Kelompok 7
Bab 2 Pembahasan
i. Bioteknologi
ii. Kultur Jaringan
iii. Kloning
iv. Rekayasa Genetika
v. Bayi Tabung
vi. Vaksin
vii. Fusi Protoplasma
viii. Antibiotik
ix. Protein Sel Tunggal (PST)
x. BovineSomatotropin
xi. Insulin
xii. DNA Rekombinan
xiii. Antibodi Monoklonal
xiv. Tanaman Kapas Anti Serangga
xv. Hibridisasi
xvi. Dampak Positif dan Negatif Bioteknologi
Bab 3 Penutup
2.1 Kesimpulan
2.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peradaban manusia yang semakin maju mengakibatkan perkembangan terhadap ilmu
pengetahuan semakin cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan juga akan berdampak pesat pada
teknologi. Salah satu bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini adalah
bioteknologi.
Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya harus dilakukan
dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Pengkajian
mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran, logika, moral,agama, serta kriteria
kebenarannya, tentu akan sangat membantu menuntun kita pada tujuan pengembangan IPTEK
yang sebenarnya.
Penerapan bioteknologi akan berhasil bila dilakukan pengintegrasian beberapa disiplin ilmu
pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam tersebut ialah mikrobiologi, biokimia,
genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa genetika dan teknik kimia.
Walaupun terdengar sebagai sesuatu yang baru, bioteknologi sebenarnya telah diterapkan
manusia sejak jaman dahulu. Tidak dapat dipastikan apakah penerapan bioteknologi tersebut secara
sadar atau tidak sadar dan apakah proses mikrobial tersebut diketahui secara kebetulan atau
berdasarkan suatu percobaan intuitif. Perkembangan bioteknologi selanjutnya ialah salah satu
contoh dari kemampuan manusia menggunakan aktivitas penting sutau mikroorganisme guna
memenuhi kebutuhannya.
Jenis-jenis Bioteknologi
Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Bioteknologi Konvensial
Bioteknologi konvensional adalah praktik bioteknologi yang dilakukan dengan cara
dan peralatan yang sederhana, tanpa adanya rekayasa genetika. Contoh produknya bir,
wine, tuak, keju, sake (berasal dari Jepang), yoghurt, roti, keju, tempe, dan lain
sebagainya.
b. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern merupakan bioteknologiyang didasarkan pada manipulasi atau
rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia. Penerapan
bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek kehidupan, misalnya ternak unggul
hasil manipulasi genetik (peternakan), buah tomat hasil manipulasi genetik yang tahan
lama (pangan), tanaman jagung dan kapas yang resisten terhadap serangan penyakit
tertentu (pertanian), hormone insulin yang dihasilkan oleh E.Coli (kedokteran dan
farmasi).
iii. Kloning
Kata kloning ini berasal dari kata “clone” kata dalam bahasa inggris yang berarti
potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman, kloning ini pertama kali muncul
dari usulan Herbert Webber pada tahun 1903 dalam mengistilahkan sekelompok individu
makhluk hidup yang dilahirkan dari satu induk tanpa proses seksual.
Secara definisi dan pengertian, kloning adalah suatu upaya tindakan untuk
memproduksi atau menggandakan sejumlah individu yang hasilnya secara genetic sama
persis (identik) berasal dari induk yang sama, mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang
sama. Sedangkan klon adalah sejumlah organisme hewan maupun tumbuhan yang
terbentuk melalui hasil reproduksi aseksual dan berasal dari satu induk yang sama. Setiap
bagian dari klon tersebut memiliki susunan dan jumlah gen yang sama dan kemungkinan
besar fenotipnya juga akan sama. Klon ini digunakan dalam dua pengertian yaitu :
Klon sel, adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal
dari satu sel.
Klon gen, atau molekuler adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik
yang direplikasi dari satu gen yang dimasukan dalam sel inang
Konsep cloning ini didasarkan pada prinsip bahwa pada setiap makhluk hidup itu memiliki
kemampuan totipotensi yang artinya setiap sel memiliki kemampuan untuk menjadi sebuah
individu.
