“REKAYASA GENETIKA”
Di susun oleh :
1. Bunga Yeni S (17484019) 10. Diana Lestari (17484030)
2. Clara Lelarosa A (17484021) 11. Dwi Kurnia (17484031)
3. Danik Untari (17484022) 12. Dwi Setyawan (17484032)
4. Desi Melisa (17484023) 13. Ellany Febi (17484033)
5. Desta Hastiyan M (17484024) 14. Elda Laura (17484034)
6. Desy Imtinan M (17484025) 15. Elly Nur (17484035)
7. Dewi Ratnasari (17484026) 16. Elmaya Eka (17484036)
8. Dewi Susanti (17484027) 17. Enggar Witaningrum (17484037)
9. Diah Nori S (17484028)
2
KATA PENGANTAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Dalam perjalananya, rekayasa genetik mendapat tanggapan, baik yang mendukung
maupun yang menolak tentang pengembangan rekayasa genetik. Tanggapan beragam datang
dari berbagai kalangan. Evaluasi konsekuensi dari rekayasa genetik tentunya sangat beragam,
baik dari sisi lingkungan hidup, agama kesehatan manusia dan terutama motivasi dan sosial
kultural masyarakat. Untuk menyadari secara konkret sampai dimana perkembangan ilmu
genetika dan penerapanya serta tanggapan beberapa kalangan masyarakat, maka makalalah ini
dibuat.
1.3. Tujuan
Yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Mengetahui pengertian dari rekayasa genetika.
b. Mengetahui perkembangan rekayasa genetika dalam kehidupan.
c. Mengetahui penggunaan rekayasa genetika pada tumbuhan, hewan dan manusia.
d. Mengetahui dampak penggunaan rekayasa genetika.
5
BAB II
PEMBAHASAN
7
4. Pelestarian keanekaragaman hayati melalui rekayasa genetika, misal jamur bisa
berkurang keganasanya menyerang tanaman (Chen dan Nuss, 1999).
2. Bidang Farmasi
a. Pembuatan protein yang penting dalam kesehatan seperti hormon faktor tumbuh
Protein pengatur dan pembuatan obat–obat.
3. Bidang Pertanian
Pertanian diharapkan akan menikmati keuntungan paling banyak dari teknik
rekayasa genetika seperti:
a. Mengganti pupuk nitrogen mahal menjadi pupuk oleh fiksasi nitrogen alami
b. Teknik rekayasa genetika mengusahakan tanaman-tanaman( khususnya yang
mempunyai arti ekonomi) yang tidak begitu peka terhadap penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, jamur,dan cacing
c. Mengusahakan tanaman yang manpu menghasilkan pestisida sendiri.
d. Membentuk revolusi hijau
e. Tanam-tanaman yang mampu menangkap cahaya dengan lebih efektif untuk
meningkatkan efisiensi fotosintesis.
f. Tanam-tanaman yang tahan terhadap pengaruh kadar garam, hawa kering, hawa
dingin dan embun beku.
g. Mengusahakan tanaman baru yang lebih menguntungkan(berlipat ganda)
8
4. Bidang Peternakan
a. Vaksin untuk melawan penyakit ganas pada B2
b. Vaksin untuk penyakit kuku dan mulut yang menular pada sapi, B2, kambing dll
c. Uji hormon pada pertumbuhan sapi untukproduksi susu.
5. Bidang Industri
a. Menciptakan bakteri yang dapat melarutkan logam, penghasil bahan kimia,
b. Menciptakan mikroorganisme yang mampu membuat minyak tanah
9
tanaman. Transgenik secara definisi adalah the use of gene manipulation to permanently modify
the cell or germ cells of organism (penggunaan manipulasi gen untuk mengadakan perubahan
yang tetap pada sel makhluk hidup). Teknologi transgenik atau kloning juga dilakukan pada
dunia peternakan, separti domba dolly yang diambil dari gen sel ambing susu domba yang
ditransplantasikan ke sel telurnya sendiri. Pada ikan-ikan teleostei, menghasilkan ikan yang
resisten terhadap pembusukan dan penyakit.
