Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH BIOLOGI SEL

REKAYASA GENETIK HORMON DI BIDANG FARMASI

OLEH
I NYOMAN WARGI TRISNA JAYA / 221023008
B5 LINTAS JALUR

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS BALI INTERSIONAL
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rekayasa genetik atau rekombinan DNA merupakan kumpulan teknik-teknik
eksperimental yang memungkinkan peneliti untuk mengisolasi, mengidentifikasi, dan
melipatgandakan suatu fragmen dari materi genetika (DNA) dalam bentuk murninya.
Pemanfaatan teknik genetika di dalam bidang pertanian maupun peternakan diharapkan dapat
memberikan sumbangan, baik dalam membantu memahami mekanisme-mekanisme dasar
proses metabolisme maupun dalam penerapan praktisnya seperti misalnya untuk
pengembangan tanaman-tanaman pertanian maupun hewan-hewan ternak dengan sifat
unggul. Untuk tujuan ini dapat dilakukan melalui pengklonan atau pemindahan gen- gen
penyandi sifat-sifat ekonomis penting pada hewan maupun tumbuhan, pemanfaatan klon-klon
DNA sebagai marker (penanda) di dalam membantu meningkatkan efisiensi seleksi dalam
program pemuliaan .Rekayasa genetika merupakan dasar dari bioteknologi yang di dalamnya
meliputi manipulasi gen, kloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi genetik, dan
genetika modern dengan menggunakan prosedur identifikasi, replikasi, modifikasi dan
transfer materi genetik dari sel, jaringan, maupun organ (Sutarno, 2016). Rekayasa genetika
juga dapat berperan penting dalam dunia kesehatan khususnya dunia farmasi. Salah satu
contohnya adalah rekayasa genetika dalam produksi salah satu antibiotic dan juga
pembentukan hormone yaitu insulin. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai
pembawa pesan (chemical messenger), disekresikan olehs ejenis jaringan dalam jumlah yang
sangat kecil dan dibawa oleh darah menuju target jaringan di bagian lain dari tubuh untuk
merangsang aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus . Pankreas adalah organ pada
sistem pencernaan yang memiliki fungsi utama yakni untuk menghasilkan enzim pencernaan
serta beberapa hormon penting seperti insulin dan glukagon. Panckreas juga mengsekresikan
hormon amilin, somatostatin, dan polipeptida pankreas. Peran insulin di dalam tubuh sangat
penting, antara lain adalah mengatur kadar gula darah agar tetap dalam rentang nilai normal.
Saat dan setelah makan, karbohidrat yang kita konsumsi akan segera dipecah menjadi gula
dan masuk aliran darah dalam bentuk glukosa Salah satu jenis teknik rekayasa biokimiawi
adalah salah satu Teknik yang dapat digunakan dalam biosintesis antiobitik adalah teknik
Biosintesis Hibrida. Teknik ini untuk mengkonstruksi molekul baru antibiotik hibrida.
Antibiotik hibrida, merupakan antibiotik makrolida, yang strukturkimianya merupakan
penggabungan (hibrid) dari dua antibiotik alamiah. Pengembangan antibiotik-makrolida, juga
bahan baku obat lainnya, dapat dilakukan dengan berbagai teknik atau cara, baik kimiawi,
biokimiawi maupun pendekatan genetikawi. Sumberdaya manusia Indonesia, utamanya para
sarjana farmasi, umumnya telah menguasai teknik-teknik untuk modifikasi struktur molekul
dari suatu obat, berbasiskan pada pertimbangan-ilmiah yang terdapat pada khazanah ilmu
kimia medisinal/farmakokimia. Contoh lain pemanfaatan rekayasa genetic pada hewan
misalnya pemanfaatan Hormon bST (bovine somatotrophine hormone). Dengan rekayasa
genetik dihasilkan hormon pertumbuhan hewan yaitu bST

1.2 Rumusan Maslah


1. Apakah definisi rekayasa genetika?
2. Apakah rekayasa genetika hormon dalam dunia farmasi sangat diperlukan, sertakan
alasan?
3. Apakah ada produk dari rekayasa genetika hormon dalam dunia farmasi?
4. Bagaimanakah metode pembuatan dan cara kerja produk rekayasa genetika hormon?
5. Dalam segi apakah peran ilmu pengetahuan Biologi Sel dalam rekayasa genetika
hormon di dalam dunia farmasi?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rekayasa Genetika


Rekayasa genetik atau rekombinan DNA merupakan kumpulan teknik-teknik
eksperimental yang memungkinkan peneliti untuk mengisolasi, mengidentifikasi, dan
melipatgandakan suatu fragmen dari materi genetika (DNA) dalam bentuk murninya.
Pemanfaatan teknik genetika di dalam bidang pertanian maupun peternakan diharapkan dapat
memberikan sumbangan, baik dalam membantu memahami mekanisme-mekanisme dasar
proses metabolisme maupun dalam penerapan praktisnya seperti misalnya untuk
pengembangan tanaman-tanaman pertanian maupun hewan-hewan ternak dengan sifat
unggul. Untuk tujuan ini dapat dilakukan melalui pengklonan atau pemindahan gen- gen
penyandi sifat-sifat ekonomis penting pada hewan maupun tumbuhan, pemanfaatan klon-klon
DNA sebagai marker (penanda) di dalam membantu meningkatkan efisiensi seleksi dalam
program pemuliaan Rekayasa genetika merupakan dasar daribioteknologi yang di dalamnya
meliputi manipulasi gen, kloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi genetik, dan
genetika modern dengan menggunakan prosedur identifikasi, replikasi, modifikasi dan
transfer materi genetik dari sel, jaringan, maupun organ. Sebagian besar teknik yang
dilakukan adalah memanipulasi langsung DNA dengan orientasi pada ekspresi gen tertentu.
Dalam skala yang lebih luas, rekayasa genetik melibatkan penanda atau marker yang sering
disebut sebagai Marker-Assisted Selection (MAS) yang bertujuan meningkatkan efisiensi
suatu organisme berdasarkan informasi fenotipnya .Salah satu aplikasi dari rekayasa genetik
adalah berupa manipulasi genom hewan. Hewan yang sering digunakan menjadi uji coba
adalah mamalia. Mamalia memiliki ukuran genom yang lebih besar dan kompleks
dibandingkan dengan virus, bakteri, dan tanaman. Sebagai konsekuensinya, untuk
memodifikasi genetik dari hewan mamalia harus menggunakan teknik genetika molekular
dan teknologi rekombinan DNA.
Keunggulan rekayasa genetik adalah mampu memindahkan materi genetik dari
sumber yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan terkontrol dalam waktu yang lebih
singkat. Melalui proses rekayasa genetika ini, telah berhasil dikembangkan berbagai
organisme maupun produk yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Teknologi khusus
yang digunakan dalam rekayasa genetik meliputi teknologi DNA Rekombinan yaitu
pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke
dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya untuk terintegrasi dan mengalami
perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel inang.(Sutarno,
2016) Dengan berkembangnya teknik-teknik molekuler, telah memungkinkan terjadinya
percepatan perkembangan dalam bidang rekayasa genetik suatu makhluk hidup. Penguasaan
teknik rekombinan DNA telah memungkinkan berkembangnya teknik rekayasa materi
genetik yang memungkinkan dibentuknya hewan transgenic (Sutarno, 2016).

2.2 Pentingnya rekayasa genetik di dunia Farmasi


Rekayasa genetic cukup berperan penting dalam bidang farmasi di era modern ini,
Salah satu contohnya adalah adanya penelitian tentang rekayasa genetika antibiotic yang
dimana hal ini dimaksudkan agar diperoleh antibiotic yang memiliki efektifitas yang tinggi.
Selain itu dilakukan juga penelitian tentang rekayasa genetika pada pernggunan hormone
insulin. Secara mekanisme kerja, insulin akan berikatan dengan reseptor spesifik pada
sel hati, lemak, dan otot sebagai respons terhadap peningkatan kadar glukosa dalam
darah, memicu translokasi intraseluler glukosa, dan meningkatkan pengambilan
glukosa oleh jaringan perifer (otot dan lemak). Insulin memicu reaksi glikolisis dalam hati
dan menghambat sekresi glukagon dengan cara memberikan sinyal untuk menghentikan
produksi glukosa melalui glikogenolisis dan glukoneogenesis sehingga kadar glukosa
darah berkurang. Pada perkembangannya, teknologi rekayasa genetika memungkinkan gen
untuk ditransfer ke spesies lain. Gen pengkode insulin manusia berhasil dimasukkan
ke dalam sel Escherichia coli (Hardianto et al., 2021) . Penemuan teknik rekayasa genetika
pada E. coli untuk menghasil- kan insulin, jauh lebih menguntungkan karena yang dihasilkan
adalah insulin manusia sehingga tidak memberikan efek sampingan seperti halnya insulin
hewan serta dapat dihasilkan banyak insulin dalam waktu yang relatif pendek (Novilia
Susianawati, 2006).

