Anda di halaman 1dari 4

Nama : Faqih Muckhlisi

Nim : 202010350311035
Kelas : 4A
TRATEGI PENGEMBANGAN PERSUSUAN NASIONAL
LATAR BELAKANG
Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor
pertanian yang memiliki nilai strategis, Antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang
semakin meningkat akibat pertambahan jumlah penduduk, peningkatan rata-rata pendapatan
penduduk, dan penciptaan lpangan pekerjaa. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan
revitalisasi pertanian, perikanan dqn kehutanan yang telah dicanangkan oleh pemerinta.
Besarnya potensi sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia memungkinkan pengembangan
subsektor peternakan khususnya persusuan sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru
perekonomian indonesia.
Salah satu komponen daru subsektor peternakan yang memiliki banyak manfaat dan
berpotensi untuk dikembangankan di Indonesia adalah agribisnis persusuan. Kondisi
geografis, ekologi, dan kesuburan lahan dibeberapa wilayan di Indonesia memiliki
karakteristik yang cocok untuk pengembangan agribisnis persusuan. Selain itu besarnya
penduduk Indonesia menjadikan agribisnis persusuan sangant dibutuhkan untuk pemenuhan
permintaan susu nasional, saat ini pemerintah untuk memenuhi kebutuhan susu nasional
masih melakukan impor produk-produk susu dari negara lain. Sehingga adanya kerugian
yang ditimbulkan diantara lain hilangnya kesempatan terbaik yang berasal dari
menganggurnya atau tidak dimanfaatkannya potensi sumber daya yang ada untuk
prngrmbangan agribisnis persusuan.
Kekurangan produksi susu segar dalam negeri merupakan peluang besar peternak
susu untuk mengembangkan usahanya. Namun demikian peternak masih menghadapi
permasalahan, antara lain yaitu rendahnya kemampuan budidaya khususnya menyangkut
kesehatan ternak dan mutu bibit yang rendah. Kekurangan tersebut selain mengakibatkan
lambatnya pertumbuhan produksi susu juga berpengaruh terhadap kualitas susu yang
dihasilkan. Selain itu mulai sulitnya lahan sebagai sumber rumput hijauan bagi ternak,
tingginya biaya transportasi, serta kecilnya skala usaha sebagaimana telah dikemukakan di
atas, juga menjadi penghambat perkembangan produksi susu domestik.
Permasalahan lain yang dihadapi peternak adalah besarnya ketergantungan peternak
terhadap industri pengolahan susu dalam memasarkan susu segar yang dihasilkannya.
Dengan absennya keberpihakan Pemerintah terhadap peternak, hal ini menimbulkan
kecenderungan bahwa harga susu segar yang diterima peternak relatif rendah. Adanya
pemberlakuan standar bahan baku yang ketat oleh kalangan industri pengolah susu
mendudukkan peternak sapi perah pada posisi tawar yang rendah. Lebih ekstrim lagi,
keberadaan industri pengolah susu ini dapat menyebabkan terbentuknya struktur pasar
oligopsoni yang tentunya menekan peternak. Selain harga susu yang sangat murah pada
struktur pasar tersebut, tekanan yang diterima peternak semakin bertambah dengan adanya
retribusi yang diberlakukan oleh kebanyakan Pemda di era otonomi daerah ini.
PEMBAHASAN
Peternakan sapi perah merupakan salah satu bagian dari subsektor peternakan yang
saat ini perlu diperhatikan di Indonesia. Melihat kondisi ekologi, geografis dan kesuburan
tanah dibeberapa wilayah Indonesia, maka sebenarnya peluang untuk mengembangkan
industri persusuan inin cukup baik. Namun demikian, produksi susu domestik domestik
Indonesia baru dapat memenuhi 25-30% dari total konsumsi nasional. Untuk itu maka
peningkatan produksi susu domestik perlu dilakukan untuk dapat mengurangi ketergantungan
terhadap susu impor dan meraih peluang pasar susu domestik. Salah satu kunci dalm
pembangunan peternakan sapi perah terletak pada pengembangan pada SDM, manajemen,
bibit, dan koperasi koperasi susu. Menurut Suprayogi (2013) Kondisi geografis, ekologi, dan
kesuburan tanah di Indonesia cocok untuk pengembangan agribisnis persusuan. Di samping
itu produksi susu dalam negeri masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi dalam negeri, padahal pola konsumsi susu secara nasional mengalami kenaikan
1,6% setiap tahun seiring dengan peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat. Saat ini
produk dalam negeri baru bisa memenuhi tidak lebih dari 30% dari permintaan nasional; 70%
sisanya berasal dari impor. Tentunya kebijakan impor susu ini sangat menguras devisa