10
No Tujuan Rekayasa Genetika Contoh Tanaman
1 Menghambat pematangan dan Tomat
pelunakan buah
2 Tahan terhadap serangan insektisida Tomat, kentang, jagung
3 Tahan terhadap serangan ulat Kapas
4 Tahan terhadap insekta dan virus Kentang
5 Tahan terhadap virus Squash, Pepaya
6 Tahan terhadap insekta dan herbisida Jagung, Padi, Kapas dan Canola
7 Toleran terhadap herbisida Kedelai, Canola, Kapas, Jagung,
8 Perbaikan komposisi nilai gizi Canola (high laurate oil), Kedelai
(high oleid acid oil), Padi (high beta-
carotene)
c. Tanaman Transgenik Tahan Kekeringan
Tanaman tahan kekeringan memiliki akar yang sanggup menembus tanah kering,
kutikula yang tebal sehingga mengurangi kehilangan air dan kesanggupan menyesuaikan diri
dengan garam di dalam sel. Tanaman toleran terhadap kekeringan ditransfer dari gen kapang
yang mengeluarngkan enzim trehalose. Tembakau adalah salah satu tanaman yang dapat toleran
terhadap suasana kekeringan.
d. Tanaman Transgenik Resisten Hama
Bacillus thuringiensis menghasilkan protein toksin sewaktu terjadi sporulasi atau saat
bakteri memberntuk spora. Dalam bentuk spora, berat toksin mencapai 20% dari berat spora.
Apabila larva serangga memakan spora, maka di dalam alat pencernaan larva serangga tersebut,
spora bakteri pecah dan mengeluarkan toksin. Toksin yang masuk ke dalam membran sel alat
pencernaan larva mengakibatkan sistem pencernaan tidak berfungsi dengan baik dan pakan tidak
dapat diserap sehingga larva mati. Dengan membiakkan Bacillus thuringiensiskemudian
diekstrak dan dimurnikan, makan akan diperoleh insektisida biologis (biopestisida) dalam bentuk
kristal. Pada tahun 1985 dimulai rekayasa gen dari Bacillus thuringiensis dengan kode gen Bt
toksin (Winarno dan Agustina ,2007)
11
Tanaman tembakau untuk pertama kali merupakan tanaman transgenik pertama yang
menggunakan gen BT toksin. Jagung juga telah direkayasa dengan menggunakan gen Bt toksin,
tetapi diintegrasikan dengan plasmid bakteriSalmonella parathypi yang menghasilkan gen yang
menonaktifkan ampisilin. Pada jagung juga direkayasa adanya resistensi herbisida dan resistensi
insektisida sehingga tanaman transgenik jagung memiliki berbagai jenis resistensi hama
tanaman. Gen Bt toksin juga direkayasa ke tanaman kapas, bahkan multiplegenedapat direkayasa
genetika pada tanaman transgenik. Toksin yang diproduksi dengan tanaman transgenik menjadi
nonaktif apabila terkena sinar matahahari, khususnya sinar ultraviolet.
e. Tanaman Transgenik Resisten Penyakit
Perkembangan yang signifikan juga terjadi pada usaha untuk memproduksi tanaman
transgenik yang bebas dari serangan virus. Dengan memasukkan gen penyandi tanaman
terselubung (coat protein) Johnson grass mosaic poty virus (JGMV) ke dalam suatu tanaman,
diharapkan tanaman tersebut menjadi resisten apabila diserang oleh virus yang bersangkutan.
Potongan DNA dari JGMV, misalnya daRi protein terselubung dan protein nuclear inclusion
body(Nib) mampu diintegrasikan pada tanaman jagung dan diharapkan akan menghasilkan
tanaman transgenik yang bebas dari serangan virus. Virus JGMV menyerang beberapa tanaman
yang tergolong dalam famili Graminae seperti jagung dan sorgum yang menimbulkan kerugian
ekonomi yang cukup besar. Gejala yang ditimbulkan dapat diamati pada daun berupa mosaik,
nekrosa atau kombinasi keduanya. Akibat serangan virus ini, kerugian para petani menjadi
sangat tinggi atau bahkan tidak panen sama sekali.
Contoh Tanaman yang telah Menggunakan Teknologi Rekayasa Genetika
Berikut ini disajikan berbagai tanaman hasil rekayasa genetika dan keunggulannya dibandingkan
dengan tanaman biasa yang sejenis
Kedelai Transgenik
Jagung Transgenik
Kapas Transgenik
Tomat Transgenik
Kentang Transgenik
Keunggulan Tanaman Rekayasa Genetika (Genetically Modified Organism)
WHO telah meramlakan bahwa populasi dunia akan berlipat dua pada tahun 2020
sehingga diperkirakan jumlah penduduk akan lebih dari 10 milyar. Karena kondisi tersebut,
12
produksi pangan juga harus ditingkatkan demi menjaga kesinambungan manusia dengan
bahan pangan yang tersedia. Namun yang menjadi kendala, jumlah sisa lahan pertanian di
dunia yang belum termanfaatkan karena jumlah yang sangat kecil dan terbatas. Dalam
menghadapi masalah tersebut, teknologi rDNA atau Genetically Modified Organism (GMO)
akan memiliki peranan yang sangat penting. Teknologi rDNA dapat menjadi strategi dalam
peningkatan produksi pangan dengan keunggulan-keunggulan sebagai berikut :
Mereduksi kehilangan dan kerusakan pasca panen
Mengurangi resiko gagal panen
Meningkatkan rendemen dan produktivitas
Menghemat pemanfaatan lahan pertanian
Mereduksi kebutuhan jumlah pestisida dan pupuk kimia
Meningkatkan nilai gizi
Tahan terhadap penyakit dan hama spesifik, termasuk yang disebabkan oleh virus.
13
BAB III
PENUTUPAN
3.1.Kesimpulan
Rekayasa genetika adalah upaya pencangkokan gen dengan teknik rekombinan
DNA pada mikroorganisme tertentu. Dengan rekayasa genetika, manusia dapat
memuat organisme yang tidak dapat menghasilkan bahan tertentu menjadi mampu
menghasilkan bahan tertentu yang dibutuhkan manusia. Mikroorganisme yang
berperan ini disebut makluk transgenik.
Setelah melakukan pengkajian penulis dapat menyimpulkan :
1. Rekayasa genetika adalah suatu kemajuan dibidang IPTEK yang sangat bermanfaat
untuk meningkatkan tingkat fungsional dari suatu makhluk hidup atau organism.
2. Rekayasa genetika sangat baik digunakan asalkan masih dalam batas kewajaran
manusia yang masih bias dimengerti dengan akal pikiran manusia.
3. Rekayasa genetika dapat digunakan untuk memperbaiki kerusakan dan merupakan
alat untuk melakukan pembaharuan yang sangat efisien jika digunakan dengan tepat.
4. Rupanya masih banyak masyarakat yang belum benar mengerti arti rekayasa
genetika itu dan apa dampaknya bagi kehidupan manusia.
3.2 Saran
1. Hendaknya rekayasa genetika dimanfaatkan dan digunakan dengan selayak
layaknya.
2. Rekayasa genetika hendaknya tidak digunakan untuk merusak gen suatu organisme
3. Hendaknya rekayasa genetika digunakan untuk memperbaiki keadaan manusia
yang semakin terpuruk
4. Hendaknya masyarakat diberi pengetahuan kembali mengenai rekayasa genetika,
karenma banyak sekali masyarakat yang belum mengetahui apa itu rekayasa genetika.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kistinnah, Idun dan Endang Sri Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya. Jakarta :Pusat Perbukuan
Brown, T.A.. 1993. Genetics A Molecular Approach. Department of
Biochemistry And Applicd Molecular, Umist, Manchester: United Kingdom.
Suryo. 1996. Genetika. Yogyakarta: UGM Press.
Tjan, Kiauw Nio. 1995. Genetika Dasar (Diktat). Bandung: penerbit ITB.
Yatim, wildan. 1986. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito.
http//www.google.com
http//wikipedia.com
15