Anda di halaman 1dari 15

MENGKLON GEN MEMBUKA BIDANG BARU

DALAM KESEHATAN

KELOMPOK 3 BIOTEKNOLOGI
ANJELIKA SRITANTI S 1801011425
MUSTIKA NABILLA AYUZHA 1801011362
MUTIA ZAHARA PRATAMA 1801011401
NADIA BR SEBAYANG 1801011363
SELLY APRILLA 1801011199

FAKULTAS FARMASI
STIKES HELVETIA MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pencipta alam semesta, manusia,
dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta
inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Bioteknologi Kesehatan
Modern” yang sederhana ini dapat terselesaikan tidak kurang daripada waktunya.

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah satu dari sekian
kewajiban mata kuliah Bioteknologi. Pada kesempatan ini, kami juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Dosen mata Bioteknologi Ibu Melia Sari, serta semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian pengantar yang dapat
kami sampaikan dimana kami pun sadar bawasannya kami hanyalah manusia yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan, hingga dalam penulisan dan penyusununnya masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penulis nanti dalam upaya evaluasi
diri.

Hormat kami,

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Bioteknologi, rekayasa genetika merupakan salah satu dari sekian banyak variable sains dan teknologi
yang tetap memiliki banyak ambivalensi dalam aplikasinya terhadap kehidupan manusia. Di satu sisi dia
menawarkan kemudahan dan di sisi lain, ia menyimpan potensi bagi ketimpangan dan kekhawatiran
sosial. Absurdnya hukum dan norma, juga potensi akan nampaknya pelecehan etis dan degradasi moral.

Di Bidang Ilmu dan Teknologi Kedokteran, belakangan ini makin banyak diperkenalkan penemuan baru.
Hal ini layaknya merupakan sesuatu yang cukup menggembirakan, karena merupakan wujud nyata dari
upaya pembangunan kesehatan bagi seluruh umat manusia. Perkembangan ilmu dan teknologi
merupakan konsekuensi dari fitrah manusia sebagai pemburu sesuatu yang baru.

Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin,
antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak
sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.

Khusus menyangkut kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan, dapat
diketahui dari banyaknya penemuan obat-obatan di bidang farmasi maupun terapi pengobatannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi medis yang bertumpu pada penelitian, sebagian besar
harus didasarkan atas percobaan pada manusia (Saraswati,2006). Dalam bidang ilmu kedokteran,
penelitian pada manusia merupakan sesuatu yang tak dapat dihindarkan demi perbaikan dalam
diagnosis, terapi, pencegahan, dan pemberantasan penyakit.

Kloning merupakan sebuah metode atau cara lain dari reproduksi makhluk hidup (bersel banyak) lewat
cara yang baru, berbeda dengan reproduksi “konvensional” dimana makhluk yang baru terbentuk bukan
karena pembuahan sel sperma dan sel ovum yang kemudian berkembang. Sebelum teknologi kloning
ini, para pakar pun sebenarnya telah menggunakan teknologi bayi tabung untuk “membuat” mahkluk
hidup tanpa melalui proses perkawinan yang alami. Para ilmuwan tersebut menggunakan bayi tabung
untuk menghasilkan makhluk kembar seperti anak kembar yang lahir dengan cara normal.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat kami ambil sesuai dengan judul makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Jelaskan sejarah dan perkembangan bioteknologi pada bidang kesehatan !


2. Jelaskan manfaat serta peran bioteknologi dalam bidang kesehatan !
3. Sebutkan dan jelaskan beberapa produk dan teknik bioteknologi dalam bidang kesehatan !

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Sesuai dengan rumusan masalah diatas,penulisan makalah ini bertujuan sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui tentang sejarah serta perkembangan bioteknologi pada bidang kesehatan.
2. Dapat mengetahui manfaat serta peran bioteknologi dalam bidang kesehatan.
3. Dapat mengetahui produk apa saja yang dihasilkan serta mengetahui teknik bioteknologi yang
digunakan dalam bidang kesehatan.

1.4. Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

Bagi penulis,

Dapat menambah pengetahuan tentang bioteknologi khususnya pada bidang kesehatan,serta dapat
mengasah kemampuan dalam menulis karya ilmiah.