Berdasarkan penjelasan pengertian cloning di atas, ada beberapa jenis kloning yang dikenal,
diantaranya :
1. Kloning DNA Rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu
organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam
plasmid bakteri untuk mengklon satu gen.
2. Kloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama,
contohnya Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).
3. Kloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian.
Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan
sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan
penyakit.
Molekul DNA dan bakteriofog mempunyai sifat-sifat dasar yang ditentukan sebagai sarana kloning.
Namun sifat ini tidak berguna tanpa adanya teknik-teknik eksperimen untuk manipulasi molekul
DNA di dalam laboratorium.
Ketrampilan dasar untuk melakukan kloing secara sederhana adalah :
Proses kloning pada manusia Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode
genetik yang sama dengan induknya yang berupa manusia.
Proses kloning manusia dapat digambarkan seperti ditunjukkan dan dijelaskan secara sederhana
sebagai berikut :
Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel
ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan dari sel.
Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian
intinya dipisahkan.
Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua)
menjadi sel embrio.
Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima)
dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem
donor.
Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang menghasilkan individu baru dan mempunyai
sifat genetik yang “identik” (sama). Sifat “identik” inilah yang akan coba dibahas dalam koridor
ruang – waktu proses kloning.
1. Menemukan organisme alami yang memiliki sifat atau karakteristik yang diinginkan.
2. DNA diekstrasi dari organisme tersebut.
3. Gen yang diinginkan harus ditemukan dan disalin dari ribuan gen yang diekstrasi.
4. Gen dapat dimodifikasi sedikit untuk bekerja dengan cara yang lebih diinginkan.
5. Gen baru dikirim ke sel organisme penerima.
6. Meningkatkannya dengan pemuliaan.
Ketika gen diambil dari organisme lain, lalu dimasukkan ke organisme penerima,
memungkinkan untuk memperoleh kemampuan dan sifat yang sama.
v. Bayi Tabung
Bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF) adalah teknik pembuahan sel telur oleh sel
sperma di luar tubuh. Teknik ini dilakukan pada sebuah medium khusus yang dilakukan di
laboratorium. IVF digunakan untuk menangani masalah infertilitas seperti kualitas sperma
yang rendah atau kerusakan tuba fallopi.
Seorang wanita yang akan melakukan prosedur bayi tabung harus melewati
serangkaian proses pemeriksaan hingga pemberian obat dan hormon. Kemudian dilakukan
pengambilan sel telur, bersamaan dengan pengambilan semen yang mengandung sperma
pada pria. Sel telur dan sperma akan ditempatkan pada medium khusus untuk diinkubasi di
laboratorium dan diharapkan dapat terjadi pembuahan. Telur yang sudah dibuahi (embrio)
dipindahkan kedalam rahim wanita saat memasuki fase blastosit. Embrio pada fase ini
sudah mampu menempel dengan baik pada rahim.
Terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan dari proses bayi tabung, seperti:
vi. Vaksin
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan
terhadap suatu penyakit. Pemberian vaksin (imunisasi) dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi penyebab penyakit - penyakit tertentu. Pemberian vaksin
disebut vaksinasi.
Vaksin juga merupakan suatu bentuk produk biologi yang diketahui berasal dari
virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan. Vaksin diberikan
kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibody atau kekebalan tubuh
guna mencegah dari infeksi penyakit .
Metode baku pembuatan vaksin adalah mengembangkan virus dengan hewan yang
cocok, mungkin, lebih baik dalam sel yang di perbanyak dalam laboratorium. Virus
kemudian dikumpulkan untuk dimatikan atau di perlemah, sebelum di suntikan kedalam
tubuh manusia. Sebagai tanggapan terhadap para " pengacu " ini, sistem kekebalan tubuh
membuat antibodi yang akan menyerang mereka. Ini membutuhkan waktu, tetapi karena
virus dalam keadaan tidak membahayakan, kelambatan waktu ini tidakan menimbulkan
masalah. Virus yang sudah mati atau lemah juga tidak akan menimbulkan kerusaka,
sedangkan selama kekebalan sistem itu semakin meningkat kekuatannya. Jika kemudian
virus sejenis yang masih hidup dan betul-betul masih aktif, dapat masuk ke dalam tubuh,
sistem kekebalan tubuh telah siap untuk mengeluar virus tersebut.
