Anda di halaman 1dari 29

BUSSINES PLAN

Industri Susu Skim


Jl. Raya Cianjur Cibeber Km. 07 No. 45 Desa Sukasari Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43285 Telp. (0263) 264596 HP. 085659629465 E-Mail : yadicjr72@yahoo.com

PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY

Tugas Terstruktur Mata Kuliah Agroindustri Persusuan Progam Magister Ilmu Peternakan Semester II Tahun Akademik 2011 /2012 Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Dr. Sc. Agr. Ir. H. Yusuf Subagyo, MP


E-Mail : susubagyo_yusuf@hotmail.com

Penyusun :

Yadi Mulyadi, S.Pt. / NIM. P2DA 11016

PROGRAM MAGISTER ILMU PETERNAKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2012

EXECUTIVE SUMMARY
Susu merupakan salah satu pangan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan lengkap, baik kandungan protein, lemak, mineral maupun vitamin. Oleh karenanya, susu saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok oleh sebagian besar masyarakat di dunia untuk menunjang kesehatan dan pemenuhan gizi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ketersediaan susu perlu diperhatikan. Industri Pengolahan Susu (IPS) memiliki peranan yang penting dalam upaya penyediaan dan pencukupan gizi masyarakat. Meningkatnya tingkat pendidikan dan tarap hidup masyarakat mendorong meningkatnya kesadaran akan pemenuhan pangan yang bergizi tinggi. Susu skim sebagai produk susu yang rendah lemak sejalan dengan pola hidup sehat dan meningkatnya produk olahan yang berbahan dasar susu skim mendorong kami untuk mendirikan PT. Mulya Fasya Skim Milk Powder Industri yang bergerak dalam pengolahan susu segar menjadi susu bubuk skim, karena kebutuhan dan permintaan akan susu skim ini 70 75 % masih import. Kegiatan pengolahan susu skim bubuk ini berdasarkan analisa keuangan yang dilakukan relative menjanjikan karena berdasarkan analisis IRR-nya 12.46 % jika dibandingkan dengan suku bunga pinjaman pada bank JABAR yaitu 10.8 %, Pengembalian modal investasinya juga relatif cepat yaitu 2 tahun 1 bulan 10 hari dan Analisis R/C nya sebesar 1.16 yang artinya setiap Rp 1.000.000 modal yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 160.000 atau usaha pengolahan susu skim ini memberikan keuntungan sebesar 16 % dari nilai modal yang diinvestasikan. Struktur permodalan dalam usaha ini 23,17 % merupakan modal pinjaman dan 76,83 % adalah modal sendiri. Berdasarkan asumsi-asumsi dan analisis keuangan yang dilakukan maka perencanaan usaha susu bubuk skim ini bisa dijalankan karena dari kajian yang dilakukan termasuk kajian analisis keuangan usaha susu skim ini memberikan keuntungan cepat karena tingkat pengembalian modal yang relatif cepat dan nilai keuntungan dari kegiatan usaha pengolahan susu bubuk skim ini berdasarkan hasil analisa akan mampu menutupi seluruh kewajiban dari keuntungan usaha dan

investasi pada kegiatan usaha ini menjanjikan apabila dibandingkan dengan menyimpan di bank dengan karena nilai IRR-nya lebih dari suku bunga pinjaman dan suku bungan simpanan yang berlaku di bank konvensional.
2

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Usaha (Company Overview) Sebagai negara agraris dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia,

Indonesia

harus mampu mewujudkan

kemandirian

dan

ketahanan

pangan.

Revolusi peternakan 2020 seperti diprediksikan Delgado, et al., (1998) yang akan terjadi di negara-negara berkembang, ternyata dapat berubah menjadi ancaman karena Indonesia sudah masuk dalam food trap negara-negara maju. Pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, serta perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia telah mendorong peningkatan konsumsi protein hewani, ironisnya hal ini justru mendorong peningkatan impor beberapa komoditas pangan yang terkait dengan peternakan, antara lain susu dalam jumlah yang sangat besar (lebih dari 70%). Industri Pengolahan Susu (IPS) mempunyai peranan penting dan strategis dalam upaya penyediaan dan pencukupan gizi masyarakat. Industri ini

mempunyai peluang besar dalam upaya penyediaan produk susu bagi 220 juta penduduk Indonesia yang saat ini konsumsi rata-rata baru mencapai 10,47 kg/kapita/tahun, masih jauh dibawah negara ASEAN yaitu Philipina 20

kg/kapita/tahun, Malaysia 20 kg/kapita/tahun, Thailand 20-25 kg/kapita/tahun, dan Singapura 32 kg/kapita/tahun. Peran dan kontribusi IPS dalam memenuhi permintaan susu saat ini sangat penting dan perlu terus dipertahankan, namun ke depan harus ada alternatif lain agar perkembangan IPS mampu menghadapi

dinamika dan perubahan harga susu di tingkat global yang sulit diprediksi. Susu merupakan salah satu pangan yang tinggi kandungan gizinya, bila ditinjau dari kandungan protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin. Dalam memenuhi kebutuhan protein, terutama pada kasus penderita gizi buruk, susu merupakan pilihan pertama. Sehingga ketersediaan susu perlu diperhatikan untuk memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Akan tetapi, susu juga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Usaha memenuhi ketersediaan susu harus disertai dengan usaha meningkatkan kualitas dan keamanan produk susu, karena seberapa pun tinggi nilai gizi suatu pangan tidak akan ada artinya apabila pangan tersebut berbahaya bagi kesehatan.

