
proporsi yang cukup;
c) untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga
guna mencapai stabilitas harga di dalam negeri.
d. Subsidi

8
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi
sebagian biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri.
Sehingga produsen dalam negeri dapat menjual barangnya lebih murah
dan bisa bersaing dengan barang impor.
e. Dumping
Dumping adalah kebijakan pemerintah umtuk menjual barang di
luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari dalam negeri atau
bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat
meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara
pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun,
negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga
persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara
pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif
impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal
ini dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan
oleh negara lain. Predatory dumping dilakukan dengan tujuan untuk
mematikan persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri
mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup
kerugian sewaktu melakukan predatory dumping.

2. Kebijakan Perdagangan Bebas


Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk
antar negara tanpa adanya kerumitan aturan atau birokrasi yang
mengatur perdagangan bebas itu didalam suatu Negara. Sehingga,
suatu Negara, perusahaan, atau perorangan sekalipun dapat menjual
produk yang diciptakannya di luar negeri. Begitu pula sebaliknya,
Negara lainpun dapat menjual produknya didalam negeri sehingga
konsumen dapat mendapatkan barang – barang kualitas internasional
dengan mudah dan dengan harga yang relatif terjangkau.
Dengan tidak adanya hambatan aturan dalam melaksanakan
kegiatan perdagangan bebas ini tentunya memacu suatu Negara untuk

9
mengembangkan negaranya dalam menjual hasil produk unggulan
yang menjadi ciri khas negaranya tersebut.
Tentunya setiap Negara memiliki kekurangan dan kelebihannya
masing–masing, ada Negara yang memiliki keunggulan dalam
menciptakan alat–alat canggih seperti komputer dan alat elektronik
lainnya, tetapi minim dalam sumber daya alam. Ada pula Negara yang
memiliki sumber daya alam yang berlimpah tetapi memiliki
keterbatasan dalam menciptakan alat – alat canggih seperti elektronik,
maka dengan adanya perdagangan bebas tentunya akan menjadi
keuntungan bagi satu sama lain.
a. Ciri – Ciri Perdagangan Bebas
- Perdagangan barang tanpa pajak (termasuk tarif) atau
pembatasan perdagangan yang lain (seperti kuota impor
atau subsidi untuk produsen), maksudnya adalah jual beli
tersebut dilakukan tanpa dikenai pajak pada pemerintah.
- Perdagangan layanan tanpa pajak atau pembatasan
perdagangan yang lain, hal ini pun hampir sama dengan
poin pertama, tidak adanya ketentuan pajak yang khusus
yang dikenakan kepada produsen, juga tidak adanya
pembatasan oleh perdagangan yang lain.
- Ketiadaan dasar-dasar “pemutar belit perdagangan” (seperti
pajak, subsidi, peraturan atau hukum) yang memberikan
kelebihan kepada sejumlah kecil perusahaan, isirumah, atau
faktor-faktor produksi
- Akses bebas ke pasar, tidak adanya batasan atau kemudahan
akses yang dapat langsung pada pasarnya, langsung pada
konsumen dalam proses penjualannya.
- Akses bebas kepada informasi pasar, konsumen dalam
proses membeli produk dapat meraih informasi secara
terbuka dan bebas.

10
- Ketidakupayaan firma-firma mengacaukan pasar melalui
kekuatan monopoli atau oligopoli berian pemerintah
- Pergerakan bebas tenaga kerja antara luar dan dalam Negara
- Pergerakan bebas modal antara luar dan dalam Negara
b. Peraturan Pemerintah mengenai Perdagangan Bebas
Peraturan pemerintah mengenai perdagangan bebas diatur
dalam peraturan menteri perdagangan republik indonesia
nomor : 20/m- dag/per/7/2011 tentang perubahan kedua atas
peraturan menteri perdagangan nomor 45/m-dag/per/9/2009
tentang angka pengenal importer (api).
c. Dampak Perdagangan Bebas
- Dampak Positif
Dengan adanya perdagangan bebas yang dilakukan oleh
suatu Negara, tentunya tersebut dapat menikmati produk tidak
hanya dari hasil produk buatan dalam negeri sendiri saja, tetapi
juga dapat menkonsumsi produk buatan luar negeri dengan
mudah karena dengan adanya perdagangan bebas barang impor
dapat bebas masuk kedalam negeri. selain itu terjalin suatu
hubungan internasional yang semakin terbuka antar Negara.
Kemudian produk – produk dalam negeri dapat dengan
memudah meraih popularitas di luar negeri. Dapat pula
meningkatkan reputasi Negara ketika suatu Negara dapat
berprestasi menciptakan produk yang bermanfaat dan diminati
oleh konsumen internasional. Kemudian devisa kuat jika
ekspor lebih besar daripada impor. Setiap individu bebas
memiliki kekayaan dan sumber daya produksi. Setiap individu
bebas memiliki kekayaan dan sumber daya produksi, inisiatif
dan kreatifitas masyarakat dapat dikembangkan, terjadi
persaingan antar produsen untuk menghasilkan barang yang
bermutu, efisiensi dan efektifitas tinggi karena tindakannya
selalu didasarkan pada prinsip ekonomi.