Bagi pembaca,

Dapat menambah wawasan tentang manfaat dan peranan bioteknologi dalam bidang kesehatan ,agar
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan sebaik-baiknya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah dan perkembangan bioteknologi pada bidang kesehatan

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri,fungi, virus,
dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada
biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi,
molekuler, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi
barang dan jasa.

Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin,
antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak
sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.

Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal. Pada masa ini,
bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan
ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA,
pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk
memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan,
seperti kanker ataupun AIDS.

Ilmuwan terkemuka seperti Liebe Cavalieri, George Wald dan David Suzuki mengatakan bahwa
bioteknologi medis seperti pada proses kloning merupakan, ”Kekuatan teknologi baru yang amat
dahsyat, dan bakal melampaui batas kemampuan manusia untuk menggunakannya dengan aman. Baik
kelentingan alam maupun masyarakat kita tidak akan mampu memberi perlindungan yang memadai
terhadap dampak rekayasa genetika yang dapat diantisipasi”(Djumhana, 1995).

Dampak percobaan revolusi rekayasa genetik belum dipikirkan terhadap bentuk kehidupan yang
dimodifikasi secara genetik dan interaksinya dengan organisme lain, bioteknologi ini, tidak seperti bahan
kimia berbahaya, misalnya pestisida dan CFC yang tidak ramah lingkungan, dapat ditarik peredarannya
dari pasaran. Produk rekayasa gentik tidak dapat ditarik dari pasaran. Seperti diungkapkan George Wald
bahwa, ”Pada kasus rekayasa genetik, hasilnya mungkin organisme penting yang berumur panjang dan
sifatnya lebih permanen. Akan tetapi sekali organisme itu ’diciptakan’ maka tidak dapat ditarik
kembali”(Vandana, 2003).

Sampai saat ini perkembangan bioteknologi sangat mengejutkan dan hasilnya telah dapat dirasakan
masyarakat banyak. Salah satu terobosan adalah kemampuan mengklon gen, tidak hanya Amerika
Serikat saja yang memiliki kemampuan ini bahkan di Indonesia peneliti-peneliti yang berkompeten di
bidang ini banyak. Mengklon gen membuka bidang baru dalam kesehatan. DNA rekombinan dan
teknologi antibodi klon tunggal (monoclonat antibody), telah mempercepat dicapainya prestasi di dalam
memahami aspek biokimia dari fisiologi manusia.

Tonggak awal teknik kloning dibangun pada 1952 ketika R. Briggs dan T. King berhasil membuat pertama
kali katak kloning yang diklon menggunakan sel-sel kecebong. Sepuluh tahun kemudian J. Gurdon
mengumumkan keberhasilannya mengklon katak dari sel berudu yang lebih tua. Namun demikian,
kecebong tersebut tidak pernah berhasil tumbuh menjadi katak dewasa.
Kemudian Louise Brown asal Inggris diumumkan ke seluruh dunia pada 1983 sebagai bayi tabung
pertama yang dihasilkan melalui teknik pembuahan dalam cawan petri. Pada 1985 para ilmuwan dari
Laboratorium Ralph Brinters melaporkan telah berhasil membuat babi sebagai hewan transgenik
pertama yang mampu memproduksi hormon pertumbuhan manusia (HGH human growth hormone).
Selanjutnya, berbagai penemuan baru muncul sejalan dengan semakin rumitnya teknik yang ditemukan.
Akhirnya, pada 1997 dunia dikejutkan oleh laporan hasil penelitian Ian Wilmut beserta rekan-rekannya
dari Institute Roslin di Edinburgh, Inggris, yang menyatakan berhasil mengklon domba dari sel epitel
kambing (sel payudara) seekor domba lainnya. Wilmut pertama mengambil sel epitel kambing seekor
domba jenis Finn Dorset berumur enam tahun yang sedang hamil.

Sekarang ini, para ilmuwan sudah sukses mengkloning banyak hewan seperti tikus, kucing, kuda, babi,
anjing, rusa, dan sebagainya dari sel embrio maupun sel non-embrio, tergantung dari tujuan
pengkloningan tersebut. Jika, diharapkan hewan hasil kloning yang bisa bereproduksi, maka
digunakanlah sel non-embrio, sedangkan jika diharapkan hewan kloning yang tidak harus bisa
bereproduksi, maka digunakan sel embrio.