Peningkatan konsumsi susu setiap tahun didukung oleh kesadaran gizi masyarakat yang semakin membaik. Kemudian tingginya tingkat pendidikan masyarakat juga memberikan dampak positif terhadap pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi, termasuk diantaranya mengkonsumsi susu. Dengan demikian, terbuka peluang besar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi susu guna mencukupi kebutuhan gizi melalui pengembangan industri pengolahan susu. Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan konsumsi susu yakni dengan mengembangkan Industry pengolahan susu melalui PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY. Perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan susu skim milk powder ini diyakini mampu memenuhi kebutuhan konsumsi susu karena masih belum mencukupi kebutuhan. Industri pengolah baru tersedia sekitar 25-30 persen meliputi (skim milk powder, butter milk powder dll) sehingga sebagian besar kekurangannya (70-75 persen) masih diimpor. B. Tujuan Menempat posisi produk susu skim sebagai produk yang menunjang dalam pemenuh kebutuhan gizi masyarakat termasuk industri pangan yang berbasis susu skim. Tujuan umum kami ialah mampu memenuhi kebutuhan konsumsi susu skim masyarakat Indonesia. C. Visi dan Misi Perusahaan o Visi : Menjadi perusahaan industry pengolah susu skim yang berkualitas, higienis dan bersaing produk luar yang berbasis lokal sumber daya alam yang ada di Indonesia. o Misi : 1) Menciptakan produk susu skim yang berkualitas dan higienis 2) Menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar sehingga bisa mengurangi pengangguran dan memajukan sektor riil. 3) Memenuhi kebutuhan dalam negeri akan produk susu skim 4) Mampu bersaing dengan produk luar baik di pasar local maupun pasar internasional

D. 1. a) b) c) d) e) f) 2. a) b) c) d)

Gambaran Umum Usaha Identitas Perusahaan Nama Perusahaan Nama Brand Lokasi Perusahaan Pemilik Perusahaan Telp / Fax E-mail Identifikasi Produk Produk Bentuk Product Berat Kemasan Manfaat Produk : Susu Skim Bubuk : Dikemas dalam almunium foil dan kardus : 1.000 gram : Bahan baku pembuat produk susu olahan rendah lemak : PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY : Mulya Fasya Milk Skim disingkat MF SkimMilk : Jl. Raya Cianjur Cibeber Km. 07 No. 45 Cianjur : Yadi Mulyadi, S.Pt., MP. : 0263 264596 / 085659629465 : yadicjr722yahoo.com

II. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

A.

Pasar Potensial Wilayah pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan pasar

internasional dengan segmentasi pasar potensial yaitu kalangan masyarakat berpenghasilan menengah keatas, industri pengolahan susu seperti yohart, es krim. Wilayah potencial pemasaran produk relatif dekat dengan lokasi usaha yaitu berada di wilayah Jabodetabek dan Wilayah Jawa Barat lainnya. B. 1. a. Permintaan dan Penawaran Permintaan Dunia, Regional, dan Domestik Permintaan Dunia dan Regional Permintaan susu dan produk susu dunia kedepan diperkirakan akan meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan penduduk 1% per tahun dimana pertambahan terbesar adalah dari negara-negara berkembang. Perkiraan

pertambahan produksi susu di negara berkembang antara tahun 1997 2020 diperkirakan sebesar 2,73% (Delgado, et al, 2001) atau sebesar lebih kurang 10 15 juta ton/tahun. b. Permintaan Domestik Pada saat ini permintaan susu dan produk susu nasional di Indonesia belum dapat terpenuhi, sehingga harus mengimpor bahan baku susu sebesar + 70% atau 1,85 juta ton/tahun. 2. a. Penawaran Dunia, Regional, dan Domestik Penawaran Dunia dan Regional Terdapat 5 (lima) negara besar penghasil utama produksi susu yaitu : India, Amerika, Pakistan, China, dan Jerman dengan kapasitas produksi masing-masing sebesar 108 juta ton, 76 juta ton, 34,4 juta ton, 24,5 juta ton, dan 29,5 juta ton. Sedangkan Indonesia mengimpor bahan baku susu terbesar dari Australia dan New Zealand yang masing-masing memiliki kapasitas produksi sebesar 10,1 juta ton dan 15,8 juta ton.

Negara-negara pengekspor komoditi susu terbesar meliputi : New Zealand, Jerman, Belanda, Perancis, dan Belgia dimana New Zealand termasuk pula dalam kelompok negara Net Trade Surplus selain Australia, EU-25, Australia, Belarus, dan Agentina. Sedangkan negara-negara yang tergabung dalam kelompok Net Trade Deficit adalah : Mexico, Russia, Algeria, China, dan Jepang. Permintaan susu semakin meningkat setiap hari. Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan, pada tahun 2005 konsumsi susu di Indonesia sebesar 6 liter perkapita pertahun, pada tahun 2006 meningkat menjadi 7,7 liter perkapita pertahun, dan pada tahun 2007 tingkat konsumsi susu mencapai 9 liter perkapita pertahun. C. Kebutuhan Pasar Total produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) sebesar + 1,4 juta kg/hari atau 511.000 ton/tahun. Adapun bahan baku susu segar dari peternak sapi

perah dalam negeri yang diserap oleh IPS pada tahun 2008 sebesar 474.500 ton (1,3 juta kg/hari), sisanya diimpor sebesar 180.912 ton (sumber BPS). Potensi produksi susu di Indonesia terkonsentrasi di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sedangkan untuk wilayah diluar Jawa relatif lebih kecil meliputi Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Produksi riil industri susu pada tahun 2008 sebesar 622.720 ton dengan tingkat utilisasi 103.49%. Produk susu dan makanan dari susu selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sebagian juga diekspor dimana volume ekspor tahun 2008 sebesar 6.939 ton dengan nilai sebesar US$ 11.698.478. Sedangkan volume impor produk susu dan makanan dari susu sebesar 39.975 ton dengan nilai sebesar US$ 146.681.652. Harga bahan baku susu impor mengalami fluktuasi yang tinggi akhir-akhir ini. Harga Skim Milk Powder per ton tahun 2006 sebesar US$ 3.188, tahun 2007 sebesar US$ 4.204, dan diprediksikan di tahun-tahun mendatang harga akan meningkat kembali. Untuk masa mendatang, permintaan akan susu segar maupun produk turunannya diperkirakan terus meningkat seirama dengan pertambahan populasi, pertumbuhan ekonomi, perbaikan tingkat pendidikan,

kesadaran gizi dan perubahan gaya hidup.