negara, mengurangi peluang usaha peternak, bahkan mengancam sistem ketahanan pangan
bangsa Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi
susu nasional, tetapi itu masih pada tingkat manajemen beternak, kelembagaan, maupun
kebijakan impor sapi.
Dalam agribisnis persusuan di Indonesia saat ini masih dibawah jauh dibandingkan
dengan negara- negara lain, hal ini dikarenakan penghasil susu indonesia masih terletak pada
peternak rakyat yang masih kurang baik dalam SDM, manajemen, dan pengelolaan koperasi-
koperasi susu. Mayoritas peternak sapi perah di Indonesia merupakan peternak kecil yang
memiliki kurang lebih dua sampai lima ekor sapi, sehingga mereka memerlukan pelatihan
dan pengembangan pengetahuan untuk meningkatkan produksi susu Sehingga fokus dalam
perbaikan dan pengembangan persusuan terletak pada permasalah –permasalahan ini,
pemerintah atau pihak-pihak yang terkait seharusnya segera memikirkan rencana strategis
yang dapat membantu peternak-peternak rakyat untuk meningkatkan hasil produksi susu.
Menurut Wulandari (2019) Dalam sektor peternakan, yang mempunyai peluang
pengembangan cukup luas di Indonesia adalah sapi perah, hal ini dikarenakan populasi sapi
perah di Indonesia sangat menyebar di berbagai daerah dan dari tahun ke tahun juga selalu
meningkat. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang menjadi konsumsi sehari-hari
masyarakat dan susu sangat bermanfaat bagi seluruh kalangan usia karena susu memiliki
kandungan gizi yang lengkap dan seimbang dan susu mengandung kalsium yang memiliki
manfaat untuk pertumbuhan tulang dan gigi
Berdasarkan analisis permasalahan yang terjadi pada lingkungan peternakan sapi
perah maka dapat diambil langkah-langkah alternative yang strtegis yaitu: (a) melakukan
peningkatan SDM dengan memperbanyak balai pelatihan khusunya untuk peternak sapi perah
rakyat (b) promosi kepada investasi bagi para investor terkait prospek usaha ternak sapi perah
(c) pengembangan produk dan optimalisasi unit pengolahan susu pasteurisasi (d) membangun
aliansi strategis dengan peternak besar dan industri pengolahan susu (e) pelatihan pengolahan
hasil susu secara mandiri (f) pengadaan bantuan bibit sapi perah dari pemerintah yang
memiliki potensi penghasil susu yang tinggi. Menurut purwono (2013) produksi susu sapi di
Indonesia 90 persen dihasilkan dari peternak rakyat, perananan kelembagaan untuk
pengembangan untuk pengembangan agribisnis sapi perah dalam rangka membantu
meningkatkan produktivitas para peternak kecil sangatlah penting. Salah satu bentuk
kelembagaan yang memiliki peran strategis sebagai wadah pembinaan dan penyuluhan.
KESIMPULAN
Dalam sektor peternakan, yang mempunyai peluang pengembangan cukup luas di
Indonesia adalah sapi perah, hal ini dikarenakan populasi sapi perah di Indonesia sangat
menyebar di berbagai daerah dan dari tahun ke tahun juga selalu meningkat. Susu merupakan
salah satu produk peternakan yang menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat dan susu sangat
bermanfaat bagi seluruh kalangan usia karena susu memiliki kandungan gizi yang lengkap
dan seimbang dan susu mengandung kalsium yang memiliki manfaat. Dalam agribisnis
persusuan di Indonesia saat ini masih dibawah jauh dibandingkan dengan negara- negara
lain, hal ini dikarenakan penghasil susu indonesia masih terletak pada peternak rakyat yang
masih kurang baik dalam SDM, manajemen, dan pengelolaan koperasi-koperasi susu.
Kebutuhan susu di Indonesia terus meningkat dan suplai susu nasional masih dibawah dari
kebutuhan sehingga perlu dilakukan langkah-langkah strategis yang dapat meningkatkan
atau mencukupi kebutuhan susu nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Purwono, Joko, Sri Sugyaningsih, and Anisa Roseriza. "Analisis kinerja koperasi produksi susu
dengan pendekatan balanced scorecard (studi kasus: koperasi produksi susu (KPS) Bogor
Jawa Barat)." Neo-Bis 7.1 (2013): 15-31.

Suprayogi, Agik, Hadri Latif, and Asep Yayan Ruhyana. "Peningkatan produksi susu sapi perah di
peternakan rakyat melalui pemberian katuk-IPB3 sebagai aditif pakan." Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia 18.3 (2013): 140-143.

Wulandari, Suci, and Prasetyo Ari Bowo. "Pengaruh Produksi, Konsumsi dan Harga Susu Sapi
Nasional Terhadap Impor Susu Sapi." Economic Education Analysis Journal 8.3 (2019): 1130-
1146.

Anda mungkin juga menyukai