Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SUSU SAPI BOYOLALI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Manusia dan Lingkungan

Dosen Pengampu:
Drs Tukidi,M.pd
Oleh:
Maria Ulfa ( 3601418018)

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemampuan kepada penulis,
sehingga dapat menyusun makalah tentang SUSU SAPI BOYOLALI ini dengan
lancar. Sholawat dan salam semoga tetap dilimpah curahkan kepada Khotimul
Anbiya Wal Mursalin yakni Nabi Muhammad SAW. Sebagai Uswatun Hasanah
bagi umat semesta alam.

Makalah ini disusun untuk dijadikan bahan pembelajaran bagi para mahasiswa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, tentunya masih
banyak kekurangan, baik dari segi materi yang dipaparkan maupun dalam
kesempurnaan sistematika. Selanjutnya dengan kerendahan hati, penulis berharap
kepada para pembaca agar memberikan koreksi apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan guna memperbaiki penulisan makalah dimasa yang akan
datang.

Kami ucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang telah membantu penulis
dalam pembuatan makalah ini. Semoga amal baik semua pihak dibalas oleh Allah
SWT. dengan balasan yang berlipat ganda. Semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, 10 Oktober 2018

Maria Ulfa
DAFTAR ISI

Kata pengantar                                                                                                      i


Daftar Isi                                                                                                               ii
BAB I               : PENDAHULUAN
                            A. Latar Belakang                                                                     
iii
                            B. Rumusan Masalah                                                                
iii
                            C. Tujuan Masalah                                                                    
iii
D. Manfaat Penelitian
iii
BAB II              : PEMBAHASAN
A. Keadaan populasi sapi perah yang ada di Boyolali, Jawa
Tengah                                                           1

                         B. Prospek industri susu 2


C. Proses pengolahan susu 3
D. Peluang usaha pengolahan susu dan keju 4
BAB III            : PENUTUP
                            A. Kesimpulan                                                                          5
                            B. Saran                                                                                     
6
                            C. Daftar Pustaka                                                                     
7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin modern dan pengetahuan maupun teknologi


yang berkembang pesat telah mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara
umum. Masyarakat dari golongan atas maupun bawah, sadar akan pentingnya
kesehatan. Wujud kesadaran masyarakat yakni dengan mengkonsumsi makanan
yang mampu memenuhi kebutuhan gizi, salah satunya susu.

Masyarakat mengkonsumsi susu baik berupa susu segar maupun olahannya,


seperti yoghurt, keju, susu bubuk, susu skim, susu kental manis, dan lain
sebagainya. Susu sangat bermanfaat bagi pemenuhan gizi karena mengandung zat
yang diperlukan oleh tubuh yakni protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan
mineral yang berperan penting bagi pertumbuhan, penggantian sel rusak, dan
meningkatkan sistem imun tubuh. Oleh karena itu minum susu sangat dianjurkan
terutama pada masa anak – anak untuk meningkatkan pertumbuhan dan
kecerdasan.

Susu di Indonesia diperoleh dari hasil pemerahan kambing pada sapi perah.
Kebanyakan sapi perah yang dikembangkan di Indonesia adalah bangsa sapi Fries
Holland maupun peranakannya. Populasi sapi perah terbesar di Indonesia adalah
di Boyolali Jawa Tengah. Peningkatan populasi sapi perah dapat dilakukan pada
sebuah daerah didukung potensi dari daerah tersebut. Potensi-potensi daerah
untuk pengembangan sapi perah dapat ditingkatkan dengan penyediaan
ketersediaan pakan, pengetahuan peternak, permintaan susu, pendapatan peternak,
infrastruktur pasar, peranan lembaga pemberi kredit dan kebijakan pemerintah
lokal.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan populasi sapi perah yang ada di Boyolali, Jawa
Tengah?
2. Bagaimana prospek industri susu?
3. Bagaimana proses pengolahan susu?
4. Bagaimana peluang usaha pengolahan susu dan keju?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui populasi sapi perah yang ada di wilayah Boyolali, Jawa
Tengah.
2. Mengetahui peran koperasi yang berkaitan dengan pemasaran susu yang
ada di Boyolali, Jawa Tengah.

D. Manfaat Penelitian
Supaya tahu bahwa susu sangat bermanfaat bagi pemenuhan gizi dan tahu
bahwa susu mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh yakni protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang berperan penting bagi
pertumbuhan, penggantian sel rusak, dan meningkatkan sistem imun tubuh
BAB II

PEMBAHASAN

A. Populasi Sapi Perah di Boyolali, Jawa Tengah

Boyolali merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Tengah. Boyolali


terkenal dengan sebutan kota susu karena didaerah tersebut merupakan sentra
peternakan sapi perah terbesar di Jawa Tengah. Secara geografis Boyolali dibagi
menjadi dua wilayah, yakni dataran tinggi dan dataran rendah. Kecamatan yang
termasuk dataran tinggi yakni kecamatan Cepogo, Musuk, Ampel, dan Selo.
Daerah ini merupakan tempat yang cocok untuk pengembangan sapi perah, karena
tempatnya yang sejuk dan didukung oleh ketersediaan pakan hijau yang melimpah
dan sumber air yang bersih.

