Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur yang Diwajibakan Dalam Mengikuti Perkuliahan
Mikrobiologi
Disusun Oleh :
Nomor Absen 14
i
1.1. Mikroba Dan Alat Rekayasa Genetika
a. Pengertian Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba, jasad renik.
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung
kimia, fisika dan biokimia. Mirobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia. Dalam
mikrobiologi diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam
mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum,
pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan
dan pertanian.
b. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Awal perkembangan ilmu mikrobiologi dimulai sejak ditemukan mikroskop. Dunia
jasad renik baru ditemukan 300 tahun yang lalu. Penemu mikroskop pertama adalah Antony
Van Leeuwenhoek (1632-1732), dia adalah seorang mahasiswa ilmu pengetahuan alam
berkebangsaan Belanda yang memiliki hobi mengasah lensa. Mikroskop Leewenhoek
mempunyai pembesaran hingga 300 kali. Dia menyebutkan adanya “animalculus” sebuah
makhluk asing dari air yang dilihat dengan mikroskop buatannya. Kemudian penemuan
Leeuwenhoek disampaikan kepada “ royal society” di Inggris antara tahun (1674-1683) ia
melaporkan hal-hal yang diamatinya kepada lembaga tersebut. Robert Hooke (1635-1703)
sebgai salah seorang anggota “ Royal Society”, menyatakan bahwa penemuan Leeuwehoek
dalam mikroskop buatannya adalah protozoa, spora, jamur, dan sel tumbuhan.
Beberapa pendapat tentang asal usul mikroba, Aristoteles berpendapat, bahwa
makhluk-makhluk kecil itu terjadi begitu saja dari benda yang mati. Hal ini sependapat
dengan Needham (1745-1750) mengadakan eksperimen dengan rebusan padi-padian,
daging, dll. Hasil eksperimen bahwa meskipun air rebusan disimpan rapat-rapat dalam botol
tertutup namun tetap timbul mikroorganisme. Berdasarkan ekeperimen tersebut muncullah
teori “abiogenesis” (a: tidak, bios: hidup, genesis: kejadian); artinya kehidupan baru timbul
dari benda mati atau mikroba tersebut timbul dengan sendirinya dari benda-benda mati.
Teori “abiogenesis” disebut juga dengan teori generatio spontania (makhluk-makhluk baru
terjadi begitu saja). Beberapa ahli yang menolak teori abiogenesis diantaranya Spallanzani
(1729-1799), melakukan eksperimen dengan merebus air daging tersebut ditutupnya rapat-
rapat dalam botol, hasilnya tidak diperoleh mikroorganisme baru. Eksperimen Spallanzani
dilanjutkan oleh Schulze pada tahun 1836 melalui eksperimen dengan mengalirkan udara
lewat pipa yang dipanasi, kemudian hasilnya tidak diperoleh mikroorganisme.
c. Ciri Umum Mikroba
ii
Mikroba di adlam secara umum berperan sebagai produsen, konsumen, maupun
redusen. Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan energi
sinar matahari. Mikroba yang berperan sebagai produsen adalah algae dan bakteri
fotosintetik. Jasad konsumen menggunakan bahan organik yang dihasilkan oleh produsen.
Contoh mikroba konsumen adalah protozoa. Jasad redusen menguraikan bahan organik dan
sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik),
sehingga di alam terjadi siklus unsur-unsur kimia. Contoh mikroba redusen adalah bakteri
dan jamur (fungi). Sel mikroba yang ukurannya sangat kecil ini merupakan satuan struktur
biologi. Banyak mikroba yang terdiri dari satu sel saja (uniseluler), sehingga semua tugas
kehidupannya dibebankan pada sel itu. Mikroba ada yang mempunyai banyak sel
(multiseluler). Pada jasad multiseluler umumnya sudah terdapat pembagian tugas diantara
sel atau kelompok selnya, walaupun organisasi selnya belum sempurna.