Dalam pola konsumsi susu, Indonesia hanya menjadi pasar untuk produkproduk susu dari negara produsen seperti Australia dan New Zealand, padahal masih besar peluang untuk meningkatkan porsi produksi susu dalam negeri. Pada umumnya masyarakat indonesia masih mengkonsumsi susu bubuk dan susu kental manis lebih besar dibandingkan susu jenis lainnya. Hal ini diduga karena faktor kemudahan dalam penggunaan dan aman disimpan dalam waktu yang relatif lama. Melihat kondisi tersebut, ketersediaan susu skim milk masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat karena masih sebagian besar di impor sehingga usaha pembuatan susu skim merupakan sebuah peluang besar yang harus ditindak lanjuti dan merupakan cabang usaha yang menjanjikan. D. Sategi Pemasaran Berbicara rencana pemasaran tidak terlepas dari 4 unsur marketing mix yang biasa disebut sebagi 4 P, yaitu Produk, Price, Placement dan Promotion 1. Produk Produk yang dijual PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY ialah Susu Skim Bubuk / Skim Milk Powder yang diolah secara higienis dengan kualitas terbaik dengan kemasan praktis sesuai kebutuhan konsumen yaitu 250 gram, 500 gram dan 1.000 gram. 2. Price Pada prinsipnya harga produk yang dijual atau dipasarkan ditentukan berdasarkan beberapa faktor seperti, biaya variabel, biaya tetap, jumlah pesaing dan lain sebagainya. Penentuan harga secara sederhana terlampir dalam proyeksi

keuangan pada BAB IX. Adapun Harga yang ditetapkan oleh PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY mampu bersaing dengan perusahaan lain dengan harga jual yang terjangkau untuk seluruh segemntasi pasar / konsumen yang memanfaatkan susu skim produk perusaan kami. Adapun harga eceran terendah di pasaran dari produk susu skim dari PT. Mulya Fasya Skim Milk Industri untuk setiap kemasan yaitu : kemasan 1.000 gram.

3.

Placement Target pemasaran produk PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY adalah

memenuhi kebutuhan susu skim untuk pasar dalam negeri dan pasar luar negeri dan industry pengolaha susu skim. 4. Promotion Promotion yang dilakukan PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY diantaranya adalah dengan pemasangan iklan baik melalui media elektronik maupun media cetak. Untuk menjalankan 4P sangat dibutuhkan tim marketing yang sangat solid. Tim marketing akan sangat aktif melakukan promotion sehingga buat kedepan bisa membangun sistem jaringan marketing yang bisa menspport penjualan produk PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY diatas. Salah satu strategi yang akan

dijalankan dengan memperdayakan industry penghasil olahan susu yang berbasis susu skim sebagai produk dasarnya dengan melakukan kerjasama atau menjadi mitra dengan bahan dasar susu skim seprti : yohart, es krim dll.

III. ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI

A.

Lokasi dan Lahan Lokasi usaha akan direncanakan di wilayah Kecamatan Cilaku Kabupaten

Cianjur, tepatnya di Jalan Raya Cianjur - Cibeber. Kabupaten Cianjur merupakan daerah yang memiliki iklim investasi yang cukup baik dengan kemudahan izin pendirian usaha yang mudah. Akses transportasi yang tidak sulit didukung dengan ketersediaan lahan industri yang masih banyak memudahkan pendirian tempat usaha di wilayah Kabupaten Cianjur. Lokasi pabrik terletak di wilayah strategis karena relative dekat dengan sumber bahan baku ( susu segar ) dari wilayah Kabupaten Sukabumi ( Sukaraja Sukalarang dan Cibadak ) dan Kabupaten Cianjur ( Gekbrong, Warungkondang dan Cipanas ) dan memiliki prospek pasar yang cukup baik karena berdekatan dengan wilayah JABODETABEK dan Bandung. Hal ini sesuai dengan van der Berg (1990), bahwa untuk lokasi pabrik disarankan pemilihan lokasi pabrik insudtri susu hendaknya mempertimbangkan pembangunannya disekitar lokasi kantong susu yaitu daerah-daerah utama produsesn susu misalnya untuk Jawa Barat produsen susu berada disekitar kota Cianjur, Sukabumi, Bandung, Bogor dan Garut. Selanjutnya ketergantungan akan import bahan baku susu yang masih sekitar 70-75 % menjadi pertimbangan lain dalam menentukan lokasi pabrik dengan

memperhitungkan biaya pengangkutan dari pelabuhan. a. Denah dan Tata Letak Usaha

Ke Cibeber / Cianjur

SPB U
Jl. Raya Cianjur CibebeciCibeber Lokasi Usaha
Ke Cianjur

Puskesmas DTP Sukasari

10

b.

Skala Produksi Usaha susu skim ini berskala industri dengan total produksi susu skim

mencapai 600.000 kg per tahun. Adapun bahan baku yang digunakan yakni susu segar yang berasal dari peternak sapi perah lokal yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, dan Garut. c. Teknologi, Mesin dan Peralatan Susu skim adalah susu yang kadar lemaknya rendah karena telah mengalami proses pemisahan dengan krim, adapun mekanisme teknologi yang digunakan sebagaimana yang digambarkan dibawah ini :

.
11

d.

Teknis Tahapan Produksi Proses pembuatan susu pada setiap industri sangat bervariasi tergantung dari

jenis produk yang dihasilkan. Secara garis besar proses produksi pengolahan susu terdiri dari kegiatan penerimaan dan penyimpanan bahan baku, penyiapan bahan baku, proses produksi, pengemasan dan penyimpanan. Untuk menjamin kualitas produk dari pengaruh zat-zat pengotor, proses pengolahan susu dilakukan dengan sistem tertutup (close system) yang dikontrol/dioperasikan dari ruangan khusus. 1. Penjelasan Proses Susu mentah dari peternakan diperiksa sesuai standar komposisi kimia, dan komposisi bakteri. Kemudian emulsi susu dijernihkan dengan menggunakan separator (pemisah) atau dengan menggunakan filter, air susu perlu didinginkan secepat mungkin sesudah pemerahan dan penyaringan sekurang-kurangnya pada suhu 4oC7oC selama 2 atau 3 jam. Hal ini dilakukan untuk mencegah berkembangnya kuman yang terdapat didalam air susu.bila tidak mempunyai alat pendingin maka pendinginan tersebut dilakukan dengan menggunakan balok es, dalam hal ini milk can yang telah berisi susu dimasukkan kedalam bak yang berisi es dan ditutup rapat. Perlakuan panas, diantaranya pasteurisasi, sterilisasi dan pemanasan dalam temperatur yang sangat tinggi, dilakukan untuk menghilangkan mikroorganisma pathogen (penyebab penyakit) dan menghasilkan perubahan komposisi kimia dalam susu mentah tersebut untuk meningkatkan ketahanannya. Pada langkah penguapan, biasanya menghasilkan temperatur 40-70oC dalam evaporator, dan meningkatkan kadar padatan (solid) dalam susu sbesar 12-50 %. Tahap-tahap berikutnya terdiri daris atu, dua, atau beberapa tingkat drying, dimana emulsi susu terkonsentrasi mengering dan menjadi serbuk sampai mencapai kadar yang dibutuhkan saat akan dilakukan penyimpanan atau untuk aplikasi berikutnya. Pada perlakuan pendahuluan yang harus dikerjakan adalah penyaringan, separasi dan standarisasi. Penyaringan bertujuan memisahkan benda-benda asing misalnya debu, pasir, bulu, dan sebagainya yang terdapat dalam susu. Separasi bertujuan untuk memisahkan krim dan susu skim. Terutama bila dibuat bubuk krim atau bubuk skim.