11
- Dampak Negatif
Tentunya selain dampak positif, tidak sedikit juga dampak
negative yang ditimbulkan akibat kegiatan perdagangan bebas.
Yaitu selain menjadi orang yang konsumtif terhadap barang –
bararang impor, banyak pula pengangguran, karena kalah
bersaing produsen dari luar negeri, kemudian banyak pabrik yg
bangkrut karena tidak kuat dengan persainan yang begitu ketat,
selain itu larinya investor dikarenakan SDM dan ETOS
KERJA dalam negeri lemah dan devisa yang habis karena
lebih banyak produk impor daripada ekspor. Kemudian bagi
Negara – Negara yang belum berkembang maka akan menjadi
sebuah kerugian karena selalu mengandalkan Negara lain
untuk terus mengimpor barang – barang kedalam negeri, yang
kemudian membuat Negara yang lemah ini sulit berkembang
karena terus “diserang” oleh barang – banrang impor. Juga
sebaliknya, akan menjadi keuntungan tersendiri bagi Negara
yang telah berkembang untuk terus menjual produknya ini
sehingga produknya lebih diminati dan lebih popular di luar
negeri. Adanya eksploitasi terhadap masyarakat ekonomi
lemah oleh pihak yang kuat ekonominya, menimbulkan
terjadinya monopoli sehingga merugikan masyarakat,
munculnya kesenjangan ekonomi antara golongan ekonomi
kuat dengan golongan ekonomi lemah, perekonomian dapat
dengan mudah menjadi tidak stabil.

3. Kebijakan Autarki
Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk
menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh
politik, ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan
dengan prinsip perdagangan internasional yang menganjurkan adanya
perdagangan bebas. itu seorang importir dalam melaksanakan

12
pembayarannya harus membeli uang dollar terlebih dahulu pada suatu
bank devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian ditransfer kepada
eksportir di Amerika.

Masalah Perdagangan Luar Negeri

Secara umum, masalah perdagangan luar negeri terbagi atas dua factor,
yaitu factor eksternal dan internal. Factor-faktor tersebut antara lain sebagai
berikut :

A. Faktor Eksternal
Masalah Perdagangan Internasional yang berkaitan dengan factor eksternal
yaitu :
1. Kepercayaan
Kepercayaan sangat penting dalam menjamin terlaksananya transaksi
perdagangan luar negeri. Biasanya masalah yang sering timbul dalam
perdagangan luar negeri adalah masalah kepercayaan. Hal ini terjadi
akibat dari kedia pihak Negara belum saling bertemy dan mengenal satu
sama lain karena tempat yang saling berjauhan satu sama lain.
Kepercayaan ini dibutuhkan pada saat pengiriman barang, seperti
misalnya apakah eksportir atau importer yang terlebih dahulu mengirim
barangnya sebellum pembayaran atau setelah pembayaran. Untuk
menentkan hal-hal tersebut perlu adanya kepercayaan satu sama lain.
Apabila antara kedua belah pihak Negara tidak saling percaya, maka
perdagangan luar negeri tidak akan berjalan dengan lancer.
2. Pemasaran
Pemasaran sangatah penting dalam perdagangan luar egeri. Pemasaran
diperlukan untuk memperkenalkan barang ke luar negeri untuk
mendapatkan penawaran barang dengan haga yang sangat
menguntungkan. Masalah pemasaran yang sering dihadapi pada
perdagangan luar egeri adalah banyaknya persaingan.
3. Kebijakan Ekspor