Bentuk lain kemudahan yang diciptakan bioteknologi adalah cara paling tepat untuk mendiagnosa
gonorrhoea pada wanita. Dahulu penyakit ini didiagnosa dengan lebih dulu mengkultur bakteri
penyebabnya, suatu prosedur yang memakan waktu 2 sampai 3 hari. Diagnosa infeksi chlamydia khusus,
bahkan lebih menyulitkan lagi, karena C, trachomatis hanya dapat tumbuh dalam sel hidup, dan tes baru
dapat dilakukan dengan memakan waktu 3 sampai 4 hari. Tester baru, dengan menggunakan antibodi
klon tunggal, telah sangat menyingkat waktu untuk mendiagnosa kedua penyakit kelamin itu.Antibodi
klon tunggal juga dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan genetic pada janin, ini digunakan untuk
diagnosa prenatal.

Salah satu cara untuk mengendalikan penyakit genetis ialah dengan mencegah kelahiran anak yang
terkena penyakit itu. Anggota suatu populasi yang memiliki resiko besar untuk mendapat suatu penyakit
genetic dapat diajari segala hal mengenai sifat dan penyebaran kelainan tertentu, dan secara teratur
dites adanya individu pembawa di kalangan mereka dengan informasi ini, pasangan yang memiliki resiko
mendapat anak yang mengidap penyakit itu dapat diidentifikasi, lalu diberi nasehat sehingga mereka
dapat menetapkan pilihan dalam mengendalikan kelahiran anak yang kena penyakit keturunan
demikian.

Mereka dapat memilih, apakah mencegah kehamilan sama sekali,atau jika masih ingin mendapatkan
anak, perlu dilakukan diagnosa prenatal (sebelum lahir), dan harus digugurkan jika terbukti janinnya
mendapat penyakit itu. Dalam 10 tahun belakangan, sudah dapat dibuat cara tes yang aman dan tepat
untuk diagnosa prenatal terhadap sikle anemia dan thalassemia.

2.2. Pro kontra bioteknologi modern (kloning pada manusia)

Secara teori, proses kloning memang dapat dilakukan terhadap manusia. Ada beberapa tipe kloning
manusia yang sedang dikembangkan para peneliti ambisius. Ada yang berusaha menciptakan ‘fotokopi’
manusia secara keseluruhan, ada pula yang hanya ingin mendapatkan sel-sel tubuh yang persis dengan
sel orang yang hendak diklon.

Beberapa sumber menyebutkan, para peneliti tersebut beralasan bahwa hal ini menyangkut pribadi
sekaligus melanggar privasi dari pendonor gen jika diberitakan secara luas. Mungkin saja,
penyembunyian berita-berita seperti ini dilakukan, karena masih banyaknya kontroversi serta pro dan
kontra yang terjadi di masyarakat mengenai pengkloningan manusia yang dianggap melanggar kodrat
alam dan tidak sesuai dengan etika yang dianut dari agama. Proses kloning pada manusia, sebenarnya
tidak memiliki banyak perbedaan dengan bayi tabung atau in vitro fertilization. Dalam proses ini, sperma
sang suami dicampur ke dalam telur sang istri dengan proses in vitro di dalam tabung kaca.

Seorang wanita mendonorkan sel telurnya untuk digunakan dalam proses kloning. Inti sel telur tersebut
(nukleusnya) dikeluarkan sehingga menjadi telur tanpa inti (enucleated egg). Sel tubuh manusia yang
akan di’fotokopi’ kemudian dimasukkan (fuse) dalam telur yang sudah tidak mempunyai inti tadi. Proses
fusi ini dilakukan dengan bantuan arus listrik. Saat sel itu sudah bersatu dengan telur, terbentuklah
embrio yang kemudian ditumbuhkan dalam rahim wanita dan dilahirkan seperti manusia biasa. Bedanya
adalah DNA (DeoxyriboNucleic Acid) bayi ini sama persis dengan DNA manusia yang diambil sel
tubuhnya untuk di’fotokopi’ tadi. Sel yang diklon ini mengandung informasi genetika atau DNA manusia
sehingga saat ditanamkan dalam telur akan membentuk embrio yang memiliki kode genetika yang sama
persis. Saat bayi itu tumbuh besar penampilan.

