Anda di halaman 1dari 38

Bioteknologi

Kelompok 7

Disusun oleh : 1. Prayoga Fransis Liong


2. Mulie
3. Putri Anjani

SMA NEGERI 1 KURUN


Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
tentang Bioteknologi ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Bioteknologi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam pembahasan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga pembahasan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Daftar Isi
Bab 1 pendahuluan
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan penulisan

Bab 2 Pembahasan
i. Bioteknologi
ii. Kultur Jaringan
iii. Kloning
iv. Rekayasa Genetika
v. Bayi Tabung
vi. Vaksin
vii. Fusi Protoplasma
viii. Antibiotik
ix. Protein Sel Tunggal (PST)
x. BovineSomatotropin
xi. Insulin
xii. DNA Rekombinan
xiii. Antibodi Monoklonal
xiv. Tanaman Kapas Anti Serangga
xv. Hibridisasi
xvi. Dampak Positif dan Negatif Bioteknologi

Bab 3 Penutup
2.1 Kesimpulan
2.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peradaban manusia yang semakin maju mengakibatkan perkembangan terhadap ilmu
pengetahuan semakin cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan juga akan berdampak pesat pada
teknologi. Salah satu bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini adalah
bioteknologi.
Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya harus dilakukan
dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Pengkajian
mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran, logika, moral,agama, serta kriteria
kebenarannya, tentu akan sangat membantu menuntun kita pada tujuan pengembangan IPTEK
yang sebenarnya.
Penerapan bioteknologi akan berhasil bila dilakukan pengintegrasian beberapa disiplin ilmu
pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam tersebut ialah mikrobiologi, biokimia,
genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa genetika dan teknik kimia.
Walaupun terdengar sebagai sesuatu yang baru, bioteknologi sebenarnya telah diterapkan
manusia sejak jaman dahulu. Tidak dapat dipastikan apakah penerapan bioteknologi tersebut secara
sadar atau tidak sadar dan apakah proses mikrobial tersebut diketahui secara kebetulan atau
berdasarkan suatu percobaan intuitif. Perkembangan bioteknologi selanjutnya ialah salah satu
contoh dari kemampuan manusia menggunakan aktivitas penting sutau mikroorganisme guna
memenuhi kebutuhannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana yang dimaksud dengan Bioteknologi?

2. Jelaskan jenis-jenis bioteknologi?

3. Jelaskan tentang penerapan bioteknologi?

4. Apa saja teknik yang digunakan dalam bioteknologi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui dan memahami pengertian bioteknologi

2. Mengetahui jenis-jenis bioteknologi

3. Memahami penerapan bioteknologi

4. Mengetahui teknik-teknik dalam bioteknologi


Bab 2
Pembahasan
i. Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang berarti makhluk hidup
dan “teknologi” yang berarti cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas
dapat didefinisikan secara bebas sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk
menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun
1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia
(biochemicalengineering). Dari paduan dua kata tersebut (bio dan teknologi) European
Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari
ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi
organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup dan analog mulekuler untuk
menghasilkan produk dan jasa
Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan tahun yang lalu,
karena manusia telah bertahun-tahun lamanya menggunakan mikroorganisme seperti
bakteri dan jamur ragi untuk membuat makanan bermanfaat seperti tempe, roti, anggur,
keju, dan yoghurt. Namun istilah bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur
menemukan proses fermentasi dalam pembuatan anggur (Kuswanti, 2008:113).
Perkembangan yang pesatdalam bidang biologi sel dan biologi molekuler sejak
tahun 1960-an mendorong perkembangan bioteknologi secara cepat. Dewasa ini, manusia
telah mampu memanipulasi, mengubah, dan/atau menambahkan sifat tertentu pada suatu
organisme (Kuswanti, 2008:112).

Jenis-jenis Bioteknologi
Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Bioteknologi Konvensial
Bioteknologi konvensional adalah praktik bioteknologi yang dilakukan dengan cara
dan peralatan yang sederhana, tanpa adanya rekayasa genetika. Contoh produknya bir,
wine, tuak, keju, sake (berasal dari Jepang), yoghurt, roti, keju, tempe, dan lain
sebagainya.

b. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern merupakan bioteknologiyang didasarkan pada manipulasi atau
rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia. Penerapan
bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek kehidupan, misalnya ternak unggul
hasil manipulasi genetik (peternakan), buah tomat hasil manipulasi genetik yang tahan
lama (pangan), tanaman jagung dan kapas yang resisten terhadap serangan penyakit
tertentu (pertanian), hormone insulin yang dihasilkan oleh E.Coli (kedokteran dan
farmasi).

ii. Kultur Jaringan


Kultur jaringan merupakan membudidayakan suatu jaringan pada tanaman yang
menjadi tanaman baru yang memiliki sifat seperti induknya. Sel-sel pada tumbuhan
memiliki sifat totipotensi yakni kemampuan untuk tumbuh yang menjadi tanaman yang
sempuran apabila simpan di lingkungan yang sesuai. Dalam kemampuan inilah yang
dikembangkan sebagai dasar dalam teknik kultur jaringan.

Teknik Kultur Jaringan

Pada kultur jaringan dikembangkan dengan beberapa metode yaitu:

 Meristem culture, budidaya jaringan dengan menggunakan eks plandari jaringan


muda atau meristem.
 Pollen culture/anther culture, menggunakan eksplan dari pollen atau benang sari.
 Protoplas culture, menggunakan eksplan dari protoplas.
 Chloroplast culture, menggunakan kloroplas untuk keperluan fusi protoplas.
 Somatic cross (bilangan protoplas/fusi protoplas), menyilangkan dua macam
protoplas, kemudian dibudidayakan sampai menjadi sebuah tanaman kecil yang
memiliki sifat yang baru.

iii. Kloning
Kata kloning ini berasal dari kata “clone” kata dalam bahasa inggris yang berarti
potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman, kloning ini pertama kali muncul
dari usulan Herbert Webber pada tahun 1903 dalam mengistilahkan sekelompok individu
makhluk hidup yang dilahirkan dari satu induk tanpa proses seksual.

Secara definisi dan pengertian, kloning adalah suatu upaya tindakan untuk
memproduksi atau menggandakan sejumlah individu yang hasilnya secara genetic sama
persis (identik) berasal dari induk yang sama, mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang
sama. Sedangkan klon adalah sejumlah organisme hewan maupun tumbuhan yang
terbentuk melalui hasil reproduksi aseksual dan berasal dari satu induk yang sama. Setiap
bagian dari klon tersebut memiliki susunan dan jumlah gen yang sama dan kemungkinan
besar fenotipnya juga akan sama. Klon ini digunakan dalam dua pengertian yaitu :

 Klon sel, adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal
dari satu sel.
 Klon gen, atau molekuler adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik
yang direplikasi dari satu gen yang dimasukan dalam sel inang

Konsep cloning ini didasarkan pada prinsip bahwa pada setiap makhluk hidup itu memiliki
kemampuan totipotensi yang artinya setiap sel memiliki kemampuan untuk menjadi sebuah
individu.
Berdasarkan penjelasan pengertian cloning di atas, ada beberapa jenis kloning yang dikenal,
diantaranya :
1. Kloning DNA Rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu
organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam
plasmid bakteri untuk mengklon satu gen.
2. Kloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama,
contohnya Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).
3. Kloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian.
Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan
sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan
penyakit.