13
Kebijakan perdagangan luar negeri antara Negara satu dengan Negara
lain akan berpengaruh pada kegiatan perdagangan luar negeri. Pengaruh
tersebut sangat penting dalam keberlangsungan pemeliharaan dan
peningkatan hubungan dagang. Adanya kebijakan ekspor pembatasan
seperti kuota barang dan kuota Negara, akan menyebabkan peningkatan
transaksi perdagangan luar negeri tidak sepenuhnya dapat terlaksana.
4. Keanggitaan Organisasi Internasional
Adanya organisasi internasional adalah untuk mengatur stabilitas harga
barang di pasar internasional. Namun terlepas dari manfaatnya,
keanggotaan organisasi tersebut juga dapat menjadi kendala dalam
melakukan transaksi jual beli. Hal ini karena adanya pembatasan bagi
aggota organisasi perdagangan internasional tersebut dalam berinteraksi
atau melakukan perdagangan.
5. Kurangnya Pemahaman
Banyaknya kemudahan internasional yang menyediakan kmeudahan
syarat sangat berguna bagi pengembangan perdagangan internasional
antar Negara. namun hal ini jarang diketahui oleh Negara-negara
berkembang. Adanya ketidaktahuan tersebut akan menyebabkan
kurangnya pemahaman dan menjadi factor penghambat dalam kegiatan
perdagangan internasional

B. Faktor Internal
Jika dilihat dari factor internal, masalah perdagangan internasional adalah :
1. Persiapan
Persiapan teknis mencakup persyaratan dasar untuk pelaksanaan
transaksi perdaagangan internasional. Seperti persiapan dokumen
barang, persiapan izin kelangsungan usaha, dan lain lain.
2. Kemampuan dan Pemahaman Transaksi
Keberhasilan perdagangan luar negeri didukung oleh kemampuan dan
pengetahuan antara kedua belah pihak. Pemahaman tersebut terutama
dalam menyangkut dasar-dasar, pengisian dokumen, tata cara

14
pelaksanaan, serta perauran-peraturan yang berlaku didalam dan luar
negeri.
3. Pembiayaan
Masalah pembiayaan sering dihadapi oleh kedua belah pihak dalam
perdagangan luar negeri. Hal ini merupakan masalah bagaimana kedua
belah pihak melakukan pembayaran internasional. Masalah pembiayaan
dalam perdagangan luar negeri adalah keterbatasan dana dan fasilitas
pendanaan. Disini pengusaha atau neara harus mampu mengatur
keuangannya secara bijak serta menggunakan fasilitas-fasilitas
pembiayaan dengan mempelajari terlebih dahulu manfaatnya.
4. Ketidaksempurnaan Barang
Ketidaksempurnaan barang dapat menimbulkan akibat buruk pada
keberlangsungan hubungan transaksi internasional antara kedua belah
pihak. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan terhadap kualitas barang
yang akan dikirimkan
5. Kebijakan Impor
Aturan-aturan yang mendasari impor sangat mempengaruhi
pelaksanaan perdagangan luar negeri. Aturan yang sering berubah dapat
membingungkan dan menimbulkan kekeliruan berbagau pihak.
Peraturan impor seperti pembatasan-pembatasan akan menghambat dan
mengurangi ketersediaan barang di dalam negeri dan mengurangi
pendapatan bagu Negara pengirim barang.

2.3 Kecenderungan Perdagangan Luar Negeri

 Prnsip-prinsip perdagangan internasional

Terdapat sejumlah konsep atau teori yang menjelaskan faktor-faktor apa yang
mendorong terjadinya perdagangan antar negara, mengapa perdagangan antar
negara bisa menguntungkan kedua belah pihak dann dalam produk-produk apa
sebaiknya tiap negara berspesialisasi. Dari teori-teori tersebut orang bisa

15
mengambil prinsip-prinsip yang bisa menjadi pedoman dalam melaksanakan
perdagangan internasional.

a) Teori Perdagangan Klasik

1. Teori Keunggulan Multak (Absolute Advantage) Adalah bahwa suatu


negara akan melaksanakan spesialisasi dana negara tersebut memiliki
keunggulan absolut dan tidak memproduksi atau melakukan impor
tehadap jenis barang lain di mana negara tersebut tidak memiliki
keunggulann absolut terhadap negara lain yang memproduksi barang
sejenis.. Jadi teori ini menekankan bahwa efisiensi dalam penggunaan
input, misalnya tenaga kerja, dalam proses produksi sangat menentukan
keunggulan atau daya saing. Tingkat keunggulan diukur berdasarkan nilai
tenaga kerja yang sifatnya homogen.