Proses kloning manusia dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut :

 Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini
diambil dari manusia yang hendak dikloning.
 Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan dari sel.
 Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian
intinya dipisahkan.
 Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
 Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua)
menjadi sel embrio.
 Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan
siap diimplantasikan ke dalam rahim.
 Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem
donor.

Hasil kloning akan memiliki sifat-sifat yang identik dengan induknya. Hal ini terjadi karena dalam proses
pengkloningan, terjadi pengambilan bagian dari induk yang kemudian akan ditumbuhkan menjadi
individu baru yang sama persis dengan induknya.

 Terapi dengan Kloning

Kloning ternyata dapat digunakan untuk terapi penyakit. Jika Anda penderita gagal ginjal, penderita
gangguan otot jantung, atau penderita rematik yang mengalami nyeri menyiksa sepanjang waktu,
penelitian stem cell (sel tunas) dapat memberi harapan untuk sembuh. Stem cell atau sel tunas
merupakan sel yang memiliki kemampuan untuk membelah dalam jangka waktu tak terbatas dan
mampu membentuk 220 jenis sel penyusun tubuh manusia.

Sel tunas bisa dikembangkan menjadi sel ginjal, sel otot jantung, sel pankreas, sel saraf, serta sel lain
kemudian dicangkokkan ke organ tubuh untuk menggantikan jaringan yang rusak. Dalam penelitian
dengan tikus, sel tunas berhasil dengan baik.

Namun untuk mendapatkan sel tunas, orang harus menghentikan pertumbuhan embrio. Tentu saja
proses ini terjadi di luar tubuh, yaitu di laboratorium sebagaimana dilakukan pada proses bayi tabung (in
vitro fertilization/IVF). Bahkan kebanyakan embrio penelitian berasal dari sisa program bayi tabung. Saat
ini, sedang diteliti apa akibat dari sel tunas pada manusia. Jika penelitian ini berhasil, berbagai penyakit
dapat disembuhkan.

 Dampak Positif

Jika kloning dilakukan pada tumbuhan dapat memberikan keuntungan yang lebih banyak. Akan
diperoleh tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat dan dengan sifat yang identik
atau sama dengan induknya. Jika tanaman induk mempunyai sifat-sifat unggul maka dapat dipastikan
keturunannya pun akan memiliki sifat unggul yang sama dengan induknya. Upaya kloning pada
tumbuhan juga dapat kita gunakan sebagai upaya konservasi tumbuhan langka. Adanya teknologi
kloning pada tumbuhan dapat meningkatkan agrobisnis. Demikian pula halnya pada hewan ternak.

Kalangan yang pro kloning manusia mengemukakan beberapa dampak positif dari kloning manusia,
misalnya dapat menumbuhkan janin yang bebas penyakit keturunan dan dapat menghasilkan sel, organ
atau jaringan yang sesuai untuk pengobatan penyakit.

 Dampak Negatif

Kloning pada tanaman akan menghasilkan keturunan yang sama dengan induknya. Hal ini akan
menurunkan keanekaragaman tanaman baru yang dihasilkan, demikian juga pada hewan. Sementara itu
kloning pada hewan dan manusia masih banyak dipertentangkan sebab banyak akibat yang ditimbulkan.
Contohnya, resiko kesehatan terhadap individu hasil kloning.

Kalangan yang menentang berpendapat bahwa kloning manusia dapat disalahgunakan untuk
menciptakan spesies atau ras baru dengan tujuan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
Lagipula, pengklonaan pada mamalia belum sepenuhnya sempurna. Dapat dilihat pada Domba Dolly
yang menderita berbagai penyakit. Selain itu, akan terjadi kekacauan kekerabatan dan identitas diri dari
klona maupun induknya.

