Anda di halaman 1dari 13

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN

BIOLOGI UMUM

(ABKC2101)

Disusun oleh:

NURWAFA ROSYIDA NIM 1910119220019

DOSEN PEMBIMBING:

Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si

Riya Irianti, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

DESEMBER

2019
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada saya sehingga saya bisa menyusun makalah kliping yang berjudul
“Aplikasi Bioteknologi dalam Kehidupan” ini dengan baik dan selesai pada waktunya.
Ucapan terima kasih tidak lupa saya sampaikan kepada Ibu Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si. dan
Ibu Riya Irianti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Biologi Umum
yang telah membimbing saya dalam pembuatan makalah kliping ini.

Makalah kliping yang telah saya susun ini tentunya tidak terlepas dari berbagai
kekurangan dan kesalahan, oleh karenanya saya mohon saran dan kritik agar ke depannya
bisa lebih baik dari sebelumnya.

Banjarmasin, 4 Desember 2019

Penyusun ,

Nurwafa Rosyida

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penulisan 2

1.4 Manfaat Penulisan2

BAB II

PEMBAHASAN 3

2.1 Pengertian Bioteknologi 3

2.2 Contoh Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Pertanian 3

2.2.1 Setek atau Stek 3


2.2.2 Kultur Jaringan 4
2.2.3 Pupuk Bokashi 5
2.2.4 Padi Transgenik 6
2.2.5 Hidroponik dan Aeroponik 8

2.3 Keuntungan dan Kerugian Aplikasi Bioteknologi dalam Bidang Pertanian 8

BAB III

PENUTUP 9

3.1 Kesimpulan 9

3.2 Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surah at-tin ayat 4 yang berbunyi, “Sungguh,
Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Manusia adalah
makhluk yang paling sempurna diantara makhluk lainnya karena diberikan akal oleh
Tuhan. Manusia yang dapat memanfaatkan akalnya dengan baik dapat mengembangkan
sumber daya alam dan penciptaan Tuhan yang sudah ada untuk dijadikan sesuatu yang
bermanfaat. Salah satunya adalah melalui cabang IPA, yaitu Biologi. Biologi telah
banyak memberikan kontribusi dalam berbagai bidang di kehidupan manusia. Terutama
melalui bioteknologi.
Bioteknologi adalah teknologi pemanfaatan makhluk hidup untuk menghasilkan
produk dan jasa, guna kesejahteraan manusia. Mungkin masih banyak masyarakat yang
belum paham dan mengerti istilah bioteknologi. Padahal dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat sudah sangat mengenal dan sering mengonsumsi salah satu hasil produk dari
bioteknologi itu sendiri , misalnya tempe dan tahu. Tidak jarang orang-orang hanya
berinteraksi dengan hasil bioteknologi dalam bidang pangan, padahal hasil bioteknologi
itu mencakup berbagai bidang tidak hanya dalam bidang pangan, masih banyak bidang
lainnya, misal bidang kesehatan, industri, peternakan , pertanian dan sebagainya.
Dari dulu, manusia telah bersaing dalam membuat sesuatu penciptaan yang besar dan
seiring perkembangan zaman, manusia semakin berlomba-lomba dalam menciptakan hal
yang besar dan bermanfaat tersebut untuk masa yang akan datang. Terutama dalam
revolusi industri 4.0 ini, dimana teknologi berperan penting dalam semua hal sehingga
pemanfaatan teknologi yang semakin canggih itu akan sangat membantu manusia dalam
mengembangkannya, tidak terkecuali dalam bidang bioteknologi. Jadi, tidak salah jika
nantinya perkembangan bioteknologi akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari bioteknologi?
2. Apa saja contoh aplikasi bioteknologi dalam bidang pertanian?
3. Apa keuntungan dan kerugian yang didapat dari aplikasi bioteknologi dalam bidang
pertanian?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari bioteknologi.
2. Untuk mengetahui apa saja contoh aplikasi bioteknologi dalam bidang pertanian.
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian yang didapat dari aplikasi bioteknologi
dalam bidang pertanian.