12

Tujuan pemanasan awal untuk menguapkan sebagian air yang terkandung oleh susu, sampai mencapai kadar kurang lebih 45-50% saja. Alat yang digunakan untuk pemanasan pendahuluan adalah evaporator. Untuk memanaskan digunakan udara yang bersuhu antara 65-177oC tergantung jenis produk yang dibuat. Standarisasi adalah membuat susu menjadi sama komposisinya. Hasil susu dari peternak yang berbeda komposisinya dicampur sampai homogen yaitu dengan cara mengaduk atau dengan menuang susu dari wadah satu ke wadah yang lainnya. Pengeringan spray adalah teknik di industri yang telah banyak dilakukan pada pengeringan dan penyerbukan skala besar material yang sangat sensitif terhadap temperatur/termal. Pada emulsi susu, teknik pengeringan ini merubah emulsi menjadi sejumlah besar butiran dengan mengunakan atomiser yang terjatuh ke dalam ruang spray (spray chamber) yang didalamnya mengalir udara panas dari blower yang dipanaskan oleh heater (pemanas). Menyebabkan air menguap, dan butiran ini menjadi partikel-partikel padatan. Di ruang ini terjadi pemisahan antara padatan dengan uap/gas/udara. Padatan dalam bentuk butiran susu ini memiliki masa jenis yang lebih besar dari udara panas akan jatuh kebawah, sedangkan udara dengan masa jenis yang lebih ringan akan bergerak ke atas. Diagram alir proses pembuatan susu bubuk secara kereluruhan dapat dilihat : Tingkat keadaan 1 T1 = 4 oC h1 = 16,78 kJ/kg solid 42 % air 58 % Tingkat Keadaan 2 T2 = 75 Oc h2 = 313,19 kJ/kg solid 42 % air 58 % Tingkat keadaan 3 T3 = 27 oC h3 = 300,19 kJ/kg udara

Tingkat keadaan 4

Tingkat keadaan 5

Tingkat 6 T6 h6

keadaan

T4 = 167 oC h4 = 441,61 kJ/kg udara

T5 h5

= 74 Oc = 2633,6 kJ/kg

= 74 oC = 347,47 kJ/kg

uap = 58% udara

solid 42 %

13

Di pengeringan 1 tingkat, spray dryer dilengkapi dengan system conveyor pneumatic, untuk menghilangkan fraksi terakhir moisture dari susu bubuk, berjalan lambat dan menghabiskan dana. Produk akhir yang baik tanpa terjadi penggumpalan partikel (30-50 m) yang belum bisa berpencar di dalam air. Bentuk spray dryer dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Sebuah spray dryer yang di pasangkan dengan vibrating fluid bed system, dengan kata lain pengeringan 2 tingkat. Dengan metode ini, gumpalan-gumpalan partikel padat dari susu yang dihasilkan di akhir spray drying kemudian dimasukan ke dalam vibro-fluidized bed system yang dengan hati-hati dipanaskan dan didinginkan. Serbuk yang tidak tergumpal dapat kembali di masukan kembali ke dalam ruang spray untuk meningkatkan kualitas dari susu bubuk dengan cara mengatur distribusi ukuran partikelnya. Bentuk Vibro Fluidizing Bed Pengeringan 3 tingkat, dimana stationary fluid bed dari bubuk susu ditambahkan di dudukan kerucut untuk pengaturan penggumpalan dan pengeringan partikel yang lebih baik, adalah sebagai peningkatan dari metode ini. Setelah dikeringkan dan didinginkan, susu bubuk akhir ini harus di kemas dengan tempat yang cocok, jika dibutuhkan, dibawah kondisi khusus untuk pengawetan yang baik. 2. a. Proses-proses/hal penting dalam pembuatan susu bubuk Atomiser Nozzle Size Pemilihan merupakan hal yang kritis pada spesifikasi pembuatan serbuk, bukan hanya dibutuhkan sebagai alat pengatur laju aliran penguapan, tetapi juga mendapat pengaruh dari efek parameter physicochemical.

14

b.

Free Fat Konsentrasi untuk mendapatkan jumlah padatan yang lebih tinggi dengan

mengurangi prosentase lemak. c. Moisture Tergantung dari interaksi antara % lemak dan temperatur masuk, tetapi tidak tergantung dari konsentrasi julah padatan . e. Bulk Density Data Hasil Pengukuran Proses : Input Preheat temperaturs : inlet air temperaturs nozzle atomiser pressure 75C x 15 s; 97.5C x 15 s; and 120C x 2 min 170, 187.5 and 205C 150, 200 and 250 bar Output Powder characteristics evaluated: Retentate solids Drier air inlet temperature Nozzle atomiser pressure No. nozzles 25-45% 165-190C 140-290 bar 3 (reduced to 2 at higher pressures)

