Oleh:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan business plan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Industri
Pengolahan Susu.
Business plan ini kami susun dengan maksimal dengan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan business plan ini. Kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan business plan ini
dengan sebaik-baiknya. Sehingga business plan ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami sangat mengapresaiasi saran dan kritik
dari pembaca demi kebaikan business plan ini. Akhir kata kami berharap semoga business plan
ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Usaha..........................................................................................
1.2 Ringkasan Eksekutif.............................................................................................
BAB II ANALISIS USAHA
2.1 Analisis Pasar dan Pemasaran..............................................................................
2.2 Analisis Produksi..................................................................................................
2.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM)...............................................................
2.4 Analisis Keuangan................................................................................................
BAB III ROAD MAP KELANJUTAN USAHA
3.1 Risiko Usaha........................................................................................................
3.2 Rancangan Pengembangan Usaha........................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................
4.2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pasteurisasi merupakan salah satu cara pengolahan susu dengan cara pemanasan untuk
mempertahankan mutu dan keamanan susu. Susu pasteurisasi siap minum merupakan salah satu
produk susu yang telah banyak diminati oleh konsumen. Susu pasteurisasi merupakan bentuk
lain dari susu segar dan merupakan salah satu cara untuk memperpanjang daya tahan susu segar.
Jaminan kualitas dan keamanan pada susu pasteurisasi diharapkan akan dapat meningkatkan
konsumsi susu secara umum, dan secara tak langsung akan mendorong upaya peningkatan
produksi susu. Peningkatan konsumsi susu yang diharapkan adalah peningkatan konsumsi susu
segar atau susu murni, bukan susu bubuk dalam kaleng.
Industri Pengolahan Susu (IPS) memiliki peranan yang penting dalam upaya penyediaan
dan pencukupan gizi masyarakat. Potensi bahan baku susu dalam negeri selama ini masih belum
mencukupi kebutuhan industri pengolahannya baru tersedia sekitar 25-30 persen meliputi (skim
milk powder, butter milk powder dll) sehingga sebagian besar kekurangannya (70-75 persen)
masih diimpor.
Di Indonesia, tingkat konsumsi susu rata rata masih rendah, mendasarkan pada tingkat konsumsi
susu segar saat di Indonesia, yaitu sekitar 6 KG per kapita per tahun, angka ini merupakan yang
terendah di antara negara anggota Asean, bahkan bila dibandingkan dengan angka konsumsi susu
segar di negara maju, seperti di Eropa Barat, USA dan Jepang yang mencapai sekitar 200 KG per
kapita per tahun maka prospek adanya peningkatan konsumsi susu segar di Indonesia masih
sangat optimistik (Nugroho, 2010). Hal ini membuktikan bahwa tingkat konsumsi susu di
Indonesia termasuk paling rendah di Asia, namun demikian tingkat konsumsi susu di Indonesia
terus meningkat setiap tahunnya.
Peningkatan konsumsi susu setiap tahun didukung oleh kesadaran gizi masyarakat yang
semakin membaik. Kemudian tingginya tingkat pendidikan masyarakat juga memberikan
dampak positif terhadap pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi, termasuk diantaranya
mengkonsumsi susu. Dengan demikian, terbuka peluang besar untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi susu guna mencukupi kebutuhan gizi melalui pengembangan industri pengolahan susu.
Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan konsumsi susu yakni dengan mengembangkan Industry
pengolahan susu melalui PT. Milk-Mow Industry. Perusahaan yang bergerak di bidang industri
pengolahan susu pasteurisasi ini diyakini mampu memenuhi kebutuhan konsumsi susu segar
(fresh milk) di wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Adapun produk unggulan yang
dihasilkan ialah susu hasil pengolahan pasteurisasi.
1.1.1 Tujuan
Dengan memantapkan posisi susu pasteurisasi sebagai pioner dalam pemenuh
kebutuhan gizi masyarakat yang murah dan mudah diperoleh. Tujuan umum kami ialah
mampu memenuhi kebutuhan konsumsi susu masyarakat Indonesia.
ANALISIS USAHA
C. Kebutuhan Pasar
Berdasarkan hasil observasi di Koperasi Susu SAE (Pujom) sebagai salah satu penyuplai
susu pasteurisasi di Kabupaten Malang, KOPSAE hanya memproduksi susu pasteurisasi 2000
liter/bulan untuk wilayah Kabupaten Malang. Melihat kondisi tersebut, ketersediaan susu
pasteurisasi masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Malang dan
sekitarnya. Peningkatan kebutuhan susu setiap hari merupakan sebuah peluang besar yang
harus ditindak lanjuti dan merupakan cabang usaha yang menjanjikan.