Molekul DNA dan bakteriofog mempunyai sifat-sifat dasar yang ditentukan sebagai sarana kloning.
Namun sifat ini tidak berguna tanpa adanya teknik-teknik eksperimen untuk manipulasi molekul
DNA di dalam laboratorium.
Ketrampilan dasar untuk melakukan kloing secara sederhana adalah :

 Preperasi sampel DNA murni


 Pemotongan DNA murni
 Analisis ukuran fragmen DNA
 Penggolongan molekul DNA
 Memasukan molekul DNA ke dalam sel tuan rumah
 Identifikasi sel yang mengandung molekul DNA rekombinasi

Proses kloning gen secara sederhana :


 Mempersiapkan sel stem.
 Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipiahkan dari sel.
 Mempersiapkan sel telur.
 Inti sel stem diimplantasikan ke sel telur.
 Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dam pertumbuhan. Setelah membelah menjadi
embrio.
 Blastosis mulai memisahkan diri dari dan siap diimplantasikan ke rahim.
 Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem
donor.

Proses kloning pada manusia Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode
genetik yang sama dengan induknya yang berupa manusia.
Proses kloning manusia dapat digambarkan seperti ditunjukkan dan dijelaskan secara sederhana
sebagai berikut :

 Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel
ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
 Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan dari sel.
 Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian
intinya dipisahkan.
 Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
 Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua)
menjadi sel embrio.
 Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima)
dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
 Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem
donor.

Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang menghasilkan individu baru dan mempunyai
sifat genetik yang “identik” (sama). Sifat “identik” inilah yang akan coba dibahas dalam koridor
ruang – waktu proses kloning.

iv. Rekayasa Genetika


Rekayasa genetika adalah manipulasi DNA secara manual untuk mengubah
karakteristik suatu organisme dengan menggunakan bioteknologi. Hal ini berarti
mengubah susunan genetik dari sel, dengan menghapus dan menambah DNA atau gen
untuk meningkatkan organisme dan melampaui limitasinya. Hal ini juga bisa berarti
mengambil DNA organisme lain lalu menggabungkannya ke DNA organisme penerima,
sehingga menambah sifat baru yang sebelumnya tidak terdapat pada organisme penerima.
Secara sederhana pengertian rekayasa genetika merupakan proses di mana gen
organisme dimodifikasi sedemikian rupa untuk meningkatkan karakteristiknya. Misalnya
digunakan untuk menghasilkan tanaman yang memiliki tingkat ketahanan, kecepatan
pertumbuhan, dan nilai gizi lebih. Sekarang ini, tanaman dan hewan baru bukan hanya dari
alam, namun juga hasil dari rekayasa genetika ini.
Rekayasa genetika dapat diaplikasikan ke berbagai hal berguna, termasuk penelitian,
pertanian, operasi, kedokteran, dan teknologi.
Cara Kerja Rekayasa Genetika
DNA bertanggung jawab atas semua karakteristik suatu organisme. Misalnya pada
manusia, DNA bertanggung jawab atas warna mata, warna rambut, tinggi, dan sebagainya.
Berikut adalah cara kerja rekayasa genetika.

1. Menemukan organisme alami yang memiliki sifat atau karakteristik yang diinginkan.
2. DNA diekstrasi dari organisme tersebut.
3. Gen yang diinginkan harus ditemukan dan disalin dari ribuan gen yang diekstrasi.
4. Gen dapat dimodifikasi sedikit untuk bekerja dengan cara yang lebih diinginkan.
5. Gen baru dikirim ke sel organisme penerima.
6. Meningkatkannya dengan pemuliaan.

Ketika gen diambil dari organisme lain, lalu dimasukkan ke organisme penerima,
memungkinkan untuk memperoleh kemampuan dan sifat yang sama.

v. Bayi Tabung
Bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF) adalah teknik pembuahan sel telur oleh sel
sperma di luar tubuh. Teknik ini dilakukan pada sebuah medium khusus yang dilakukan di
laboratorium. IVF digunakan untuk menangani masalah infertilitas seperti kualitas sperma
yang rendah atau kerusakan tuba fallopi.
Seorang wanita yang akan melakukan prosedur bayi tabung harus melewati
serangkaian proses pemeriksaan hingga pemberian obat dan hormon. Kemudian dilakukan
pengambilan sel telur, bersamaan dengan pengambilan semen yang mengandung sperma
pada pria. Sel telur dan sperma akan ditempatkan pada medium khusus untuk diinkubasi di
laboratorium dan diharapkan dapat terjadi pembuahan. Telur yang sudah dibuahi (embrio)
dipindahkan kedalam rahim wanita saat memasuki fase blastosit. Embrio pada fase ini
sudah mampu menempel dengan baik pada rahim.

Terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan dari proses bayi tabung, seperti:

Berikut adalah proses pembuatan bayi tabung :

vi. Vaksin
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan
terhadap suatu penyakit. Pemberian vaksin (imunisasi) dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi penyebab penyakit - penyakit tertentu. Pemberian vaksin
disebut vaksinasi.
Vaksin juga merupakan suatu bentuk produk biologi yang diketahui berasal dari
virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan. Vaksin diberikan
kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibody atau kekebalan tubuh
guna mencegah dari infeksi penyakit .

Metode baku pembuatan vaksin

Metode baku pembuatan vaksin adalah mengembangkan virus dengan hewan yang
cocok, mungkin, lebih baik dalam sel yang di perbanyak dalam laboratorium. Virus
kemudian dikumpulkan untuk dimatikan atau di perlemah, sebelum di suntikan kedalam
tubuh manusia. Sebagai tanggapan terhadap para " pengacu " ini, sistem kekebalan tubuh
membuat antibodi yang akan menyerang mereka. Ini membutuhkan waktu, tetapi karena
virus dalam keadaan tidak membahayakan, kelambatan waktu ini tidakan menimbulkan
masalah. Virus yang sudah mati atau lemah juga tidak akan menimbulkan kerusaka,
sedangkan selama kekebalan sistem itu semakin meningkat kekuatannya. Jika kemudian
virus sejenis yang masih hidup dan betul-betul masih aktif, dapat masuk ke dalam tubuh,
sistem kekebalan tubuh telah siap untuk mengeluar virus tersebut.
Jenis -- jenis vaksin
 Vaksin polio
 Vaksin campak
 Vaksin flubio
 Vaksin hepatitis B
 Vaksin ventabio
 Vaksin BCG
 Vaksin jerap TD
 Vaksin jerao DT
 Vaksin TT
 Vaksin DTP
 Vaksin DTP-HB