 Larangan Kloning Manusia

Kloning manusia lebih banyak mendapat tentangan dari berbagai pihak, jika dibandingkan dengan
kloning hewan dan tumbuhan. Roslin Institute, sebagai lembaga pertama yang sukses mengkloning
domba, menentang keras kloning manusia. Ilmuwan Dixon, spesialis etika kloning manusia mengutuk
tindakan tersebut. Sementara itu fatwa ahli fiqh Hukum Islam Sheik Yusuf Al-Qardawi menyatakan
bahwa Islam melarang kloning manusia karena sangan bertentangan dengan keragaman penciptaan
Allah swt.

Vatikan mengatakan bahwa kloning manusia itu merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip etika,
kebrutalan mental yang bertentangan dengan pertimbangan manusiawi dan etika. UNESCO meminta
agar negara-negara di dunia melarang kloning manusia. Kongres Amerika mengesahkan Undang-undang
yang melarang pengkloningan manusia segera beberapa jam setelah pengumuman kelahiran bayi
manusia hasil kloning, Eve.

Agama Islam sendiri menentang keras kloning manusia dan menganggap kloning manusia tidak sejalan
dengan norma agama Islam. Dalam kitab Al-Qur’an, terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa dari
segi proses, kloning dimungkinkan terjadinya, akan tetapi kewenangan dan motif untuk melakukannya
masih menjadi perdebatan. Apakah manusia mempunyai wewenang untuk melakukan proses itu atau
tidak? Dalam pertimbangan moral, jika kloning manusia akan melahirkan manusia yang tidak produktif,
terutama dalam mengemban amanah beratnya sebagai pemimpin di Bumi, apalagi jika terbukti
menurunkan martabat kemanusiaan, maka kloning dapat ditolak. Jumlah biaya yang tidak sedikit untuk
melakukan proses kloning, dianggap sebagai “penghamburan biaya” hanya untuk mengkloning satu
manusia, sementara di luar sana banyak “manusia-manusia formal” yang kekurangan dan berada di
bawah garis kemiskinan.

2.3. Manfaat serta peran bioteknologi dalam bidang kesehatan

2.3.1. Bioteknologi memiliki manfaat yang cukup besar di bidang kesehatan antara lain dengan
ditemukannya antibiotik dan vaksin.

 Antibiotik

Antibiotik penisilin yang dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum telah ditemukan oleh Alexander
Fleming pada tahun 1929. Adapun pada tahun 1939 oleh Rene Dubois mengisolasi dua antibiotic
gramisidin dan tirosidin modern yang pertama dan tergolong luas penggunaannya. Penisilin dihasilkan
selama pertumbuhan dan metabolism cendawan tertentu, yaitu Penicillium notatum danPenicillium
Chrysogenum. Senyawa antibiotic yang dihasilkan jamur ini sangat efektif terhadap bekteri gram positif,
khususnya pneumokokus dan beberapa stafilokokus. Beberapa bakteri gram negative,spiroketa yang
merupakanpenyebab sifilis.

Setelah antibiotik penisilin ditemukan, banyak penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman yang dapat
disembuhkan.Namun, beberapa jenis bakteri lain menghasilkan enzim yang dapat menghambat kerja
penisilin sehingga tahan terhadap penisilin.Akibatnya, beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri
tersebut tidak dapat sembuh. Kerena itu, para ahli berusaha menemukan obat lain pembasmi bakteri
yang kebal terhadap penisilin. Jenis antibiotik lain yang dihasilkan oleh jamur/cendawan, antara lain :
sefalosporin dan streptomisin.
Sefalosporin merupakan sekelompok antibiotik yang dihasilkan oleh suatu spesies cendawan laut,
Cephalosporium Acremonium. Antibiotik ini aktif tehadap banyak bakteri gram positif dan negative serta
tidak dapat dirusak oleh penisilinase. Yaitu enzim yang terdapat dalam bakteri yang mampu merusak
penisilin.

Streptomisin dihasilkan oleh Streptomyces Griseus, yaitu bakteri tanah yang diisolasikan oleh Walksman
dan teman-temannya. Antibiotik ini efektif terhadap banyak bakteri gram positif dan gram negative yang
pathogen dan Mycobacterium Tuberculosis. Oleh karena itu, Streptomisin menjadi antibiotic untama
untuk penderita TBC seebagai KOMOTERAPI. Akan tetapi, beberapa bakteri dapat dengan cepat menjadi
resistan dan meningkat toksisitasnya jika penggunaan antibiotic berlangsung dalam waktu lama.
Meskipun demikian, streptomisin tetap dianggap sebagai obat utama dalam penggobatan tuberculosis.