Jenis -- jenis vaksin
Vaksin polio
Vaksin campak
Vaksin flubio
Vaksin hepatitis B
Vaksin ventabio
Vaksin BCG
Vaksin jerap TD
Vaksin jerao DT
Vaksin TT
Vaksin DTP
Vaksin DTP-HB
viii. Antibiotik
Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan
dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika
juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja
targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya.
Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi
kuman untuk hidup.
Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti
strychnine, antibiotika dijuluki “peluru ajaib”: obat yang membidik penyakit tanpa
melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau
nonbakteri lainnya, dan Setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan
berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram
positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi
infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut. Antibiotika oral (yang
dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotika intravena (melalui infus)
digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadangkala dapat digunakan
setempat, seperti tetes mata dan salep.
Macam-macam antibiotika
Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan
kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika dilihat dari target atau sasaran kerjanya
(nama contoh diberikan menurut ejaan Inggris karena belum semua nama diindonesiakan
atau diragukan pengindonesiaannya):
Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide
dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G.
Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya
rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid.
Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari
golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin,
chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline.
Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin.
Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya
oligomycin, tunicamycin; dan.
Antimetabolit, misalnya azaserine.
PROSES PEMBUATAN
Pemilihan suatu mikroorganisme yang tepat sangat penting untuk keberhasilan setiap
produksi protein sel tunggal. Mikroorganisme harus dapat dimakan oleh manusia maupun
ternak. Teknologi proses pembuatan juga harus mudah dilakukan dan layak secara
ekonomis. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka (1) Mikroorganisme harus tumbuh cepat
dengan penuh semangat. (2) Organisme harus merupakan sumber yang kaya nutrisi
(contoh : pupuk tanaman komersial). (3) Secara ideal, organisme harus bisa tumbuh di
tempat terbuka dan subur . (4) Karena produksi protein sel tunggal hanya dapat dilakukan
secara ekonomis, batas kondisi yang tak diperbolehkan adalah organisme berada di bawah
kondisi steril, dan harus murni sepenuhnya. Namun, persaingan dengan mikroorganisme
lain adalah dalam kesterilan dan kecepatan pertumbuhan, serta kontaminasi dengan
organisme beracun harus dihindari.
Sebagian besar produksi protein sel-tunggal telah difokuskan pada ragi, Candida utilis
(Torula utilis). Ragi memenuhi sebagian besar persyaratan yang disebutkan dalam paragraf
sebelumnya. Ragi tidak hanya mudah ditumbuhkan tetapi juga merupakan makanan yang
baik dan ragi makanan ternak. Walaupun kesterilan itu penting,tapi kemurnian itu tidak
penting.
Kandungan asam nukleat tinggi pada protein bakteri membuat mereka kurang diminati
sebagai bahan makanan untuk manusia dan hewan. Beberapa grup bakteri
dikarakteristikkan karena kandungan endotoxin. Endotoxin dapat dimasukan dalam produk
ternak. Ada juga kemungkinan bahan pakan bakteri tertentu dapat membuat reaksi alergi
pada manusia yang berhubungan dengannya. dan, ukuran bakteri yang lebih kecil
membuatnya sulit untuk dipanen.
Produksi Langsung
Produksi langsung berbeda dari produksi tidak langsung dalam organisme yang
dibudidayakan pada limbah unhydrolyzed . Produksi tidak langsung melibatkan dua
langkah terpisah (hidrolisis dan produksi sel ), sedangkan di produksi langsung, kedua
langkah ini tidak selalu leluasa maupun terpisah sementara . Meskipun perlu, langkah-
langkah adalah berurutan (hidrolisis harus mendahului sebagai pemanfaatan untuk
pertumbuhan sel; keduanya mungkin dapat melibatkan mikroorganisme yang sama).
Dengan kata lain, organisme dapat menurunkan molekul selulosa dan memanfaatkan gula
konstituen untuk mensintesis massa sel. Semua urutan tidak terjadi secara simultan
(bersama) dan, secara kolektif, mereka merupakan unit proses tunggal. Oleh karena itu,
setidaknya beberapa dari mikroorganisme harus selulolitik, yaitu, yang mampu memecah
molekul selulosa.. Sebaiknya, sebagian besar harus selulolitik. Sebuah kerugian adalah
ketidakmampuan untuk menggunakan kultur tenggelam dalam ketiadaan adaptasi khusus.