Setelah ditemukan mikroskop elektron, dapat dilihat struktur halus di dalam sel
hidup, sehingga diketahui menurut perkembangan selnya terdapat dua tipe jasad, yaitu:
1) Prokariota (jasad prokariotik/ primitif), yaitu jasad yang perkembangan selnya belum
sempurna.
2) Eukariota (jasad eukariotik), yaitu jasad yang perkembangan selnya telah sempurna.
Selain yang bersifat seluler, ada mikroba yang bersifat nonseluler, yaitu virus. Virus
adalah jasad hidup yang bersifat parasit obligat, berukuran super kecil atau submikroskopik.
Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Struktur virus terutama terdiri dari
bahan genetik. Virus bukan berbentuk sel dan tidak dapat membentuk energi sendiri serta
tidak dapat berbiak tanpa menggunakan jasad hidup lain.
Karl B. Mullis lahir di Carolina Utara Amerika Serikat 28 Desember 1944 tinggal di
areal peternakan. Anak dari pasangan Cecil Bank Mullis dan Bernice Alberta Barker
menamatkan sarjana kimia di Georgia Tech dan melanjutkan studi doktoralnya pada
Universitas Carolina.
iii
Metode Mullis sederhana, tetapi sangat efektif. Langkah pertama dilakukan dengan
memanaskan sampel DNA berserat ganda pada temperatur mendekati titik didih untuk
mendapatkan dua helai DNA berserat tunggal. Kemudian menambahkan dua rangkaian
pendek DNA yang terikat pada ujung komplementer masing-masing helaian.
Selanjutnya adalah menambahkan nukleotida bebas dan enzim polimerase (suatu
protein yang dapat mempercepat sebuah reaksi kimia), dan kemudian bergabung dengan
nukleotida target. Singkatnya, teknik PCR memungkinkan kerja polimerase-DNA dapat
diarahkan untuk sintesis wilayah DNA tertentu. Berikutnya dengan mudah membuat salinan
dari rangkaian DNA yang diinginkan dengan melakukan proses tersebut berulang-ulang.
Proses ini memungkinkan para peneliti untuk membuat berjuta-juta salinan DNA hanya
dalam waktu beberapa jam.
Dengan memahami hal tersebut para ilmuwan berharap dapat mengetahui penyebab
penyakit atau kelainan genetika dan bagaimana cara mengatasinya. Di bidang pendidikan,
Fakultas Peternakan Unpad dalam rangka meningkatkan mutu layanan akademiknya kepada
mahasiswa telah memiliki alat (PCR) ini. Menurut teknisi Laboratorium Reproduksi Ternak
Fakultas Peternakan Unpad Kikin Winangun, sumber sampel yang diteliti dapat berupa
darah dan materi lainnya.
“Sampel yang digunakan dilakukan beberapa kali pengulangan melalui PCR untuk
mencapai rantai polimer. Disesuaikan dengan kebutuhan” kata Kikin. Teorinya jika reaksi
pelipatgandaan seratus persen, dalam putaran ke-30 siklus rantai PCR dapat menghasilkan
sebanyak kurang lebih satu milyar molekul DNA target. Reaksi ini sangat detail sehingga
dapat mendeteksi kontaminasi virus dalam sampel yang diteliti.
Genetika adalah kata yang dipinjam dari bahasa Belanda:genetica, adaptasidari
bahasa Inggris: genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani genno, yangberarti
"melahirkan". Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajaripewarisan sifat
pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion).Maka, dapat juga dikatakan
bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segalaaspeknya.Bidang kajian genetika dimulai
dari wilayah subselular (molekular) hinggapopulasi. Dan secara lebih rinci, genetika
berusaha menjelaskan tentang :• material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan
genetik),• bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan• bagaimana
informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain(pewarisan
genetik)Rekayasa atau biasa juga disebut dengan teknik adalah penerapan ilmu danteknologi
untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewatpengetahuan,
ataupun pengalaman dari trial dan error. Dan rekayasa jugamengalami
iv
perkembangan layaknya lomba lari estapet yang meneruskanteknologi generasi
sebelumnya.