2. Teori Keunggulan Komparatif (comparative advantage) adalah bahwa


suatu negara yang efisien dalam memproduksikan suatu barang, juga
efisien dalam memproduksikan barang-barang lain. Ini disebabkan,
misalnya oleh penggunaan teknologi dan mesin-mesin yang lebih efisien
atau tenaga kerja yang trampil. Negara tersebut mempunyai keunggulan
mutlak dalam produksi semua barang. Dalam hal ini, menurut David
Ricardo, yang berlaku adalah teori keunggulan komparatif. Suatu negara
hanya akan mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif
tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan komparatif
rendah.

3. Teori Proporsi Faktor Produksi Dasar pemikian teori faktor-faktor


proporsi dari Hecksher dan Ohlin bahwa perdagangan antara dua negara
terjadi karena adanya perbedaan alam opportunity cost antara dua negara
tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi
yang dimilikinya. Misalnya, Indonesia tanah lebih luas dan bahan-bahan

16
baku serta tenaga kerja (unskilled) lebih banyak dari pada Singapura.
Sedangkan di Singapura memiliki tenaga kerja (skilled) lebih banyak.
Jadi teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan atau sebaiknya
mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang
relatif banyak (harga relatif faktor produksi tersebut murah), sehingga
barang-barang tersebut harganya murah. Indonesia sebaiknya
mengekspor barang-barang yang padat karya atau padat bahan baku yang
melimpah, seperti minyak dan komoditi pertanian.

b). Teori Perdagangan Modern

1) Teori Keunggulan Kompetitif (competitive advantage)


The Competitive Advantage of Nations, 1990 yang dikemukakan oleh
Michael E. Porter adalah tentang tidak adanya korelasi langsung antara
dua faktor produksi (sumber daya alam yang tinggi dan sumber daya
manusia yang murah) yang dimiliki suatu negara untuk dimanfaatkan
menjadi keunggulan daya saing dalam perdagangan. Ada empat atribut
utama yang menentukan mengapa industri tertentu dalam suatu negara
dapat mencapai sukses internasional :
a. Kondisi faktor produksi
b. Kondisi permintaan dan tuntutan mutu dalam negeri
c. Eksistensi industri pendukung, serta
d. Kondisi persaingan dan struktur perusahaan dalam negeri

Selain itu, pemerintah juga berperan sentral dalam pembentukan


keunggulan kompetitif. Kebijakan seperti anti trust, regulasi, deregulasi
atau pembeli juga sangat mempengaruhi persaingan ini.

2) Pendekatan Alternatif Dalam Teori Perdagangan


 Analisa Hutang Luar Negeri
Hutang luar negeri diartikan sebagai penerimaan negara dalam bentuk devisa
ataupun dalam bentuk devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang
dan atau jasa yang diterima dari Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri

17
(PPHLN) yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tetentu atau hutang
luar negeri adalah sumber pembiayaan negara yang berasal dari negara asing,
badan/lembaga keuangan internasional atau dari pasar uang internasional
yang berbentuk devisa, barang, dan atau jasa termasuk penjaminan yang
mengakibatkan pembayaran di masa yang akan datang yang harus dibayar
kembali sesuai kesepakatan bersama.

