Anda di halaman 1dari 10

Sosiologi pendidikan

IMPLEMENTASI KEPRIBADIAN GURU


PADA PRILAKU MURID
Dosen pengampu:
Hariono, M.pd

OLEH:
Kelompok 6
Tadris Biologi 4 2019

Ari Hayati Purba (0310193121)


Ika Julpia Harahap (0310193119)
Pooja Hujaibah (0310193115)
May Sarah Tanjung (0310193117)
Suci Novany (0310193128)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat dan hidayah-Nya yang mengiringi kami. Serta terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini berjudul ”implementasi kepribadian guru pada prilaku murid”
sebagai tugas dari mata kuliah “sosiologi pendidikan”. Materi yang terkandung
dalam makalah ini mencakup dari bagian mata kuliah itu sendiri. Adapun sumber
penulisan makalah ini adalah buku referensi dan website-website resmi yang telah
berhasil saya kumpulkan.
Namun saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat relevan dan
bersifat membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi. Akhirnya,
semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.

Batu Bara, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ i


Daftar Isi ....................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................. 1

BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Pengertian implementasi ................................................................... 2
2.2. karakteristik kepribadian guru dalam proses belajar mengajar ......... 3
2.3. peranan guru dalam prilaku siswa ..................................................... 3
2.4. Permasalahan dan Solusi dalam Implementasi Kepribadian Guru...4

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 6

Daftar Pustaka .............................................................................................. 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki
karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian disebut sesuatu yang abstrak,
sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan
atau ucapan ketika menghadapi suatu persoalan.
Kepribadian akan turut menentukan apakah para guru dapat disebut sebagai
pendidik yang baik atau sebaliknya. Sikap dan citra negatif dan berbagai
penyebabnya seharusnya dihindari oleh seorang guru. Para guru harus mencari
jalan keluar atau solusi mengenai cara meningkatkan kewibawaan dan dibutuhkan
anak didik dan masyarakat luas. Jangan sebaliknya.
Guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak didik dapat saja dipisahkan
kedudukannya, akan tetapi mereka tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan
diri siswa dalam mencapai cita-citanya. Di sinilah kemanfaatan guru bagi orang
lain atau siswa benar-benar dituntut.
Berdasarkan Pemaparan di atas maka kami sebagai kelompok enam dengan
judul “Implementasi Kepribadian Guru Pada Perilaku Murid”, berharap agar
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada segenap pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


a. bagaimana karakteristik kepribadian guru dalam proses belajar mengajar?
b. bagaimana peranan guru dalam prilaku siswa?
c. bagaimana Permasalahan dan Solusi dalam Implementasi Kepribadian Guru?

1.3 tujuan
a. mengetahui karakteristik kepribadian guru dalam proses belajar mengajar
b. mengetahui peranan guru dalam prilaku siswa
c. mengetahu Permasalahan dan Solusi dalam Implementasi Kepribadian Guru

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IMPLEMENTASI


Implementasi berasal dari kata “to implement” yang berarti
mengimplementasikan. Arti implementasi ialah kegiatan yang dilakukan melalui
perencanaan dan mengacu pada aturan tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan
tersebut.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi juga berarti
penerapan atau pelaksanaan. Jadi, implementasi adalah tindakan untuk
menjalankan rencana yang telah dibuat. Dengan demikian, implementasi hanya
dapat dilakukan jika terdapat sebuah rencana.

Implementasi belajar mengajar.


Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang
diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar terarah
sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan
itu membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan
yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman
dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu faktor yang
mendukung kondisi balajar di dalam suatu kelas adalah job description proses
belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar yang
dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa. Sehubungan dengan hal ini, job
description guru dalam implementasi proses belajar mengajar adalah:
1. Perencanaan instruksional, yaitu alat atau media untuk mengarahkan kegiatan-
kegiatan organisasi belajar.
2. Organisasi belajar yang merupakan usaha menciptakan wadah dan fasilitas-
fasilitas atau lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan yang mengandung
kemungkinan terciptanya proses balajar mengajar.
3. Menggerakan anak didik yang merupakan usaha memancing, membangkitkan,
dan mengarahkan motivasi belajar siswa. Penggerak atau motivasi disini pada
dasarnya mempunyai makna lebih dari pemerintah, mengarahkan
mengaktualkan, dan memimpin.