vii. Fusi Protoplasma


Fusi protoplasma adalah penggabungan dua sel dari jaringan yang sama atau dua sel
dari organisme yang berbeda dalam suatu medan listrik. Prinsip ini dapat dilakukan pada
sel tumbuhan maupun sel hewan.
Fusi protoplas adalah salah satu metode persilangan atau hibridisasi tanaman dengan
memanfaatkan rekayasa genetika konvensional. Protoplas adalah sel tanaman tanpa bagian
dinding sel. Teknik fusi protoplas dapat digunakan untuk mencampur sifat genetik dari
spesies tanaman yang sama ataupun dari spesies yang berbeda. Selain itu, teknik ini
menguntungkan untuk diterapkan dalam persilangan tanaman steril ataupun tanaman
dengan siklus hidup yang panjang. Untuk menginduksi atau mendukung terjadinya fusi
protoplas dapat dilakukan dengan pemakaian senyawa kimia seperti polietilen glikol
(PEG) ataupun penggunaan arus listrik untuk membantu fusi (elektrofusi). Ketika dua
protoplas bersatu, dapat terjadi pemisahana atau penggabungan dua inti sel (nukleus)
sehingga menghasilkan tanaman dengan sifat baru hasil pencampuran kedua tetua. Apabila
salah satu inti sel hilang selama terjadinya fusi maka akan dihasilkan sel baru yang disebut
sitoplasmik hibrid (cybrid).
Fusi protoplasma pada sel hewan dan manusia sangat berguna terutama untuk
menghasilkan hibridoma. Hibridoma merupakan hasil fusi yang terjadi antara sel
pembentuk antibody dan sel mieloma. Sel pembentuk antibodi ini adalah sel limfosit B,
sedangkan sel mieloma sendiri merupakan sel kanker. Sel hibridoma yang dihasilkan dapat
membelah secara tidak terbatas seperti sel kanker, tetapi juga menghasilkan antibodi
seperti sel-sel limfosit B. Hibridoma yang dihasilkan diseleksi karena setiap sel
menghasilkan antibodi yang sifatnya khas. Satu antibodi yang dihasilkan spesifik untuk
satu antigen. Setiap hibrid ini kemudian diperbanyak (dikloning). Oleh karena antibodi ini
berasal dari satu klon maka antibodi ini disebut antibodi monoklonal.
Contoh tanaman yang diperoleh dari hasil fusi sel atau fusi protoplasma yaitu adalah
hibrodoma, yaitu sel tanaman tomat di fusikan dnegan sel tanaman kentang, yang disebut
tanaman pomato (potato and tomato) atau tomtang (tomat dan kentang), yakni tanaman baru
yang berbuah tomat dan berumbi kentang.

viii. Antibiotik
Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan
dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika
juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja
targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya.
Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi
kuman untuk hidup.
Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti
strychnine, antibiotika dijuluki “peluru ajaib”: obat yang membidik penyakit tanpa
melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau
nonbakteri lainnya, dan Setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan
berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram
positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi
infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut. Antibiotika oral (yang
dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotika intravena (melalui infus)
digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadangkala dapat digunakan
setempat, seperti tetes mata dan salep.
Macam-macam antibiotika
Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan
kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika dilihat dari target atau sasaran kerjanya
(nama contoh diberikan menurut ejaan Inggris karena belum semua nama diindonesiakan
atau diragukan pengindonesiaannya):
 Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide
dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G.
 Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya
rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid.
 Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari
golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin,
chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline.
 Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin.
 Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya
oligomycin, tunicamycin; dan.
 Antimetabolit, misalnya azaserine.

Mekanisme, cara kerja dan klasifikasinya


Kemampuan suatu terapi antimikrobial sangat bergantung kepada obat, pejamu, dan agen
penginfeksi. Namun dalam keadaan klinik hal ini sangat sulit untuk diprediksi mengingat
kompleksnya interaksi yang terjadi di antara ketiganya. Namun pemilihan obat yang sesuai
dengan dosis yang sepadan sangat berperan dalam menentukan keberhasilan terapi dan
menghindari timbulnya resistansi agen penginfeksi.
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Literatur lain mendefinisikan antibiotik
sebagai substansi yang bahkan di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat
pertumbuhan dan reproduksi bakteri dan fungi. Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya)
antibiotik dibagi menjadi dua.
1. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif
terhadap bakteri.
2. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat
pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.
Secara umum, memang antibiotik berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri yang
menginfeksi tubuh. Tetapi, antibiotik sebenarnya dibagi menjadi dua kategori jika dilihat
dari cara bekerjanya, yaitu:
 Antibiotik yang bersifat untuk membunuh bakteri, alias bactericidal. Obat jenis ini
biasanya merusak satu per satu bakteri yang menginfeksi dengan cara
menghancurkan dinding sel bakteri, sehingga bakteri tersebut mati. Penicillin
adalah jenis bactericidal.
 Antibiotik yang menghentikan perkembangan bakteri, atau disebut juga dengan
bacteriostatic. Ketika obat antibiotik berhasil menekan perkembangan serta
pertumbuhan bakteri, maka bakteri hanya akan berjumlah sama dan tidak
bertambah. Dengan begitu sistem kekebalan tubuh kita dapat mengatasinya
langsung tanpa khawatir akan ‘kalah’.

Klasifikasi antibiotik juga bisa dilakukan dengan mengelompokkannya berdasarkan


kemampuannya melawan jenis bakteri, yaitu
 Antibiotik berspektrum luas, yaitu antibiotik yang dapat menghancurkan hampir
segala jenis bakteri, seperti amoxycilin dan gentamicin.
 Antibiotik berspektrum sempit, merupakan jenis antibiotik yang hanya dapat
melawan beberapa jenis bakteri saja, contohnya penicillin.
ix. Protein Sel Tunggal (PST)
Protein sel tunggal merupakan mikroba kering seperti ganggang, bakteri, ragi,
kapang dan jamur tinggi yang ditumbuhkan dalam kultur skala besar. Protein ini dipakai
untuk konsumsi manusia atau hewan. Produksi itu juga berisi bahan nutrisi lain, seperti
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
Teknologi modern untuk membuat protein sel tunggal berasal dari tahun 1879 di
Inggris, dengan diperkenalkannya adonan yang dianginkan untuk membuat ragi roti
(Saccharomyces cerevisiae). Sekitar tahun 1900, di Amerika Serikat diperkenalkan alat
pemusing untuk memisahkan sel ragi roti dari adonan pembiakan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang fisiologi, nutrisi dan genetika mikroba
telah banyak memperbaiki metoda untuk menghasilkan protein sel tunggal dari berbagai
macam mikroba dan bahan mentah. Umpamanya, bakteri dengan kandungan protein yang
tinggi sampai 72 persen atau lebih dapat dihasilkan terus menerus dengan menggunakan
metanol sebagai bahan mentah, dan mikrobanya berupa ragi yang dibiakkan dalam media
yang kadar selnya tinggi sekali, sehingga ini dapat mengurangi biaya energi untuk
pengeringan.
Protein sel tunggal yang berasal dari kapang berfilamen disebut mikroprotein. Di
Amerika Serikat, mikroprotein telah diproduksi secara komersial bernama quorn. Quorn
dibuat dengan cara menanam kapang ditempat peragian yang berukuran besar. Setelah
membuang air dari tempat peragian, makanan berharga yang tertinggal dicetak menjadi
balok-balok yang mudah dibawa.
Produksi protein sel tunggal sangat bergantung pada perkembangbiakan skala besar
dari mikroorganisme tertentu yang diikuti dengan proses pendewasaan dan pengolahan
menjadi bahan pangan. Ada dua faktor pendukug pengembangbiakan mikroorganisme
untuk protein sel tunggal, yaitu:
a. laju pertumbuhan sangat cepat jika dibandingkan dengan sel tanaman atau sel hewan
dan waktu yang diperlukan untuk penggandaan relatif singkat;
b. berbagai macam substrat yang digunakan bergantung pada jenis mikroorganisme yang
digunakan.

