Anda di halaman 1dari 15

BIOTEKNOLOGI

MAKALAH

DASAR-DASAR REKAYASA GENETIKA

AGNES STASYA

G 30 18 029

PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

MEI, 2021

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah “DASAR-DASAR REKAYASA GENETIKA” dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bioteknologi.

Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis
memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Salah satu ilmu yang berkembang pesat dalam hitungan waktu yang relatif singkat adalah
ilmu biologi. Sebagai cabang ilmu alam yang menelaah segala sesuatu tentang makhluk
hidup, biologi menjadikan fungsinya sebagai cabang ilmu yang unik, menjawab
pertanyaan-pertanyaan secara fisik dan filosofis tentang darimana manusia berasal,
apakah semua makhluk hidup berasal dari sel yang sama, siapa yang mengatur
pembelahan sel dari satu sel membelah, menjadi organisme multiseluler, dan seterusnya.
Perkembangan biologi sebagai ilmu kini semakin pesat, berbagai macam penemuan baru
semakin mengukuhkan manusia sebagai makhluk yang mampu mengatur segala sesuatu,
biologi mewujudkannya dalam penguasaan atas kewenangan manusia mengelola
makhluk hidup di sekitarnya bahkan mengatur perkembangan dirinya sendiri.
Dikembangkannya ilmu penurunan sifat (genetika) sebagai cabang biologi menyebabkan
biologiwan bukan sekedar mampu mengamati berbagai fenomena alam dan mahluk yang
ada, namun juga mampu memperkirakan keturunan, menyarankan persilangan
(perkawinan) bahkan mampu merekayasa organisme untuk memperoleh keturunan yang
unggul dalam bentuk rekayasa genetika yang merupakan ilmu terapan dari biologi
dengan penggunaan teknologi yang dalam perkembangannya disebut bioteknologi.
Bioteknologi adalah penggunaan terpadu biokimia, mikrobiologi, dan ilmu-ilmu
keteknikan dengan bantuan mikroba, bagian-bagian mikroba atau sel dan jaringan
organisme yang lebih tinggi dalam penerapannya secara teknologi dan industri.

Secara teori rekayasa genetika merupakan upaya manusia yang secara sengaja
mengubah, memodifikasi, ataupun menambahkan susunan suatu gen dengan material
baru pada suatu organisme untuk mendapatkan turunan yang sesuai dengan harapan
manusia. Perjalanan teknik ini tidaklah selalu berjalan lancar. Bagaikan dua sisi mata
uang, adanya pendapat pro dan kontra akan teknik ini selalu berdampingan. Banyak
orang yang memandang secara optimis terhadap berjalannya teknik ini dengan berbagai
harapan dan alasan yang muaranya adalah keuntungan dipihak manusia ditinjau dari
berbagai bidang kehidupan. Namun yang memandang pesimis terhadap hal ini juga tidak
kalah banyak. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sebuah fenomena
dan fakta yang jelas dan pasti terjadi sebagai sebuah proses yang berlangsung secara
terus-menerus bagi kehidupan global yang juga tidak mengenal istilah berhenti. Hal ini
senada dengan yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun dalam mukaddimahnya “Tidak ada
masyarakat manusia yang tidak berubah” dengan demikian dalam merespon
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, menghentikan jalannya
perubahan merupakan pekerjaan mustahil. Rekayasa genetika khususnya masalah
kloning akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup drastis dan meminta
perhatian yang cukup serius dikalangan masyarakat. Selain kontribusinya terhadap ilmu
pengetahuan dan memberi manfaat bagi kelangsungan hidup manusia akan masalah isu
pangan, penyakit manusia dan lain sebagainya, juga memunculkan persoalan-persoalan
mendasar yang perlu dicermati lebih serius guna mengawal perkembangan bioteknologi
di masa mendatang.

Melalui rekayasa genetika dan produk-produk yang dihasilkannya telah menantang


gagasan-gagasan tradisional mengenai hakekat kehidupan dan memunculkan berbagai
persoalan, pertanyaan-pertanyaan etis, dan tingkat kekhawatiran manusia yang sangat
mencemaskan terhadap seluruh perkembangan dan hasil yang dibawa oleh rekayasa
genetika. Rekayasa genetika ini mencakup segala hal tentang manipulasi genetik yang
sampai saat ini telah berkembang ke arah revolusi genetika yang secara langsung
mengarah pada manusia sebagai objek penelaahan. Dengan perkembangan rekayasa
genetika ternyata membuat khawatir para pemerhati hak-hak asasi manusia. Kerena
dengan rekayasa genetika tersebut, manusia tidak memiliki hak yang bebas lagi.
Sementara itu, ketidakpastian juga merebak dari segi moral dan kemanusiaan jika
rekayasa genetika diterapkan pada manusia. Penyadaran terhadap bahaya yang begitu
besar bagi kemanusiaan perlu untuk dilakukan, terutama pada penguasa yang memiliki
otoritas dalam mengambil kebijakan. Etika global perlu untuk dirumuskan bersama,
karena krisi akibat teknologi tidak hanya berdampak untuk negara tertentu, tetapi
mencakup semua negara.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa itu teknik rekayasa genetika?


2. Bagaimana sejarah perkembangan teknik rekayasa genetika?
3. Apa saja bentuk penerapan rekayasa genetika?
4. Bagaimana dampak rekayasa genetika?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui maksud teknik rekayasa genetika


2. Mengetahui sejarah perkembangan teknik rekayasa genetika
3. Mengetahui bentuk penerapan rekayasa genetika
4. Mengetahui dampak rekayasa genetika
BAB II

PEMBAHASAN

.1 Teknik rekayasa genetika

Kemajuan dalam disiplin ilmu apapun bergantung pada tersedianya teknik dan metode
yang yang memperluas jangkauan dan kesempurnaan dari percobaan yang akan
dilaksanakan. Lebih dari 30 tahun terakhir telah ditunjukkan dengan jalan yang
spektakuler oleh kemunculan teknik rekayasa genetik. Bidang ini berkembang dengan
cepat ke segala bidang, di beberapa laboratorium di seluruh dunia, sekarang ini rutin
praktek mengisolasikan fragmen DNA spesifik dari genom satu organisme, menentukan
urutan basanya,dan menilai fungsinya.

Teknologi ini juga sekarang terpakai pada beberapa aplikasi lain, meliputi analisa
forensik dari dari sampel tindakan kriminal, sengketa garis keturunan, hasil diagnosa
medis, pemetaan genom dan sekuensing,dan industri bioteknologi.. Bentuk teknik
rekayasa genetik sering dipikir agak dan bahkan remeh, namun ini mungkin label yang
kebanyakan orang-orang akan akui. Akan tetapi,ada beberapa bentuk lain yang biasa
dipakai untuk mendeskripsikan teknologi tersebut,meliputi manipulasi gen, kloning gen,
teknologi recombinasi DNA, dan modifikasi genetik. Meskipun ada banyak macam-
macam dan jenis teknik yang telibat, akan tetapi prinsip dasar dari manipulasi genetik
sebenarnya agak mudah.

Dasar pada teknologi tersebut berdasarkan informasi genetiknya, dikode oleh DNA, dan
diatur dalam bentuk gen, merupakan satu sumber yang bias dimanipulasi dalam berbagai
cara untuk mendapatkan tujuan yang jelas untuk kedua ilmu terapan dan murni serta
kedokteran.Ada beberapa bidang dimana manipulasi genetik adalah berharga, termasuk
diantaranya:

• Riset dasar pada struktur gen dan fungsi

• Produksi protein berguna dengan cara terbaru

• Menghasilkan tanaman dan hewan transgenik


• Diagnosa medis dan pengobatan.