1.4 Manfaat Penulisan


Dari pembuatan makalah kliping artikel tentang penerapan bioteknologi dalam
kehidupan ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mengetahui perkembangan
bioteknologi dalam bidang pertanian, sehingga dapat dikembangkan lebih baik lagi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bioteknologi


Bioteknologi adalah teknologi pemanfaatan agen biologi (makhluk hidup)
yang telah direkayasa untuk menghasilkan produk dan jasa, guna memenuhi
kesejahteraan manusia. Agen biologi (makhluk hidup) dapat berupa mikroorganisme
(bakteri, jamur, virus), sel tumbuhan, sel hewan, dan enzim yang dihasilkan makhluk
hidup. Produk yang dihasilkan misalnya makanan, minuman, obat-obatan dan bahan
kimia lain. Jasa yang dihasilkan misalnya pengolahan limbah industri dan rumah
tangga, peniadaan pengaruh logam dan pemurnian air. Berdasarkan cara
penereapannya, bioteknologi terdiri dari dua jenis, yaitu bioteknologi konvesional dan
bioteknologi modern.
Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi
juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang
ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

2.2 Contoh Penerapan Bioteknologi di Bidang Pertanian


Penerapan bioteknologi konvensional dalam bidang pertanian misalnya
penyetekan pada tanaman. Penyetekan adalah salah satu cara kloning atau
perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif dalam jumlah banyak dan seragam pada
tumbuhan secara konvensional. Sedangkan penerapan bioteknologi modern adalah
kultur jaringan (kultur in vitro) dan tanaman transgenik (rekayasa genetika).

2.2.1 Setek atau Stek

3
Setek atau stek adalah metode perbanyakan tanaman dengan metode
bioteknologi konvensional. Stek dilakukan dengan cara memotong bagian-
bagian tanaman seperti akar, batang daun atau tunas, lalu ditempelkan pada
tanaman lainnya. Setiap bagian tumbuhan memiliki sifat totipotensi di mana
satu sel dapat membelah menjadi sel lain.
Ada beberapa keuntungan yang didapat dari penyetekan, yaitu:
a. Tanaman yang baru mempunyai sifat yan sama dengan induknya
b. Tanaman hasil stek dapat ditanam pada tempat yang permukaan airnya
dangkal karena tidak punya akar tunggang.
c. Mudah dan praktis untuk dilakukan, karena tidak memerlukan teknik
khusus seperti pada cangkok dan okulasi
Ada juga beberapa kerugian dari penyetekan, yaitu:
a. Tanaman mudah roboh jika ada angin kencang karena tidak ada akar
tunggang
b. Tanaman tidak tahan kekeringan, sehingga mudah mati pada musim
kemarau

2.2.2 Kultur Jaringan

Kultur jaringan (Tissue Culture) merupakan salah satu aplikasi


bioteknologi konvensional dengan cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Kultur jaringan adalah teknik produksi bibit menggunakan organ-
organ vegetatif tanaman secara in vitro. Melalui teknik ini, petani dapat

4
dengan mudah memperoleh bibit-bibit yang seragam dan bibit-bibit yang sulit
disemaikan menggunakan benih seperti bunga anggrek. Teknik kultur jaringan
juga dapat menyediakan bibit dalam jumlah banyak sekaligus.Kultur jaringan
memperbanyak tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti
daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media
buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah
tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak
diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.

Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan


secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara
konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam
botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering
kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam
kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan
medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah
Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat
berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan
hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan
akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.

2.2.3 Pupuk Bokashi

Contoh penerapan bioteknologi konvensional dalam bidang pertanian


dapat ditemui pada proses pembuatan pupuk kompos atau pupuk bokashi.

