Anda di halaman 1dari 2

Tugas Mata Kuliah : Progres Sistem Produksi Ternak

Dosen : Prof. Dr. Ir. Budi Prasetyo Widyobroto, DEA., DESS., IPU., Asean Eng.

Nama Mahasiswa : Nelly Kusrianty

NIM : 21/476417/SPT/214

Bagaimana pendapat Saudara tentang peternakan sapi perah di Indonesia

1. Prioritas peningkatan jumlah peternak sapi perah


2. Peningkatan produksi susu per sapi perah
3. Peningkatan jumlah populasi sapi perah
4. Peningkatan lahan Kawasan pengembangan sapi perah
5. Reorientasi peternak sapi perah dari skala kecil menjadi skala layak usaha misal jumlah
perpeternak 20-30 ekor

Jawab :

1. Peningkatan jumlah peternak sapi perah ditunjang dengan beberapa factor antara lain
Pendidikan, motivasi, social culture, dan tujuan. Seorang peternak minimal memiliki
pengetahuan tentang sapi perah dan beternak sapi perah. Motivasi juga merupakan
factor penting untuk memulai sebuah usaha beternak sapi perah. Sedangkan social
culture merupakan budaya beternak yang sudah dimiliki oleh seseorang untuk
menunjang perkembangan usaha beternak sapi perah. Dan yang terakhir adalah
seorang peternak haruslah memiliki tujuan untuk melaksanakan usaha sapi perah.
Prioritas peningkatan jumlah peternak sapi perah seharusnya juga dituangkan dalam
rencana pembangunan pemerintahan setiap daerah karena tanpa dukungan pemerintah
dalam bentuk regulasi produksi dan pemasaran dapat menurunkan motivasi peternak.

2. Produksi susu merupakan faktor esensial dalam menentukan keberhasilan usaha sapi
perah, karena jumlah susu yang dihasilkan akan menentukan pendapatan peternak.
Produksi susu sapi perah di Indonesia berkisar antara 8 - 10 l/ekor/hari (Ramli et al.,
2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu antara lain genetik,
lingkungan serta interaksi antara kedua faktor tersebut. Faktor genetik yang
mempengaruhi produksi yaitu bangsa ternak, sedangkan faktor lingkungan yang
mempengaruhi produktivitas antara lain pakan, iklim, ketinggian tempat, bobot badan,
penyakit, kebuntingan dan jarak beranak, bulan laktasi (Nugroho et al., 2010).
Selanjutnya kualitas susu akan semakin menurun seiring dengan pertambahan umur
ternak terutama bahan padatannya.

N. Ramli, M. Ridla, T. Toharmat, dan L. Abdullah, 2009. Produksi Dan Kualitas Susu
Sapi Perah Dengan Pakan Silase Ransum Komplit Berbasis Sumber Serat Sampah
Sayuran Pilihan. Jurnal Indonesia, Tropical Animal Agriculture Vol 34 (1).
Aju Tjatur N.K dan Moh. Nur Ihsan. 2010. Penampilan Reproduksi Sapi Perah Friesian
Holstein (Fh) Pada Berbagai Paritas Dan Bulan Laktasi Di Ketinggian Tempat Yang
Berbeda. Jurnal Ternak Tropika Vol. 11 No. 2.

3. Peternakan sapi perah dan kondisi persusuan di Indonesia masih menghadapi berbagai
hal yang dilematis. Saat ini Indonesia masih harus impor sekitar 80% untuk mencukupi
kebutuhan nasional karena produksi lokal baru mampu memenuhi 20% dari total
kebutuhan nasional. Upaya pemerintah antara lain adalah meningkatkan kelahiran pedet
melalui UPSUS Siwab dan Sikomdan sejak tahun 2017. Kegiatan lain yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan populasi yaitu penyempurnaan regulasi pemerintah, dan
upaya lainnya adalah dengan melakukan import sapi perah.

4. Peningkatan lahan Kawasan pengembangan sapi perah di Indonesia khususnya pulau


jawa sangat tidak memungkinkan karena luasan lahan di pulau Jawa saat ini lebih
banyak termanfaatkan untuk pengembangan wisata dan lainnya. Berbeda dengan diluar
pulau Jawa lahan yang belum termanfaatkan untuk peternakan.

6. Reorientasi peternak sapi perah dari skala kecil menjadi skala layak usaha misal jumlah
perpeternak 20-30 ekor. Untuk mewujudkan Indonesia yang mampu menempatkan susu
sebagai salah satu pangan strategis sumber kecerdasan anak bangsa haruslah
didukung dengan kebijakan pemerintah yang lebih ramah terhadap investasi pada
sector peternakan khususnya sapi perah. Peran air susu ibu hanya mampu mencukupi
kebutuhan anak sampai dengan 6 bulan, sehingga peran susu formula yang bersumber
dari ternak perah sangat dibutuhkan. Peternakan rakyat dengan skala kecil dapat
meningkat menjadi skala layak usaha apabila ada motivasi dan dorongan dari peternak
dan pemerintah. Selain itu factor yang mempengaruhi perubahan skala usaha
bersumber dari lingkungan dan ternak itu sendiri. Lingkungan meliputi pakan, lahan dan
air minum juga teknologi perkawinan yang terus diaplikasikan seperti IB. Dan dari ternak
itu sendiri berupa memaksimalkan potensi genetic ternak itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai