Anda di halaman 1dari 22

Makalah Bioteknologi

Arti Bioteknologi dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Sehari Hari

OLEH :

Kelompok 1:

Indah Anggraini
Lisna Khairiyah
Windi Maulana

DOSEN :

Dr. Irdawati, M Si

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah bioetika . Terima kasih saya
ucapkan kepada ibu yang telah membantu dan mebimbing kami. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.Semoga makalah ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Penulis
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Peradaban manusia yang semakin maju mengakibatkan perkembangan terhadap ilmu
pengetahuan semakin cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan juga akan berdampak pesat
pada teknologi. Salah satu bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini
adalah bioteknologi. Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya
harus dilakukan dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang mungkin
ditimbulkan. Pengkajian mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran, logika,
moral,agama, serta kriteria kebenarannya, tentu akan sangat membantu menuntun kita pada
tujuan pengembangan IPTEK yang sebenarnya.

Penerapan bioteknologi akan berhasil bila dilakukan pengintegrasian beberapa


disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam tersebut ialah
mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa genetika dan teknik
kimia. Walaupun terdengar sebagai sesuatu yang baru, bioteknologi sebenarnya telah
diterapkan manusia sejak jaman dahulu. Tidak dapat dipastikan apakah penerapan
bioteknologi tersebut secara sadar atau tidak sadar dan apakah proses mikrobial tersebut
diketahui secara kebetulan atau berdasarkan suatu percobaan intuitif. Perkembangan
bioteknologi selanjutnya ialah salah satu contoh dari kemampuan manusia menggunakan
aktivitas penting sutau mikroorganisme guna memenuhi kebutuhannya.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.  Setiap
inivasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan
banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti dan sejarah bioteknologi
2. Bagaimana bioteknologi sebagai ilmu yang multidisiplin
3. Apa saja bioteknologi tradisional, konvensional dan moderen
C. Tujuan
1. Mengetahui arti dan sejarah bioteknologi
2. Mengetahui bioteknologi sebagai ilmu yang multidisiplin
3. Mengetahui bioteknologi tradisional, konvensional dan moderen
BAB II
Pembahasan

1. Arti dan Sejaran Bioteknologi

Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun
1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering).
Dari paduan dua kata tersebut (bio dan teknologi) European Federation of Biotechnology
(1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu
rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme
hidup dan analog mulekuler untuk menghasilkan produk dan jasa Bioteknologi adalah cabang
ilmu biologi yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-
lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol,antibiotik, asam organik) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat digunakan oleh manusia.
Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga
pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular,
mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses
produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang
lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju
yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-
varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis,
penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin,
antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi
yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis
Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.

Sedangkan bioteknologi modern dikenal pada abad ke XXI yang sering disebut abad
bioteknologi dan biomolekuler, yang diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah
berkaitan dengan kesejahteraan manusia. Perkembangan ilmu selanjutnya membawa manusia
mengenal kromosom. Pada awal tahun 1880-an Wilhelm Roux memperkirakan bahwa
kromosom adalah pembawa bahan hereditas. Ahli lain, Mendel mempelajari perilaku
kromosom sebagai pembawa bahan hereditas ini. Menurut Mendel, orgaisme membawa dua
unit hereditas bagi setiap sifat keturunan. Selanjutnya teori Mendel sesuai juga dengan
kenyataan, bahwa induk menurunkan hanya separoh kromosom melalui sel kelamin. Pada
tahun 1860-an Fredrich Miescher berhasil mengisolasi bahan dari inti sel ini, setelah
diidentifikasi diketahui mengandung protein dan asam nukleat.

Pada pertengahan tahun 1970, ahli Bioteknologi menemukan teknologi baru yang
dikenal dengan antibodi klon tunggal. Prinsip antibodi klon tunggal berbeda dengan antibody
klon ganda. Kisah antibody klon tunggal dimulai pada tahun 1974, ketika George Kohler dan
Cecar Milstein dari Medical Research Council’s Laboratory of Molecular Biology di
Cambridge, Inggris, mengamati sesuatu yang kemudian menjadi masalah menonjol yang
belum terpecahkan dalam imunologi. Antibody adalah bagian dari pertahanan tubuh terhadap
benda asing yang ingin masuk ke dalam tubuh, termasuk organisme penyebab penyakit.
Produksi antibody dikendalikan oleh gen, Kohler dan Milstein mempunyai ide untuk
menyatukan sel penghasil antibodi normal dengan sel dari tumor yang mengkanker, yang
disebut mieloma. Teknologi ini menghasilkan sel hybrid yang selanjutnya dapat dikulturkan
dan menghasilkan klon. Semua hybrid klon yang sama menghasilkan molekul antibodi yang
sama pula, oleh karena itu disebut antibodi klon tunggal (monoclonal antibody).