5
Pupuk bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan
starter aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik,
biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikro organisme dan sekam
padi. Pupuk organik ini pertama kali dipopulerkan di Negara Jepang ,Untuk
mempercepat proses dekomposisi bahan organik yang berasal dari dedaunan
atau rerumputan, para pembuat pupuk kompos umumnya akan menambahkan
mikroorganisme pengurai bahan organik. Dalam hal ini, mikroorganisme yang
digunakan misalnya bakteri fotosintetik, actinomicetes, bakteri asam laktat,
ragi, dan jamur fermentasi . Dengan penambahan mikroorganisme tersebut,
fermentasi bahan organik berlangsung lebih cepat sehingga produksi pupuk
kompos dapat terus tersedia.
Salah satu dekomposer bokashi yang paling populer adalah EM4.
Larutan EM4 terdiri dari mikroorganisme yang diisolasi secara khusus untuk
menguraikan sampah organik dengan cepat. Mikroorganisme yang terkandung
dalam EM4 terdiri dari bakteri fotosintesis, bakteri asam laktat (Lactobacillus
sp), Actinomycetes dan ragi.

2.2.4 Padi Transgenik

Salah satu penerapan bioteknologi di bidang pertanian adalah rekayasa


genetika pada tanaman yang menghasilkan tanaman unggul karena
mengandung zat gizi yang berkualitas tinggi dibandingkan tanaman biasa,
serta lebih tahan terhadap hama penyakit dan tekanan lingkungan. Tanaman
hasil rekayasa genetika ini dikenal dengan tanaman transgenik. Tujuan dari
6
transgenik ini adalah untuk mendapatkan sifat yang diinginkan dan
peningkatan produksi. Jadi, transgenik pada tanaman padi merupakan
mengintroduksi gen tertentu pada tanaman padi sehingga diperoleh sifat
tanaman yang diinginkan.
Padi transgenik memiliki beberapa kelebihan diantaranya memiliki
kualitas lebih bagus dibanding padi biasa, kandungan nutrisi lebih tinggi,
tahan hama, tahan cuaca, toleran terhadap kekeringan, umur pendek, sehingga
penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara
cepat dan menghemat biaya akibat penghematan pemakaian pestisida atau
bahan kimia lain serta tanaman transgenik produksi lebih baik.
Tahap-Tahap Pembentukan Padi Transgenik
a. Mengidentifikasi Karakteristik genetik yang diinginkan
Misalkan kita menginginkan padi yang cepat berbuah dan berbulir
banyak. Selanjutnya gen yang memiliki sifat cepat berbuah dan berbulir
banyak tersebut diidentifikasi.
b. Isolasi dan Pemurnian Gen
Gen ini diisolasi atau diekstraksi melalui elektroforesis. Isolasi ini
dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan gen dari bahan lain seperti
protein, lemak, dan karbohidrat.. Prinsip utama dalam isolasi DNA ada tiga
yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat,
serta pemurnian DNA yang memiliki sifat yang diinginkan dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu: Tahap pertama adalah proses perusakan atau
penghancuran membran dan dinding sel. Tahapan kedua adalah ekstraksi
DNA yang diinginkan, selanjutnya perlu dipisahkan dari kontaminan
komponen penyusun sel lainnya seperti polisakarida dan protein agar DNA
yang didapatkan memiliki kemurnian yang tinggi. Lalu dilakukan tahap
southern blotting. Southern blotting merupakan proses perpindahan
fragmen DNA yang terpisah secara elektroforesis dari gel ke membran (misal
membrane nitroselulosa).
c. Memasukkan Gen ke dalam sel tanaman padi
Dapat dilakukan dengan cara transfer gen, dapat dilakukan dengan metode
transfer langsung dengan menggunakan teknik mikro injeksi dan penembakan
atau pengeboman partikel.Selanjutnya tanaman padi yang telah mengandung
gen cepat berbuah dan berbulir banyak tersebut ditumbuhkan secara normal.
7
2.2.5 Hidroponik dan aeroponik

Hidroponik adalah aplikasi bioteknologi modern dalam bidang


pertanian, yaitu suatu cara bertanam tanpa tanah melainkan dengan
menggunakan media air dan bahan yang bersifat porus, misalnya arang sekam,
pasir, batu, apung dan batu kali. Makanan atau nutrisi tumbuhan hidroponik
diperoleh dari zat anorganik yang dialirkan melalui pipa air. Tanaman juga
dapat ditempatkan di atas bak penampungan nitrisi dari bak nutrisi. Jadi, pada
sistem hidroponik, akar tanaman selalu terendam cairan nutrisi.
Aeroponik adalah bercocok tanam dengan akar menggantungkan di
udara tanpa menempelkan pada media apapun. Makanan atau nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman aeroponik diberikan dengan cara menyemprotkan air
yang sudah bercampur nutrisi ke bagian akar yang menggantung.