Dalam rangka pencapaian tujuan suatu negara maka diperlu adanya program-
program pembangunan yang berkesinambungan dengan dana yang tidak sedikit
jumlahnya. Salah satu syarat utama untuk mencapai tujuan pembangunan adalah
cukup tersedianya dana investasi. Kebutuhan dana investasi tersebut secara ideal
seharusnya dapat dibiayai dari dana (tabungan) dalam negeri

 Factor penyebab meningkat atau menurunnya utang Luar negeri Indonesia


secara umum yaitu:
i. Defisit Transaksi Berjalan (TB) TB merupakan
perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari
luar negeri dan jumlah pembayaran ke luar negeri. Dengan
menunjukkan operasi total perdagangan luar negeri, neraca
perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan impor,
pembayaran transfer. Transaksi berjalan yang menurun tiap
tahunnya, sebenarnya masih surplus, artinya seharusnya
tidak perlu melakukan pinjaman utang. defisit sehingga
dibutuhkan utang pinjaman luar negeri, akhirnya indonesia
kembali berhutang dan semakin menambah hutang
Indonesia terhadap luarg negeri. Dalam hal ini, peran
pemerintah sangat dibutuhkan sekali. Kebijaksanaa dalam
menyelesaikan masalah juga sangat dibutuhkan. Dimana
pemerintah seharusnya memaksimalkan sumber daya alam
yang melimpah di Indonesia agar menimimalisir import
dari luar negeri dan juga mengurangi pinjaman laur negeri.

18
ii. Meningkatnya kebutuhan investasi Investasi adalah
penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan
datang. Di samping kelangkaan dana, meningkatnya utang
LN juga didorong oleh perbedaan tingkat suku bunga. Hal
yang paling tidak dapat dihindari disini adalah perbedaan
tingkat suku bunga, hal ini sangat berpengaruh sekali
dimana rupiah sebagai mata uang Indonesia nilai mata
uangnya jauh di banding negara-negara asing. Sehingga
cukup sulit untuk mengendalikan hutang luar negeri.
Karena meningkatnyasemakin meningkatnya investasi yang
terjadi, hal itu yang mendorong Indonesia untuk berhutang
karena tingkat suku bunga yang berbeda tersebut.
iii. Meningkatnya Inflasi inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Laju inflasi
mempengaruhi tingkat suku bunga, karena ekspektasi
inflasi merupakan komponen suku bunga nominal. Dengan
rendahnya suku bunga maka minat orang untuk berinvestasi
rendah, maka pemerintah untuk memenuhi belanja
negaranya melalui pinjaman luar negeri. Karena minat
orang Indonesia rendah pemerintah terpaksa melakukan
utang luar negeri, kenaikan harga-harga barang yang terus-
menerus inilah yang menyebabkan orang enggan untuk
berinvestasi.

 Dampak Hutang Luar Negeri Indonesia

Pertama, dampak langsung dari utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik.
Kedua, dampak yang paling hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya

19
kemandirian akibat keterbelengguan atas keleluasaan arah pembangunan negeri,
oleh si pemberi pinjaman. Dapat dilihat pula dengan adanya indikator-indikator
baku yang ditetapkan oleh Negera-negara donor, seperti arah pembangunan yang
ditentukan. Baik motifnya politis maupun motif ekonomi itu sendiri.

a. Dampak positif

Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia
dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang
diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan
yang cukup besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan
negara Indonesia, dengan menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju
pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan
sebelumnya. Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai
berikut:

a) Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.


b) Sebagai penurunan biaya bunga APBN
c) Sebagai sumber investasi swasta
d) Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman
pasar modal
e) Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh
suatu negara

b. Dampak Negatif

Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam
persoalan ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar
rupiah jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN, karena
utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya, dan masih
banyak akibat jangka panjang yang ditimbulkan pijaman luar negeri ini.

2.4 Neraca Pembayaran Indonesia

20
Neraca pembayaran merupakan neraca yang menunjukan bagaimana
kegiatan yangdijalankan oleh negara dengan sistem ekonomi terbuka yaitu
kegiatan ekspor dan imporberlangsung selama periode tertentu. Neraca
pembayaran adalah suatu catatan alirankeuangan yang menunjukkan nilai
transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan diantara suatu negara
dengan negara lain dalam satu tahun tertentu, atau neraca pembayaran dapat
didefinisikan sebagai suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran
pembayaran yang dilakukan dari negara – negara lain ke dalam negeri, dan dari
dalam negerike negara – negara lain dalam satu tahun tertentu.