Sebagian besar pengalaman dalam produksi sel tunggal dari limbah telah dilakukan di
laboratorium dan dalam skala pilot telah dilakukan dengan kertas dan ampas tebu. Kertas
terdiri dari 40% sampai 80% selulosa, 20% sampai 30% lignin, and 10% sampai 30%
hemicellulose and xylosans.. Bagasse adalah sisa ampas setelah jus diekstrak dari tebu
oleh penggilingan. Karena studi itu tersebut hanya terbatas dalam skala pilot di
laboratorium ,maka proyeksi dan perkiraan berdasarkan studi harus dipertimbangkan.
x. Bovine Somatotropin
Menurut Djojosoebagio (1990) hormon Somatotropin sapi diketemukan oleh Li
et al. merupakan polypeptida bercabang yang mempunyai 416 asam-amino. Hormon
ini mempunyai efek terhadap membran sel. Fungsi hormon ini diantaranya sebagai
pemicu untuk membentuk dan meningkatkan konsentrasi cAMP sebagai proses
terjadinya utusan kedua (second messenger) yang diikuti oleh proses-proses biologis
lainnya; meningkatkan asam-amino ke dalam otot, ginjal dan fibroplast dan juga dapat
menyebabkan lypolysis pada jaringan lemak yang dibantu oleh hormon lain seperti
tiroksin dan glucocorticoid.
Mekanisme kerja
Ketertarikan terhadap bST mulai tahun 1932, ketika seorang peneliti bernama
Asdell mendemonstrasikan satu respons produksi susu pada kambing betina laktasi
yang diberi ekstrak pituitary. Pada tahun 1940 diperoleh imformasi bahwa zat
tersebut adalah ekstrak somatotropin. Pada tahun 1982 muncul suatu produk
bioteknologi yang digunakan pada ternak berupa Bovine Somatotropin (bST). Sejak
penemuan bST ini penelitian demi penelitian dilakukan para ahli untuk menguji sejauh
mana manfaat bST secara biologis dan apa dampak penggunaan tersebut. Penelitian
terutama dilakukan pada sapi perah.
Di Amerika sendiri penggunaan bST setelah melalui penelitian yang cukup lama,
akhirnya FDA (Food and Drug Administration) pada tahun 1994 resmi menyetujui
penggunaan dan penyebaran bST secara komersial. Hingga tahun 1998 pengunaan bST
oleh peternak Amerika telah melebihi 100 juta unit (Bauman et al., 1999) . Dikenal ada
beberapa produk bST diantaranya Somidobove recombinant derived bST (OPTIFLEX)
dari Eli Lilly and Elanco Indianapolis IN dan Posilac dari Mosanto Co. St Louis, Mo.
xi. Insulin
Insulin (bahasa Latin insula, "pulau", karena diproduksi di Pulau-pulau Langerhans
di pankreas) adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat.
Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil
bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein – hormon ini bersifat anabolik
yang artinya meningkatkan penggunaan protein. Hormon tersebut juga memengaruhi
jaringan tubuh lainnya.
Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi
darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4[1] dan menyimpannya sebagai
glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Kadar insulin yang rendah akan
mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai
sumber energi.
Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan
diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah
kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal
insulin, dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak
cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.
Insulin membantu mengontrol kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh. Caranya
dengan memberi sinyal pada sel lemak, otot, dan hati untuk mengambil glukosa dari darah
dan mengubahnya menjadi glikogen (gula otot) di sel otot, trigliserida di sel lemak, dan
keduanya di sel hati. Ini merupakan bentuk sumber energi yang disimpan oleh tubuh.
Selama pankreas memproduksi cukup insulin dan tubuh dapat menggunakannya dengan
benar, maka kadar gula darah pasti akan selalu berada dalam kisaran yang sehat. Karena
pada hakikatnya, kadar glukosa yang terlalu banyak atau terlalu sedikit tidak baik bagi
kesehatan.
Penumpukan glukosa dalam darah (hiperglikemia) dapat menyebabkan komplikasi,
seperti kerusakan ginjal dan saraf, serta masalah pada mata. Sedangkan terlalu sedikit
glukosa dalam darah (hipoglikemia) dapat membuat kita merasa lelah, mudah marah,
bingung, hingga kehilangan kesadaran alias pingsan.
Dan bila insulin dalam darah tidak cukup, sel-sel tubuh akan mulai kelaparan.
Insulin yang tidak cukup berarti glukosa tidak dapat dipecah dan artinya sel tidak dapat
menggunakannya. Akibatnya, lemak mulai dipecah untuk membuat energi. Proses tersebut
kemudian mengakibatkan penumpukan bahan kimia yang disebut keton.
Keton yang menumpuk dalam darah dan urine sangat berbahaya karena mampu
memicu kondisi ketoasidosis pada penderita diabetes. Ketoasidosis bahkan bisa
mengancam jiwa jika tidak ditangani secepatnya. Gejalanya mencakup sering buang air
kecil selama satu atau beberapa hari, merasa sangat haus dan lelah, mual muntah, sakit
perut, berdebar-debar, sesak napas, pusing, mengantuk, hingga kehilangan kesadaran.
Hormon insulin memiliki cara kerja yang penting untuk Anda ketahui. Cara kerja
hormon insulin di saat terjadi peningkatan glukosa adalah dengan memberi sinyal kepada
organ pankreas untuk memproduksi hormon insulin. Setelah hormon insulin dihasilkan
maka selanjutnya hormon insulin akan memberi sinyal kepada sel-sel di seluruh tubuh
untuk mengambil glukosa di dalam aliran darah. Ketika glukosa sudah mulai diserap
masuk ke dalam sel-sel darah maka kadar glukosa tubuh menjadi menurun dan normal
kembali. Glukosa yang diserap oleh sel-sel tubuh digunakan sebagai energi, sedangkan
sel-sel yang ada di organ hati hanya akan menyimpannya dalam bentuk glikogen yang bisa
diubah kembali saat tubuh memerlukan glukosa.
Apabila kekurangan hormon insulin maka glukosa tidak bisa diambil secara optimal
oleh sel-sel tubuh. Hal ini pun akan mengganggu kadar glukosa di dalam darah. Kondisi
seperti ini akan memicu kondisi medis yaitu hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia yang
dibiarkan terus menerus maka bisa mencetuskan penyakit diabetes mellitus yang dimulai
dari tipe-1 lalu menjadi tipe-2. Penyakit diabetes mellitus pun merupakan alasan terjadi
berbagai komplikasi penyakit degeneratif lainnya.
Pada beberapa orang, hormon insulin bisa dihasilkan secara berlebih. Apabila
kelebihan hormon insulin maka bisa menyebabkan sel-sel mengambil glukosa terlalu
banyak dari darah. Kondisi ini akan memicu kondisi medis berupa hipoglikemia. Kondisi
hipoglikemia dapat membuat seseorang merasa lemas, pusing, cemas, lapar, berkeringat,
memucat, dan kesakitan. Hal ini harus segera diperbaiki karena bisa memengaruhi otak
bahkan bisa mengakibatkan koma pada kasus yang parah.
Jenis-Jenis Insulin
Tipe insulin bervariasi bergantung pada seberapa cepat insulin bekerja, waktu kerja
maksimal, dan durasi kerja insulin dalam tubuh. Karena terapi insulin selalu membutuhkan
peningkatan dosis dan tidak nyaman, banyak dokter merekomendasikan penggunaan
insulin basal dengan insulin yang diberikan pada waktu makan saat dibutuhkan. insulin
basal ditujukan untuk menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali selama periode puasa
atau tidur.
Terdapat dua jenis insulin basal, yaitu insulin intermediate-acting (kerja sedang) dan
insulin long-acting (kerja-panjang). Untuk menyerupai mekanisme tubuh pasien sehat
dalam melepaskan insulin, insulin bolus (insulin short-acting (kerja singkat) atau rapid-
acting (kerja-cepat)) harus diberikan untuk mencegah peningkatan kadar glukosa darah
setelah makan.
Insulin kerja-cepat :
Insulin kerja-sedang :
Insulin kerja-panjang :
Ultralong-acting insulin :
Gambar di atas adalah rekayasa genetika pada bakteria guna menghasilkan hormon insulin
yang penting untung pengendalian gula darah pada penderita diabetes. Tahap-tahapnya
adalah sebagai berikut:
1. Tahap pertama dalam membuat bakteria yang bisa menghasilkan insulin adalah
dengan mengisolasi plasmid pada bakteri tersebut yang akan direkayasa. Plasmid
adalah materi genetik berupa DNA yang terdapat pada bakteria namun tidak
tergantung pada kromosom karena tidak berada di dalam kromosom.
2. Kemudian plasmid tersebut dipotong dengan menggunakan enzim di tempat tertentu
sebagai calon tempat gen baru yang nantinya dapat membuat insulin.
3. Gen yang dapat mengatur sekresi (pembuatan) insulin diambil dari kromosom yang
berasal dari sel manusia.
4. Gen yang telah dipotong dari kromosom sel manusia itu kemudian ‘direkatkan’ di
plasmid tadi tepatnya di tempat bolong yang tersedia setelah dipotong tadi.
5. Plasmid yang sudah disisipi gen manusia itu kemudian dimasukkan kembali ke
dalam bakteria.
6. Bakteria yang telah mengandung gen manusia itu selanjutnya berkembang biak dan
menghasilkan insulin yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan insulin dapat
diproduksi dalam jumlah yang tidak terbatas di pabrik-pabrik.
Insulin bervariasi dari satu organisme ke organisme lainnya, namun hal ini tidak
membedakan aktivitasnya. Pada mulanya sumber insulin untuk penggunaan klinis pada
manusia diperoleh dari pancreas sapi atau babi. Insulin yang diperoleh dari sumber –
sumber tersebut efektif bagi manusia karena indentik dengan insulin manusia. Insulin pada
manusia, babi, dan sapi mempunyai perbedaan dalam susunan asam aminonya, tapi
aktivitasnya tetap sama.
DNA rekombinan atau rDNA (bahasa inggris: recombinant DNA) adalah suatu bentuk
DNA buatan yang dibuat dengan cara menggabungkan atau merekombinasi dua atau lebih
untaian benang DNA yang dalam keadaan normal tidak berpasangan atau terjadi bersama.
Pada bahasan biologi molekuler, modifikasi genetik dilakukan dengan memasukkan DNA
yang relevan ke dalam DNA organisme yang hidup misalnya pada plasmid bakteri, untuk
menyandikan suatu sifat khusus tertentu seperti antibiotik dan sifat lain. Hal ini berbeda
dengan konsep DNA rekombinan yang kombinasi DNAnya tidak terjadi secara alami di
dalam sel tetapi direkayasa. Proses rekombinasi DNA yang umum dilakukan adalah
dengan menggabungkan untaian DNA dari dua organisme yang berbeda. Bergabungnya
dua DNA dari organisme yang berbeda misalnya pada suatu plasmid bakteri dibantu oleh
enzim ligase. Teknologi DNA rekombinan melalui teknik pemotongan DNA merupakan
salah saktu bukti penguat yang menunjukkan bahwa DNA adalah suatu unit pewarisan.
Teknik DNA Rekombinan
Teknologi DNA rekombinan telah mungkinkan bagi kita untuk: mengisolasi DNA dari
berbagai organisme, menggabungkan DNA yang berasal dari organisme yang berbeda
sehingga terbentuk DNA rekombinan, memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel
organisme prokariot maupun eukariot hingga DNA rekombinan dapat berepilkasi dan
bahkan dapat diekspresikan. Jadi, Teknologi DNA Rekombinan merupakan kumpulan
teknik atau metoda yang digunakan untuk mengkombinasikan gen-gen di dalam tabung
reaksi.
2. Pembuatan Vaksin
Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu epitop
saja. Antibodi monoklonal ini dapat dihasilkan dengan teknik hibridoma. Sel hibridoma
merupakan fusi sel dan sel.
Pembuatan sel hibridoma terdiri dari tiga tahap utama yaitu imunisasi, fusi, dan
kloning. Imunisasi dapat dilakukan dengan imunisasi konvensional, imunisasi sekali suntik
intralimpa, maupun imunisasi in vitro. Fusi sel ini menghasilkan sel hibrid yang mampu
menghasilkan antibodi seperti pada sel limpa dan dapat terus menerus dibiakan seperti sel
myeloma. Frekuensi terjadinya fusi sel ini relatif rendah sehingga sel induk yang tidak
mengalami fusi dihilangkan agar sel hasil fusi dapat tumbuh.
Frekuensi fusi sel dapat diperbanyak dengan menggunakan Polietilen glikol (PEG),
DMSO, dan penggunaan medan listrik. PEG berfungsi untuk membuka membran sel
sehingga mempermudah proses fusi. Sel hibrid kemudian ditumbuhkan pada media
pertumbuhan. Penambahan berbagai macam sistem pemberi makan dapat meningkatkan
pertumbuhan sel hibridoma.
2. Penyaringan produksi antibodi tikus Serum antibodi pada darah tikus itu dinilai
setelah beberapa minggu imunisasi. Titer serum antibodi ditentukan dengan
berbagai macam teknik seperti enzyme link immunosorbent assay (ELISA) dan flow
cytometry. Fusi sel dapat dilakukan bila titer antibodi sudah tinggi jika titer masih
rendah maka harus dilakukan booster sampai respons yang adekuat tercapai.
Pembuatan sel hybridoma secarain vitro diambil dari limpa tikus yang dimatikan.
3. Persiapan sel myeloma Sel myeloma yang didapat dari tumor limfosit abadi tidak
dapat tumbuh jika kekurangan hypoxantine guanine phosphoribosyl
transferase (HGPRT) dan sel limpa normal masa hidupnya terbatas. Antibodi dari
sel limpa yang memiliki masa hidup terbatas menyediakan HGPRT lalu
digabungkan dengan sel myeloma yang hidupnya abadi sehingga dihasilkan
suatu hybridoma yang dapat tumbuh tidak terbatas. Sel myeloma merupakan sel
abadi yang dikultur dengan 8 azaguanine sensitif terhadap medium
seleksi hypoxanthine aminopterin thymidine (HAT). Satu minggu sebelum fusi sel,
sel myeloma dikultur dalam 8 azaguanine. Sel harus mempunyai kemampuan hidup
tinggi dan dapat tumbuh cepat. Fusi sel menggunakan medium HAT untuk dapat
bertahan hidup dalam kultur.
4. Fusi sel myeloma dengan sel imun limpa Satu sel limpa digabungkan dengan
sel myeloma yang telah dipersiapkan. Fusi ini diselesaikan melalui sentrifugasi sel
limpa dan sel myeloma dalam polyethylene glycolsuatu zat yang dapat
menggabungkan membran sel. Sel yang berhasil mengalami fusi dapat tumbuh pada
medium khusus. Sel itu kemudian didistribusikan ke dalam tempat yang berisi
makanan, didapat dari cairan peritoneal tikus. Sumber makanan sel itu
menyediakan growth factor untuk pertumbuhan sel hybridoma.
Teknik transfer genetik yang digunakan dalam perakitan kapas ini yaitu transfer gen secara
tidak langsung yakni teknik melaui media vektor Agrobacterium tumefaciens paling sering
digunakan untuk mentransformasi tanaman dikotil seperti kapas. Agrobacterium
tumefaciens mampu mentransfer gen ke dalam genom tanaman melalui eksplan baik yang
berupa potongan daun (leaf discs) atau bagian lain dari jaringan tanam- an yang mempunyai
potensi beregenerasi tinggi.
Gen yang ditransfer terletak pada plasmid Ti (tumor inducing). Segmen spesifik
DNA plasmid Ti disebut DNA T (transfer DNA) yang berpindah dari bakteri ke inti sel
tanaman dan berintegrasi ke dalam genom tanaman. Karena Agrobacterium tumefaciens
merupakan patogen tanaman maka Agrobacterium sebagai vektor yang digunakan untuk
transformasi tanaman adalah bakteri dari jenis plasmid Ti yang dilucuti virulensinya
(disarmed), sehingga sel tanaman yang ditransformasi oleh Agrobacterium dan yang
mampu beregenerasi akan membentuk suatu tanaman sehat hasil rekayasa genetik.
Tanaman tersebut akan menurunkan DNA T yang disarmed dan gen asing (dari sifat yang
di- inginkan) ke keturunannya.
Hibridisasi adalah mengawinkan dua jenis hewan atau tumbuhan yang berbeda
varietas dan memiliki sifat-sifat unggul. Selain itu juga bisa didapat dengan cara mutasi
gen dan inseminasi buatan (kawin suntik).
2. Bisa menghemat biaya dan tenaga kerja, misalnya teknologi tanam benih langsung
yang disebut TOT Tabela dengan menggunakan jenis padi Mamberomo dan Cibobas’
3. Dapat mempercepat produksi, misalnya padi unggul Mamberomo dan Cibobas yang
masa panennya 2 minggu lebih cepat.
4. Tanaman dan hewan akan berumur panjang karena sifat unggulnya yang tahan
terhadap penyakit dan iklim. Misalnya padi VUTW (Varietas unggul tahan wereng)
dan padi IR 64.
Contoh hasil hibridisasi pada hewan, Zonkey perkawinan antara Zebra jantan dengan
keledai (donkey) betina. Bison Amerika hasil perkawinan antara bison Amerika (American
“buffalo” atau “kerbau” Amerika) dengan sapi/lembu (domestic cattle).
Proses hibridisasi pada sapi :
Meski bermanfaat, ada beberapa resiko bioteknologi ini, antara lain adalah resiko
terjadinya kontaminasi gen yang berakibat berkurangnya keanekaragaman hayati. Gen
dari tanaman atau hewan yang mengalami rekayasa genetika dapat masuk ke tanaman
atau hewan di alam, melalui perkembangbiakan seksual, misalnya penyerbukan pada
tanaman. Misalnya, kedelai yang dimodifikasi agar tahan pestisida (Roundup Ready
soy) memiliki resiko melakukan perkawinan silang dengan kedelai alami. Ini akan
berakibat pada hilangnya varietas alami akibat perkawinan silang. Padahal varietas
alami memiliki keunggulan, meski tidak tahan pestisida, seperti rasa yang lebih enak
atau lebih besar bijinya.
Kesimpulan
Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan “teknologi” yang
berarti cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan
secara bebas sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa
yang bermanfaat bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).
Semenjak awal diterapkan, sampai tahun 1857 disebut “era bioteknologo non-mikrobal”.
Disebut era bioteknologi non-mikrobal, karena pada saat itu belum diketahui bahwa
makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme.
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria
pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun
1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering).
Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya tugas ini dan dan penulisan tugas di
kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga pembahasan ini berguna bagi penyusun pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Daftar Pustaka
https://blog.ruangguru.com/bioteknologi-pengertian-penggolongan-dan-penerapannya
https://www.gurupendidikan.co.id/kultur-jaringan/
http://www.blueskybioservices.com/2019/11/11/pengertian-kloning-definisi-jenis-dan-cara-
kloning-beserta-contohnya/
https://www.kompasiana.com/budisetiawankalbar/5df2ffeb097f366a725fe5a2/pengertian-
rekayasa-genetika-dan-cara-kerjanya
https://www.popmama.com/pregnancy/getting-pregnant/arrafina-muslimah/apa-itu-bayi-
tabung-dan-bagaimana-prosesnya
https://www.alodokter.com/memahami-vaksin-berdasarkan-kandungannya
https://variasisomaklonal.blogspot.com/2014/04/fusi-protoplasma.html
https://doktersehat.com/jenis-antibiotik/
https://harisnumanaulia.wordpress.com/2011/06/15/aplikasi-teknologi-fermentasi-pada-
pembuatan-protein-sel-tunggal/
https://jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/view/25
https://www.alodokter.com/pentingnya-hormon-insulin-dalam-mengendalikan-gula-darah
https://www.gurupendidikan.co.id/rekombinasi-dna/
https://www.academia.edu/31039282/ANTIBODI_MONOKLONAL
https://bioteknologipunyaimam5a.wordpress.com/2017/10/26/kapas-transgenik-bt/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hibridisasi-kimia-kelas-10/
http://pasukan-belajar-umat-islam.blogspot.com/2015/02/dampak-positif-dan-negative-
bioteknologi.html