Era rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restiksi oleh
Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong
ADN pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan
potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN rekombinan). Setelah penemuan enzim
endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program bahan bakar alkohol dari brazil,
teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin untuk
memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall
(1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya
penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di
Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli
Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan
rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian
genom makhluk hidup. Bioteknologi memiliki gradien perkembangan teknologi, yang
dimulai dari penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas
dimanfaatkan, hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus berevolusi
Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya
penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di
Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli
Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan
rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian
genom makhluk hidup. Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di
negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi
semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk,
kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan
penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker
ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para
penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada
jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan
teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman
dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan
tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan
bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari
polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri,
dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan
bakteri jenis baru.

Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi
perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika
terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan. Bioteknologi
secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi.
Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan
menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut

2. Bioteknologi Sebagai Ilmu Yang Multidisiplin

Multidisipliner multidisciplinay) adalah penggabungan beberapa disiplin untuk


bersama-sama mengatasi masalah tertentu, Multidisiplin adalah cara pandang yang
melibatkan minimal dua disiplin akademik untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu
secara bersama-sama, melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, sana
halnya dengan bioteknologi, bioteknologi bukan hanya sekedar ilmu biologi saja tapi juga
gabungan dari ilmu ilmu lainnya seperti:

a. Mikrobiologi

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari


mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat
dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus
sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai
makhluk hidup. Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang
yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi
anggur (wine) dan membuat vaksin rabies[2] Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-
19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang
penting lain: biokimia. Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan
tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi,
kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi

Mikroorganisma tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan biotik maupun lingkungan


abiotik dari suatu ekosistem karena berperan sebagai pengurai. Oleh karena itu organisme
yang hidup di dalam tanah berperan aktif dalam proses-proses pembusukan dan mineralisasi.
Ada juga mikroorganisme tertentu yang dapat mengikat zat lemas (N) dari udara bebas
sehingga dapat menyuburkan tanah. Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak
sekali memberikan peran sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak
bumi di dasar-dasar samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya merupakan
‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan hanya itu, sekarang mikroorganisme telah digunakan
dalam pembuatan antibiotika, berbagai bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa
genetika modern. Begitu banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan
ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi.

Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin mendukung perkembangan


mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini semakin luas dan mendalam. Bahkan
mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa cabang, seperti mikrobiologi pertanian,
mikrobiologi kedokteran/medis, mikrobiologi lingkungan dan lain-lain. Pembagian ini
bertujuan untuk mengakomodir perkembangan nikrobiologi yang pesat dan besarnya peranan
serta mungkin dampak dari mikroorganime di dalam kehidupan. Mikrobiologi dalam
kehidupan telah diterapkan di banyak sekali sektor kehidupan, yang paling mashur adalah di
bidang pangan: pembuatan tempe, bir, tape, keju dan lain-lain; di bidang kedokteran: telah
banyak dihasilkan berbagai jenis serum dan antibiotika dari mikrobia; di bidang lingkungan
mikroba telah menjadi bahasan penting, dan banyak lagi di bidang-bidang lainnya.

b. Biokimia

Biokimia atau kimia biologis, adalah ilmu yang mempelajari proses-proses kimia
yang ada di dalam tubuh dan yang berhubungan dengan organisme hidup. Sebagai subdisiplin
dari biologi dan kimia, biokimia dapat dibagi menjadi tiga bidang: biologi struktural, enzim,
dan metabolisme. Selama beberapa dekade terakhir pada abad ke-20, biokimia telah berhasil
menjelaskan proses kehidupan melalui tiga subdisiplin ilmu ini. Hampir semua bidang ilmu
hayat sedang ditemukan dan dikembangkan melalui metodologi dan penelitian biokimia. [2]
Biokimia berfokus pada pemahaman dasar kimiawi yang memungkinkan molekul biologis
memunculkan proses-proses yang terjadi di dalam sel hidup dan di antara sel, yang pada
gilirannya berkaitan erat dengan pemahaman jaringan dan organ, serta struktur dan fungsi
organisme. Biokimia berkaitan erat dengan biologi molekuler yang mempelajari mekanisme
molekuler dari fenomena biologi.

