NIM : 21/476417/SPT/214
Tugas : Papper tentang riset terkini di bidang peternakan yaitu Genome Editing
GENOME EDITING
penggantian dan penyambungan DNA pada genom suatu organisme hidup dengan
menyambungnya. Pengertian lain dari genome editing adalah sebuah metode untuk
merakit genetic melalui sebuah sekuens DNA yang disisipkan, diganti, dihapus, dan
atau dipindahkan dari genom sebuah organism eke organisme yang lain dengan
dibantu oleh enzim. Genome editing memanipulasi gen melalui transgenic klasik dalam
menginduksi sifat baru dalam tanaman dan hewan dengan recombinasi genetik alami.
Tujuan yang akan dicapai pada genom editing ini adalah mengedit susunan basa DNA
genom sehingga pada saat proses penerjemahan asam amino dapat merubah sifat
menghilangkan fungsi gen merupakan upaya penting. Pada tahap awal rekayasa
genom, DNA mikro diinjeksi ke dalam embrio tahap satu sel atau zygot diikuti dengan
transfer embrio ke ternak penerima dilakukan karena prosedur yang mudah. Akan
tetapi karena karena pendekatan ini menyebabkan keruskan dan efisiensi yang rendah.
Teknologi ini tidak disarankan pada ternak sebagai prioritas tetapi digunakan pada
tikus. Untuk mengatasi masalah tersebut dengan menginjeksi atau memasukkan mikro
pada ternak. Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT) diperkenalkan dan berhasil
dilaksanakan untuk memkproduksi ternak cloning. Aplikasi SCNT untuk tujuan produksi
perkembangannya relative lambat karena pemrograman ulang yang tidak normal dan
Selama tiga dekade terakhir, teknologi genome editing baru terus berkembang,
dimulai dari ODM (Oligonucleotide Diregted Mutagenesis), ZFNs (Zinc Finger Nucleasis),
Repeats). CRISPR-Cas disebut-sebut memiliki nilai termurah pada prosesnya dan tidak
membutuhkan waktu yang lama. pada tahun 2007 oleh Doudna dan Emmanuelle
Charpentier ahli dari Jerman membuat penelitian lebih lanjut tentang bagaimana
Thermopillus memakai DNA spacer dalam system pertahanan tubuh yaitu Cas9.
pengeditan genom telah berkembang pesat dari waktu ke waktu. Namun kebijakan
nasional dan consensus tentang teknologi ini belum mengikuti tren saat ini dan ada
perbedaan dalam kebijakan seputar topik genom editing diberbagai negara (Yum S.O.,
et al, 2018). Di Indonesia teknologi rekayasa atau metode edit genom sudah mulai
mengatur tentang teknologi ini masih dalam proses pembahasan sejak tahun 2019
berbagai system biologi pada yeast/ragi, serangga, cacing, tanaman dan mamalia dari
hewan pengerat hingga pada monyet, menjadikan teknologi genome editing paling
popular dalam sejarah, karena dapat digunakan untuk mengubah genom yang beragam
mulai dari tumbuhan juga hewan. Sistem CRISPR-Cas9 juga memiliki kemampuan untuk
memodifikasi berbagai genom dengan efisensi dan akurasi yang lebih besar, akan tetapi
CRISPR-Cas9 walaupun sangat efisien untuk perbaikan genetik hewan, sistem ini juga
menimbulkan resiko potensial dalam kasus-kasus tertentu (Zhang J.H., et all., 2016)
Masalah yang utama dalam system ini adalah pengeditan diluar target
eksperimen illegal atau yang tidak bertanggung jawab oleh beberapa komunitas ilmiah.
Untuk masalah pengeditan diluar target dibuktikan dengan beberapa penelitian yang
menunjukkan efek pengeditan genom diluar target, sehingga menyebabkan hilangnya
fungsi yang tepat pada gen seperti mengaktifkan gen yang tepat untuk pengobatan
dengan menginduksi gen yang mampu menghancurkan dan mengikat bagian lain pada
target sequen DNA. Akibat dari pengeditan diluar target adalah penyusunan Kembali
kromosom dan mutasi lainnya termasuk integrasi ketidak cocokan DNA (Zhang J.H., et
all., 2016).
Tahun 2017 di Uni Eropa dan Inggris, kebijakan dan pedoman GMO atau
yang diproduksi oleh GM harus diberi label khusus oleh pihak terkait. Di UE, European
Food Safety Authority (EFSA) diakreditasi untuk meninjau secara ilmiah dampak
makanannya. Akan tetapi untuk keabsahan dan legal penggunaan bahan makanan yg
bersumber dar GM itu dikeluarkan oleh EFSA (Zhang D., et al, 2020).
tanaman, hewan, mikroorganisme dan produk mereka dengan struktur genetic yang
pertanian di China. Hingga produk turunan dari genome editing regulasinya juga diatur
oleh system regulasi GMO. Akan tetapi, sebuah kelompok pekerja yang tergabung
dalam The National Biosafety Comitee (NBC) tahun 2016 memberikan bantuan teknis
tentang penilaian resiko untuk teknologi baru termasuk genome editing namun belum
melarang hal tersebut. Dan penggunaan teknologi ini dengan tujuan penelitian diatur
dengan peraturan yang sama dengan regulasi yang mengatur modifikasi genetic secara
konvensional, yang memerlukan izin dari biosafety comitee pada Office of The Gene
penggunaan teknologi genome editing pada tumbuhan dan hewan dengan tidak
memasukkan materi genetic baru kedalam genom. Keputusan baru telah disetujui untuk
teknik genom editing dengan catatan perubahan yang dilakukan hampir mirip jika
kelompok ahli pada tahun 2014 untuk menetapkan aturan baru untuk New Breeding
Technic (NBTs). Resolusi CTNBio No. 16 (RN16) telah disetujui pada Januari 2018.
bahwa produk yang dibuat oleh BTs termasuk CRISPR-Cas9 akan dikenal sebagi
keturunan tanpa adanya DNA Recombinan juga RNA Rekombinan, maka keberadaan
induk secara alami dievaluasi berdasarkan analisis kasus perkasus dan dianggap
Sumber Referensi :
1. Supatmi, 2016. CRISPR-Cas9 Cara Terbaru Untuk “Memukul Jatuh Gen”. Biotrends
Vol 7. No. 2.
1.10.2021
3. Yum S.Y., K.Y. Youn, W.J. Choi, dan G. Jang, 2018. Development of Genome
4. Zhang D., A. Hussain, H. Manghwar, K. Xie, S. Xie, S. Zhao, R.M. Larkin, P. Qing,
S. Jin, and F.Ding, 2020. Genome editing with the CRISPR-Cas System: an art,
1669