D. Sategi Pemasaran
Berbicara rencana pemasaran tidak terlepas dari 4 unsur marketing mix yang biasa
disebut sebagi 4P, yaitu Produk, Price, Placement dan Promotion.
a. Produk
Produk yang dijual PT. Milk-Mow Industry ialah “Tsubasa” yang merupakan
susu hasil pengolahan secara pasteurisasi dan dikemas dalam botol plastik berisi 500
ml.
b. Price
Dalam menentukan harga ada beberapa faktor yang berpengaruh, seperti biaya
variabel, biaya tetap, jumlah pesaing, dll. Adapun harga yang ditetapkan oleh PT. Milk-
Mow Industry adalah 18.000/botol yang diharapkan mampu bersaing dengan
perusahaan lain dengan harga jual yang terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat.
c. Placement
Target pemasaran produk PT. Milk-Mow Industry adalah memenuhi kebutuhan
susu untuk seluruh wilayah Jawa Timur dan sekitarnya khususnya Kabupaten Malang
dan sekitarnya.
d. Promotion
Promotion yang dilakukan PT. Milk-Mow Industry diantaranya adalah dengan
pemasangan iklan baik melalui media elektronik maupun media cetak. Untuk
menjalankan 4P sangat dibutuhkan tim marketing yang sangat solid. Tim marketing akan
sangat aktif melakukan promotion sehingga buat kedepan bisa membangun sistem
jaringan marketing yang bisa menspport penjualan produk PT. Milk-Mow Industry
diatas. Salah satu strategi yang akan dijalankan dengan memperdayakan masyarakat
untuk meningkatkan ekonomi mereka, diantaranya dengan membangun dan mendorong
masyarakat yang ada dilingkungan sekitar untuk menjadi mitra. Bentuk kerjasama yaitu,
perusahaan menarik warga sekitar sebagai karyawan dan buruh di PT. Milk-Mow
Industry.
b) Skala Produksi
Usaha susu pasteurisasi ini berskala industri dengan total produksi susu
pasteurisasi mencapai 600.000 liter/tahun. Adapun bahan baku yang digunakan yakni
susu segar yang berasal dari peternak sapi perah lokal yang berada di wilayah Malang.
HEAD MANAGER
HRD
(spv)
Administration Acounting
(staff) (staff)
Operational
(staff)
Security
Outlet Purchasing
(outshorse) (opr)
Job Discription
Untuk menjelaskan masing-masing jabatan dalam struktur organisasi PT. Milk-
Mow Industry, maka diperlukan suatu uraian pekerjaan sebagai berikut:
1. Nama Jabatan : Head Manager
Ringkasan Pekerjaan : Head Manager memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan
yang mengepalai beberapa atau seluruh manajer fungsional .
Tugas :
1. Membuat perencanaan, strategi, dan kebijakan yang menyangkut operasional
perusahaan.
2. Menyusun anggaran perusahaan dan program kerja.
3. Menjamin operasional PT. Milk-Mow Industry.
4. Melakukan kontrol secara keseluruhan atas operasion PT. Milk-Mow Industry.
5. Memegang kendali atas keputusan penting yang bersifat umum atau berkaitan
dengan masalah regulasi dan finansial.
.
2. Nama Jabatan : SPV Pemasaran (Marketing)
Ringkasan Pekerjaan : Supervisor pemasaran berwenang mengelola pemasaran
perusahaan secara menyeluruh.
Tugas :
1. Menyusun perencanaan, strategi pemasaran yang jitu, penjualan, harga, promosi,
yang menyangkut kepentingan perusahaan.
2. Mengembangkan strstegi pemasaran secara rinci.
3. Menjamin kelangsungan pemasaran selama kegiatan usaha perusahaan berjalan.
4. Mengawasi kelangsungan secara keseluruhan pemasaran PT. Milk-Mow Industry.
5. Melakukan yang dapat memaksimalkan perolehan / keuntungan dalam lingkup
pemasaran.
6. Menjalankan tugas yang diberikan oleh Manajer untuk melakukan kegiatan
keuangan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
7. Dapat melihat suatu peluang yang ada di pasar yang dapat digunakan untuk
memajukan pemasaran Susu Pasteurisasi.
13
2. Mencatat pengadaan dana secara utuh dan tetap pada waktunya.
14
4. Mengatur A/R dan A/P perusahaan serta pembayaran pajak
5. Menjalankan tugas yang diberikan oleh Manajer untuk melakukan kegiatan
keuangan dalam pencapaian tujuan perusahaan
6. Mengelola dana anggaran perusahaan untuk disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan
7. Mengkaji biaya produksi yang tinggi
8. Menghitung gaji bulanan karyawan
9. Membayar pembelian persediaan barang, perlengkapan dan peralatan kantor
10. Membuat laporan tahunan
13
2.4 Analisis Keuangan
A. Investasi
Estimasi investasi yang dikeluarkan PT MY MILK INDUSTRY tersaji dalam tabel
estimasi proyeksi investasi sebagai berikut.
No Ite Jumlah Nil Jumlah TOT
m ai AL
INVESTASI
1 Pendirian Bangunan
a Pabrik 500.00 m2 1,500,000.00 750,000,000.0
0
b Kantor (2 lantai) 300.00 m2 3,000,000.00 900,000,000.0
0
c Quality Control 270.00 m2 1,500,000.00 405,000,000.0
0
2,055,000,000.00
2 Peralatan
a Mesin Pasteurisasi 1.00 unit 400,000,000.0 400,000,000.0
0 0
b Mesin Packaging 1.00 unit 300,000,000.0 300,000,000.0
0 0
c Mesin Cooling 2.00 unit 200,000,000.0 400,000,000.0
0 0
d Peralatan Kantor 200,000,000.0
0
1,300,000,000.00
3 Kendaraan
a Tangki Susu 1.00 unit 125,000,000.0 125,000,000.0
0 0
B Truk 4.00 Uni 150,000,000.0 600,000,000.0
t 0 0
b Pick UP 8.00 unit 110,000,000.0 880,000,000.0
0 0
c Mobil 1.00 unit 120,000,000.0 120,000,000.0
0 0
d Sepeda Motor 2.00 unit 12,000,000.00 24,000,000.00
1,749,000,000.00
TOTAL
5,104,000,000.00
B. Estimasi Penjualan
Penjualan susu pasteurisasi dijual sesuai dengan segmentasi dan kebutuhan pasar. Berdasarkan
pengamatan pasar, konsumsi rata-rata susu pasteurisasi untuk segmentasi anak sebanyak 100 ml
sampai 175 ml sedangkan segmentasi orang dewasa sebanyak 200 ml hingga 300 ml. Melihat
menjadi dua macam yakni MINI CUP 150 ml dan Medium CUP 250 ml. Adapun asumsi dan
Estimasi harga jual dan profit penjualan susu pasteurisasi tersaji pada tabel berikut ini.
Estimasi biaya produksi dihitung berdasarkan biaya operasional dalam memperoduksi susu
Proyeksi untung-rugi berdasarkan estimasi penjualan susu pasteurisasi dan estimasi biaya
Kriteria investasi disesuaikan dengan nilai NPV (Net Provit Value), IRR (Rentabilitas), B/C ratio
(Benevit per Cost ratio) dan PBP (Payback Period) sebagai pertimbangan fnansial perusahaan.
sekarang dari arus kas usaha pada masa yang akan datang yang didiskontokan dengan biaya
modal rata-rata yang digunakan kemudian dikurangai dengan nilai investasi yang telah
6.32% merupakan rata-rata bunga pinjaman yang berlaku sekarang ini. Penghitungan yang
dilakukan menunjukan bahwa nilai NPV sebesar Rp. 509,765,302.32. Hal ini bernilai positif
oleh karena itu maka dari sisi NPV dapat dipastikan bahwa usaha ini layak. IRR atau rentabilitas
merupakan salah satu indicator aspek kelayakan usaha. Penghitungan IRR menggunaan batasan
bunga sebesar 15% sebagai batas NPV positif dan 50% sebagai batas NPV negatif. IRR pada
tabel menunjukkan nilai 8.16%. Hasil tersebut menunjukan bahwa PT MY MILK INDUSTRY
memenuhi aspek kelayakan jika dibandingkan dengan suku bunga bank saat ini yakni 6.32%.
Artinya, lebih baik menginvestasikan modal untuk PT MY MILK INDUSTRY dari pada
diinvestasikan di bank karena profit investasi lebih besar dari suku bunga bank.
Payback period menunjukkan lama waktu pengembalian modal awal yang dikeluarkan
perusahaan. Payback period pada industry pengolahan susu PT MY MILK INDUSTRY yakni
dalam jangka waktu 7 tahun 10 bulan. Hasil analsis B/C rasio PT MY MILK INDUSTRY
menghasilkan nilai 1.16. Hasil tersebut bernilai positif maka dapat disimpulkan bahwa usaha
layak. Hal ini sesuai dengan criteria kelayakan dimana Usaha yang layak memiliki nilai B/C
rasio sebesar sama dengan 1 atau lebih dari 1. Dengan demikian usaha industry susu pasteurisasi
ini menguntungkan jika dijalankan dan mampu bersaing di tengah maraknya industry
pengolahan susu.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Industry susu sangat berpotensi untuk memulai usaha. Segi perekonomian, pembukaan
industry My Milk kami ini dapat membantu peningkatan minat masyarakat terhadap susu
pasteurisasi. Sehingga jika permintaan masyarakat terhadap susu pasteurisasi meningkat,
maka meningkat pula devisa negara. Selain itu, mampu mendorong perkembangan
agrobisnis peternakan di Indonesia. Susu merupakan salah satu pangan yang memiliki
kandungan gizi yang tinggi dan lengkap, baik kandungan protein, lemak, mineral maupun
vitamin. Oleh karenanya, susu saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok oleh sebagian
besar masyarakat di dunia untuk menunjang kesehatan dan pemenuhan gizi.
4.2 Saran
Sebaiknya pemateri lebih memahami dan mendalami rencana usaha, serta mengkaji lebih
dalam lagi agar menjadi lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Resnawati, Heti. 2020. Kualitas Susu Pada Berbagai Pengolahan dan Penyimpanan. Semiloka
Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas. Vol 8(2):497-
502
Nugroho, Bambang Ali. 2010. Pasar Susu Dunia dan Posisi Indonesia. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan. Vol 1 (3): 65-76