Proses Evaporasi menjadikan kadar air dari 87 % menjadi 50 %, diikuti dengan sray draying pada suhu tinggi sehingga menghasilkan susu bubuk dengan kadar air 3 %. Rendahnya kadar air ini menekan aktifitas air ( a-w ) pada pertumbuhan mikroba. Kebanyakan bakteri dan Kamir ( Yeast ) pertumbuhannya terhambat pada kadar 0,85. Secara khusus pertumbuhan bakteri berhenti pada kadar air 0,75, sedangkan kamir dan jamur berhenti pada kadar air 0,65 ( Early, 1998 ). Spray drying merupakan penyemprotan air dalam partikel halus ke dalam udara panas. Proses pengeringan dengan cepat sehingga menghindari adanya kerusakan zat gizi yang relative sensitive terhadap panas. Udara panas dan suspensi susu secara terus menerus di injeksikan ke dalam ruang pengering sebelah atas dengan laju yang seragam. Fasa gas, berbentuk campuran udara dan uap, berada dalam kondisi campuran ideal dan mengalir di dalam pengering sebagai campuran yang sempurna. Suspensi tersebut ketika disemprotkan, berbentuk bola yang homogen dan butiran seragam, yang bercampur
15

dalam ruang pengering tanpa terjadi interaksi antara satu dan yang lain. Udara diasumsikan sebagai gas ideal, Aliran panas mengalir dari udara panas ke butiran atau partikel dan gradient temperatur didalam partikel. Susu terdiri atas air dan bahan padat. Dalam perhitungan ini diasumsikan hanya entalphi air saja yang dihilangkan, sedangkan bahan padat dipertahankan. Proses diatas dapat mengeringkan 1 kg susu cair menjadi 0.16 kg susu bubuk, dimana kadar air susu dipertahankan 3 % agar tetap bertekstur menggumpal. Dalam Susu bubuk instan, Kristal laktosa yang berbentuk amorf berfungsi sebagai perekat partikel-partikel bubuk susu yang bila dikeringkan akan menghasilkan susu bubuk instan. Partikel bubuk yang saling merekat, bila dilarutkan dalam air menjadi lebih mudah larut karena tekstur susu bubuk lebih berpori memudahkan air masuk. Pada susu bubuk biasa perbandingan alfa laktosa dengan beta laktosa > 2 : 3 sedangkan susu bubuk instan 3 : 2.

16

IV. ASPEK MANAJEMEN

A.

Struktur Organisasi HEAD MANAGER


HRD (spv)
Administration (staff) Acounting (staff)

Operational (staff)

Security

Marketing (spv)
Promotion (staff) Coorporation (staff) Distribution (staff)

Production (spv)
Supply Chain (staff) Engineering (staff) Skim Milk (opr)
Purchasing (opr) Storage (opr)

Quality Control (spv)


Laborat (staff)

Distribusi (outshorse)

Panelis (staff)

B.

Kebutuhan Tenaga Kerja Tenaga kerja yang akan diperkerjakan oleh PT MULYA FASYA SKIM MILK

INDUSTRY sebanyak 42 orang tenaga kerja yang terlatih dan handal. Jumlah tenaga kerja terdiri atas 1 orang manager, 4 orang supervisor, dan 10 orang staff yang akan menangani proses produksi susu skim. Sedangkan untuk bagian pemasaran atau marketing akan memperkerjakan 20 orang, kemudian didukung tenaga operator produksi 3 orang dan security sebanyak 4 orang. C. Sumber Tenaga Kerja Banyaknya tenaga kerja yang dibutuhan oleh perusahaan diharapkan mampu menyerap tenaga professional yang handal, energik dan penuh dedikasi. Adapun sumber tenaga kerja akan diprioritaskan berasal dari putra/putri unggulan di wilayah Kabupaten Cianjur dan sekitarnya. Kebutuhan tenaga kerja diupayakan
17

diserap dari tenaga ahli atau lulusan fakultas peternakan, fakultas teknologi pangan, teknik mesin industry di wilayah Jawa Barat dan sekolah menengah kejuruan disekitar Kabupaten Cianjur. Selain itu, perusahaan juga memberikan kesempatan kerja untuk umum sebagai tenaga sales dan outlet yang akan ditempatkan di wilayah kerja PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY di wilayah Jawa Barat dan JABODETABEK. D. Balas Jasa Tenaga Kerja Bentuk apresiasi dan balas kerja atas kinerja yang dilakukan oleh seluruh staff/karyawan di PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY berupa gaji pokok, asuransi dan insentif yang proporsional. Adapun rincian gaji pokok yang dikeluarkan PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY ialah sebagai berikut. Manager Supervisor Staff Operator Security Tenaga Lepas : : : : : : Rp. 4.000.000,00 Rp. 2.000.000,00 Rp. 1.800.000,00 Rp. 1.200.000,00 Rp. 1.000.000,00 Rp. 750.000,00

E.

Job Discription Untuk menjelaskan masing-masing jabatan dalam struktur organisasi Mulya

Fasya Skim berikut:

Milk Industry,

maka diperlukan suatu uraian pekerjaan sebagai

Nama Jabatan : Head Manager Ringkasan Pekerjaan : Head Manager memimpin beberapa unit bidang fungsi

pekerjaan yang mengepalai beberapa atau seluruh manajer fungsional . Tugas dan tanggung jawab : 1. Membuat perencanaan, strategi, dan kebijakan yang menyangkut operasional perusahaan 2. Menyusun anggaran perusahaan dan program kerja 3. Menjamin operasional Mulya Fasya Skim Milk Industry 4. Melakukan kontrol secara keseluruhan atas operasional Mulya Fasya Skim Milk Industry
18

5. Memegang kendali atas keputusan penting yang bersifat umum atau berkaitan dengan masalah regulasi dan finansial 6. Bertanggung jawab dalam memajukan usaha 7. Menangani hubungan eksternal dengan stakeholder seperti halnya kerjasama, negosiasi antar korporat, pemerintah dan pihak-pihak luar yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi perusahaan . Nama Jabatan : spv Pemasaran (Marketing) Ringkasan Pekerjaan : Supervisor pemasaran berwenang mengelola pemasaran perusahaan secara menyeluruh. Tugas dan tanggung jawab : 1. Menyusun perencanaan, strategi pemasaran yang jitu, penjualan, harga, promosi, yang menyangkut kepentingan perusahaan 2. 3. 4. Mengembangkan strstegi pemasaran secara rinci Menjamin kelangsungan pemasaran selama kegiatan usaha perusahaan berjalan. Mengawasi kelangsungan secara keseluruhan pemasaran Mulya Fasya Skim Milk Industry 5. Melakukan yang dapat memaksimalkan perolehan / keuntungan dalam lingkup pemasaran 6. Menjalankan tugas yang diberikan oleh Manajer untuk melakukan kegiatan keuangan dalam pencapaian tujuan perusahaan 7. Dapat melihat suatu peluang yang ada di pasar yang dapat digunakan untuk memajukan pemasaran Susu Pasteurisasi. Nama Jabatan : spv Produksi (Production) Ringkasan Pekerjaan : Supervisor Produksi berwenang mengelola produk dan proses produksinya dari awal hingga akhir secara menyeluruh. Tugas dan tanggung jawab : 1. Pengatur strategi produksi. Melakukan rencana strategi produk dan inovasi baru, melibatkan makanan dan karyawan. 2. 3. Mengatur pengadaan inventory produk Pemapar strategi bisnis bagi Mulya Fasya Skim Milk Industry. Memberi dukungan pada manajemen dan berjalan sinergi dengan bagian keuangan dan marketing 4. Melakukan pengembangan produk disertai analisis pasar.
19