 Vaksin

Vaksin adalah suatu bahan yang berisi virus atau bakteri patogen dan beberapa zat tambahan lainnya
yang dimasukkan kedalam tubuh seseorang dengan tujuan untuk membangun imunitas dari penyakit
tertentu. Adapun bahan-bahan pembuatan vaksin ada tiga yaitu bahan yaitu “kuman”, bahan-bahan
tambahan untuk menjalankan berbagai fungsi, dan biakkan dimana vaksin dibuat. Yang dimaksud
dengan bahan kuman adalah organisme hidup berupa virus atau bakteri yang telah dilemahkan.

Sedangkan bahan-bahan tambahan yang dimasukkan kedalam vaksin antara lain :

(1). Aluminium, yang berfungsi untuk mendorong produksi antibody. Aluminium dikenal sebagai
kemungkinan penyebab kejang, Alzheimer, kerusakan otak, dementia (pikun), logam ini terdapat di
vaksin DPT dan hepatisis B.

(2). Formaldehida (formalin), digunakan untuk menon-aktifkan kuman. Formalin dikenal sebagai bahan
karsinogen(penyebab kanker).

(3). Fenol, dalam dosis tertentu sangat beracun dan lebih membahayakan daripada sekedar merangsang
imun sehingga dianggap berlawanan dengan tujuan pembuatan vaksin. Fenol antara lain digunakan
dalam proses pembuatan vaksin tifoid.

(4). Timerosal, dalam vaksin berfungsi sebagai pengawet. Bahan ini mengandung hampir 50 %
etilmerkuri yang berarti mempunyai sifat seperti air raksa (sangat beracun). Bahan-bahan lainnya adalah
benzetonium klorida, etilen glikon, gelatin, glutamate, neomisin dan sebagainya yang dapat meracuni
tubuh.

Semua virus baik hidup maupun mati mengandung DNA dan RNA yaitu materi pembawa genetic. Dalam
proses pembuatan vaksin, bakteri yang beracun atau virus yang hidup akan dilemahkan dengan cara
berulang-ulang dilewatkan melalui suatu media biakan. Media biakan yang digunakan antara lain
jaringan otak kelinci, jaringan marmot, jaringan ginjal anjing, jaringan ginjal monyet, embrio ayam, atau
protein telur ayam atau bebek.
Selain itu jaringan lain yang sering digunakan adalah jaringan janin manusia. Jaringan ini biasanya
didapatkan dari janin yang digugurkan. DNA dan RNA dari virus yang dibiakkan dalam media akan
ditangkap oleh sel-sel hewan biakkan. RNA virus sudah menyatu dengan DNA sel-sel hewan disebut
provirus. Dalam tubuh, provirus yang ada dalam vaksin bisa tetap tidak aktif selama bertahun-tahun. Jika
provirus aktif, para ahli menduga bahwa provirus bertanggung jawab pada terjadinya auto imun, dimana
system imun tidak bisa membedakan jaringannya sendiri dengan benda asing, dengan demikian tubuh
akan menyerang dirinya sendiri.

2.3.2. Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran

Dalam pembuatan antibodi monoklonal, vaksin, antibiotika dan hormon. Antibodi monoklonal adalah
antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat antibodi monoklonal, antara lain:

1. Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil
2. Mengikat racun dan menonaktifkannya
3. Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain.
 Pembuatan Vaksin

Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil
dari mikroorganisme tersebut.

 Pembuatan Antibiotika

Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari jamur atau bakteri
yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara besar-besaran pada
Perang Dunia II oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Inggris.

 Pembuatan Hormon

Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi hormon.
Hormon- hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison, dan
testosteron.

2.4. Beberapa produk dan teknik bioteknologi dalam bidang kesehatan

Implementasi bioteknologi pada bidang medis ditandai dengan dihasilkannya beberapa produk
dan teknik sebagai berikut :

1. Pembuatan Antibodi Monoklonal


Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal atau sel klona yang
hanya mengenal satu jenis antigen. Pembuatan antibodi monoklonal dilakukan dengan menggunakan
kelinci atau tikus.