Maka, Rekayasa genetika dalam arti luas adalah teknologi dalampenerapan
genetika untuk membantu masalah dan kepentingan apapun darimanusia. Dengan
segala pengetahuan dan pengalaman dari trial dan error tersebutmanusia dapat
mengembangkan produk-produk yang bermanfaat bagi manusia itusendiri.Teknologi
Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologididifinisikan sebagai teknik in-
vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan daninjeksi langsung DNA ke dalam sel atau
organel; atau fusi sel di luar keluargataksonomi; yang dapat menembus rintangan reproduksi
dan rekombinasi alami,dan bukan teknik yang digunakan dalam pemuliaan dan seleksi
tradisional.Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi
ataumelakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkangen baru
ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan danorganisme penerima
dapat berasal dari organisme apa saja. Misalnya, gen daribakteri bisa diselipkan di
kromosom tanaman, sebaliknya gen tanaman dapatdiselipkan pada kromosom bakteri.
Gen serangga dapat diselipkan pada tanamanatau gen dari babi dapat diselipkan pada
bakteri, atau bahkan gen dari manusiadapat diselipkan pada kromosom bakteri.
vi
DNA merupakan materi genetik yang terdapat pada semua sel makhluk hidup
dan kebanyakan virus.DNA membawa informasi yang diperlukan untuk sintesis
protein dan replikasi.
Struktur DNA rantai helix ganda (double helix).Setiap rantai adalah
polinukleotida, dan terdiri atas nukleotida, masing-masing dari nukleotida tersusun
atas tiga unit yaitu gula, basa dan fosfat.Di dalam nukleotida terdapat nukleosida,
yakni gula yang berpasangan dengan basa. Setiap nukleotida dalam polinukleotida
dihubungkan dengan ikatan kimia yang sama (ikatan basa). Struktur nukleotida
terdiri dari.
Satu molekul gula
Ada dua macam gula, yaitu ribosa (pentosa) dan dioxiribosa (aldopentosa)
Pasangan basa
Pasangan basa terdiri dari dua macam yaitu basa purin dan pirimidin. Purin terdiri
atas adenine (A) dan guanine (G) dengan ikatan tunggal hydrogen. Sedangkan,
pirimidin terdiri atas sitosinin (S) dan timin (T). Pasangan basa dihubungkan dengan
ikatan hidrogen, purin berpasangan dengan primidin (A-T dengan dua ikatan
hydrogen) sedangkan (G-S dengan tiga ikatan hidrogen).
Fosfat
Fosfat yang dihubungkan dengan gula pentosa membentuk sebuah ikatan yang
disebut ikatan fosfodiester
DNA memiliki struktur seperti rantai, dengan rantai helix ganda (double helix) yang
memilin yang dapat bereplikasi sendiri. Selain itu, terdapat karakteristik DNA yang lain
diantaranya
Besar ukuran pada sel haploid mencapai 3x 10 9 pasangan basa
Satu kromosom panjangnya ± 7 cm
Rantainya dapat terpisah (denaturasi karena alkali dan suhu panas)
Denaturasi dapat terjadi saat DNA berada dalam kondisi panas mendekati 1000
celcius maka akan terpisah, terlebih DNA dengan pasangan basa A-T yang hanya memilki
dua ikatan hidrogen, karena pasangan basa G-C memliki 3 pasangan hydrogen akan lebih
tahan terhadap panas. Dan dapat mengalami Renaturasi saat kembali dalam kondisi semua
(suhu turun), dengan RNA yang utuh bertemu kembali dengna pasangannya yang sesuai.
viii
Kata protein berasal dari bahasa Yunani proteios yang berarti "barisan pertama". Kata
yang diciptakan oleh Jons J. Barzelius pada tahun 1938 untuk menekankan pentingnya
golongan ini. Struktur protein merupakan sebuah struktur biomolekuler dari suatu molekul
protein. Setiap protein, khususnya polipeptida merupakan suatu polimer yang merupakan
urutan yang terbentuk dari berbagai asam L-α-amino (urutan ini juga disebut sebagai residu).
