OLEH:
Kelompok 6
Tadris Biologi 4 2019
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat dan hidayah-Nya yang mengiringi kami. Serta terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini berjudul ”implementasi kepribadian guru pada prilaku murid”
sebagai tugas dari mata kuliah “sosiologi pendidikan”. Materi yang terkandung
dalam makalah ini mencakup dari bagian mata kuliah itu sendiri. Adapun sumber
penulisan makalah ini adalah buku referensi dan website-website resmi yang telah
berhasil saya kumpulkan.
Namun saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat relevan dan
bersifat membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi. Akhirnya,
semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Pengertian implementasi ................................................................... 2
2.2. karakteristik kepribadian guru dalam proses belajar mengajar ......... 3
2.3. peranan guru dalam prilaku siswa ..................................................... 3
2.4. Permasalahan dan Solusi dalam Implementasi Kepribadian Guru...4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 tujuan
a. mengetahui karakteristik kepribadian guru dalam proses belajar mengajar
b. mengetahui peranan guru dalam prilaku siswa
c. mengetahu Permasalahan dan Solusi dalam Implementasi Kepribadian Guru
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
4. Supervise dan pengawasan, yakni usaha mengawasi, menunjang, membantu,
menugaskan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
perencanaan instruksional yang telah didesain sebelumnya.
5. Penelitian yang lebih bersifat penafsiran (assasment) yang mengandung
pengertian yang lebih luas dibanding dengan pengukuran atau evaluasi
pendidikan.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan
keberhasilan, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu
sendiri, dan keduanya saling ketergantungan satu sama lain. Kemampuan
mengatur proses belajar mengajar yang baik, akan menciptakan situasi yang
memungkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan
pengajaran.1
1
Mas, Sitti Roskina. 2010. Implementasi Kompetensi Kepribadian Guru dalam Pengembangan
Pendidikan Karakter pada Peserta Didik. Jurnal Manajemen Pendidikan, 2 (1), 149-169.
3
karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Guru akan menemui anak
yang memiliki kemampuan akademik tinggi, sedang, atau rendah. Guru juga akan
mendapati anak yang kuat, sedang, atau lemah fisiknya yang kesemuanya itu
membutuhkan perhatian yang berbeda-beda.
Biasanya siswa yang bermasalah manjadi beban tersendiri bagi seorang guru
karena dia dituntut harus mampu mengatasinya, maka tak jarang kita menemui
beberapa kekerasan dalam sekolah yang dilakukan oleh guru-guru yang amatiran
atau tidak professional. Beberapa factor yang biasanya menyebabkan anak
berperilaku buruk adalah factor sosial, ekonomi, cultural, agama, jenis kelamin,
ras, tempat tinggal, perbedaan potensi kognitif, kesehatan, kebiasaan hidup dan
lain-lain. Dari sekolah sendiri memiliki beberapa factor yang dapat menyebabkan
siswa berperilaku buruk seperti letak sekolah yang dekat dengan keramaian,
tenaga pengajar yang tidak memadai, terlalu banyak pungutan dan lain-lain. Ini
berarti ada tantangan serius bagi sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif.
Pertama, memperkuat konerja dan misi akademik sekolah. Kedua, menetapkan
tata aturan dan prosedur disiplin yang jelas dan standar, serta mengikat semua
anak didik. Ketiga, melembagakan dan memberi keteladanan mengenai norma-
norma etik yang menjadi pemandu hubungan antar subjek di lingkungan sekolah.2
2
Mukhlas samani. “konsep dan model pendidikan karakter” (bandung: Pt remaja Rosdakarya,
2013) hal : 29 - 38
4
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kepribadian guru yang kurang
hidup saat ini, antara lain:
1. Proses rekrutmen guru yang mengedepankan kemampuan teknis (hardskills)
tanpa memperhatikan kemampuan non teknis (softskills) seperti kemampuan
memanajemen diri dan orang lain malahan tidak sedikit lembaga pendidikan
merekrut guru dengan tidak memperhatikan kedua keterampilan tersebut.
2. Pendidikan dan Pelatihan guru yang menekankan pada kemampuan guru
menguasai kurikulum,
3. Tidak dipahaminya profesi guru sebagai profesi panggilan hidup (call to
teach), artinya guru merupakan pekerjaan yang membantu mengembangkan
orang lain dan mengembangkan guru tersebut sebagai pribadi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah melalui optimalisasi peranan kepala sekolah. Selain hal tersebut di
atas, dapat pula dilakukan upaya sebagai berikut :
1. Saat ini diperlukan adanya revitalisasi pelatihan guru yang secara khusus
dititikberatkan untuk memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan dan bukan untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata.
2. Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan guru untuk
memaksimalkan pelaksanaannya;
3. Perlunya sistem penilaian yang sistemik dan periodik untuk mengetahui
efektivitas dan dampak pelatihan guru terhadap mutu pendidikan
4. Perlunya reorganisasi dan rekonseptualisasi kegiatan Pengawasan Pengelolaan
Sekolah, sehingga kegiatan ini dapat menjadi sarana alternatif peningkatan
mutu guru
5. Pemerintah perlu memperketat persyaratan untuk menjadi calon guru pada
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
Seperti telah dikatakan bahwa pendidikan tidak akan pernah bisa baik jika
pendukung sistemnya tidak baik. Salah satu pendukung sistemnya adalah guru,
jika menginginka pendidikan yang baik maka perbaiki terlebih dahulu gurunya.
Perbaikan tidak hanya pada ranah finansial saja, namun lebih utama adalah ranah
afektif dan psikomotornya..3
3
Murtinis yamin. “propesionalisasi guru dan implementasi KTSP”. (Jakarta : Gaung persada pres,
2009) hal: 52-55
5
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
a. implementasi ialah kegiatan yang dilakukan melalui perencanaan dan mengacu
pada aturan tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan tersebut.
b. karakteristik guru yang disenangi oleh para peserta didik adalah guru-guru
yang deokratis, suka bekerja sama (kooperatif), baik hati, sabar, adil, konsisten,
bersifat terbuka, suka menolong, ramah tamah, suka humor, memiliki
beragam ragam minat, menguasai bahan pelajaran, fleksibel, dan menaruh
minat terhadap peserta didik.
c. peranan guru dalam membina prilaku siwa dengan bertindak sebagai motivator
bagi siswa untuk belajar dengan sungguh sungguh
6
DAFTAR PUSTAKA