Nama Jabatan : Accounting Ringkasan Pekerjaan : accounting atau bagian keuangan berwenang mengelola

keuangan perusahaan secara menyeluruh. Tugas dan tanggung jawab : 1. Melaporkan secara berkala mengenai penggunaan dan pemasukan dana perusahaan 2. 3. 4. 5. Mencatat pengadaan dana secara utuh dan tetap pada waktunya Membuat laporan keuangan tahunan Mengatur A/R dan A/P perusahaan serta pembayaran pajak Menjalankan tugas yang diberikan oleh Manajer untuk melakukan kegiatan keuangan dalam pencapaian tujuan perusahaan 6. Mengelola dana anggaran perusahaan untuk disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan 7. 8. 9. Mengkaji biaya produksi yang tinggi Menghitung gaji bulanan karyawan Membayar pembelian persediaan barang, perlengkapan dan peralatan kantor Nama Jabatan : Quality Control Ringkasan Pekerjaan : Mengawasi dan melakukan control terhadap kualitas dan kuantitas mulai dari pemilihan bahan baku hingga produk yang siap dipasarkan.

20

V.

ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN POLITIK

A.

Pendapatan Perkapita Masyarakat Pendapatan perkapita masyarakat Indonesia yang diperoleh dari Badan

Statistika Nasional tahun 2011 menyebutkan sebesar 27 juta. Dengan demikian, pendapatan perkapita masyarakat cukup tinggi. Meningkatnya pendapatan

masyarakat ini mampu mempengaruhi perubahan pola konsumsi makan menjadi pola konsumsi makanan sehat. Perubahan pola konsumsi ini diharapkan mampu meningkatkan konsumsi susu sebagai sumber pangan bergizi tinggi. Industri susu pasteurisasi melalui PT Mulya Fasya Skim Milk Industry berperan dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi susu pasteurisasi masyarakat. B. Penyerapan Tenaga Kerja Berdirinya PT Mulya Fasya Skim Milk Industry memberikan dampak positif terhadap kondisi social masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja. Melalui penyerapan tenaga kerja local di sekitar pabrik diharapkan mampu menurunkan angka pengangguran di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya. Penyerapan tenaga kerja lokal akan meningkatkan kepercayaan masyarakat akan eksistensi industry karena masyarakat merasa terbantu dalam aspek ekonomi, mensejahterakan masyarakat lokal yang tergabung dalam perusahaan. C. Penambahan Devisa Pertumbuhan ekonomi melalui pertumbuhan sector perindustrian di Indonesia memberikan kontribusi cukup besar dalam pembangunan negara. Berdirinya industry susu skim PT Mulya Fasya Skim Milk Industry di Kabupaten Cianjur memberikan dampak positif terhadap penambahan devisa daerah maupun nasional secara lebih luas. Hal ini sesuai amanat pemerintah yang mendukung pertumbuhan industry lokal dan pertumbuhan perusahan-perusahaan baru dalam negeri sebagai ladang devisa yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat melalui program pembangunan. D. Keuntungan Transfer Pengetahuan/Teknologi Pendekatan aspek social masyarakat dengan berdirinya Industry susu pasteurisasi PT Mulya Fasya Skim Milk Industry melalui transfer ilmu pengetahuan atau teknologi industry pengolahan susu. Penerapan teknologi dan sains dalam memproduksi susu pasteurisasi secara modern diharapkan mampu memberikan
21

rangsangan positif dalam pengembangan pengetahuan masyarakat akan kemajuan teknologi. Aplikasi teknologi pengolahan susu juga diharapkan dapat dipelajari oleh tenaga kerja sehingga secara tidak langsung tenaga kerja/masyarakat memperoleh transfer pengetahuan dan teknologi mengenai Industry tersebut. Selain itu, pengetahuan mengenai manfaat mengkonsumsi susu pasteurisasi diharapkan mampu terserap secara tidak langsung di tengah masyarakat setelah mengetahui keberaaan industry susu pasteurisasi di lingkungan masyarakat. E. Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap Proyek Proyek PT Mulya Fasya Skim Milk Industry memberikan respon positif terhadap masyarakat di sekitar lokasi industri. Tidak hanya berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisik tetapi juga kondisi lingkungan psikis masyarakat. Peningkatan kondisi lingkungan fisik terjadi pada pembangunan fisik sepeti pembangunan/perbaikan jalan, jembatan, akses informasi, jaringan telepon yang mampu memberi manfaat positif untuk masyarakat. Selain itu, persepsi dan sikap positif masyarakat juga ditunjukkan dari bentuk kerjasama masyarakat dengan perusahaan melalui keikutsertaan masyarakat dalam proses produksi sebagai tenaga kerja di PT Mulya Fasya Skim Milk Industry.

22

VI.

ASPEK REGULASI DAN LEGALITAS

A.

Sistem Hukum Yang Berlaku Untuk Pendirian Usaha Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang investasi dan perijinan industri

pengolahan susu daiantaranya adalah Paket Kebijakan Pemerintah tanggal 23 Mei 1995, berisi tentang DNI (Daftar Negatif Investasi). Penjelasan tentang kebijakan ini adalah Industri pengolahan susu dalam negeri ditetapkan sebagai industri yang tertutup bagi penanaman modal kecuali memenuhi persyaratan terpadu dengan peternakan. Perpaduan antara industri pengolahan susu dengan industri peternakan sapi perah diharapkan mampu mendorong terbentuknya sistem agroindustri susu Indonesia berbasis sumber daya lokal. B. Persyaratan Administrasi Pendirian Usaha

Persyaratan admnistrasi untuk memperoleh persetujuan atau ijin yang dikeluarkan pemerintah Kabupaten Banyumas sesuai dasar hukum : Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 590/MPP/Kep/10/99 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perluasan dan Tanda Daftar Industri, ialah sebagai berikut. 1. Formulir permohonan (ijin industri SP 1 dan Pm II) yang telah diisi lengkap dan benar; 2. Foto copy akte pendirian perusahaan dan foto copy surat keputusan berwenang untuk Perusahaan Perseroan; 3. Foto copy akta pendirian koperasi yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang untuk perusahaan yang berbentuk koperasi; 4. Foto copy akta pendirian perusahaan yang telah didaftarkan pada pengadilan negeri untuk perusahaan persekutuan; 5. 6. 7. 8. Foto copy KTP penanggungjawab Perusahaan/Koperasi; Foto copy izin gangguan/AMDAL bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan; Neraca awal perusahaan; Pas foto penanggungjawab ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar.

Berkaitan dengan aspek regulasi dan legalitas tersebut, PT Mulya Fasya Skim Milk Industry memiliki kekuatan hukum berdasarkan kelengkapan berkas persyaratan administrasi pendirian usaha, dan perizinan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan melalui keputusan Perdagangan Republik Indonesia.
23

Kementerian

Perindustrian

dan

VII. ASPEK LINGKUNGAN Aspek lingkungan merupakan bagian yang tidak bias dipisahkan dalam suatu rencana pendirian industry. Aspek lingkungan yang meliputi aspek pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah. Pengelolaan limbah di industri pengolahan susu yakni menjalankan secara terintergrasi kegiatan pengurangan, segregasi dan handling llimbah sehingga menekan biaya dan menghasilkan output limbah yang lebih sedikit serta minim tingkat pencemarnya. Integrasi dalam pengelolaan limbah tersebut kemudian dibuat menjadi berbagai konsep seperti: produksi bersih (cleaner production), atau minimasi limbah (waste minimization). Karakteristik limbah cair industri susu tidak jauh berbeda dengan limbah cari industri makanan. Tetapi limbah cair yang berasal dari industri susu mempunyai karakteristik khas yaitu kerentanannya terhadap bakteri pengurai sehingga mudah terjadi pembusukan. Karakter air limbah industri susu mengandung kadar organik yang cukup tinggi tetapi mudah terurai. Kadar BOD pada air limbah susu + 4000 mg/L dan COD + 2000 mg/L. Perbandingan BOD dan COD setiap pabrik bervariasi namun secara umum adalah 1.75:1. Sedangkan kadar padatan tersuspensi (TSS) air limbah susu adalah + 800 mg/L. Sumber utama air limbah pada proses pembuatan susu sebagian besar berasal dari produk yang hilang yang ikut selama proses pencucian dan dihasilkan dari tumpahan/ kebocoran selama proses produksi. Produk yang hilang selama proses produksi diperkirakan mencapai 0.1%-3%. Kehilangan produk juga disebabkan oleh manajemen house keeping dan sistem operasional yang kurang baik terjadi saat pemindahan pipa saluran produksi, mesin evaporasi, proses pengisian dan sisa bahan baku yang rusak. Air limbah yang cukup besar juga dihasilkan dari air pendingin dan kondensat. Penanganan air buangan pendingin tersebut biasanya dapat diatasi dengan melakukan recycle melalui sistem tertutup sehingga dapat digunakan kembali. Volume air limbah yang dihasilkan setiap pabrik susu sangat bervariasi. Namun di beberapa negara maju tingkat efisiensi sudah cukup baik, volume air limbah yang dihasilkan dari pabrik susu dasar adalah 3.9 ltr/kg produk susu dan untuk pabrik susu terpadu adalah 11.2 ltr/ kg produk. Untuk Indonesia rata-rata volume yang dihasilkan dari sebuah pabrik susu adalah 2 ltr/kg produk susu.
24

VII. ANALISIS RESIKO

Analisis resiko usaha merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam mengurangi tingkat kerugian suatu perusahaan. Analisis resiko yang dilakukan yakni dengan mengamati indicator vital dalam proses produksi. Indikator yang diamati meliputi : a. b. c. d. Kenaikan harga bahan baku Kenaikan upah tenaga kerja Penurunan penjualan Kerusakan alat-alat produksi Berdasarkan asumsi indicator tersebut , PT Mulya Fasya Skim Milk Industri memiliki langkah antisipasi dalam mengatasi kemungkinan terbutuk atau resiko usaha. Adapun antisipasi resiko usaha tersebut sebagi berikut. 1. Pembelian Stock Bahan Bahan Baku dan Bahan Penolong Perusahaan akan membeli stok bahan baku melalui kontrak kerjasama dengan perusahaan rekanan membuat MoU yang saling menguntungkan. Untuk menghindari kenaikan harga secara tiba-tiba, kontrak kerjasama pemenuhan kebutuhan bahan baku selama satu tahun. Khusus bahan baku susu, perusahaan juga memberlakukan kerjasama saling menguntungkan dengan peternak. 2. Membuat Kontrak dengan Tenaga Kerja Kontrak dengan tenaga kerja dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan upah tenaga kerja. 3. 4. Memperluas Saluran Distribusi Pemasaran Membuat Inovasi Baru dan Promosi Produk Salah satu indicator penurunan daya beli masyarakat yakni titik jenuh masyarakat dalam mengkonsumsi produk yang sama tanpa ada inovasi. Sebagai bentuk antisipasi penurunan daya beli masyarakat, PT Mulya Fasya Skim Milk Industry membuat inovasi produk dengan menghimpun permintaan konsumen sehingga perusahaan mampu memberikan produk unggulan yang sesuai dengan keinginan konsumen. 5. Melakukan Maintenance Secara Berkala Hal ini sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan alat-alat produksi. Maintenance yang dilakukan secara berkala akan membantu perusahaan dalam mengoptimalkan kinerja alat produksi sehingga dapat memperpanjang usia produksi.