.2 Sejarah perkembangan teknik rekayasa genetika

Pada awalnya, proses rekayasa genetika ditemukan oleh Crick dan Watson pada tahun
1953. Rekayasa genetika merupakan suatu rangkaian metode yang canggih dalam
perincian akan tetapi sederhana dalam hal prinsip yang memungkinkan untuk dilakukan
pengambilan gen atau sekelompok gen dari sebuah sel dan mencangkokkan gen atau
sekelompok gen tersebut pada sel lain dimana gen atau sekelompok gen tersebut
mengikat diri mereka dengan gen atau sekelompok gen yang sudah ada dan bersama-
sama menaggung reaksi biokimia penerima.

Modifikasi genetika adalah suatu perubahan yang terjadi pada DNA dengan cara transfer
gen di antara dan di dalam benda hidup lainnya yang berbeda. Secara tradisional,
modifikasi/ rekayasa genetika sebenarnya telah dilakukan oleh para petani melalui proses
penyilangan dan perbaikan tanaman. Misalnya melalui tahap penyilangan dan seleksi
tanaman dengan tujuan tanaman tersebut menjadi lebih besar, kuat, dan lebih tahan
terhadap penyakit. Selama puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, para petani dan para
pemulia tanaman telah berhasil memuliakan tanaman padi, jagung, dan tebu, sehingga
tanamantanaman tersebut mempunyai daya hasil tinggi dan memiliki kualitas panen yang
lebih baik.

Proses pemindahan gen pada pemuliaan tradisional dilakukan melalui proses


penyerbukan dengan perantaraan angin maupun bantuan serangga penyerbuk. Proses
penyerbukan ini sering kali melibatkan bantuan manusia, misalnya melalui penyerbukan
dengan cara memindahkan serbuk sari tanaman yang satu ke ujung putik tanaman
lainnya. Prinsip rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman, yaitu memperbaiki
sifat-sifat tanaman dengan menambahkan sifat-sifat ketahanan terhadap cekaman mahluk
hidup pengganggu maupun cekaman lingkungan yang kurang menguntungkan serta
memperbaiki kualitas nutrisi makanan. Rekayasa genetika adalah kelanjutan dari
pemuliaan secara tradisional. Dalam arti paling luas merupakan penerapan genetika
untuk kepentingan manusia akan tetapi masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat
dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik genetika molekuler
untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi
genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari
bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan.
Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru
ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian
(termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu
ini untuk mengembangkan bidang masing- masing. Tidak seperti halnya pemuliaan
tanaman secara tradisional yang menggabungkan seluruh komponen materi genetika dari
dua tanaman yang disilangkan, rekayasa genetika memungkinkan pemindahan satu atau
beberapa gen yang dikehendaki dari satu tanaman ke tanaman lain.

Keunggulan rekayasa genetika adalah mampu memindahkan materi genetika dari sumber
yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan terkontrol dalam waktu yang lebih
singkat. Melalui proses rekayasa genetika ini, telah berhasil dikembangkan tanaman yang
tahan terhadap organisme pengganggu seperti serangga, penyakit dan gulma yang sangat
merugikan tanaman. Rekayasa genetika bermain pada tingkat molekuler khususnya
DNA.