Sebagian besar biokimia berhubungan dengan struktur, fungsi, dan interaksi


makromolekul biologis, seperti protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid. Molekul-
molekul ini membangun struktur sel dan melakukan banyak fungsi yang berhubungan dengan
kehidupan. Sifat kimiawi sel juga bergantung pada reaksi molekul dan ion kecil. Mereka
dapat berupa senyawa anorganik (misalnya air dan ion logam) atau organik (misalnya asam
amino yang digunakan untuk menyintesis protein). Mekanisme yang digunakan oleh sel
untuk memanfaatkan energi dari lingkungannya melalui reaksi kimia dikenal sebagai
metabolisme. Temuan biokimia diterapkan terutama di bidang kedokteran, nutrisi, dan
pertanian. Dalam pengobatan, ahli biokimia menyelidiki penyebab dan penyembuhan
penyakit. Ilmu gizi mempelajari bagaimana menjaga kesehatan dan kebugaran serta pengaruh
dari kekurangan gizi. Di bidang pertanian, ahli biokimia menyelidiki tanah dan pupuk.
Meningkatkan budidaya tanaman, penyimpanan tanaman, serta pengendalian hama juga
merupakan tujuan penerapan biokimia.

Biokimia adalah kimia mahluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi
kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Biokimia
merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein,
karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus
secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein. Saat ini, biokimia
metabolisme sel telah banyak dipelajari. Bidang lain dalam biokimia di antaranya sandi
genetik (DNA, RNA), sintesis protein, angkutan membran sel, dan transduksi sinyal.
Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan pertama molekul enzim, diastase, pada
tahun 1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828, Friedrich Wöhler menerbitkan sebuah buku
tentang sintesis urea, yang membuktikan bahwa senyawa organik dapat dibuat secara
mandiri. Penemuan ini bertolak belakang dengan pemahaman umum pada waktu itu yang
meyakini bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh organisme.

Istilah biokimia pertama kali dikemukakan pada tahun 1903 oleh Karl Neuber,
seorang kimiawan Jerman. Sejak saat itu, biokimia semakin berkembang, terutama sejak
pertengahan abad ke-20, dengan ditemukannya teknik-teknik baru seperti kromatografi,
difraksi sinar X, elektroforesis, RMI (nuclear magnetic resonance, NMR), pelabelan
radioisotop, mikroskop elektron, dan simulasi dinamika molekular. Teknik-teknik ini
memungkinkan penemuan dan analisis yang lebih mendalam berbagai molekul dan jalur
metabolik sel, seperti glikolisis dan siklus Krebs. Perkembangan ilmu baru seperti
bioinformatika juga banyak membantu dalam peramalan dan pemodelan struktur molekul
raksasa. Saat ini, penemuan-penemuan biokimia digunakan di berbagai bidang, mulai dari
genetika hingga biologi molekular dan dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan biokimia
yang pertama kali barangkali adalah dalam pembuatan roti menggunakan khamir, sekitar
5000 tahun yang lalu.

c. Genetika

Genetika adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat gen pada organisme
maupun suborganisme. Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu
tentang gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada
suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi
Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906. Dalam kaitannya dengan genetika,
DNA memiliki peran yang amat penting. DNA adalah bahan genetik mendasar yang
mengontrol sifat-sifat makhluk hidup, tereskpresikan dalam bentuk polipeptida, meskipun
tidak seluruhnya adalah protein (dapat diekspresikan sebagai RNA yang memiliki reaksi
katalitik, seperti SNRPs).
Francis Crick menjelaskan aliran informasi yang dibawa oleh DNA dalam rangkaian
The Central Dogma, yang berbunyi Aliran informasi DNA dapat diterukan ke sel-sel maupun
individu lainnya dengan replikasi, dapat diekspresikan menjadi suatu sinyal perantara dalam
bentuk RNA, yang kemudian dapat ditranslasikan menjadi polipeptida, unit pembangun suatu
fenotipe dari organisme yang ada. Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah subselular
(molekular) hingga populasi. Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:

 material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),


 bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
 bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain
(pewarisan genetik).

d. Biologi molekuler

Biologi molekuler adalah salah satu cabang ilmu dari Biologi murni. Biologi
molekuler mempelajari mengenai fungsi dan juga organisasi jasad hidup atau organisme.
Organisasi jasad hidup tersebut diteliti dari struktur dan juga regulasi molecular dari unsur
penyusunnya. Selain itu biologi molekuler juga merupakan sebuah pengkajian tentang
kehidupan organisme pada skala molekul. Biologi molekuler juga dikenal sebagai ilmu yang
berkaitan dengan dunia biomolekul seperti RNA, DNA, sintesis protein serta molekul.