2.3 Contoh produk rekayasa genetika di bidang Farmasi


Salah satu contoh produk rekayasa genetic khususnya rekayasa genetic hormone
adalah pembuatan dari insulin. Hormon insulin dikeluarkan kelenjar pankreas dan berfungsi
mengatur kadar glukosa darah. Penderita diabetes mellitus tidak mampu memproduksi
insulin. Produk hormon insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik rekayasa genetika
dengan teknologi Plasmid. Insulin adalah hormon yang berfungsi menurunkan kadar gula
dalam darah. Produksi insulin dapat dilakukan dengan mentransplantasikan gen-gen
pengendali hormon tersebut ke plasmid bakteri. Keberhasilan memindahkan gen insulin
manusia ke dalam bakteri sudah dapat diperoleh, yaitu melalui bakteri- bakteri yang tumbuh
dengan metode fermentasi. (Noviantari, 2020)

2.4 Metode Pembuatan dan Cara Kerja Produk Rekayasa Genetika Hormon

Metode pembuatan insulin yaitu melalui rekayasa genetika dimanaa gen ditransfer ke
spesies lain. Gen pengkode hormon insulin manusia berhasil dimasukkan ke dalam sel
Escherichia coli pada tahun 1978 oleh Genentech. Selanjutnya, insulin manusia diproduksi
pada skala industri oleh Eli Lilly pada tahun 1982. Novo Nordisk memproduksi insulin
manusia dengan menggunakan sistem eskpresi mikroorganisme Saccharomyces
cerevisiaepada tahun 1991 (NovolinTM) di Amerika Serikat, dan ActrapidTM,
ProtaphaneTM, dan MixtardTMdi Eropa. Pada tahun 1995, Sanofi mengembangkan insulin
manusia menggunakan E. coli dan dipasarkan pada tahun 1997. Sekarang ini insulin manusia
dan insulin analog diproduksi menggunakan sistem ekspresi E. coli, S. cerevisiae, dan Pichia
pastoris (Hardianto et al., 2021).Gen pengkode insulin dari sel-sel Langerhans pada pankreas
disisipkan atau diinsersi pada vektor plasmid. Plasmid yang telah disisipi gen target tersebut,
atau disebut sebagai plasmid rekombinan kemudian ditransformasikan pada sel kompeten
berupa sel E. coli sehingga sel kompeten tersebut dapat dikloning atau diperbanyak dan
selanjutnya mampu mengekspresikan gen pengkode insulin tersebut. Dimana masing-masing
gen polipeptida alfa dan beta disintesis, gen tersebut disisipkan pada submit E. coli yang
mengandung promoter, operator dan gen struc- tural yang mengkode β–galaktosidase, gen
alfa dan
beta disisipkan ke dalam plasmid yang terpisah, plasmid yang telah disisipi gen insulin
dimasukan ke dalam sel E. coli, insulin terbentuk dari proses ekspresi gen, protein (insulin
dimurnikan dan dipotong sehingga terpisah dengan protein β-galaktosidase), diperoleh
polipeptida alfa dan beta insulin kemudian polipeptida alfa diikatkan dengan polipeptida beta
sehingga diperoleh insulin yang siap untuk digunakan (Mohamed et al., 2022). Cara kerja
produk rekayasa genetika hormon berupa insulin tersebut yaitu Insulin merangsang
pemasukan glukosa pada membran tanpa bantuan glukokinase. Glukosa oleh insulin di
membran akan diterima oleh second messenger sehingga dapat membuat terowongan/channel
untuk untuk pemasukan glukosa. Enzim yang mempengaruhi dalam reaksi ini adalah
heksokinase. Glukosa menurun oleh karena adanya reaksi heksokinase, peningkatan
glikolisis, peningkatan HMP shunt, peningkatan glikogenesis dan peningkatan siklus asam
sitrat. Glukosa meningkat diharapkan terjadi pula peningkatan pembentukan triasilgliserol,
tetapi juga dapat meningkatkan lipolisis. Pada perubahan triasilgliserol menjadi asam lemak
bebas menggunakan enzim lipase. Triasilgliserol lipase akan dihambat oleh insulin dengan
cara mengaktifkan fosfodiesterase yang akan merbah cAMP menjadi 5’AMP yang
menginaktifkan adenilat siklase, sehingga lipolysis menurun, menstimulasi lipogenesis.
Insulin meningkat akan menyebabkan lipogenesis meningkat, lipolisis menurun, glikogenesis
meningkat, glikogenolisis menurun, glikoneogenesis menurun dan glikolisis meningkat
(Petersen et al., 2018).

2.5 Peran Ilmu biologi sel dalam rekayasa genetika hormon di bidang farmasi
Biologi sel adalah ilmu yang mempelajari sel, baik pengertian maupun organella yang
ada di dalam sel serta fungsinya. Tubuh organisme hidup tersusun oleh sel, apabila organisme
hidup tersebut hanya memiliki satu sel maka termasuk organisme uniseluler seperti yeast,
protozoa, dan bakteri. Organisme multiseluler seperti manusia, hewan dan tumbuhan
merupakan organisme yang tersusun dari banyak sel. Sel merupakan unit terkecil dari
kehidupan, yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda tergantung tempat dan
fungsi dari jaringan yang disusunnya. Sel pertama kali yang ditemukan oleh Robert Hooke
pada tahun 1665. Sel dalam bahasa Latin adalah cellula yang artinya bilik kecil. Pada awal
sel ditemukan, yang terlihat adalah sel gabus yang tampak hanya seperti bilik karena sel
gabus yang diamati adalah benda mati. Dalam perkembangannya, Hooke melihat perbedaan
antara sel gabus dengan sel hidup. Di dalam sel hidup terdapat cairan kental yang kemudian
disebut protoplasma. Dengan ditemukannya mikroskop elektron yang mulai dikenal pada
tahun 1950-an, sel dapat dilihat sampai komponen yang lebih rinci. Sel juga merupakan
tempat yang berongga (cytosi) dan kantong yang berisi (cella). Pengetahuan akan komposisi
dan cara kerja sel merupakan hal mendasar bagi semua bidangilmu biologi. Pengetahuan
akan persamaan dan perbedaan di antara berbagai jenis sel merupakan hal penting khususnya
bagi bidang biologi sel. Persamaan dan perbedaan mendasar tersebut mempunyai pemersatu
yang memungkinkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari suatu sel diekstrapolasikan dan
digeneralisasikan pada jenis sel lain yang dimana ini berperan penting pada konsep rekayasa
genetika.
DAFTAR PUSTAKA

Hardianto, D. et al. (2021) ‘Insulin: Produksi, Jenis, Analisis, Dan Rute Pemberian’,
Bioteknologi & Biosains Indonesia, 8(2), pp. 1–11. Available at:
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JBBI.

Mohamed, E. et al. (2022) ‘PRODUCTION OF INSULIN USING RECOMBINANT DNA’.


Noviantari, A. (2020) ‘Prosiding Seminar Nasional Sains Pemanfaatan Teknologi Biologi Sel
Dalam Dunia Kedokteran Modern Abstrak’, Sinasis, 1(1), pp. 121–127.

Novilia Susianawati, dan, Kesehatan Lingkungan FIK UMS, P. and Sekolah Pasca Sarjana
UGM ABSTRAK, B. (2006) ‘Kemajuan Iptek Untuk Kemaslahatan Umat’, Suhuf,
XVIII(02), pp. 156–165.

Petersen, M. C. et al. (2018) ‘Mechanisms Of Insulin Action and Insulin Resistance’, pp.
2133–2223. doi: 10.1152/physrev.00063.2017.

Sutarno, S. (2016) ‘Rekayasa Genetik dan Perkembangan Bioteknologi di Bidang


Peternakan’, Proceeding Biology Education Conference, 13(1), p. 23.

Anda mungkin juga menyukai