Langkah pertama adalah menginjeksikan antigen ketubuh tikus, kemudian limpahnya dipisahkan.
Selanjutnya dilakukan peleburan sel-sel limpah dengan sel-sel mieloma(sel-sel kanker). sekitar 1% dari
sel limpah adalah sel plasma yang menghasilkan antibodi. Sedangkan 10% sel hibridoma akhir terdiri
dari sel yang menghasilkan satu antibodi. lalu teknik seleksi di kembangkan untuk mengidentifikasi sel
tersebut, kemudian dilakukan pengembangan atau pengklonaan berikutnya. Klona yang diperoleh dari
hibridoma berupa antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal dapat di simpan beku, kemudian dapat
diinjeksikan ke dalam tubuh hewan.

2. Pembuatan Vaksin

Vaksin semacam bibit penyakit yang telah dilemahkan dan tidak berbahaya yang berguna untuk
mencegah penyakit infeksi. Berikutadalah proses produksi vaksin virus yang merupakan metode tertua.
Prosesnya adalah virus ditumbuhkan dalam kultur sel,misalnya sel dari emrio ayam dan ginjal monyet.
Virus-virus tersebut diekstraksi dengan penyaringan. Hasil ekstrasi digunakan untuk mematikan virus
tersebut. Vaksin tersbut dapat dilemahkan dan disimpan dalam suhu rendah dan digunakanjika
diperlukan. Contoh vaksin yang dibuat dengan cara ini adalah vaksin poliomielitis, gonding, cacar air,
rubela dan rabies.

Adapun prinsip-prinsip rekayasa genetika dalam pembuatan vaksin adalah sebagai berikut :

a. Memisahkan gen-gen dari organisme penyebab penyakit yang berperan menhasilkan antigen
yang merangsang limfosit untuk menghasilkan antibodi.
b. Menyisipkan gen-gen yang telah diisolasi tersebut ketubuh organisme yang kurang patogen
c. Mengkulturkan organisme hasil rekayasa sehingga menghasilkan antigen dalam jumlah banyak
d. Mengektrasikan antigen yang kemudian digunakn sebagi vaksin

3. Pembuatan antibiotik

Produk metabolisme yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu dan bersifat menghambat
pertumbuhan atau merusak mikroorganisme lain disebut antibiotik. Pembuatan antibiotik melalui
beberapa tahap sebagai berikut:

1. Mikroorganisme penghasil antibiotik dikembangkan


2. Mikroorganisme dipindahkan ke dalam bejana fermentasi yang menyerupai tangki besar. Di
tempat ini mikroorganisme dipacu dengan lingkungan yang cocok agar berkembangbiak secara
cepat.
3. Dari cairan biakan itu, antibotik diekstrasikan dan dimurnikankan, selanjutnya diuji dengan
urutan sebagai berikut :
a) Zat diuji dalam tabung reaksi,apakan dapat mematikan kuman atau tidak
b) Kemudian zat diujikan pada hewan percobaan yermasuk diteliti efek sampingnya
c) Jika ternyata aman obat ini dapat diujikan pada sekelompok orang dengan pengawasan
ketat para ahli.
d) Jika berhasil barulah diujikan pada orang sakit dan selanjutnya dipasarkan

Antibiotik dibuat saat pertumbuhan mikroorganisme penghasil antibiotik menunjukan grafik menurun.
Pada saat tersebut, metabolisme sekunder dan produksi mikroorganisme berlangsung lebih lambat
daripada metabolisme primer. Hal ini berarti dibutuhkan teknik pengulturan sekali panen atau disebut C
bath fermentation. Beberapa contoh antibotik adalah penisilin, griseofulvin, basitrosin, tetrasiklin

4. Pembuatan Insulin

Insulin adalah protein yang bertugas mengontrol metabolisme gula dalam tubuh manusia. Gen insulin
terletak pada daerah dalan DNA manusia yang memiliki informasi untuk menghasilkan insulin. Penderita
diabetes tidak mampu membentu insulin dalam jumlah yang dibutuhkan.