PROSES PEMBUATAN
Pemilihan suatu mikroorganisme yang tepat sangat penting untuk keberhasilan setiap
produksi protein sel tunggal. Mikroorganisme harus dapat dimakan oleh manusia maupun
ternak. Teknologi proses pembuatan juga harus mudah dilakukan dan layak secara
ekonomis. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka (1) Mikroorganisme harus tumbuh cepat
dengan penuh semangat. (2) Organisme harus merupakan sumber yang kaya nutrisi
(contoh : pupuk tanaman komersial). (3) Secara ideal, organisme harus bisa tumbuh di
tempat terbuka dan subur . (4) Karena produksi protein sel tunggal hanya dapat dilakukan
secara ekonomis, batas kondisi yang tak diperbolehkan adalah organisme berada di bawah
kondisi steril, dan harus murni sepenuhnya. Namun, persaingan dengan mikroorganisme
lain adalah dalam kesterilan dan kecepatan pertumbuhan, serta kontaminasi dengan
organisme beracun harus dihindari.
Sebagian besar produksi protein sel-tunggal telah difokuskan pada ragi, Candida utilis
(Torula utilis). Ragi memenuhi sebagian besar persyaratan yang disebutkan dalam paragraf
sebelumnya. Ragi tidak hanya mudah ditumbuhkan tetapi juga merupakan makanan yang
baik dan ragi makanan ternak. Walaupun kesterilan itu penting,tapi kemurnian itu tidak
penting.
Kandungan asam nukleat tinggi pada protein bakteri membuat mereka kurang diminati
sebagai bahan makanan untuk manusia dan hewan. Beberapa grup bakteri
dikarakteristikkan karena kandungan endotoxin. Endotoxin dapat dimasukan dalam produk
ternak. Ada juga kemungkinan bahan pakan bakteri tertentu dapat membuat reaksi alergi
pada manusia yang berhubungan dengannya. dan, ukuran bakteri yang lebih kecil
membuatnya sulit untuk dipanen.

Produksi Langsung Vs Produksi Tidak Langsung


Hubungan antara produksi protein sel tunggal terhadap unsur hara yang berguna
dalam tanah dalam limbah adalah jalan samping penggunaan gula yang dibentuk melalui
hidrolisa zat selulosa dalam sampah. Tetapi, sebuah langkah hidrolisa bisa dilewati oleh
kultur ragi secara langsung pada limbah selulosa. Untuk kenyamanan , maka kita bagi
produksi kedalam produksi langsung dan tak langsung.

Produksi Tidak Langsung


Produksi C. utilis adalah contoh dari pendekatan tidak langsung. Sehubungan dengan
persyaratan gizi, gula (glukosa) memenuhi kebutuhan karbon. Unsur nutrisi lain yang
penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, harus didatangkan dari sumber luar. Biasanya,
nitrogen ditambahkan sebagai senyawa ammonium (misalnya, amonium sulfat); senyawa
phosphate digunakan untuk fosfor, dan kalium sulfat atau senyawa hidroksida untuk
kalium. Secara umum, tidak perlu menambahkan elemen penting lagi.
Secara prinsip, kondisi kultur ini adalah pada suhu 20 ° sampai 35 °C ; dan O2 sekitar
1,02 kg/kg massa sel yang diproduksi. Kondisi aerobik harus selalu tercapai dengan terus
mengagitasi kultur . Volume udara yang diterapkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen
akan dilakukan dengan laju sekitar 120 millimoles O2 yang diserap per L-hr (3.84 g/L-hr).
Hasil yang akan diharapkan pada tingkat tersebut adalah 3,66 g yeast per L-hr.
Dalam kondisi kultur yang tepat, hasil dari massa sel harus berasal dari 45% sampai 55%
dari gula yang dikonsumsi . Tingkat produksi di bawah kondisi yang berkesinambungan
tersebut tergantung pada kombinasi massa sel dan waktu penahanan hidrolis (volume
kultur / volume umpan Medium/hari) . Konsentrasi sel maksimum adalah fungsi dari
konsentrasi gula hidrolisat dikalikan dengan efisiensi konversi gula dari ragi.
Produksi SCP Secara Tidak langsung

Produksi Langsung
Produksi langsung berbeda dari produksi tidak langsung dalam organisme yang
dibudidayakan pada limbah unhydrolyzed . Produksi tidak langsung melibatkan dua
langkah terpisah (hidrolisis dan produksi sel ), sedangkan di produksi langsung, kedua
langkah ini tidak selalu leluasa maupun terpisah sementara . Meskipun perlu, langkah-
langkah adalah berurutan (hidrolisis harus mendahului sebagai pemanfaatan untuk
pertumbuhan sel; keduanya mungkin dapat melibatkan mikroorganisme yang sama).
Dengan kata lain, organisme dapat menurunkan molekul selulosa dan memanfaatkan gula
konstituen untuk mensintesis massa sel. Semua urutan tidak terjadi secara simultan
(bersama) dan, secara kolektif, mereka merupakan unit proses tunggal. Oleh karena itu,
setidaknya beberapa dari mikroorganisme harus selulolitik, yaitu, yang mampu memecah
molekul selulosa.. Sebaiknya, sebagian besar harus selulolitik. Sebuah kerugian adalah
ketidakmampuan untuk menggunakan kultur tenggelam dalam ketiadaan adaptasi khusus.
Sebagian besar pengalaman dalam produksi sel tunggal dari limbah telah dilakukan di
laboratorium dan dalam skala pilot telah dilakukan dengan kertas dan ampas tebu. Kertas
terdiri dari 40% sampai 80% selulosa, 20% sampai 30% lignin, and 10% sampai 30%
hemicellulose and xylosans.. Bagasse adalah sisa ampas setelah jus diekstrak dari tebu
oleh penggilingan. Karena studi itu tersebut hanya terbatas dalam skala pilot di
laboratorium ,maka proyeksi dan perkiraan berdasarkan studi harus dipertimbangkan.
x. Bovine Somatotropin
Menurut Djojosoebagio (1990) hormon Somatotropin sapi diketemukan oleh Li
et al. merupakan polypeptida bercabang yang mempunyai 416 asam-amino. Hormon
ini mempunyai efek terhadap membran sel. Fungsi hormon ini diantaranya sebagai
pemicu untuk membentuk dan meningkatkan konsentrasi cAMP sebagai proses
terjadinya utusan kedua (second messenger) yang diikuti oleh proses-proses biologis
lainnya; meningkatkan asam-amino ke dalam otot, ginjal dan fibroplast dan juga dapat
menyebabkan lypolysis pada jaringan lemak yang dibantu oleh hormon lain seperti
tiroksin dan glucocorticoid.

Mekanisme kerja

Somatotropin dalam memperbaiki performans laktasi dinyatakan oleh Breier et al


. (1991) yaitu dengan perubahan pembagian penyerapan zat makanan (partitioning of
absorbed nutrients), pertambahan lemak dikurangi, mobilisasi lemak ditingkatkan dan
penggunaan glukosa oleh jaringan peripheral dan oksidasi glukosa dan asam-amino
dikurangi . Akibatnya glukosa dan asam-amino menjadi tersedia untuk sintesis
komponen susu serta cadangan lemak digunakan sebagai sumber energi. Selain itu
respons ternak terhadap bST adalah peningkatan pengeluaran darah dari jantung
(cardiac out put ) dan laju aliran darah ke ambing (mammary blood flow). Respons-
respons ini yang menyebabkan peningkatan pemasukan zat makanan (nutrient) ke
ambing.

