Fusi Sel
( Teknologi Hibridoma )
Disusun Oleh :
Kelompok 3 :
1. Alfrina Damayanti
2. Hana Fauziyah
3. Luly Zahnar
4. Michael Salem P.U
5. Tyanita Dwi N
6. Wildan Humaidi
7. Zaky Noverio R
Kelas : XII IPA 2
Mata Pelajaran : Biologi
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat beliau lah kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Materi Bioteknologi
yang mencakup Fusi Sel”. Sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
pengetahuan serta wawasan kita semua mengenai Materi Bioteknologi mengenai Fusi
Sel. Kami juga menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami berharap adanya saran, kritik, serta masukan
atau usulan dari para pembaca demi perbaikan di masa mendatang, mengingat tidak
ada sesuatu pun yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
Sekiranya makalah ini dapat berguna bagi saya sendiri serta orang lain.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah
ini yang kurang berkenan. Akhir kata saya berharap pula semoga makalah ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rekayasa Genetika 4
2.2 Fusi Sel 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Teknologi hibridoma adalah suatu cara untuk menya tukan dua sel dari
jaringan-jaringan berbeda suatu organisme yang sama atau bahkan organisme yang
berbeda, sehingga diperoleh satu sel tunggal (sel hibrid). Selanjutnya, sel hibrid dapat
dikembangbiakkan, sehingga diperoleh ber triliun-triliun sel, Yang masing-masing
mengandung satu set gen komplit dari dua sel aslinya. Sebagai contoh, salah satu dari
dua sel yang asli mungkin berupa sel manusia. Sel tersebut khusus mensekresikan
produk yang berguna seperti antibodi atau hormon. Hormon atau antibodi disekre
sikan dalam jumlah sangat sedikit, karena hasil produksi dikendalikan mekanisme
pengaturan sel yang normal. Jika sel tersebut dilebur dengan sel kanker (sel yang
tidak memiliki pengendalian normal terhadap pertumbuhan dan sintesis protein),
maka produksi hormon atau antibodi secara dramatis meningkat.
Peristiwa peleburan dua sel seperti tersebut, menghasilkan sel hibrid dan
dikenal sebagai hibridoma (hibrid = sel asli yang dicampur, oma = kanker). Tujuan
teknik hibri doma adalah untuk menghasilkan antibodi dalam jumlah yang besar,
sehingga dapat digunakan untuk diagnostik dan terapeuti.
Antibodi adalah bagian pertahanan tubuh yang digunakan untuk
menghilangkan atau mengurangi zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Mekanisme
kerja antibodi dalam tubuh dimulai dengan diikatnya epitope (bagian antigen) oleh
antibodi. Ikatan ini akan membentuk kompleks antigen-antibodi yang berukuran
besar dan akhirnya mengendap. Kompleks antigen-antibodi ini juga dapat dikenali
oleh sel makrofag, yang akan mendegradasi kompleks ini. Pada perkembangannya
antibodi banyak digunakan sebagai alat deteksi di bidang klinis dan biomedisinal.
Deteksi ini dapat berupa deteksi protein atau deteksi mikroorganisme. Sebagai contoh
penentuan golongan darah, penentuan jumlah mikroorganisme menggunakan ELISA
(Enzyme Linked Immunosorbent Assay) atau penentuan ukuran protein
menggunakan teknik western bloth.
Secara umum tahap pertama deteksi mengggunakan antibodi adalah dengan
mengikatkan epitope yang akan di deteksi dengan antibodi. Hal ini mengharuskan
2
antibodi yang digunakan mampu mengenali epitope secara spesifik. Antibodi yang
dapat mengenali lebih dari satu macam epitope dari dua antigen yang berbeda dapat
menimbulkan kesalahan deteksi positif.
Selama ini antibodi yang sering digunakan dalam deteksi adalah
poliklonalantibodi. Pada larutan antibodi ini terdapat bermacam-macam molekul
antibodi. Satu molekul antibodi, biasanya mengenali satu macam epitope, sehingga
larutan antibodi poliklonal mengenali lebih dari satu macam epitope. Hal ini
menyebabkan larutan antibodi poliklonal kurang spesifik jika digunakan sebagai alat
deteksi.
Dalam proses fusi sel, sel B atau sel T dijadikan sebagai sel sumber gen yang
memiliki sifat yang diinginkan, yaitu mampu memproduksi anti bodi. Sedangkan, sel
wadah atau sel target digunakan sel mieloma atau sel kanker yang mampu membelah
diri dengan cepat dan tidak membahayakan manusia.
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Rekayasa Genetika dengan Menggunakan Plasmid
Plasmid yang digunakan sebagai vector dalam rekayasa genetika adalah plasmid
dari sel bakteri Escherichia Coli, plasmid ragi Saccharomyces Cereviceae, dan
plasmid bakteri Bacillus Subtilis.
6
Proses Pembuatan Antibodi Monoklonal melalui Rekayasa Genetika
7
C. Rekayasa Genetika dengan Menggunakan Plasmid Ti pada Tanaman
Tanaman dapat dimanipulasi secara genetic karena dapat tumbuh dalam kultur
jaringan. Pada medium kultur jaringan yang cocok, setiap sel dapat dirangsang untuk
tumbuh menjadi tumbuhan yang lengkap.
Untuk mendapatkan tumbuhan yang diinginkan diperlukan Teknik Penyisipan
Gen, umumnya yang digunakan bakteri Agrobacterium Tumefaciens. Bakteri ini
bersifat patogen dan meyebabkan tumor atau bisul bermahkota (crown gall) pada
batang tumbuhan. Bakteri ini mempunyai plasmid Ti (Tumor Inducing atau
Penginduksi Tumor). Dengan masuknya bakteri ini ke dalam tumbuhan sehat,
tumbuhan itu akan menderita tumor atau bisul bermahkota. Semua sel tumor tanaman
ini mengandung plasmid Ti yang dapat diklon untuk menghasilkan anak-anak
tanaman. Tanaman kecil hasil kloning ini dapat dipindahkan ke tanah untuk
selanjutnya ditumbuhkan menjadi tanaman dewasa.
Hibridoma adalah penyatuan (fusi) dua sel yang berasal dari organisme yang
sama atau dari organisme yang berbeda. Sel hibridoma mengandung campuran gen
yang berasal dari kedua sel tersebut.
Teknologi hibridoma menggunakan sel wadah,sel sumber,gen, dan zat fusi
gen. Sel wadah harus memiliki kemampuan membelah secara cepat, misalnya
mieloma atau sel kanker. Sel sumber gen adalah sel yang memiliki sifat yang
diinginkan. Sementara itu, zat fungsi gen adalah zat-zat yang memicu terjadinya
penggabungan sel, antara lain medan listrik,polietilen glikol (PEG), dan dimetil
sulfoksida (DMSO). PEG berfungsi untuk membuka membran sel sehingga
mempermudah proses fusi.
Teknologi hibridoma telah dikembangkan untuk memproduksi hormon
maupun antibodi. Jika sel penghasil hormon atau antibodi dilebur dengan sel kanker
yang memiliki kecepatan membelah luar biasa, akan dihasilkan hormon atau antibodi
dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat. Cara yang biasa dilakukan untuk
mempercepat terjadinya fusi sel adalah dengan metode elektrofusi, yaitu
9
menggabungkan dua sel dalam satu bidang elektris dengan frekuensi tinggi sehingga
sel-sel tertarik satu sama lainnya dan akhirnya melebur.
10
disimpan untuk penggunaan yang akan datang.
2. Pemanfaatan Hibridoma dalam Pemetaan Kromosom
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Untuk dapat menambah pustaka sebagai acuan atau bahan pertimbangan dalam
meningkatkan inovasi pada pembelajaran Bioteknologi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtiyas (2013), Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII, Penerbit Erlangga
https://www.kompasiana.com/doel_bedul/5bf9ee9e677ffb118e3a3bd6/produk-dan-
perkembangan-bioteknologi-dalam-bidang-kesehatan-dan-farmasi?
page=3&page_images=2
http://belajarserbaneka.blogspot.com/2014/11/bioteknologi-biologi12b8-langkah.html
https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_03-12-
2022_638ad38109f3c.pdf
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/3642/Fusi%20Protoplas
%2Bcover.pdf?sequence=1&isAllowed=n
13