Neraca pembayaran perlu dianalisis karena apabila neraca pembayaran


mengalami apa yang disebut dengan ketidakseimbangan, yaitu suatu kondisi
dimana uang yang dibayarkan dari dalam negara lebih besar dibandingkan dengan
uang yang diterima dari negara lain, maka akan dapat menimbulkan berbagai
macamdampak negatif, seperti kurs valuta asing yang tidak stabil, Neraca
pembayaran dibedakan menjadi dua bagian utama antara lain, neraca berjalanyang
terdiri dari ekspor dan impor barang, ekspor dan impor jasa, serta pembayaran
pindahanneto ke luar negeri, dan neraca modal yang biasanya meliputi aliran
modal jangka panjang,dan aliran modal keuangan swasta. Selain itu juga terdapat
neraca keseluruhan dimana neracaini menunjukan aliran pembayaran dan
investasi yang masuk ke dalam suatu negara dalamsuatu waktu tertentu dan aliran
pembayaran dan investasi yang keluar ke negara atau kenegara lain.

Transaksi berjalan. Dalam transaksi berjalan atau current account dicatat


transaksi-transaksi berikut:

a. Ekspor dan impor barang-barang. Ia dinamakan juga dengan istilah


perdagangan nyata. Transaksi ini meliputi hasil-hasil sector pertanian,
barang-barang produksi industri, neraca (yaitu perbedaan di antara ekspor
dan impor) dari perdagangan tampak yaitu perdagangan dalam barang-
barang tampak dinamakan neraca perdagangan. Apabila nilai neraca itu
positif berarti ekspor barang melebihi impornya. Sebaliknya apabila
negatif maka impor barang melebihi ekspornya.

21
b. Ekspor dan impor jasa-jasa. Transaksi ini dikenal sebagai perdagangan tak
nyata. Yang termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi
dalam kegiatan pengangkutan, kegiatan perjanalan luar negeri,
pendapatan dari investasi modal, dan beberapa kegiatan jasa lainnya.
Nilai neraca suatu negara positif bila neraca tersebut lebih banyak menjual
jasa- jasanya ke luar negeri dan membelinya dari negara-negara lain.
Nilanya negatif bila negara itu lebih banyak membeli jasa pihak-pihak
luar dan menjual jasanya ke luar negeri.
c. Pembayaran pindahan atau transfer onilateral Transaksi ini meliputi
pembayaran dimana penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk
uang atau jasa. Contoh: bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke
penderita kelaparan di Aprika. Mengirimkan uang untuk membiayai
perbelanjaan anak-anak bersekolah di luar negara merupakan contoh
lainnya.

Lalu lintas modal :


a. Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari
negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan
pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi termasuk
dalam golongan transaksi.
b. Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi
langsung, investasi portfolio dan amortasi.
c. Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan perusahaan-
perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli
saham-saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian kembali
saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada
penduduk negara-negara lain.
 Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang
menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan
di antara suatu Negara dengan Negara lain dalam suatu tahun tertentu.

22
Neraca pembayaran dapat di bedakan pada dua bagian utama, yaitu neraca
berjalan dan neraca modal.
 Neraca pembayaran selalu seimbang Neraca pembayaran akan selalu
seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar negeri adalah sama dengan
aliran uang dan modal yang masuk ke Negara tersebut. Yang
menyebabkan neraca pembayaran selalu seimbang adalah
ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal dan akan di
seimbangankan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh
bank sentral.
 Nilai tukar baluta asing adalah harga dimana-dimana pembelian dan
penjualan valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata
uang dalam negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit
mata uang asing.
 Tingkat nilai tukar ditentukan oleh perubahan dalam cita rasa masyakarat,
perubahan harga barang barang ekspor-ekspor, inflasi, aliran modal,
perkembangan ekonomi serta faktor politis dan psycologi.
 Model perekonomian yang meliputi kegiatan ekspor dan impor di
namakan perekonomian empat sektor atau perekonomian terbuka.
 Setiap perubahan ekspor atau impor akan secara otomatis menyebabkan
perubahan dalam Pendapatan nasional dan tingkat kegiatan ekonomi
negara