Teknik pencangkokan gen untuk menghasilkan insulin manusia oleh bakteri berlangsung sebagai berikut:
Insulin tersusun atas dua rantai protenyaitu rantai A dan B. Urutan basa yang mengode masing-masing
rantai itu dibuat dalam tabung reaksi. Tiap DNA(A dan B) ini kemudian dihubungkan dengan gen bakteri
yang mengode enzim β-galaktosidase sehingga membentuk gen hybrid, gen-gen hybrid ini secara
terpisah dimasukkan kedalam sel-sel bakteri.

Tiap gen hybrid menunjukan ekspresinya dan bakteri membuat suatu hybrid protein β-galaktosidase A
atau B. Protein hybrid dipisahkan dari protein bakteri lainnya dan rantai insulin dibebaskan dengan
perlakuan kimia. Dua rantai peptida itu kemudian bersatu dan terbentuklah insulin manusia yang aktif.

Beberapa produk protein dari teknologi DNA rekombinan

Produk Memanfaatkan Penggunaan

Insulin manusia E.coli Pengobatan diabetes

Hormone pertumbuhan E.coli Pengobatan gangguan


manusia(HGH) pertumbuhan

Fktor pertumbuhan E.coli Pengobatan luka bakar,tukak


Epidermal(EGF) lambung

Interleukin_2(IL 2) E.coli Pengobatan kanker

Interferon E.coli Pengobatan kenker dan infeksi


virus
S.cerevisiae

Vaksin hepatitis B S.cerevisiae Pengobatan hepatits

Eritropoietin(EPO) Sel mamalia Pengobatan anemia

Faktor VIII Sel mamalia Pengobtan hemofilia


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Ternyata penggunaan dan peran bioteknologi semakin penting seiring berkembangnya jaman, antara
lain : Bioteknologi punya peran besar dalam menemukan obat-obat seperti: antibody monoclonal,
vaksin, anti biotika, pembuatan hormon.

Saat ini perkembangan bioteknologi sangat mengejutkan dan hasilnya telah dapat dirasakan masyarakat
banyak. Meskipun banyak manfaat dan kemudahan yang diberikan oleh perkembangan bioteknologi,
inovasi yang terus bermunculan tidak pernah lepas dari dukungan dan hujatan berbagai pihak. Setiap
orang memiliki pendapat dan dasar pemikiran pribadi dalam mendukung dan menolak bioteknoligi
mulai alasan agama, hak asasi, dan kesehatan.

3.2 Saran

Perkembangan bioteknologi sebaiknya dipergunakan dengan bijak dan tepat guna oleh semua pihak
yang terkait di dalamnya. Dalam perkembangannyapun sebaiknya para ilmuwan tidak
mengesampingkan agama dan hak asasi meskipun manfaat yang akan didapatkan oleh umat manusia
sangat besar dan memuaskan. Karena teknologi yang berkembang tanpa memedulikan asal manusia
hanya akan menimbulkan kerusakan dan kemunduran akhlak manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Djumhana, 1995, hlm 33, Dalam Veronica Komalawati, Membangun Hukum....,Op Cit, hlm 9

Smith JE. 2004. Biotechnology; Studies in Biology Ed ke-4. Cambridge: Inggris.

Sunarlim, N. dan Sutrisno. 2003. Perkembangan Penelitian Bioteknologi di Indonesia. Buletin

AgroBio 6(1): 2007

http://www.biotifor.or.id/index.php?action=news.detail&id_news=67

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/sejarah-perkembangan-bioteknologi.html

http://khairulanam.files.wordpress.com/2010/08/sejarah-perkembangan-bioteknologi.pdf

Pratiwi,D.A.2006.Biologi SMA jilid 3 untuk kelas XII.Jakarta:Erlangga

Priadi Arif.2006.Biology 3 for senior high school year XII.Jakarta:Yudhistira

Vandana Shiva, Hati-hati Memilih Teknologi dari Negara Maju, dalam Hesty Widayanti dan Ika N.

Krishnayanti (ed), Bioteknologi Imperialisme Modal & Kejahatan Global, Insist Press,

Yogyakarta, 2003, hlm 128

Anda mungkin juga menyukai