Perjanjiannya, suatu rantai yang panjangnya kurang dari 40 residu disebut sebagai sebagai
polipeptida, bukan sebagai protein.
Protein memegang peranan penting dalam hampir semua proses biologi. Protein
merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena
sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan
berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Untuk dapat
melakukan fungsi biologis, protein melipat ke dalam satu atau lebih konformasi spasial yang
spesifik, didorong oleh sejumlah interaksi non-kovalen seperti ikatan hidrogen, interaksi
ionik, gaya van der Waals, dan sistem kemasan hidrofobik. Struktur tiga dimensi perotein
sangat diperlukan untuk memahami fungsi protein pada tingkat molekul.
Struktur protein bervariasi dalam hal ukuran, dari puluhan hingga ribuan residu. Protein
diklasifikasikan berdasarkan ukuran fisik mereka sebagai nanopartikel (1-100 nm). Sebuah
protein dapat mengalami perubahan struktural reversibel dalam menjalankan fungsi
biologisnya. Struktur alternatif protein yang sama disebut sebagai konformasi.
x
ditemukan dalam protein lain. Urutan glisin-prolin-hidroksiprolin (Gly-ProHyp) sering kali
dijumpai.
1.3. Metode Genom Utuh Dan Aplikasi Farmasi Rekayasa Genetika
Ilmu biologi molekular yang berkembang sangat pesat belakangan ini telah memicu
manusia dalam memaksimalkan potensi bioteknologi untuk pemenuhan kebutuhan manusia
baik secara keilmuan maupun praktikal, salah satunya adalah dengan pemanfaatan teknologi
rekayasa genetik. Rekayasa genetik adalah pemanfaatan informasi genomik dengan
menggunakan teknologi DNA. Rekayasa genetik meliputi introduksi DNA asing ke dalam
organisme yang menjadi target untuk menghasilkan sifat-sifat tertentu yang diharapkan.
Pemanfaatan teknologi rekayasa genetik telah diaplikasikan pada banyak bidang untuk
memenuhi dan menyokong kebutuhan manusia. Pemanfaatan teknologi rekayasa genetik ini
tentu tidak lepas dari adanya masalah-masalah dalam pemenuhan kebutuhan manusia yang
melatarbelakangi pengembangan aplikasi rekayasa genetik sebagai usaha untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan yang ada. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mendasari teknik rekayasa genetik, maka aplikasi dan produk hasil rekayasa
genetik juga turut berkembang dengan pesat. Dalam tulisan ini akan dijelaskan aplikasi dan
produk hasil rekayasa genetik dalam bidang industri, agrikultur, dan kesehatan.
a. Bidang Industri
Teknologi rekayasa genetika dalam bidang industri lebih banyak diaplikasikan
dalam industri farmasi untuk menciptakan banyak produk farmasi yang sebagian besar
merupakan protein. Protein tertentu yang pada kondisi alaminya hanya dapat diproduksi
dalam jumlah sedikit atau hanya dapat diproduksi oleh organisme tertentu dapat dihasilkan
dalam jumlah banyak dan cepat dengan cara mentransfer gen tertentu ke mikrobia seperti
bakteri, virus, fungi, dan jenis sel lainnya yang dapat dikultur. Keuntungan penggunaan
mikrobia sebagai penghasil produk dalam industri yaitu mikrobia dapat dikulturkan dengan
cepat dalam lahan kecil untuk menghasilkan produk dalam jumlah banyak dan waktu yang
singkat.
b. Hormon dan protein terapis
Produksi hormon-hormon terapis melalui mikrobia mulai dikembangkan karena
adanya berbagai masalah kesehatan, khususnya berkembangnya penyakit-penyakit
degeneratif, baik yang merupakan penyakit genetis atau bukan. Salah satu penyakit yang
banyak diderita masyarakat modern adalah diabetes tipe I, yaitu penyakit dimana tubuh tidak
dapat mensintesis hormon insulin dalam jumlah cukup untuk pengaturan kadar gula darah.