25

IX. A. Investasi

ASPEK FINANSIAL

Estimasi investasi yang dikeluarkan PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY B. Estimasi Penjualan Penjualan susu skim dijual sesuai dengan segmentasi konsumen dan kebutuhan pasar. Berdasarkan pengamatan pasar, konsumsi rata-rata susu skim untuk segmentasi industry pengolahan susu olahan dan konsumen lainnya . Melihat kebutuhan tersebut, PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY membuat kemasan susu skim menjadi tiga macam yakni 1.000 gram. Estimasi harga jual dan profit penjualan susu skim terlampir. C. Estimasi Biaya Produksi Estimasi biaya produksi dihitung berdasarkan biaya operasional dalam memperoduksi susu skim. Besarnya estimasi biaya produksi lebih jelasnya terlampir. D. Proyeksi Neraca Untung-Rugi Proyeksi untung-rugi berdasarkan estimasi penjualan susu skimi dan estimasi biaya produksi terlampir juga dalam lampiran. E. Kriteria Investasi (NPV, IRR, B/C rasio, PBP) Kriteria investasi disesuaikan dengan nilai NPV (Net Provit Value), IRR (Rentabilitas), B/C ratio (Benevit per Cost ratio) dan PBP (Payback Period) sebagai pertimbangan fnansial perusahaan. Hasil analisis financial disajikan pada data dalam lampiran. Berdasarkan hasil analisis, nilai Net Present Value (NPV) cukup tinggi. NPV adalah nilai sekarang dari arus kas usaha pada masa yang akan datang yang didiskontokan dengan biaya modal rata-rata yang digunakan kemudian dikurangai dengan nilai investasi yang telah dikeluarkan. Penghitungan analisis PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY dilakukan pada nilai bunga pinjaman Bank Jabar yaitu 10.8 % merupakan rata-rata bunga pinjaman yang berlaku sekarang ini. Penghitungan yang dilakukan menunjukan bahwa nilai NPV sebesar Rp. 122.823.539.397,98. Hal ini bernilai positif oleh karena itu maka dari sisi NPV dapat dipastikan bahwa usaha ini layak. IRR atau rentabilitas merupakan salah satu indikator aspek kelayakan usaha. Penghitungan IRR menggunaan batasan bunga pinjaman pada Bank jabar sebesar
26

10.8 % sebagai batas NPV positif dan 50% sebagai batas NPV negatif. IRR pada tabel menunjukkan nilai 12.46 %. Hasil tersebut menunjukan bahwa PT MULYA MILK INDUSTRY memenuhi aspek kelayakan jika dibandingkan dengan suku bunga pinjaman pada Bank jabar saat ini yakni 10.8 %. Artinya, bahwa keuntungan dari investasi untuk modal pembiayaan usaha pengolahan susu segar menjadi susu skim oleh PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha ini dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran dan jasa pinjaman dari modal yang diperoleh dari pinjaman karena profit investasi lebih besar dari suku bunga pinjaman dari bank pemberi pinjaman dan investasi ini masih tetap menguntungkan dan aman karena nilai IRR-nya melebihi suku bunga simpanan pada bank konvensional. Payback period menunjukkan lama waktu pengembalian modal awal yang dikeluarkan perusahaan. Payback period pada industry pengolahan susu PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY yakni dalam jangka waktu 2 tahun 1 bulan 10 hari. Artinya usaha pengolahan susu segar menjadi susu skim bubuk sanagat menjanjikan karena waktu pengembalian investasinya relative cepat. Hasil analsis R/C rasio PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY menghasilkan nilai 1,16 yang mempunyai arti bahwa setiap nilai investasikan kan memberikan keuntungan sebesar 16 %. Hasil R/C bernilai positif atau lebih dari 1 maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan usaha layak untuk dilaksanakan., demikian usaha industry susu pengolahan susu segar menjadi susu skim bubuk oleh PT. Mulya Fasya Skim Milk Powder ini menguntungkan atau menjanjikan jika dijalankan dan mampu bersaing di tengah maraknya industry pengolahan susu.

27

X.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan uraian dan analisa studi kelayakan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Segi pasar, permintaan terhadap susu skim terus meningkat setiap tahunnya, karena industry pengolahan yang menggunakan susu skim banyak bermunculan dan banyaknya masyarakat yang mengingkat susu rendah lemak sebagai upaya diet dan menghindari dari penyakit. Segi perekonomian, pembukaan industry MF Skim Milk kami ini dapat membantu dan mendukung kebutuhan masyarakat terhadap susu skim yang rendah lemak. Sehingga jika permintaan masyarakat terhadap susu skim meningkat, maka meningkat pula devisa negara. Selain itu, mampu mendorong perkembangan agrobisnis peternakan di Indonesia. Segi hukum, kami memiliki izin yang kuat dan diakui oleh hukum sebagai sebuah PerseroanTerbatas (PT) sehingga perusahaan dapat berkembang lebih efisien dan efektif. Segi produk, bahan baku

yang kami gunakan berasal dari peternak lokal dengan kualitas tinggi, mutu terjamin melalui tahap penguian bahan baku. Segi teknologi, kami menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi dan telah memenuhi syarat sebagai mesin yang berstandar nasional maupun internasional. Segi lokasi, lokasi yang kami gunakan letaknya cukup strategis karena dekat akses jalan raya di wilayah Desa Sukasari, Kecamatan Cialku, Kabupaten Cianjur. Segi manajemen SDM, memperkerjakan tenaga kerja yang telah ahli di bidangnya dengan upah yang telah disesuaikan dengan latar belakang, pengalaman serta budget perusahaan. Segi keuangan, biaya-biaya, kewajiban-

kewajiban dan harta yang kami gunakan balance dengan modal yang ada. Modal yang kami gunakan: modal sendiri 76,83 % dan modal pinjaman 23,17 %. Artinya kami mempunyai keyakinan bahwa bisnis plan pengolahan susu skim powder yang dilakukan PT. Mulya Fasya Skim Milk Industry yang berlokasi di Desa Sukasari Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur berdasarkan kajian dari seluruh aspek yang sudah kami lakukan bisnis ini akan dapat berkembang dengan baik. Untuk itu kami selaku pengelola merekomendasikan kepada pihak pemilik modal / lembaga peminjam modal untuk dapat merealisasikan kerjasama penanaman modal investasi bersama PT MULYA FASYA SKIM MILK INDUSTRY karena selain kegiatan usaha ini menguntungkan juga mendukung program pemerintah dalam menyehatkan dan mencerdaskan bangsa Indonesia.
28

29

Anda mungkin juga menyukai