Terdapat dua kelompok makhluk hidup yang dijadikan objek penelitian biologi
molekuler. 2 kelompok tersebut meliputi organisme uniseluler dan juga organisme seluler.
Organisme uniseluler merupakan organisme yang meliputi virus, viroid dan prion. Sedangkan
organisme seluler merupakan organisme yang terdiri dari susunan unit yang dikenal dengan
sebutan sel. Sel di dalam organisme seluler memiliki unsur subselular serta organel yang
mempunyai kesatuan holistik. Contoh organisme yang masuk dalam organisme seluler yaitu
jamur, manusia, hewan, tumbuhan dan juga bakteri.

e. Biologi sel

Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, “wadah”) adalah ilmu
yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis sel
seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur
hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut
dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun skala molekular, dan sel biologi meneliti baik
organisme bersel tunggal seperti bakteri maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme
multisel seperti manusia. Pengetahuan akan komposisi dan cara kerja sel merupakan hal
mendasar bagi semua bidang ilmu biologi. Pengetahuan akan persamaan dan perbedaan di
antara berbagai jenis sel merupakan hal penting khususnya bagi bidang biologi sel dan
biologi molekular. Persamaan dan perbedaan mendasar tersebut menimbulkan tema
pemersatu, yang memungkinkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari suatu sel
diekstrapolasikan dan digeneralisasikan pada jenis sel lain. Penelitian biologi sel berkaitan
erat dengan genetika, biokimia, biologi molekular, dan biologi perkembangan.

f. Enzimologi

Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat
proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia.Hampir semua enzim merupakan
protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai
substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda,
disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung
dengan cukup cepat. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat
yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena
enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah
terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim
hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan
perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase
hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia
pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri tetapi
sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam
kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman,
kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum
yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk
jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja
secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor
adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang
meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.

g. Virologi

Virologi ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama


virus. Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua
kelompok ini saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi. Virologi memiliki posisi
strategis dalam kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat bagi industri farmasi dan
pestisida. Virologi juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran, kedokteran hewan,
peternakan, perikanan dan pertanian karena kerugian yang ditimbulkan virus dapat bernilai
besar secara ekonomi.

3. Bioteknologi Tradisional, Konvensional Dan Moderen


a. Biteknologi tradisional atau konvensional

Pada dasarnya bioteknologi tradisional dengan biteknologi konvensional sama karna


sama sama memanfaatkan mikroorganisme sebagai alat bantu, menggunakan alat yang
manual dan jumlah produksi yang terbatas Bioteknonologi konvensional adalah bioteknologi
yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi produk-produk dari
mikroorganisme tersebut, seperti alkohol, bahan makanan dan gula. Bioteknologi dalam
artian pemanfaatan mikroorganisme untuk mengolah makanan dan minuman, telah dikenal
sejak jaman dahulu sebelum masehi. Proses yang biasa dilakukan mikroorganisme ini disebut
dengan proses fermentasi dan akan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia
seperti tempe, tape, yoghurt dan keju. Salah satu ciri dari bioteknologi tradisional adalah
penggunaan mikroorganisme secara langsung dalam mengubah bahan pangan. Bioteknologi
mikroba ini merupakan suatu perkembangan ilmu teknologi yang menggunakan agen hayati
dalam menghasilkan suatu produk, dan agen tersebut adalah mikroba, Adapun ciri-ciri
bioteknologi konvensional adalah sebagai berikut :

 dilakukan tanpa dilandasi prinsip-prinsip ilmiah


 dilakukan hanya berdasarkan pada pengalaman yang diwariskan masyarakat secara
turun-temurun
 pada umumnya, belum dapat diproduksi secara massal karena produknya hanya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga saja
Penggunaan mikroba dalam ilmu bioteknologi pada umumnya menggunakan teknik
fermentasi. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk
tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Produk-produk tersebut
biasanya dimanfatkan sebagai minuman atau makanan. Fermentasi merupakan suatu cara
yang telah dikenal dan digunakan sejak lama. Sebagai suatu proses fermentasi memerlukan

1.    Mikroba sebagai inokulum.

2.    Tempat (wadah) untuk menjamin proses fermentasi berlangsung dengan optimal.

3.    Substrat sebagai tempat tumbuh (medium) dan sumber nutrisi bagi mikroba.

Medium untuk fermentasi biasa disebut substrat. Biasanya pada teknologi fermentasi
digunakan bahan dasar yang mengandung karbon. Oleh karena itu, kebanyakan berasal dari
tumbuhan dan sedikit dari produk hewani. Sebagai contoh biji-bijian (grain) dan susu (milk).
Teknik fermentasi merupakan teknik yang digunakan pada bioteknologi konvensional.
Berikut contoh dari beberapa penerapan bioteknologi konvensional:

a.    Pembuatan tempe

Tempe merupakan salah satu makanan hasil fermentasi yang dilakukan oleh spesies
jamur tertentu. Selama proses fermentasi ini terjadi perubahan fisik dan kimiawi pada kedelai
sehingga menjadi tempe. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembuatan
tempe. Salah satu factor adalah aerasi Tempe adalah hasil fermentasi dari kacang kedelai.
Raginya adalah Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae. Berbeda dengan kacang kedelai
yang strukturnya keras, tempe cenderung lunak, empuk, dan memiliki aroma yang khas

Banyak bahan makanan yang dibuat dengan bantuan fermentasi oleh mikroba. Yang terutama
menyebabkan fermentasi dalam pembuatan produk-produk makanan tersebut ialah bakteri
asam laktat. Mikroorganisme yang menyebabkan perubahan-perubahan ini dapat berupa flora
normal yang terdapat pada bahan makanan yang akan difermentasikan atau dapat
ditambahkan sebagai biakan pemula Rhizophus sp. Merupakan organisme yang 
dipergunakan sebagai biakan pemula didalam pembuatan tempe.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah sebagai berikut:

1.    Oksigen→ Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu
cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang
dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik
sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan
jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.

2.    Uap air → Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini
disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.

3.    Suhu → Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik,
yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada waktu
pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.

4.    Keaktifan Laru→ Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang
keaktifannya. Karena itu pada pembuatan tape sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu
lama disimpan agar dalam pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan

Berdasarkan atas tingkat kemurniannya, inokulum atau laru tempe dapat dibedakan
atas: inokulum murni tunggal, inokulum campuran, dan inokulum murni campuran. Adapun
perbedaannya adalah pada jenis dan banyaknya mikroba yang terdapat dan berperan dalam
laru tersebut. Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempe adalah kapang jenis Rhizopus
oligosporus, atau kapang dari jenis R. oryzae. Sedangkan pada laru murni campuran selain
kapang Rhizopus oligosporus, dapat dijumpai pula kultur murni Klebsiella. Selain bakteri
Klebsiella, ada beberapa jenis bakteri yang berperan pula dalam proses fermentasi tempe
diantaranya adalah: Bacillus sp., Lactobacillus sp., Pediococcus sp., Streptococcus sp., dan
beberapa genus bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya bakteri Bacillus sp pada
tempe merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan

Pada tempe yang berbeda asalnya sering dijumpai adanya kapang yang berbeda. Jenis
kapang yang terdapat pada tempe Malang adalah R. oryzae., R. oligosporus., R. arrhizus dan
Mucor rouxii. Kapang tempe dari daerah Surakarta adalah R. oryzaei dan R. stolonifer
sedangkan pada tempe Jakarta dapat dijumpai adanya kapang Mucor javanicus.,
Trichosporon pullulans., A. niger dan Fusarium sp. Masing-masing varietas dari kapang
Rhizopus berbeda reaksi biokimianya, hal ini terutama disebabkan adanya perbedaan dari
enzim yang dihasilkan. Pektinase hanya disintesa oleh R. arrhizus dan R. stolonifer.
Sedangkan enzim amilase disintesa oleh R. oligosporus dan R. oryzae tetapi tidak disintesa
oleh R. arrhizus Selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik
maupun kimianya. Protein kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan diuraikan
menjadi asan-asam amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami peningkatan.
Dengan adanya peningkatan dari nitrogen terlarut maka pH juga akan mengalami
peningkatan. Nilai pH untuk tempe yang baik berkisar antara 6,3 sampai 6,5. Kedelai yang
telah difermentasi menjadi tempe akan lebih mudah dicerna. Selama proses fermentasi
karbohidrat dan protein akan dipecah oleh kapang menjadi bagian-bagian yang lebih mudah
larut, mudah dicerna dan ternyata bau langu dari kedelai juga akan hilang

Kadar air kedelai pada saat sebelum fermentasi mempengaruhi pertumbuhan kapang.
Selama proses fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air dimana setelah 24 jam
fermentasi, kadar air kedelai akan mengalami penurunan menjadi sekitar 61% dan setelah 40
jam fermentasi akan meningkat lagi menjadi 64% Perubahan-perubahan lain yang terjadi
selama fermentasi tempe adalah berkurangnya kandungan oligosakarida penyebab flatulence.
Penurunan tersebut akan terus berlangsung sampai fermentasi 72 jam Selama fermentasi,
asam amino bebas juga akan mengalami peningkatan dan peningkatannya akan mencapai
jumlah terbesar pada waktu fermentasi 72 jam Kandungan serat kasar dan vitamin akan
meningkat pula selama fermentasi kecuali vitamin B1 atau yang lebih dikenal dengan thiamin

b.    Pembuatan Tuak

Tuak adalah minuman beralkohol khas Batak, yang terbuat dari batang kelapa atau
batang Aren yang di ambil airnya kemudian dicampurkan dengan raru, Ada juga tuak yang
tidak dicampur dengan raru atau yang disebut dengan tuak tangkasan. Proses pembuatan tuak
bagi menjadi dua yaitu ada tuak yang terbuat dari batang Aren dan batang kelapa, masing-
masing pembuat tuak atau yang disebut dengan paragat mempunyai resep masing-masing
dalam membuat tuak, biasanya resep ini akan turun-temurun kepada anak-anak pembuat tuak
tersebut:

1.    Tuak dari batang aren

Tuak merupakan sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren (Arenga pinnata).
Kalau dalam bahasa Indonesia, sadapan dari enau atau aren disebut nira. Nira tersebut manis
rasanya, sedangkan ada dua jenis tuak sesuai dengan resepnya, yaitu yang manis dan yang
pahit (mengandung alkohol). seorang Insinyur pertanian, menerangkan "Di Indonesia,
tanaman aren dapat tumbuh baik dan mampu berproduksi pada daerah-daerah yang tanahnya
subur pada ketinggian 500-800m di atas permukaan laut. Pada daerah-daerah yang
mempunyai ketinggian kurang dari 500m dan lebih dari 800m, tanaman aren tetap dapat
tumbuh namun produksi buahnya kurang memuaskan”.

Penyadap tuak disebut paragat (semacam pisau yang dipakai waktu menyadap tuak).
Setelah dipukul tandannya berulang-ulang dengan alat dari kayu yang disebut balbal-balbal
selama beberapa minggu, setelah itu mayangnya sudah dapat dipotong, kemudian ujung
tandan tersebut dibungkus dengan obat (kapur sirih atau keladi yang ditumbuk) selama dua-
tiga hari. Dengan prosedur ini barulah mulai datang airnya dengan lancar.

Seorang peragat menyadap tuak dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.Tuak yang
ditampung pagi hari dikumpulkan di rumah paragat. Setelah ujicoba rasanya, paragat
memasukkan ke dalam bak tuak sejenis kulit kayu yang disebut raru supaya cocok rasanya
dan alkoholnya, raru inilah yang mengakibatkan peragian. Resep membuat tuak berbeda-beda
sedikit demi sedikit tergantung para paragat. Resep masing-masing boleh dikatakan sebagai
rahasia perusahaan, maka tidak menjadi masalah siapa pun bisa berhasil sebagai paragat.
Paragat harus belajar dahulu cara kerjanya.

2.    Tuak dari batang kelapa

Produksi dan distribusi tuak dari batang kelapa hampir sama dengan yang di ambil
dari batang aren. Di Medan Pohon aren tidak dapat tumbuh karena sejajar dengan permukaan
air laut,maka tuak di sadap dari batang kelapa, untuk membuat tuak harus terlebih dahulu
memanjat pohon kelapa. Manggar ialah bakal buah kelapa yang umurnya sekitar tiga bulan.
Artinya, manggar sudah tua, tetapi belum muncul kelapanya. Manggar muda belum banyak
niranya, sementara yang sudah keluar kelapanya sudah tidak bisa disadap. Penyadapan
dilakukan dengan memotong ujung manggar sekitar lima sentimeter. Setelah itu, selama tiga
hari setiap pagi dan sore ujung manggar tersebut dipotong lagi sekitar satu sentimeter hingga
akhirnya mengeluarkan nira. "Nira baru dapat keluar kira-kira tiga hari setelah pemotongan
pertama Setelah mengeluarkan nira, pelepah yang membungkus manggar dapat dibuka.
Manggar selanjutnya disatukan dan diikat kuat lalu diarahkan ke bawah supaya nira dapat
menetes. Tetesan nira itulah yang kemudian ditampung di jerigen-jerigen.

Manggar yang baik, dapat terus meneteskan nira hingga satu bulan. Sementara yang
kurang baik, penyadapan hanya bisa berlangsung dua minggu. Manggar yang baik biasanya
dimiliki pohon kelapa lokal berumur di atas enam tahun yang daunnya tampak mengkilap dan
turun ke bawah. Di setiap pohon, dalam waktu yang sama sebaiknya hanya ada dua manggar
yang disadap. Sebab, jika terlalu banyak manggar yang disadap, kualitas dan kuantitas nira
yang dihasilkan akan berkurang, Setiap pagi antara pukul 08.00 hingga 10.00, nira yang
sudah ditampung itu diambil para peragat dan kemudian diolah. Sorenya para peragat harus
kembali memanjat untuk memotong manggar agar nira tetap menetes. Dalam sehari para
paragat biasanya hanya bisa memanjat menyadap 20 pohon.