2
4. Supervise dan pengawasan, yakni usaha mengawasi, menunjang, membantu,
menugaskan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
perencanaan instruksional yang telah didesain sebelumnya.
5. Penelitian yang lebih bersifat penafsiran (assasment) yang mengandung
pengertian yang lebih luas dibanding dengan pengukuran atau evaluasi
pendidikan.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan
keberhasilan, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu
sendiri, dan keduanya saling ketergantungan satu sama lain. Kemampuan
mengatur proses belajar mengajar yang baik, akan menciptakan situasi yang
memungkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan
pengajaran.1

2.2 KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU DALAM PROSES


BELAJAR MENGAJAR
Hamalik (2003) mengemukakakn sejumlah karakteristik guru yang disenangi
oleh para peserta didik adalah guru-guru yang deokratis, suka bekerja sama
(kooperatif), baik hati, sabar, adil, konsisten, bersifat terbuka, suka menolong,
ramah tamah, suka humor, memiliki beragam ragam minat, menguasai bahan
pelajaran, fleksibel, dan menaruh minat terhadap peserta didik.
Dari uraian di atas tampak bahwa kepribadian meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang ditampilkan guru dalam proses belajar mengajar
akan selalu dilihat, diamati, dan dinilai oleh peserta didik sehingga timbul dari
dalam diri peserta didik persepsi tertentu tentang kepribadian guru. Guru tidak
hanya dituntut menguasai ilmu yang diajarkan dan memiliki seperangkat
pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, namun guru juga dituntut untuk
menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi peserta didik.

2.3 PERANAN GURU TERHADAP PRILAKU SISWA


Dalam menjalankan tugasnya sebagi seorang tenaga pengajar, guru akan
sering berhadapan langsung dengan siswa yang mana setiap siswa memiliki

1
Mas, Sitti Roskina. 2010. Implementasi Kompetensi Kepribadian Guru dalam Pengembangan
Pendidikan Karakter pada Peserta Didik. Jurnal Manajemen Pendidikan, 2 (1), 149-169.

3
karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Guru akan menemui anak
yang memiliki kemampuan akademik tinggi, sedang, atau rendah. Guru juga akan
mendapati anak yang kuat, sedang, atau lemah fisiknya yang kesemuanya itu
membutuhkan perhatian yang berbeda-beda.
Biasanya siswa yang bermasalah manjadi beban tersendiri bagi seorang guru
karena dia dituntut harus mampu mengatasinya, maka tak jarang kita menemui
beberapa kekerasan dalam sekolah yang dilakukan oleh guru-guru yang amatiran
atau tidak professional. Beberapa factor yang biasanya menyebabkan anak
berperilaku buruk adalah factor sosial, ekonomi, cultural, agama, jenis kelamin,
ras, tempat tinggal, perbedaan potensi kognitif, kesehatan, kebiasaan hidup dan
lain-lain. Dari sekolah sendiri memiliki beberapa factor yang dapat menyebabkan
siswa berperilaku buruk seperti letak sekolah yang dekat dengan keramaian,
tenaga pengajar yang tidak memadai, terlalu banyak pungutan dan lain-lain. Ini
berarti ada tantangan serius bagi sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif.
Pertama, memperkuat konerja dan misi akademik sekolah. Kedua, menetapkan
tata aturan dan prosedur disiplin yang jelas dan standar, serta mengikat semua
anak didik. Ketiga, melembagakan dan memberi keteladanan mengenai norma-
norma etik yang menjadi pemandu hubungan antar subjek di lingkungan sekolah.2

2.4 PERMASALAHAN DAN SOLUSI DALAM IMPLEMENTASI


KEPRIBADIAN GURU
Sebuah istilah yang menjadi slogan guru sebagai cerminan bagi anak didik
adalah "Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari”, memberikan pesan moral
kepada guru agar bertindak dengan penuh pertimbangan. Ketika guru
menanamkan nilai dan contoh karakter dan sifat yang tidak baik, maka jangan
salahkan siswa ketika berperilaku lebih dari apa yang guru lakukan. Salah satu
penyebab rendahnya moral atau akhlak generasi saat ini adalah rendahnya moral
para guru dan orangtua. Kecenderungan tugas guru hanya mentransfer ilmu
pengetahuan tanpa memperhatikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam ilmu
pengetahuan tersebut, apalagi kondisi pembelajaran saat ini sangat berorientasi
pada peroleh angka-angka sebagai standarisasi kualitas pendidikan.

2
Mukhlas samani. “konsep dan model pendidikan karakter” (bandung: Pt remaja Rosdakarya,
2013) hal : 29 - 38
4
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kepribadian guru yang kurang
hidup saat ini, antara lain:
1. Proses rekrutmen guru yang mengedepankan kemampuan teknis (hardskills)
tanpa memperhatikan kemampuan non teknis (softskills) seperti kemampuan
memanajemen diri dan orang lain malahan tidak sedikit lembaga pendidikan
merekrut guru dengan tidak memperhatikan kedua keterampilan tersebut.
2. Pendidikan dan Pelatihan guru yang menekankan pada kemampuan guru
menguasai kurikulum,
3. Tidak dipahaminya profesi guru sebagai profesi panggilan hidup (call to
teach), artinya guru merupakan pekerjaan yang membantu mengembangkan
orang lain dan mengembangkan guru tersebut sebagai pribadi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah melalui optimalisasi peranan kepala sekolah. Selain hal tersebut di
atas, dapat pula dilakukan upaya sebagai berikut :
1. Saat ini diperlukan adanya revitalisasi pelatihan guru yang secara khusus
dititikberatkan untuk memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan dan bukan untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata.
2. Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan guru untuk
memaksimalkan pelaksanaannya;
3. Perlunya sistem penilaian yang sistemik dan periodik untuk mengetahui
efektivitas dan dampak pelatihan guru terhadap mutu pendidikan
4. Perlunya reorganisasi dan rekonseptualisasi kegiatan Pengawasan Pengelolaan
Sekolah, sehingga kegiatan ini dapat menjadi sarana alternatif peningkatan
mutu guru
5. Pemerintah perlu memperketat persyaratan untuk menjadi calon guru pada
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
Seperti telah dikatakan bahwa pendidikan tidak akan pernah bisa baik jika
pendukung sistemnya tidak baik. Salah satu pendukung sistemnya adalah guru,
jika menginginka pendidikan yang baik maka perbaiki terlebih dahulu gurunya.
Perbaikan tidak hanya pada ranah finansial saja, namun lebih utama adalah ranah
afektif dan psikomotornya..3

3
Murtinis yamin. “propesionalisasi guru dan implementasi KTSP”. (Jakarta : Gaung persada pres,
2009) hal: 52-55

5
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
a. implementasi ialah kegiatan yang dilakukan melalui perencanaan dan mengacu
pada aturan tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan tersebut.
b. karakteristik guru yang disenangi oleh para peserta didik adalah guru-guru
yang deokratis, suka bekerja sama (kooperatif), baik hati, sabar, adil, konsisten,
bersifat terbuka, suka menolong, ramah tamah, suka humor, memiliki
beragam ragam minat, menguasai bahan pelajaran, fleksibel, dan menaruh
minat terhadap peserta didik.
c. peranan guru dalam membina prilaku siwa dengan bertindak sebagai motivator
bagi siswa untuk belajar dengan sungguh sungguh

6
DAFTAR PUSTAKA

Mas, Sitti Roskina. 2010. “Implementasi Kompetensi Kepribadian Guru dalam


Pengembangan Pendidikan Karakter pada Peserta Didik”. Jurnal
Manajemen Pendidikan, no.2 vol.1, 149-169.
Mukhlas samani. 2013. “konsep dan model pendidikan karakter” . Jakarta: Pt.
Remaja Rosdakarya
Murtinis yamin. 2009. “propesionalisasi guru dan implementasi KTSP”. Jakarta :
Gaung persada pres

Anda mungkin juga menyukai