Di akhir tahun 1960 di situ adalah masa frustrasi di antara ahli sains yang bekerja di
bidang biologi molekular. Penelitian telah berkembang ke titik dimana kemajuan
dirintangi oleh batasan teknis. Bagaimanapun,sejumlah perkembangan memberikan
stimulus yang perlu untuk manipulasi gen menjadi nyata. Di tahun 1967 enzim DNA
Ligase diisolasikan. Enzim ini dapat menggabung dua untai bersama. Kemudian
dilanjutkan dengan isolasi oleh enzim restriksi pertama di tahun 1970. Enzim restriksi
merupakan gunting molekuler yang sangat penting, yang memotong DNA pada urutan
yang tepat. Lalu, pada tahun 1970,alat dasar yang diperlukan untuk membuat DNA
rekombinan ditemukan. Molekul DNA rekombinan pertama dilakukan di universitas
Stanford tahun 1972, menggunakan alur pembelahan dari enzim restriksi dan
kemampuan dari DNA ligase menggabung dua untai DNA bersama. Cara ini kemudian
dikembangkan di tahun 1973 dengan menggabung fragmen DNA ke plasmid pSC101,
dimana merupakan elemen ekstrakromosomal yang diisolasi dari bakteri Escherichia
coli. Molekul rekombinan ini bertindak sebagai replicon (mereka dapat bereplikasi ketika
dikenalkan kedalam sel E.coli). Sehingga dengan membuat molekul rekombinan in vitro,
dan menempatkannya ke dalam sel bakteri dimana kemudian bereplikasi secara in vivo,
ketika ditumbuhkan dalam cawan agar. Hal ini kemudian dikenal sebagai kloning gen.
Penemuan pada tahun 1972 dan 1973 memicu kemungkinan terjadinya revolusi ilmiah
terbesar pada semua ke- genetika baru. Akan tetapi perkembangan Organime Modifikasi
Genetika (OMG), khususnya tanaman pertanian, telah membuka kembali perdebatan
tentang keamanan organisme tersebut dan konsekuensi dari pelepasan OMG ke
lingkungan.

.3 Penerapan rekayasa genetika

1. Bidang Pertanian dan Peternakan

Teknik bioteknologi tanaman di bidang pertanian telah dimanfaatkan terutama untuk


memberikan karakter atau sifat baru pada berbagai jenis tanaman. Teknologi rekayasa
genetika tanaman memungkinkan pengintegrasian gen-gen yang berasal dari
organisme lain untuk perbaikan sifat tanaman. Beberapa contoh aplikasi rekayasa
genetika di bidang pertanian adalah mengembangkan tanaman transgenik yang
memiliki sifat: 1) toleran terhadap zat kimia tertentu (tahan herbisida); 2) tahan
terhadap hama dan penyakit tertentu; 3) mempunyai sifat-sifat khusus (misalnya
tomat yang matangnya lama, padi yang memproduksi beta-karoten dan vitamin A,
kedelai dengan lemak tak jenuh rendah, kentang dan pisang yang berkhasiat obat,
dll.); 4) dapat mengambil nitrogen sendiri dari udara (gen dari bakteri pemfiksasi
nitrogen disisipkan ke tanaman sehingga tanaman dapat memfiksasi nitrogen udara
sendiri); dan 5) dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan buruk (kekeringan,
cuaca dingin, dan tanah dengan kandungan garam tinggi)

2. Bidang Perkebunan, Kehutanan, dan Florikultur


Perkebunan kelapa sawit transgenik dengan minyak sawit yang kadar karotennya lebih
tinggi saat ini mulai dirintis pengembangannya. Begitu pula, telah dikembangkan
perkebunan karet transgenik dengan kadar protein lateks yang lebih tinggi dan
perkebunan kapas transgenik yang mampu menghasilkan serat kapas berwarna yang
lebih kuat dan juga ketahanan tanaman terhadap hama, dengan mengintroduksi gen
yang berhubungan dengan ketahanan serangga hama hasil isolasi bakteri
tanah Bacillus thuringiensis yang dapat memproduksi protein kristal yang bekerja
seperti insektisida (insecticidal crystal protein) yang dapat mematikan serangga hama.