Untuk memaksimalkan nira yang didapat, setiap dua minggu sekali mereka mencari manggar
baru untuk disadap. Jadi, meski pohon yang disadap terbatas, jumlah tuak yang mereka
peroleh relatif stabil, setiap hari antara 25 sampai 30 liter, tuak hasil sadapan yang berwarna
putih seperti susu itu lalu disaring hingga benar-benar bersih. Penyaringan kadang harus
dilakukan sampai tiga kali karena tuak yang diambil dari pucuk pohon kelapa sering
bercampur dengan sisa-sisa potongan manggar atau lebah pencari tuak.

Setelah bersih, di dalam tuak yang rasanya manis itu lalu dimasukkan potongan kulit
pohon (kulit raru). Kulit raru dapat digunakan hingga empat kali. Setelah itu harus dibuang
karena sarinya sudah habis, hal ini bias diketahui dengan melihat bahwa kulit raru tersebut
telah layu dan warnanya berubah dari cokelat segar menjadi keputih-putihan. Setelah
direndam selama enam sampai delapan jam di dalam tuak, kulit raru diambil lagi dan
dicampurkan dengan tuak. Jika kulit pohon raru yang direndam terlalu banyak, tuak akan
berwarna cokelat dan rasanya terlalu pahit. Dan kalau kurang, tuak akan manis dan berwarna
putih. Menurut para paragat dari 30 liter nira hasil sadapan, dapat dibuat 45 botol tuak,
biasanya tuak akan bertahan sekitar dua hari. Setelah itu, tuak harus dibuang karena rasanya
sudah masam.

c.    Tape

Tape adalah produk yang dihasilkan dari proses fermentasi, di mana terjadi suatu
perombakan bahan-bahan yang tidak sederhana. Zat pati yang ada dalam bahan makanan
diubah menjadi bentuk yang sederhana yaitu gula, dengan bantuan suatu mikroorganisme
yang disebut ragi atau khamir Tape merupakan makanan fer mentasi tradisional yang sudah
tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon).. Inokulum tape, atau
sering disebut ragi tape, telah lama diteliti. Pada dasarnya ada dua tipe tapai, tapai ketan dan tapai
singkong. Tape memiliki rasa manis dan sedikit mengandung alcohol, memiliki aroma yang
menyenangkan, bertekstur lunak dan berair. Tapai sebagai produk makanan cepat rusak
karena adanya fermentasi lanjut setelah kondisi optimum fermentasi tercapai, sehinnga rasaya
asam dan tidak untuk dikonsumsi.
Ragi tape adalah bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan tape, baik dari
singkong dan beras ketan. ragi tape merupakan  populasi campuran yang tediri dari spesies-
spesies genus Aspergilius, Saccharomyces, Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobacter.
Genus tersebut hidup bersama-sama secara sinergis.  Aspergillus menyederhanakan tepung
menjadi glukosa serta memproduksi enzim glukoamilase yang akan memecah pati dengan
mengeluarkan unit-unit glukosa, sedangkan Saccharomyces, Candidadan Hansenulla dapat
menguraikan gula menjadi alkohol dan  bermacam-macam zat organik lain sementara
itu Acetobacter dapat merombak alkohol menjadi asam. Beberapa jenis jamur juga terdapat
dalam ragi tape, antara lain Chlamydomucororyzae, Mucor sp, dan  Rhizopus sp. Di dalam
ragi ini terdapat mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula
sederhana (glukosa) yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol.

Singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin
protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong. Selain singkong,
semua makanan yang mengandung karbohidrat bisa diolah menjadi tape. Tetapi sampai
sekarang yang sering diolah adalah ketan dan singkong (berdaging putih atau kuning).
Singkong adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.
Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai
sayuran.

b. Bioteknologi moderen

Bioteknolog modern semakin berkembang dengan memanfaatkan prinsip-prinsip


ilmiah. Prinsip-prinsip itu meliputi pemahaman tentang proses, peralatan yang digunakan,
pemrosesan hasil dengan mesin, pengepakan, dan pemasaran. Dalam meningkatkan nilai
tambah suatu bahan, bioteknologi modern memanfaatkan mikroorganisme. Mikroorganisme
itu misalnya sebagai penghasil obat ( penicillium ), sebagai pupuk pada tanaman
(rhizobium ), sebagai bahan makanan yaitu ganggang biru ( spirulina ) dan lainnya.
Bioteknologi modern merupakan penerapan bioteknologi berdasarkan pada prinsip-prinsip
ilmiah.