Ketertarikan terhadap bST mulai tahun 1932, ketika seorang peneliti bernama
Asdell mendemonstrasikan satu respons produksi susu pada kambing betina laktasi
yang diberi ekstrak pituitary. Pada tahun 1940 diperoleh imformasi bahwa zat
tersebut adalah ekstrak somatotropin. Pada tahun 1982 muncul suatu produk
bioteknologi yang digunakan pada ternak berupa Bovine Somatotropin (bST). Sejak
penemuan bST ini penelitian demi penelitian dilakukan para ahli untuk menguji sejauh
mana manfaat bST secara biologis dan apa dampak penggunaan tersebut. Penelitian
terutama dilakukan pada sapi perah.

Di Amerika sendiri penggunaan bST setelah melalui penelitian yang cukup lama,
akhirnya FDA (Food and Drug Administration) pada tahun 1994 resmi menyetujui
penggunaan dan penyebaran bST secara komersial. Hingga tahun 1998 pengunaan bST
oleh peternak Amerika telah melebihi 100 juta unit (Bauman et al., 1999) . Dikenal ada
beberapa produk bST diantaranya Somidobove recombinant derived bST (OPTIFLEX)
dari Eli Lilly and Elanco Indianapolis IN dan Posilac dari Mosanto Co. St Louis, Mo.

Salah satu contoh penggunaan Bovine Somatotropin

xi. Insulin
Insulin (bahasa Latin insula, "pulau", karena diproduksi di Pulau-pulau Langerhans
di pankreas) adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat.
Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil
bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein – hormon ini bersifat anabolik
yang artinya meningkatkan penggunaan protein. Hormon tersebut juga memengaruhi
jaringan tubuh lainnya.
Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi
darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4[1] dan menyimpannya sebagai
glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Kadar insulin yang rendah akan
mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai
sumber energi.
Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan
diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah
kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal
insulin, dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak
cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.

Hubungan Gula Darah dengan Insulin

Insulin membantu mengontrol kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh. Caranya
dengan memberi sinyal pada sel lemak, otot, dan hati untuk mengambil glukosa dari darah
dan mengubahnya menjadi glikogen (gula otot) di sel otot, trigliserida di sel lemak, dan
keduanya di sel hati. Ini merupakan bentuk sumber energi yang disimpan oleh tubuh.
Selama pankreas memproduksi cukup insulin dan tubuh dapat menggunakannya dengan
benar, maka kadar gula darah pasti akan selalu berada dalam kisaran yang sehat. Karena
pada hakikatnya, kadar glukosa yang terlalu banyak atau terlalu sedikit tidak baik bagi
kesehatan.
Penumpukan glukosa dalam darah (hiperglikemia) dapat menyebabkan komplikasi,
seperti kerusakan ginjal dan saraf, serta masalah pada mata. Sedangkan terlalu sedikit
glukosa dalam darah (hipoglikemia) dapat membuat kita merasa lelah, mudah marah,
bingung, hingga kehilangan kesadaran alias pingsan.
Dan bila insulin dalam darah tidak cukup, sel-sel tubuh akan mulai kelaparan.
Insulin yang tidak cukup berarti glukosa tidak dapat dipecah dan artinya sel tidak dapat
menggunakannya. Akibatnya, lemak mulai dipecah untuk membuat energi. Proses tersebut
kemudian mengakibatkan penumpukan bahan kimia yang disebut keton.
Keton yang menumpuk dalam darah dan urine sangat berbahaya karena mampu
memicu kondisi ketoasidosis pada penderita diabetes. Ketoasidosis bahkan bisa
mengancam jiwa jika tidak ditangani secepatnya. Gejalanya mencakup sering buang air
kecil selama satu atau beberapa hari, merasa sangat haus dan lelah, mual muntah, sakit
perut, berdebar-debar, sesak napas, pusing, mengantuk, hingga kehilangan kesadaran.

Cara kerja hormon insulin

Hormon insulin memiliki cara kerja yang penting untuk Anda ketahui. Cara kerja
hormon insulin di saat terjadi peningkatan glukosa adalah dengan memberi sinyal kepada
organ pankreas untuk memproduksi hormon insulin. Setelah hormon insulin dihasilkan
maka selanjutnya hormon insulin akan memberi sinyal kepada sel-sel di seluruh tubuh
untuk mengambil glukosa di dalam aliran darah. Ketika glukosa sudah mulai diserap
masuk ke dalam sel-sel darah maka kadar glukosa tubuh menjadi menurun dan normal
kembali. Glukosa yang diserap oleh sel-sel tubuh digunakan sebagai energi, sedangkan
sel-sel yang ada di organ hati hanya akan menyimpannya dalam bentuk glikogen yang bisa
diubah kembali saat tubuh memerlukan glukosa.

Akibat kekurangan hormon insulin

Apabila kekurangan hormon insulin maka glukosa tidak bisa diambil secara optimal
oleh sel-sel tubuh. Hal ini pun akan mengganggu kadar glukosa di dalam darah. Kondisi
seperti ini akan memicu kondisi medis yaitu hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia yang
dibiarkan terus menerus maka bisa mencetuskan penyakit diabetes mellitus yang dimulai
dari tipe-1 lalu menjadi tipe-2. Penyakit diabetes mellitus pun merupakan alasan terjadi
berbagai komplikasi penyakit degeneratif lainnya.

Akibat kelebihan hormon insulin

Pada beberapa orang, hormon insulin bisa dihasilkan secara berlebih. Apabila
kelebihan hormon insulin maka bisa menyebabkan sel-sel mengambil glukosa terlalu
banyak dari darah. Kondisi ini akan memicu kondisi medis berupa hipoglikemia. Kondisi
hipoglikemia dapat membuat seseorang merasa lemas, pusing, cemas, lapar, berkeringat,
memucat, dan kesakitan. Hal ini harus segera diperbaiki karena bisa memengaruhi otak
bahkan bisa mengakibatkan koma pada kasus yang parah.

Jenis-Jenis Insulin

Tipe insulin bervariasi bergantung pada seberapa cepat insulin bekerja, waktu kerja
maksimal, dan durasi kerja insulin dalam tubuh. Karena terapi insulin selalu membutuhkan
peningkatan dosis dan tidak nyaman, banyak dokter merekomendasikan penggunaan
insulin basal dengan insulin yang diberikan pada waktu makan saat dibutuhkan. insulin
basal ditujukan untuk menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali selama periode puasa
atau tidur.

Terdapat dua jenis insulin basal, yaitu insulin intermediate-acting (kerja sedang) dan
insulin long-acting (kerja-panjang). Untuk menyerupai mekanisme tubuh pasien sehat
dalam melepaskan insulin, insulin bolus (insulin short-acting (kerja singkat) atau rapid-
acting (kerja-cepat)) harus diberikan untuk mencegah peningkatan kadar glukosa darah
setelah makan.

Insulin reguler atau short-acting :

 Digunakan pada waktu makan


 Mulai bekerja dalam waktu 30 menit
 Bekerja maksimal dalam 2 hingga 3 jam
 Efek bertahan hingga 6 jam
 Insulin Neutral Protamine Hagedorn (NPH) harus di-resuspensi (mengaduknya
perlahan dengan memutar pen) sebelum digunakan
 Contoh : Humulin R; Novolin R; dan, untuk pompa insulin, Velosulin, hanya
Humulin R yang tersedia di Indonesia

Insulin kerja-cepat :

 Digunakan pada waktu makan


 Mulai bekerja dalam 15 menit
 Bekerja maksimal dalam sekitar 1 jam
 Efeknya bertahan hingga 4 jam
 Contoh : glulisine, lispro, dan aspart, semua produk belum tersedia di Indonesia

Insulin kerja-sedang :

 Digunakan sehari sekali


 Bekerja maksimal 4 hingga 8 jam setelah injeksi
 Efeknya bertahan hingga 18 jam
 Jika diinjeksikan sebelum tidur, insulin akan bekerja maksimal pada dini hari, yaitu
saat insulin paling dibutuhkan
 Contoh : NPH, Humulin N, dan Novolin N, hanya Humulin N tersedia di Indonesia

Insulin kerja-panjang :

 Menurunkan kadar glukosa secara bertahap


 Efeknya dapat bertahan hingga 24 jam
 Contoh : detemir (Levemir) dan glargine (Lantus), tersedia di Indonesia

Ultralong-acting insulin :

 Digunakan sehari sekali


 Efeknya dapat bertahan lebih dari 24 jam
 Contoh : degludec (Tresiba), belum tersedia di Indonesia

Proses Pembuatan Insulin

Gambar di atas adalah rekayasa genetika pada bakteria guna menghasilkan hormon insulin
yang penting untung pengendalian gula darah pada penderita diabetes. Tahap-tahapnya
adalah sebagai berikut:

1. Tahap pertama dalam membuat bakteria yang bisa menghasilkan insulin adalah
dengan mengisolasi plasmid pada bakteri tersebut yang akan direkayasa. Plasmid
adalah materi genetik berupa DNA yang terdapat pada bakteria namun tidak
tergantung pada kromosom karena tidak berada di dalam kromosom.
2. Kemudian plasmid tersebut dipotong dengan menggunakan enzim di tempat tertentu
sebagai calon tempat gen baru yang nantinya dapat membuat insulin.
3. Gen yang dapat mengatur sekresi (pembuatan) insulin diambil dari kromosom yang
berasal dari sel manusia.
4. Gen yang telah dipotong dari kromosom sel manusia itu kemudian ‘direkatkan’ di
plasmid tadi tepatnya di tempat bolong yang tersedia setelah dipotong tadi.
5. Plasmid yang sudah disisipi gen manusia itu kemudian dimasukkan kembali ke
dalam bakteria.
6. Bakteria yang telah mengandung gen manusia itu selanjutnya berkembang biak dan
menghasilkan insulin yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan insulin dapat
diproduksi dalam jumlah yang tidak terbatas di pabrik-pabrik.

Insulin bervariasi dari satu organisme ke organisme lainnya, namun hal ini tidak
membedakan aktivitasnya. Pada mulanya sumber insulin untuk penggunaan klinis pada
manusia diperoleh dari pancreas sapi atau babi. Insulin yang diperoleh dari sumber –
sumber tersebut efektif bagi manusia karena indentik dengan insulin manusia. Insulin pada
manusia, babi, dan sapi mempunyai perbedaan dalam susunan asam aminonya, tapi
aktivitasnya tetap sama.

xii. DNA Rekombinan

DNA rekombinan atau rDNA (bahasa inggris: recombinant DNA) adalah suatu bentuk
DNA buatan yang dibuat dengan cara menggabungkan atau merekombinasi dua atau lebih
untaian benang DNA yang dalam keadaan normal tidak berpasangan atau terjadi bersama.
Pada bahasan biologi molekuler, modifikasi genetik dilakukan dengan memasukkan DNA
yang relevan ke dalam DNA organisme yang hidup misalnya pada plasmid bakteri, untuk
menyandikan suatu sifat khusus tertentu seperti antibiotik dan sifat lain. Hal ini berbeda
dengan konsep DNA rekombinan yang kombinasi DNAnya tidak terjadi secara alami di
dalam sel tetapi direkayasa. Proses rekombinasi DNA yang umum dilakukan adalah
dengan menggabungkan untaian DNA dari dua organisme yang berbeda. Bergabungnya
dua DNA dari organisme yang berbeda misalnya pada suatu plasmid bakteri dibantu oleh
enzim ligase. Teknologi DNA rekombinan melalui teknik pemotongan DNA merupakan
salah saktu bukti penguat yang menunjukkan bahwa DNA adalah suatu unit pewarisan.
Teknik DNA Rekombinan

Teknologi DNA rekombinan telah mungkinkan bagi kita untuk: mengisolasi DNA dari
berbagai organisme, menggabungkan DNA yang berasal dari organisme yang berbeda
sehingga terbentuk DNA rekombinan, memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel
organisme prokariot maupun eukariot hingga DNA rekombinan dapat berepilkasi dan
bahkan dapat diekspresikan. Jadi, Teknologi DNA Rekombinan merupakan kumpulan
teknik atau metoda yang digunakan untuk mengkombinasikan gen-gen di dalam tabung
reaksi.

Teknik-teknik tersebut meliputi:

1. Teknik untuk mengisolasi DNA


2. Teknik untuk memotong DNA
3. Teknik untuk menggabung atu menyambung DNA
4. Teknuk untuk memasukkan DNA ke dalam sel hidup

Perangkat yang digunakan dalam teknologi DNA rekombinan adalah perangkat-perangkat


yang ada pada bakteri. Perangkat tersebut antara lain adalah: enzim restriksi, enzim DNA
ligase, plasmid, transposon, pustaka genom, enzim transkripsi balik, pelacak DNA/RNA.

Tahapan Rekombinasi DNA


 Isolasi sumber DNA
 Pemotongan gen
 Penggabungan gen
 Penyisipan gen ke dalam bakteri
proses pemasukan DNA rekombinan ke dalam sel target, misalnya pada tumbuhan dapat
ditampilkan seperti gambar berikut:
Contoh Rekombinan DNA adalah :
1. Pembuatan Insulin

2. Pembuatan Vaksin

xiii. Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu epitop
saja. Antibodi monoklonal ini dapat dihasilkan dengan teknik hibridoma. Sel hibridoma
merupakan fusi sel dan sel.

Pembuatan sel hibridoma terdiri dari tiga tahap utama yaitu imunisasi, fusi, dan
kloning. Imunisasi dapat dilakukan dengan imunisasi konvensional, imunisasi sekali suntik
intralimpa, maupun imunisasi in vitro. Fusi sel ini menghasilkan sel hibrid yang mampu
menghasilkan antibodi seperti pada sel limpa dan dapat terus menerus dibiakan seperti sel
myeloma. Frekuensi terjadinya fusi sel ini relatif rendah sehingga sel induk yang tidak
mengalami fusi dihilangkan agar sel hasil fusi dapat tumbuh.
Frekuensi fusi sel dapat diperbanyak dengan menggunakan Polietilen glikol (PEG),
DMSO, dan penggunaan medan listrik. PEG berfungsi untuk membuka membran sel
sehingga mempermudah proses fusi. Sel hibrid kemudian ditumbuhkan pada media
pertumbuhan. Penambahan berbagai macam sistem pemberi makan dapat meningkatkan
pertumbuhan sel hibridoma.

Antibodi Monoklonal mempunyai 4 jenis, yaitu :


1. Murine, murni didapat dari tiks dapat menyebabkan human anti mouse antibodies
(HAMA) nama akhirannya “momab” (ibritumomab)
2. Chimeric, gabungan Fc antibodi Human dan Fab antibodi monoklonal tikus nama
akhirannya, “ximab” (rituzimab)
3. Humanized, hanya sebagian kecil Fab tikus yang digabungkan dengan antibodi
human (95-98%) nama akhirannya “zumab” (trastuzumab).
4. Fully Human, keseluruhan antibodi human nama akhirannya “mumab”
(adalimumab)

PRODUKSI ANTIBODI MONOKLONAL


Proses pembuatan antibodi monoklonal melalui 5 tahapan yaitu:3
1. Imunisasi tikus dan seleksi tikus donor untuk pengembangan sel hybridoma Tikus
diimunisasi dengan antigen tertentu untuk menghasilkan antibodi yang diinginkan.
Tikus dimatikan jika titer antibodinya sudah cukup tercapai dalam serum kemudian
limpanya digunakan sebagai sumber sel yang akan digabungkan dengan
sel myeloma.

2. Penyaringan produksi antibodi tikus Serum antibodi pada darah tikus itu dinilai
setelah beberapa minggu imunisasi. Titer serum antibodi ditentukan dengan
berbagai macam teknik seperti enzyme link immunosorbent assay (ELISA) dan flow
cytometry. Fusi sel dapat dilakukan bila titer antibodi sudah tinggi jika titer masih
rendah maka harus dilakukan booster sampai respons yang adekuat tercapai.
Pembuatan sel hybridoma secarain vitro diambil dari limpa tikus yang dimatikan.

3. Persiapan sel myeloma Sel myeloma yang didapat dari tumor limfosit abadi tidak
dapat tumbuh jika kekurangan hypoxantine guanine phosphoribosyl
transferase (HGPRT) dan sel limpa normal masa hidupnya terbatas. Antibodi dari
sel limpa yang memiliki masa hidup terbatas menyediakan HGPRT lalu
digabungkan dengan sel myeloma yang hidupnya abadi sehingga dihasilkan
suatu hybridoma yang dapat tumbuh tidak terbatas. Sel myeloma merupakan sel
abadi yang dikultur dengan 8 azaguanine sensitif terhadap medium
seleksi hypoxanthine aminopterin thymidine (HAT). Satu minggu sebelum fusi sel,
sel myeloma dikultur dalam 8 azaguanine. Sel harus mempunyai kemampuan hidup
tinggi dan dapat tumbuh cepat. Fusi sel menggunakan medium HAT untuk dapat
bertahan hidup dalam kultur.
4. Fusi sel myeloma dengan sel imun limpa Satu sel limpa digabungkan dengan
sel myeloma yang telah dipersiapkan. Fusi ini diselesaikan melalui sentrifugasi sel
limpa dan sel myeloma dalam polyethylene glycolsuatu zat yang dapat
menggabungkan membran sel. Sel yang berhasil mengalami fusi dapat tumbuh pada
medium khusus. Sel itu kemudian didistribusikan ke dalam tempat yang berisi
makanan, didapat dari cairan peritoneal tikus. Sumber makanan sel itu
menyediakan growth factor untuk pertumbuhan sel hybridoma.

5. Pengembangan lebih lanjut kloning sel hybridoma Kelompok kecil


sel hybridoma dapat dikembangkan pada kultur jaringan dengan cara seleksi ikatan
antigen atau dikembangkan melalui metode asites tikus. Kloning secara limiting
dilution akan memastikan suatu klon itu berhasil. Kultur hybridoma dapat
dipertahankan secara in vitro dalam tabung kultur (10-60 ug/ml) dan in vivo pada
tikus, hidup tumbuh di dalam suatu asites tikus.Konsentrasi antibodi dalam serum
dan cairan tubuh lain 1-10 ug/ml.
Contoh antibodi monoklonal dan kanker yang dilawan oleh antibodi monoklonal adalah:
 Alemtuzumab (Campath) – Leukemia limfositik kronis (CLL)

 Bevacizumab (Avastin) – Kanker serviks, kanker kolorektal, kanker paru-paru non-


small-cell, kanker ginjal, dan beberapa kanker otak
 Rituximab (Rituxan) – Limfoma non-Hodgkin
 Trastuzumab (Herceptin) – Kanker payudara dan kanker lambung

xiv. Tanaman Kapas Anti Serangga


Kapas Gossypium harsutum adalah salah satu komuditi perkebunan penghasil serat
alam untuk bahan baku tekstil dan produk tekstil. Serangga hama merupakan kendala
utama pada produksi tananman kapas. Disamping dapat menurunkan produksi, serangan
serangga hama dapat menurunkan kualitas kapas. Tingkat serangga hama pada tanaman
pada tanaman kapas sangat bervariasi dari tahun ke tahun dan dari negara ke negara
(Benedict dan Altman, 2001). Salah satu pengendalian hama kapas adalah penggunanan
varietas tahan hama. Perbaikan sifat tanaman kapas dapat dilakukan melalui modifikasi
genetik baik dengan pemulihan tanaman secara konvensional ataupun dengan bioteknologi
khususnya teknologi rekayasa genetika. Kadangkala dalam perakitan varietas kapas tahan
serangga hama pemulia konvensional mengalami suatu kendala yang sulit dipecahkan,
yaitu langkanya atau tidak adanya sumber gen ketahanan didalam koleksi plasma nutfah
kapas. Contoh sumber gen ketahanan yang langka adalah gen ketahanan terhadap serangga
hama dari kelompok Lepidoptera khususnya CBW (Herman 1997). Akhir-akhir ini
kesulitan pemulia konvensional tersebut dapat diatasi dengan teknologi rekayasa genetika
melalui kapas transgenik (Herman, 1997).
Melalui rekayasa genetika sudah dihasilkan kapas transgenik yang memiliki sifat
baru, yaitu ketahanan terhadap CBW. Gen yang ditransfer kedalam genom tanaman kapas
untuk membentuk kapas transgenik bisa berasal dari spesies lain bakteri, virus, atau
tanamana. Salah satu contoh gen untuk ketahanan serangga hama adalah Bt.

Teknik transfer genetik yang digunakan dalam perakitan kapas ini yaitu transfer gen secara
tidak langsung yakni teknik melaui media vektor Agrobacterium tumefaciens paling sering
digunakan untuk mentransformasi tanaman dikotil seperti kapas. Agrobacterium
tumefaciens mampu mentransfer gen ke dalam genom tanaman melalui eksplan baik yang
berupa potongan daun (leaf discs) atau bagian lain dari jaringan tanam- an yang mempunyai
potensi beregenerasi tinggi.

Gen yang ditransfer terletak pada plasmid Ti (tumor inducing). Segmen spesifik
DNA plasmid Ti disebut DNA T (transfer DNA) yang berpindah dari bakteri ke inti sel
tanaman dan berintegrasi ke dalam genom tanaman. Karena Agrobacterium tumefaciens
merupakan patogen tanaman maka Agrobacterium sebagai vektor yang digunakan untuk
transformasi tanaman adalah bakteri dari jenis plasmid Ti yang dilucuti virulensinya
(disarmed), sehingga sel tanaman yang ditransformasi oleh Agrobacterium dan yang
mampu beregenerasi akan membentuk suatu tanaman sehat hasil rekayasa genetik.
Tanaman tersebut akan menurunkan DNA T yang disarmed dan gen asing (dari sifat yang
di- inginkan) ke keturunannya.