Karena ketidakmampuan tubuh untuk mensintesis, maka satu-satunya cara pengobatan
xi
adalah dengan menginjeksikan sumber insulin dari luar tubuh, yaitu menggunakan insulin
dari ternak seperti babi ataupun dari cadaver.
Mikrobia yang digunakan untuk mensintesis insulin manusia adalah Escherichia coli.
Pertama-tama gen pada manusia yang mengkode insulin dan kloning vektor pUC19
dipotong menggunakan enzim restriksi SalI menghasilkan sticky ends pada daerah gen LacZ
pada plasmid. Kemudian fragmen DNA yang membawa gen insulin dan vektor
disambungkan menggunakan enzim ligase, menghasilkan sejumlah plasmid rekombinan dan
juga plasmid yang gagal terekombinasi. Plasmid kemudian diintegrasikan kedalam sel E.
coli melalui proses transformasi dan kemudian dikulturkan. Proses seleksi transforman
kemudian dilakukan dengan melihat ekpresi gen resistensi antibiotik dan gen LacZ untuk
menentukan transforman yang mana yang sukses menerima plasmid rekombinan. Koloni
transforman rekombinan kemudian dikulturkan untuk memproduksi insulin yang akan
diekspresikan oleh gen insulin manusia yang telah disisipkan (Pommerville, 2010). Hormon
insulin manusia sintesis, yang sebagai produk farmasi dinamai dengan Humulin, mulai
dipasarkan oleh perusahaan farmasi Eli Lilly sejak tahun 1982.
Keberhasilan terapi gen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama efisiensi
transfer dan ekspresi gen pada sel target. Transfer gen fungsional ke dalam sel target dalam
terapi gen memerlukan vektor yang kompeten dan dapat membawa gen target dengan baik.
Gen normal akan disisipkan ke dalam genom organisme untuk menggantikan gen abnormal
yang menyebabkan penyakit. Menurut Misra (2013), tahapan penyisipan gen merupakan
yang paling sulit dalam keseluruhan tahapan terapi gen karena pada tahapan ini menentukan
keberhasilan terapi gen itu sendiri. Vektor yang akan digunakan untuk penyisipan gen pada
terapi gen harus memenuhi beberapa karakteristik, yaitu memiliki spesifitas yang tinggi,
mampu secara efisien menyisipkan satu atau lebih gen dengan ukuran tertentu, tidak dikenali
oleh sistem imun tubuh penderita, dan dapat dipurifikasi dalam jumlah yang besar. Vektor
pembawa gen target harus tidak dikenali oleh sistem tubuh penderita sehingga tidak akan
menimbulkan reaksi alergi ataupun inflamasi. Penyisipan gen target via vektor tersebut
harus aman bagi penderita dan lingkungan. Vektor penyisipan gen juga harus mampu untuk
memfasilitasi ekspresi gen target sepanjang terapi tersebut dibutuhkan, bahkan sepanjang
umur penderita.
Tiga vektor virus yang banyak digunakan dalam terapi gen adalah:
1. Adenovirus Adenovirus termasuk dalam virus ikosahedral yang berukuran antara
90–100 nm, memiliki 252 kapsomer dengan 240 hekson dan 12 penton.
2. Retrovirus Retrovirus merupakan salah satu virus yang menginfeksi sel hewan,
termasuk manusia.
3. Adeno-associated virus (AAV) Adeno-associated virus (AAV adalah virus yang
tidak memiliki selubung (envelop)
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Garry. 2002. Tobacco Mosaic Virus. In: Plant disease Facts. Departemen of Plant
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur Dasar
Madigan et al. 2017. Brock Biologi Mikroorganisme. 14th edition. Penerbit Buku
kedokteran EGC
Nurohaianah, 2007. Media . Jakarta : UI Press. 266 hal. Pelczar, Michael J., dan Chan, E. C.
Press.
xvii