Pengendalian Defisit Transaksi Berjalan

Ekonomi global yang tumbuh melambat diikuti dengan volume


perdagangan dunia yang melambat dan harga komoditas yang menurun
berdampak pada kinerja ekspor Indonesia yang melambat. Sebaliknya,
penguatan permintaan domestik mendorong kenaikan impor. Kondisi ini pada
akhirnya menyebabkan defisit transaksi berjalan melebar, terutama pada
triwulan II dan III 2018. Bank Indonesia bersama Pemerintah dan otoritas
lainnya merespons kondisi tersebut dengan mengeluarkan berbagai kebijakan
guna mengendalikan impor dan mendorong kinerja ekspor. Langkah yang

23
dilakukan Pemerintah antara lain mendorong penggunaan produksi minyak
mentah domestik, memperluas implementasi Biodiesel 20 (B20), mengkaji
ulang proyek infrastruktur yang membutuhkan konten impor tinggi, dan
mendorong peningkatan sektor pariwisata.

Perekonomian global yang kurang menguntungkan, telah memberikan


tekanan pada NPI, (Neraca Pembayaran Indonesia) baik melalui jalur
perdagangan maupun jalur finansial.1 Tekanan mengemuka sejak awal tahun dan
semakin kuat pada triwulan II dan III 2018. Dalam periode ini, defisit transaksi
berjalan melebar didorong pertumbuhan impor yang tinggi akibat permintaan
domestik yang kuat serta ekspor yang menurun akibat ekonomi dunia yang juga
melambat. Aliran masuk modal asing juga menurun dipicu kenaikan Federal
Funds Rate (FFR) dan ketidakpastian pasar keuangan global. Akibatnya, NPI
pada tiga triwulan pertama 2018 tercatatdefisit.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdagangan luar negeri merupakan salah satu variabel penting
pertumbuhan ekonomi di suatu perekonomian, tidak mengherankan bahwa
seluruh negara berupaya keras untuk mendorong kerjasama perdagangan
dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi. Mudahnya tujuan tersebut
dapat dicapai dengan mendorong ekspor dalam negeri dan mengurangi volume
impor sebagaimana dipahami oleh para ekonom beraliran merkantilis.

Manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:


• Efisiensi
• Perluasan Konsumsi dan Produksi
• Peningkatan Produktifitas
• Sumber Penerimaan Negara

Kebijakan-Kebijakan Perdagangan Internasional, meliputi:


1. Tarif
2. Subsidi Ekspor
3. Pembatasan Impor
4. Pengekangan Ekspor Sukarela
5. Persyaratan Kandungan Lokal
6. Subsidi Kredit Ekspor
7. Pengendalian Pemerintah (National Procurement)
8. Hambatan-Hambatan Birokrasi (Red Tape Barriers)

Permasalahan Perdagangan Internasional


 Faktor eksternal
a. Kepercayaan
b. Pemasaran

25
c. Kebijakan ekspor
d. Keanggotaan organisasi internasional
e. Kurangnya pemahaman
 Faktor internal
a. Persiapan
b. Kemampuan dan Pemahaman transaksi
c. Pembiayaan
d. Ketidaksempurnaan barang
e. Kebijakan impor

Neraca Pembayaran adalah suatu kondisi dimana uang yang dibayarkan dari
dalam negara lebih besar dibandingkan dengan uang yang diterima dari negara
lain, maka akan dapat menimbulkan berbagai macamdampak negatif, seperti kurs
valuta asing yang tidak stabil.

26
DAFTAR PUSTAKA

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga

http://bbs.binus.ac.id/ibm/2018/05/kebijakan-kebijakan-perdagangan-
internasional/

http://digilib.unila.ac.id/7022/16/BAB%20I.pdf

https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/10/masalah-perdagangan-
internasional.html

https://www.slideshare.net/endahdwis/makalah-kebijakan-perdagangan-
internasional-manajemen-pemasaran

https://www.google.co.id/search?q=makalah+neraca+pembayaran+indonesia+(pr
ospek)&safe=strict&ei=muvTXejTH-HG4-
EP7uWOyAo&start=10&sa=N&ved=0ahUKEwjoiJqurvblAhVh4zgGHe6yA6kQ
8tMDCIYB&biw=1000&bih=623
https://www.coursehero.com/file/12221321/ANALISIS-NERACA-
PEMBAYARAN-INDONESIA/

27

Anda mungkin juga menyukai