Di bidang kehutanan telah dikembangkan tanaman jati transgenik, yang memiliki


struktur kayu lebih baik. Selain itu Fasilitas Uji Terbatas Pusat Penelitian
Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghasilkan tanaman
sengon (Albazia falcataria) transgenik pertama di dunia pada tahun 2010 lalu. Kayu
sengon bernilai ekonomis yang digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti
kemas, perabotan rumah tangga, pagar, hingga pulp dan kertas. Akar tunggangnya
yang kuat, sehingga baik ditanam di tepi kawasan yang mudah terkena erosi dan
menjadi salah satu kebijakan pemerintah (Sengonisasi) di sekitar daerah aliran sungai
(DAS). Florikultur merupakan ilmu  yang mempelajari bagaimana cara budidaya
bunga. Florikultur merupakan praktek budidaya Hortikultura dan tumbuhan atau
tanaman untuk kebun, bunga segar untuk industri potong-Bunga dalam pot untuk
digunakan dalam ruangan. Hortikultura melibatkan ilmu bunga dan budidaya tanaman
dan di Floristry  dengan menggunakan teknik biokimia, fisiologi, pemuliaan tanaman
serta berbagai produksi  hasil tanaman, Florikultur selalu mencari hal-hal baru
bagaimana cara menghasilkan tanaman dengan kualitas yang lebih baik dan
meningkatkan kemampuan mereka untuk melawan dampak lingkungan. Di bidang
florikultur antara lain telah diperoleh tanaman anggrek transgenik dengan masa
kesegaran bunga yang lama serta lebih tahan terhadap serangan hama. Demikian pula,
telah dapat dihasilkan beberapa jenis tanaman bunga transgenik lainnya dengan warna
bunga yang diinginkan dan masa kesegaran bunga yang lebih panjang.

3. Bidang Farmasi dan Industri


Di bidang farmasi, rekayasa genetika terbukti mampu menghasilkan berbagai jenis
obat dengan kualitas yang lebih baik sehingga memberikan harapan dalam upaya
penyembuhan sejumlah penyakit di masa mendatang. Teknik rekayasa genetika
memungkinkan diperolehnya berbagai produk industri farmasi penting seperti insulin,
interferon, dan beberapa hormon pertumbuhan dengan cara yang lebih efisien. Pada
industri pengolahan pangan, misalnya pada pembuatan keju, enzim renet yang
digunakan juga merupakan produk organisme transgenik. Hampir 40% keju keras
(hard cheese) yang diproduksi di Amerika Serikat menggunakan enzim yang berasal
dari organisme transgenik. Demikian pula, bahan-bahan food additive seperti
penambah cita rasa makanan, pengawet makanan, pewarna pangan, pengental pangan,
dan sebagainya saat ini banyak menggunakan produk organisme transgenik

4.  Lingkungan
Rekayasa genetika ternyata sangat berpotensi untuk diaplikasikan dalam upaya
penyelamatan keanekaragaman hayati, bahkan dalam bioremidiasi lingkungan yang
sudah terlanjur rusak. Dewasa ini berbagai strain bakteri yang dapat digunakan untuk
membersihkan lingkungan dari bermacam-macam faktor pencemaran telah ditemukan
dan diproduksi dalam skala industri. Sebagai contoh, sejumlah pantai di salah satu
negara industri dilaporkan telah tercemari oleh metilmerkuri yang bersifat racun keras
baik bagi hewan maupun manusia meskipun dalam konsentrasi yang kecil sekali.
Detoksifikasi logam air raksa (merkuri) organik ini dilakukan menggunakan
tanaman Arabidopsis thaliana transgenik yang membawa gen bakteri tertentu yang
dapat menghasilkan produk untuk mendetoksifikasi air raksa organik. Keragaman
metabolisme mikroba juga digunakan dalam menangani limbah dari sumber-sumber
lain. Pabrik pengolahan air kotor mengandalkan kemampuan mikroba untuk
mendegradasi berbagai senyawa organik menjadi bentuk nontoksik. Akan tetapi,
peningkatan jumlah senyawa yang secara potensial berbahaya yang dilepas ke
lingkungan tidak lagi bisa didegradasi oleh mikroba yang tersedia secara alamiah,
hidrokarbon klorinasi merupakan contoh utamanya. Para ahli bioteknologi sedang
mencoba merekayasa mikroba untuk mendegradasi senyawa-senyawa ini. Mikroba ini
dapat digunakan dalam pabrik pengolahan air limbah atau digunakan oleh para
manufaktur sebelum senyawa-senyawa itu dilepas ke lingkungannya.       