Teknik transformasi melalui media vektor Agrobacterium pada tanaman dikotil


telah berhasil tetapi sebaliknya tidak umum digunakan pada tanaman monokotil.Meskipun
demikian, beberapa peneliti melaporkan bahwa beberapa strain Agrobacterium berhasil
mentransformasi tanaman monokotil seperti jagung dan padi.
xv. Hibridisasi

Hibridisasi adalah mengawinkan dua jenis hewan atau tumbuhan yang berbeda
varietas dan memiliki sifat-sifat unggul. Selain itu juga bisa didapat dengan cara mutasi
gen dan inseminasi buatan (kawin suntik).

Keuntungan mengembangbiakkan tanaman dan hewan dengan memperhatikan sifat unggul


adalah sebagai berikut.

1. Dapat menghasilkan produk yang bermutu tinggi. Misalnya:Menghasilkan produk


susu yang bermutu tinggi dari sapi yang merupakan bibit unggul dari hasil
penyilangan.
Daging yang berkualitas tinggi dari sapi Brahma dan ayam pedaging broiler.
Menghasilkan beras yang bermutu tinggi dari padi unggul, misalnya padi C, Gading,
Centani, Remaja, dan padi unggul dari Philipina seperti PB 5, PB 8, dan PB 36.
Menghasilkan rambutan yang berbuah manis dan besar serta pohonnya rendah yang
didapat dari hasil penyilangan.

2. Bisa menghemat biaya dan tenaga kerja, misalnya teknologi tanam benih langsung
yang disebut TOT Tabela dengan menggunakan jenis padi Mamberomo dan Cibobas’

3. Dapat mempercepat produksi, misalnya padi unggul Mamberomo dan Cibobas yang
masa panennya 2 minggu lebih cepat.

4. Tanaman dan hewan akan berumur panjang karena sifat unggulnya yang tahan
terhadap penyakit dan iklim. Misalnya padi VUTW (Varietas unggul tahan wereng)
dan padi IR 64.

Contoh hasil hibridisasi pada hewan, Zonkey perkawinan antara Zebra jantan dengan
keledai (donkey) betina. Bison Amerika hasil perkawinan antara bison Amerika (American
“buffalo” atau “kerbau” Amerika) dengan sapi/lembu (domestic cattle).
Proses hibridisasi pada sapi :

xvi. Dampak Positif dan Negatif Bioteknologi


Dampak positif bioteknologi:

1. Meningkatkan produksi sumber makanan

Makanan dari tanaman dapat ditingkatkan produksinya dengan bioteknologi. Misalnya


dengan mengubah gen agar tanaman menjadi lebih cepat berbuah.
2. Meningkatkan kekebalan terhadap hama
Bioteknologi dapat meningkatkan kekebalan tanaman terhadap hama. Misalnya dengan
rekayasa genetika untuk menghasilkan tanaman padi yang tahan wereng.

3. Mengolah produk makanan

Produk makanan dapat dihasilkan dengan bioteknologi melalui fermentasi


menggunakan mikroorganisme. Contoh makanan dan minuman yang dihasilkan dengan
bioteknologi termasuk tempe, kecap, keju, yoghurt dan nata de coco.

4. Menyediakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan


Sumber energi alternatif dihasilkan bioteknologi antara lain adalah Bioetanol yang
dibuat dari fermentasi karbohidrat yang dihasilkan oleh tanaman. Bahan baku bioetanol
misalnya adalah tanaman tebu dan jagung.
5. Membantu mengatasi pencemaran
Pecemaran lingkungan dapat dikurangi dengan menggunakan mikroba pengurai, seperti
bakteri pengurai plastik dan jamur yang memakan sisa tanaman.

Dampak negatif bioteknologi:

1. Berkurangnya keanekaragaman hayati

Meski bermanfaat, ada beberapa resiko bioteknologi ini, antara lain adalah resiko
terjadinya kontaminasi gen yang berakibat berkurangnya keanekaragaman hayati. Gen
dari tanaman atau hewan yang mengalami rekayasa genetika dapat masuk ke tanaman
atau hewan di alam, melalui perkembangbiakan seksual, misalnya penyerbukan pada
tanaman. Misalnya, kedelai yang dimodifikasi agar tahan pestisida (Roundup Ready
soy) memiliki resiko melakukan perkawinan silang dengan kedelai alami. Ini akan
berakibat pada hilangnya varietas alami akibat perkawinan silang. Padahal varietas
alami memiliki keunggulan, meski tidak tahan pestisida, seperti rasa yang lebih enak
atau lebih besar bijinya.

2. Menimbulkan pencemaran lingkungan


Penggunann bioteknologi yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan
pencemaran, misalnya pembuangan limbah kecap dan tempe, yang langsung ke saluran
air tanpa dikelola dengan baik.
Bab 3
Penutup

Kesimpulan
Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan “teknologi” yang
berarti cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan
secara bebas sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa
yang bermanfaat bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).

Semenjak awal diterapkan, sampai tahun 1857 disebut “era bioteknologo non-mikrobal”.
Disebut era bioteknologi non-mikrobal, karena pada saat itu belum diketahui bahwa
makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme.

Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria
pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun
1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering).

Bioteknologi mempunyai dua jenis, yaitu bioteknologi konvesional dan bioteknologi


modern. Dalam perkembanganya, lahirlah bioteknologi kedoktoran, bioteknologi farmasi,
bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).

Dalam penerapannya, bioteknologi mempunyai beberapa dampak negatif, diantaranya


adalah dampak terhadap lingkungan, kesehatan, sosial dan ekonomi, serta dampak terhadap
etika.

Dalam perkembangnya, bioteknologi didukung oleh beberapa ilmu penunjang, seperti


mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, enzimologi, dan virologi.

Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.

Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya tugas ini dan dan penulisan tugas di
kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga pembahasan ini berguna bagi penyusun pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Daftar Pustaka
https://blog.ruangguru.com/bioteknologi-pengertian-penggolongan-dan-penerapannya

https://www.gurupendidikan.co.id/kultur-jaringan/

http://www.blueskybioservices.com/2019/11/11/pengertian-kloning-definisi-jenis-dan-cara-
kloning-beserta-contohnya/

https://www.kompasiana.com/budisetiawankalbar/5df2ffeb097f366a725fe5a2/pengertian-
rekayasa-genetika-dan-cara-kerjanya

https://www.popmama.com/pregnancy/getting-pregnant/arrafina-muslimah/apa-itu-bayi-
tabung-dan-bagaimana-prosesnya

https://www.alodokter.com/memahami-vaksin-berdasarkan-kandungannya

https://variasisomaklonal.blogspot.com/2014/04/fusi-protoplasma.html

https://doktersehat.com/jenis-antibiotik/

https://harisnumanaulia.wordpress.com/2011/06/15/aplikasi-teknologi-fermentasi-pada-
pembuatan-protein-sel-tunggal/

https://jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/view/25

https://www.alodokter.com/pentingnya-hormon-insulin-dalam-mengendalikan-gula-darah

https://www.gurupendidikan.co.id/rekombinasi-dna/

https://www.academia.edu/31039282/ANTIBODI_MONOKLONAL

https://bioteknologipunyaimam5a.wordpress.com/2017/10/26/kapas-transgenik-bt/

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hibridisasi-kimia-kelas-10/

http://pasukan-belajar-umat-islam.blogspot.com/2015/02/dampak-positif-dan-negative-
bioteknologi.html

Anda mungkin juga menyukai