a. Teknologi Hibridoma

Hibridoma adalah penggabungan dua sel somatis dengan tujuan memproduksi


antibodi monoklonal atau hormon. Penggabungan dua sel ini meliputi sel penghasil antibodi
atau hormon dengan mieloma (sel kanker) yang telah dihilangkan kemampuannya dalam
memengaruhi metabolisme lain. Penggunaan sel kanker adalah untuk memperbanyak sel
secara cepat. Antibodi monoklonal merupakan antibodi yang bereaksi terhadap satu tipe
antigen saja.

b. Teknologi Plasmid atau DNA Rekombinan

Merupakan pemanfaatan plasmid sebagai vektor DNA yang akan diduplikasi dalam
sel bakteri dan memproduksi zat yang diinginkan. Contoh : pembentukan hormon insulin
dengan menggunakan plasmid bakteri Escherichia coli. Hormon insulin yang dihasilkan
untuk menanggulangi kebutuhan insulin pada penderita diabetes melitus.

c. Teknologi Kloning (Transplantasi Inti)

Teknologi kloning (transplantasi inti) adalah teknik mencangkokkan inti sel dari suatu
individu pada sel telur tanpa inti yang bertujuan untuk membuat organisme duplikat.
Teknologi kloning pada manusia telah sukses dilakukan oleh Ian Walmut dan Keith
Campbell dari Roslin Institute. Dari 277 kali percobaan, dihasilkan 13 kebuntingan dan hanya
1 yang berhasil lahir, yaitu pada bulan Juli 1996 yang dikenal dengan “domba Dolly”.

d. Protein Sel Tunggal (PST)

Yaitu pemanfaatan organisme bersel tunggal atau banyak, tetapi sederhana sebegai
sumber protein. Organisme yang sering digunakan adalah bakteri, ganggang, atau fungi.
Kelebihan menggunakan organisme bersel tunggal untuk PST, antara lain :

 Mengandung protein tinggi


 Laju pertumbuhan cepat
 Tidak bergantung pada iklim dan musim
 Tidak membutuhkan areal yang luas
 Bibit mudah didapat

e. Kultur Jaringan (Tissue Culture)

Merupakan metode pemeliharaan bagian tumbuhan yang sudah diisolasi dari tanaman
induknya pada medium buatan dalam kondisi steril secara in vitro. Kultur jaringan memiliki
banyak manfaat, antara lain mendapatkan bibit banyak dalam waktu singkat, mendapatkan
tanaman dengan sifat yang kita kehendaki, mendapatkan hasil metabolisme (metabolit
sekunder) yang mempunyai nilai ekonomi, serta penghematan waktu, ruang, dan tenaga yang
digunakan. Macam kultur :

1. Kultur meristem, yaitu menggunakan jaringan meristematis sebagai eksplan.


2. Kultur polen (serbuk sari).
3. Kultur protoplas, menggunakan sel-sel yang dihilangkan dinding selnya.
4. Kultur kloroplas.

f. Teknologi Transgenik

Merupakan teknik untuk menciptakan makhluk hidup transgenik dengan menyisipkan


gen asing yang bertujuan agar ekspresi gen asing yang disisipkan terdapat pada makhluk
hidup tersebut. Contohnya, tanaman jagung disisipi den cry dari bakteri Bacillus thuringiensis
sehingga jagung tersebut menghasilkan protein yang dapat membunuh serangga (kupu-kupu).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan “teknologi” yang
berarti cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan
secara bebas sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa
yang bermanfaat bagi manusia Semenjak awal diterapkan, sampai tahun 1857 disebut
“era bioteknologo non-mikrobal”. Disebut era bioteknologi non-mikrobal, karena pada
saat itu belum diketahui bahwa makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja
mikroorganisme.
2. Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar
dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai
pada tahun 1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical
engineering).
3. Bioteknologi mempunyai dua jenis, yaitu bioteknologi konvesional dan bioteknologi
modern. Dalam perkembanganya, lahirlah bioteknologi kedoktoran, bioteknologi
farmasi, bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya

B. Saran
Dalam  pembuat makalah kami tidak lepas dari kesalahan dan demi kesempurnaan
makalah kami mengharap kritik dan saran agar pembuatan makalah selanjutnya kami bisa
lebih baik dan cermat.
Dafar Pustaka

Hastuti, Utami Sri. 2010. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.

Hasibuan, Adria P.M. 1998. Pembuatan Antibodi Monoklomal Terhadap Salmonella


typhimurium Dengan Teknik Hibridoma. Batan: Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Aplikasi Isotop dan Radiasi.

Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: YramaWidya.

Sumantri, Debby. (2007). Cara Pembuatan Tempe.

Winarno, F.G., (1997), Kimia PangandanGizi. Jakarta: Gramedia

Dwidjoseputro. 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan

Anda mungkin juga menyukai