5.  Bidang Hukum dan Forensik


Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau jaringan lain dengan jumlah kecil
dapat tertinggal di tempat kejadian perkara atau pada pakaian atau barang-barang lain
milik korban atau penyerangnya. Misalnya dalam kasus pembunuhan metode ini dapat
digunakan untuk membandingkan sampel DNA dari tersangka, korban, dan sedikit
darah yang dijumpai di tempat kejadian.

.4 Dampak rekayasa genetika

Rekayasa genetika di satu sisi telah memberikan kontribusi bagi kehidupan untuk
menjawab tantangan masa depan terkait masalah pangan serta permasalahan penyakit
manusia. Namun di sisi lain rekayasa genetika memunculkan berbagai polemik terkait
produk rekayasa genetika yang dianggap membawa masalah baru.
Dampak yang dihasilkan rekayasa genetika antara lain:

1. Dampak di bidang sosial ekonomi


Dampak ekonomi yang tampak adalah paten hasil rekayasa, swastanisasi dan
konsentrasi bioteknologi pada kelompok tertentu, memberikan pengaruh yang sangat
luas pada masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan petani kecil.
Penggunakan hormon pertumbuhan sapi dapat meningkatkan produksi susu sapi
sampai 20%, niscaya akan menggusur peternak kecil. Dominasi produksi pangan
dunia oleh beberapa perusahaan.

2. Dampak di bidang kesehatan


Produk rekayasa di bidang kesehatan ini memang sudah ada yang menimbulkan
masalah yang serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa
menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flavr Savr diketahui
mengandung gen resisten terhadap antibiotic. Susu sapi yang disuntik dengan
hormone BGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi
berbahaya bagi kesehatan manusia. Kontroversi Produk Transgenik memiliki dampak
terhadap kesehatan manusia antara lain sebagai berikut :
a. Kemungkinan menimbulkan keracunan.
b. Kemungkinan menimbulkan alergi.
c. Kemungkinan menyebabkan bakteri dalam tubuh manusia menjadi tahan 
d. terhadap antibiotik.
e. Kemungkinan adanya perbedaan nutrisi dan komposisi.
f. Efek potensial yang tidak diketahui

3. Dampak terhadap bidang lingkungan


Terlepasnya organisme transgenik di alam bebas tanpa pengawasan dapat
menghasilkan pencemaran biologis.Pencemaran biologis tersebut,kemungkinan
menghasilkan varietas baru atau spesies baru yang dapat mengganggu keseimbangan
biologis yang sudah ada di alam.Karena organisme produk rekayasa genetika atau
lebih dikenal dengan nama GMOs (genetically modified organisms),perubahan
genotifnya bukan merupakan rancangan alam yang sesuai dengan kebutuhan dinamika
populasi,tetapi lebih menjurus kepada keinginan manusia saja. Dampak yang lain
antara lain sebagai berikut:
a. Menimbulkan penyakit baik pada manusia,hewan,maupun tumbuhan
b. Mengganggu ekosistem,seperti menurunkan jumlah populasi yang ada di
b. alam,perubahan dalam siklus alam dan interaksi sesama mereka
c. Terjadinya transfer sifat genetis baru ke spesies lain
d. Penurunan terhadap keragaman genetis
e. Kemungkinan timbulnya biotipe baru pada serangga dan hama