Penduduk kabupaten Boyolali banyak yang memelihara sapi perah untuk


menambah pendapatan keluarga disamping pendapatan utamanya sebagai petani.
Pada umumnya sapi perah yang ada di Indonesia adalah bangsa sapi Fries Holland
(FH) dan peranakannya. Menurut Syarief dan Sumoprastowo (1984), bangsa sapi
FH merupakan bangsa sapi perah yang memiliki tingkat produksi tertinggi
dibandingkan dengan bangsa sapi perah lainnya. Dengan tingkat produksi rata-
rata setiap satu masa laktasi (10 bulan ) adalah sekitar 3,050 liter atau sekitar 10
liter perekor perhari, di tempat asalnya produksi susu permasa laktasi rata-rata
sebanyak 7.245 liter atau sekitar 20 liter perhari. Rendahnya tingkat produksi ini
menyebabkan peternak memerlukan input produksi yang tinggi untuk
mempertahankan usaha ternak dan pencapaian produksi optimal.
Peternakan sapi perah yang ada di kabupaten Boyolali terdapat tiga pola usaha
yang ditinjau dari output yang dihasilkan. Pola usaha tersebut antara lain :

1. Memelihara sapi perah dengan output utama susu

2. Memelihara sapi perah dengan output utama berupa anak sapi

3. Memeliharaan sapi perah dengan output utama susu dan anak sapi.

Sistem pemberian pakan pada umumnya dilakukan sebanyak dua kali yaitu pagi
dan sore hari. Hijauan segar diberikan sebanyak 25-30 kg setiap hari. Pemberian
pakan dilakukan setelah pemerahan. Pemberian konsentrat jadi sebanyak 4-5 kg
dan diberikan 2 kali sehari. Air minum tidak diberikan secara ad libitum sebab
peternak hanya memberikan air minum pada saat memberikan komboran.

Sistem pemerahan yang dilakukan umumnya masih bersifat tradisional, yaitu


pemerahan susu dilakukan secara manual menggunakan tangan. Pemerahan
umumnya dilakukan dua kali sehari setelah diberikan pakan konsentrat dan
sebelum pemberian pakan hijauan. Pemerahan pagi dilakukan pukul 05.00 sampai
06.00 WIB, sedangkan pemerahan sore dilakukan mulai pulul 15.00 sampai 16.00
WIB.

B. Prospek Industri Susu

a) Analisis Strategi
Faktor-faktor strategis internal yang menjadi kekuatan (strength) industri
pengolahan susu dipaparkan sebagai berikut:
1) Kendali mengatur harga susu segar
2) Struktur industri yang memiliki kekuatan untuk menghambat
masuknya pemain baru dalam industri
3) Tingkat keuntungan usaha cukup besar karena industri pengolahan
susu termasuk industri padat modal dengan menggunakan
teknologi tinggi sehingga efisiensi produksi dapat dicapai.
4) Jaringan distribusi pemasaran sudah terkoordinasi

Faktor-faktor strategis internal yang menjadi kelemahan (weakness)


industri pengolahan susu dipaparkan sebagai berikut.

1) Komponen impor bahan baku yang tinggi membuat pengadaan


bahan baku industri pengolahan susu sangat tergantung dengan
fluktuasi nilai tukar mata uang regional.
2) Biaya produksi yang tinggi, sehingga membutuhkan biaya yang
sangat besar untuk mengembangkan perusahaan maupun
mengganti peralatan produksi yang sudah tua. Modal investasi
cukup besar karena industri pengolahan susu ini termasuk industri
padat modal dengan menggunakan teknologi tinggi.
3) ada skala kecil, industri pengolahan susu sangat sensitiv terhadap
perubahan biaya dan penerimaan sehingga sangat beresiko.

C. Proses pengolahan susu sapi

Susu sapi merupakan bahan makanan yang mudah rusak. Oleh sebab itu
perlu mendapat perawatan secara khusus. Berikut ini adalah proses
pengolahan susu sapi:
1) Setelah mendapatkan susu hasil perahan, segera bawa susu hasil perahan
tersebut ke kamar susu, kemudian disaring. Penyaringan harus dilakukan
segera untuk menghindari agar jangan sampai kuman-kuman yang hinggap
pada kotoran di dalam air susu mendapat kesempatan untuk berkembang
biak lebih lanjut
2) Setelah disaring, baru dilakukan penakaran apabila ingin mengetahui
jumlah produksi
3) Kemudian susu hasil perahan dari beberapa ekor sapi tersebut dicampur
perlahan-lahan sampai menjadi campuran air susu yang homogen
4) Selanjutnya, air susu dialirkan ke alat pendingin.Selama 2 - 3 jam.
Pendinginan air susu bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri
sehingga air susu sapi bisa bertahan lama. Atau bisa juga melakukan
pasturisasi terlebih dahulu sebelum susu dialirkan ke alat pendingin agar
bila terdapat organisme atau bakteri yang merigikan bisa mati
5) Secara sederhana, pendinginan bisa dilakukan dengan menempatkan botol-
botol air susu atau susu yang sudah di pak dalam kantong plastik,
kemudian dimasukkan ke dalam bak yang berisikan es. Sedangkan
pasturisasi sederhana dapat dilakukan dengan cara merebus air susu diatas
kompor di temperatur 74 decel selama 6 menit
6) Setelah proses pendinginan/pasturisasi selesai, susu boleh dimasukkan ke
dalam boto-botol untuk dikirim ke konsumen.

D. Peluang usaha pengolahan susu dan keju

Boyolali memang merupakan sentra peternakan sapi perah terbesar di


Jawa Tengah. Menurut data dari Badan Pusat Statistika Kabupaten
Boyolali, sebanyak 14 dari total 19 kecamatan yang ada di Boyolali
menghasilkan susu setiap harinya, dengan rata-rata 120.000 liter per hari.
Jumlah dalam setahun sebanyak 48.075.220 liter pada tahun 2013. Jumlah
tersebut terus meningkat setiap tahunnya, sehingga tidak heran kalau
pemenuhan kebutuhan susu secara nasional, 53,43 persennya disuplai dari
produksi susu di Jawa Tengah, terutama Boyolali.

Banyaknya jumlah susu yang dihasilkan di Boyolali, menjadikannya


sebagai potensi dan peluang dalam pengembangan ekonomi dan bisnis.
Kabupaten Boyolali memiliki potensi dalam besarnya jumlah susu yang
dihasilkan, Bapeda Kabupaten Boyolali turut kerjasama dengan Jerman
dalam pengembangan ekonomi. Noviyanto terlibat dalam Lembaga Donor
Pemerintah Jerman tersebut yang bernama Deutscher Entwicklungsdient
(DED) dan memberikan pelatihan soal pemanfaatan susu. Selepas tugas
dari DED, Noviyanto mendirikan pabrik keju Indrakila pada tahun 2009.
Pabrik keju yang terletak di Dukuh Karangjati, Karanggeneng, Boyolali
tersebut mampu mengolah hingga 1 ton susu setiap harinya menjadi
berbagai jenis produk keju.
BAB III

PENUTUP

5. Kesimpulan

Penduduk kabupaten Boyolali banyak yang memelihara sapi perah untuk


menambah pendapatan keluarga disamping pendapatan utamanya sebagai petani.
Tingkat produksi rata-rata setiap satu masa laktasi (10 bulan ) adalah sekitar 3,050
liter atau sekitar 10 liter perekor perhari, di tempat asalnya produksi susu permasa
laktasi rata-rata sebanyak 7.245 liter atau sekitar 20 liter perhari. Rendahnya
tingkat produksi ini menyebabkan peternak memerlukan input produksi yang
tinggi untuk mempertahankan usaha ternak dan pencapaian produksi optimal.

Banyaknya jumlah susu yang dihasilkan di Boyolali, menjadikannya sebagai


potensi dan peluang dalam pengembangan ekonomi dan bisnis. Kabupaten
Boyolali memiliki potensi dalam besarnya jumlah susu yang dihasilkan, Bapeda
Kabupaten Boyolali turut kerjasama dengan Jerman dalam pengembangan
ekonomi dan mampu mengolah hingga 1 ton susu setiap harinya menjadi berbagai
jenis produk keju. Pabrik keju Indrakila memproduksi 9 jenis keju dengan variasi
yang unik.

Keju Indrakila telah dipasarkan di beberapa kota besar di Jawa, Kalimantan, Bali,
dan Lombok. Pembeli keju diantaranya pemilik restoran atau hotel yang
membutuhkan keju sebagai bahan masakan, terutama kalangan ekspatriat di Bali
dan Jogja. “Salah satu kelebihan dari keju produk pabrik Indrakila adalah
harganya yang lebih murah dan rasa kejunya yang berbeda karena dibuat dengan
susu lokal.
6. Saran

a) Mahasiswa berperan aktif dalam pendampingan dan pemberian pelatihan


dalam pengolahan susu dan keju khas Boyolali.
b) Pemerintah daerah lebih memperhatikan usaha kecil menengah serta lebih
meningkatkan publikasi mengenai pengolahan susu dan keju khas
Boyolali.
Daftar Pustaka

Anoraga, Panji S.E.,M.M.2004. ”Manajemen Bisnis”. PT RINEKA, Jakarta

http://news.indonesiakreatif.net/variasi-keju-lokal-khas-boyolali/

http://www.agrotekno.net/2013/07/mengolah-susu-menjadi-keju_29.html

http://rinaprilia.blogspot.co.id/2013/12/sumber-daya-genetik-di-boyolali.html

http://syahril121292.blogspot.co.id/2013/01/makalah-usaha-pengolahan-
susu.html

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=93828&val=299

Anda mungkin juga menyukai