2.3 Keuntungan dan Kerugian Aplikasi Bioteknologi dalam Bidang Pertanian


Segala hal yang ada di dunia ini pasti memiliki keuntungan dan kerugian, tidak
terkecuali bioteknologi. Keuntungan yang diperoleh dari penerapan bioteknologi dalam
bidang pertanian diantaranya adalah menghasilkan tanaman dengan sifat yang unggul,
terciptanya tanaman yang tahan dengan hama dan anti layu, mengurangi pencemaran
lingkungan, menghemat biaya produksi tani,memperbanyak hasil produksi, dan lainnya.
Sedangkan kerugian penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian antara lain
adalah terganggunya keanekaragaman hayati dan ekosistem, munculnya gulma unggul,
adanya efek kompensasi dan muncul kontroversi, ketergantungan terhadap teknologi dan
muncul hama yang resistan dengan insetida.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bioteknologi adalah pemanfaatan teknologi dan makluk hidup yang digunakan


untuk membuat sesuatu yang berguna untuk kesejahteraan manusia. Akhir-akhir ini
bioteknologi semakin berkembang dalam berbagai bidang, salah satunya adalah dalam
bidang pertanian. Banyak contoh penerapan bioteknologi dalam bidang ini, misalnya
dari yang konvensional, berupa stek atau pemotongan bagian tubuh tumbuhan yang
kemudian ditempel di tumbuhan yang lain guna mendapatkan suatu tumbuhan yang
bersifat unggul. Penerapan yang kedua adalah kultur jaringan, yaitu memperbanyak
tanaman dengan cara vegetatif sehingga mudah memperoleh bibit-bibit yang seragam
dan bibit-bibit yang sulit didapat. Selanjutnya ada pembuatan pupuk bokashi, yaitu
pupuk hasil penguraian oleh dekomposer yang sangat membantu pertanian. Lalu ada
rekayasa genetika pada tanaman padi, yang berguna untuk menghasilkan padi yang
bersifat unggul dan mempunyai gizi yang lebih tinggi. Dan ada juga bioteknologi
modern pada bidang pertanian, misalnya hidroponik dan aeroponik, dimana
penanaman tidak lagi memerlukan media berupa tanah.
Banyak keuntungan yang didapat dari penerapan bioteknologi di dalam bidang
pertanian, namun kerugian yang didapat pun tidak kalah banyak. Keuntungannya
misal mendapatkan bibit tanaman yang unggul dan kerugiannya yaitu terganggunya
keanekaragaman hayati dan ekosistem.

3.2 Saran

Aplikasi bioteknologi yang sudah ada ini harus masih terus dikembangkan
agar hasil yang didapat semakin maksimum dan efisiensi. Diperlukan inovasi baru
dari generasi muda agar bisa terus mengembangkan bioteknologi ke arah modern.
Selain itu, hasil penemuan bioteknologi tesebut harus di upayakan lebih lanjut agar
dapat bermanfaat lebih di kemudian harinya. Pemanfaatan bioteknologi ini tentu saja
tidak terlepas dari yang namanya keuntungan dan kerugian. Oleh karenanya
diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan bioteknologi ini. Diharapkan semua
kalangan, baik masyarakat ataupun ilmuwan yang menciptakan bioteknologi dapat
bekerja sama dengan baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Solikhin. 2015. “SERASI Biologi SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013 Edisi Setahun”.
Banjarmasin. Percetakan Solikhin.

https://www.plengdut.com/2013/01/teknik-pembuatan-stek-tanaman.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi

https://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan

https://hipmagrounswagati.wordpress.com/2013/11/25/pengertian-tahapan-macam-macam -
dan-manfaat-kultur-jaringan/

http://risehviktre.blogspot.com/2014/06/padi-transgenik.html

http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/02/hidroponik-dan-aeroponik.html

10

Anda mungkin juga menyukai