4. Dampak terhadap bidang etika dan moral


Menyisipkan gen makhluk hidup kepada makhluk hidup lain memiliki dampak etika
yang serius. Menyisipkan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap
sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit diterima masyarakat. Bahan
pangan transgenic yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi penganut
agama tertentu. Hal ini bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang
menghargai nilai intrinsik makhluk hidup. Kontroversi tanaman transgenik
seperti pelanggaran nilai intrinsik organisme alami, melawan sistem alamiah karena
mencampurkan gen berbagai spesies. Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa
pemindahan gen dari satu organisme ke organisme lain adalah tidak etis.90% orang
Amerika menentang pemindahan gen manusia ke hewan  dan 75 % menentang
pemindahan gen dari satu spesies ke spesies lainnya.Beberapa tanaman transgenik
yang tidak berlabel juga akan menimbulkan konsekuensi tertentu bagi manusia. Untuk
mencegah dampak negatif rekayasa genetika pada masa yang akan datang,tentu
diperlukan adanya instrumen (perangkat) yang dapat memberikan jaminan dan
keselamatan umat manusia dan organisme lainnya serta lingkungan.

Untuk tujuan tersebut, diperlukan adanya undang-undang mengenai bioetika.


Peraturan pelaksanaan penelitian, pengkajian hasil produksi,dan dampakny terhadap
organisme serta lingkungan.Sebagai contoh peraturan keamanan hayati dan keamanan
pangan di negara Amerika serikat, Australia,dan Malaysia. Di Amerika
Serikat,tanaman transgenik yang mengandung gen tendotoksin dan gen ketahanan
terhadap herbisida ditangani oleh satu badan Environmental Protection Agency (EPA)
dan Animal Plant Health Inspection Service (APHIS) di bawah United States
Department of Agriculture (USDA).Sedangkan untuk keamanan pangan ditangani
oleh suatu badan,yaitu Foodand Drug Administration (FDA).Di Australia,keamanan
pangan dan produk rekayasa genetika ditangani oleh komite yang disebut Genetic
Manipulation Advisory Committee (GMAC),di bawah Minister of Science and
Technology.Di Malaysia,hal yang sama ditangani oleh komite yang disebut Jawatan
Kuasa Penasihat Mengenai Pengubahsuaian yang sama dengan GMAC di Australia.
Peraturan di Indonesia ada di bawah Komisi Hayati dan Keamanan Pangan (KKHPK)
yang dibentuk untuk membantu Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan serta
Perkebunan,serta Menteri Kesehatan yang bertugas memberi rekomendasi
pemanfaatan PPHRG atau produk Pertanian Hasil Rekayasa dan Genetik.
BAB III

PENUTUP

.1 Kesimpulan

Rekayasa genetika adalah upaya pencangkokan gen dengan teknik rekombinan DNA
pada mikroorganisme tertentu. Dengan rekayasa genetika, manusia dapat membuat
organisme yang tidak dapat menghasilkan bahan tertentu menjadi mampu menghasilkan
bahan tertentu yang dibutuhkan manusia. Kloning merukan salah satu contoh hasil
rekayasa genetika yang paling penomenal.
Kloning terhadap manusia banyak melahirkan persoalan bagi kehidupan manusia,
terutama dari sisi etika dan persoalan keagamaan serta keyakinan, namun di sisi lain
adapula beberapa manfaatnya. Kloning terhadap manusia,walaupun merupakan suatu
kegiatan ilmiah dan juga dapat dikatakan bisa membantu manusia namun dari sekian
banyak pertentangan pendapat yang muncul atas persoalan tersebut dapat dipastikan lebih
banyak ditekankan pada persoalan yang berhubungan dengan etika, moral, hukum dan
agama.Untuk itu perlu disadari bahwa hal-ihwal penciptaan manusia adalah mutlak
kekuasaan Tuhan yang mustahil kiranya untuk dapat ditiru oleh ilmuan sehebat atau
sejenius apapun, kesadaran ini perlu ada dalam jiwa manusia agar lebih arif dan bijaksana
dalam menjelajahi ilmu pengetahuan.

.2 Saran

Besar harapan penulis agar pembaca dapat mendapat manfaat dari makalah ini dan
kritik pembaca yang bersifat membangun dapat menjadi pelajaran untuk penulis
menjadi lebih bagus lagi dalam membuat makalah selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai