Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“SOSIOLOGI PENDIDIKAN DALAM ILMU PENGETAHUAN”
Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan
pengarahan dari berbagai pihak .Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membaca.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
masyarakat secara keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia,
manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun
material, baik statis maupun dinamis. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial. Sosiologi merupakan ilmu umum artinya sosiologi mempelajari gejala umum
yang ada pada setiap interaksi manusia, bukan mempelajari ilmu dengan gejala
khusus. Maka dari itu sosiologi mencakup segala aspek dalam kehidupan manusia,
karena manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat dan selalu
melakukan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam penelitian ini peneliti
melihat dari sudut pandang sosiologi pendidikan.
Menurut Dr. Ellwood, “sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang proses belajar dan mempelajari antara orang yang satu dengan
orang yang lain” Manusia dalam kehidupannya selalu mengalami proses belajar dan
mempelajari sesuatu. Di dalam proses tersebut setiap orang mempelajari orang lain
baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu sosiologi pendidikan tidak
lepas dari hubungan antara individu sebagai aktor yang mempelajari lingkungan
sosialnya. Dalam studi sosiologi pendidikan yang memadai mencakup pengertian
individu dan lingkungan sosialnya, dimana individu dan lingkungan sosialnya tadi
tidaklah berdiri sendiri-sendiri, tetapi terjalinlah hubungan timbal balik antara
keduanya. Tingkah laku individu dari semenjak lahir sampai meninggal dunia adalah
terus-menerus dikondisikan oleh kebudayaan masyarakat, maka sosiologi pendidikan
tidak hanya bersasaran khusus kepada lembaga-lembaga atau medan pendidikan yang
formal (seperti sekolah tetapi harus meliputi juga lembaga-lembaga yang lain
misalnya keluarga, kelompok permainan, lembaga-lembaga agama dan media-media
lain.
Sasaran utama di dalam sosiologi pendidikan adalah peserta didik dan
lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial tersebut dapat mempengaruhi peserta didik
dalam proses belajar. Tidak hanya itu sosiologi pendidikan juga bersasaran pada
lembaga-lembaga, baik lembaga formal seperti sekolah atau lembaga non formal
seperti keluarga dan lain-lain. Sosiologi pendidikan lebih mengutamakan pembahasan
1
pendidikan karakter dari sisi sosialisasi peserta didik sebagai individu (self) dalam
hubungannya dengan masyarakat (society), termasuk nilai-nilai bersama yang
dibangun dalam hubungan itu. Ahli-ahli pendidikan mengatakan bahwa sosiologi
pendidikan tidak hanya berhubungan dengan tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum,
metode dan pengukuran, tetapi juga berhubungan dengan sekolah dan seluruh
masyarakat. Salah satu lingkungan sosial dari pada individu si anak ini berhubungan
dengan sikap orang tuanya, berhubungan dengan keluarga perbedaan bahasa dan cita-
cita. Misalnya orang tua mengingankan agar anaknya melebihi dari pada orang
tuanya.
Secara umum factor yang mempengaruhi kurangnya minat untuk bersekolah
adalah karena masalah ekonomi keluarga yang kurang mampu. Namun disini peneliti
bukan menekankan pada segi ekonomi keluarga, namun dari segi pendidikan,
pengetahuan dan pengalaman orang tua tentang pendidikan dan sekolah, serta
dorongan dari orang tua untuk mendukung anaknya untuk terus sekolah. Penelitian
dilakukan di desa Ngingasrembyong karena jika diilihat dari segi pendidikan
masyarakat desa Ngigasrembyong pada tahun 2015 yang tecatat sebagai sarjana ada
60 orang dari 3765 penduduk.8 Ini membuktikan bahwa masyarakat kurang berminat
untuk sekolah khususnya pada tingkat perguruan tinggi. Maka dari sini perlu
dilakukan penelitian terkait tentang peran orang tua dalam memberikan motivasi
sekolah pada remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan adanya latar belakang di atas, dapat digambarkan beberapa permasalahan
yang dapat ditemukan :
1. Bagaimana system sosiologi pendidikan dalam ilmu pengetahuan
2. Apa saja yang menjadi syarat – syarat yang dikatakan sebagai sosiologi
pendidikan dalam ilmu pengetahuan
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui sosisologi pendidikan dalam ilmu pengetahuan
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja syarat – syarat yang dikatakan ilmu
pengetahuan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sedangkn ilmu pengetahuan lebih sistematis dan reflektif, sesuai dengan pengertiannya
bahwa ilmu pengetahuan adalah keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah
dibakukan secara sistematis. Dengan demikian pengetahuan jauh lebih luas daripada
ilmu pengetahuan karena pengetahuan mencakup segala sesuatu yang diketahui
manusia tanpa perlu berarti telah dibakukan secara sistematis. Pengetahuan mencakup
penalaran, penjelasan tentang manusia mengetahui sesuatu, juga mencakup praktek atau
kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan hidup yang belum
dibakukan secara sistematis dan metodis.
4) Bersifat objektif
Yang berarti ilmu pengetahuan itu merupakan sesuatu yang pasti dan bukan
merupakan prasangka atau hanya sebuah dugaan yang tanpa disertai dengan bukti yang
nyata.
4
5) Memiliki objek
Dalam sebuah cabang ilmu harus terdapat objek, yang dalam ini akan dikaji
dalam ilmu tersebut, baik berupa peristiwa atau hal lain yang nantinya akan dijadikan
bahan kajian yang disusun secara sistematis dankajiannya disertai dengan langkah –
langkah pemahamannya.
7) Empiris
Kesimpulan yang diambil harus dapat dibuktikan melalui pemeriksaan dan
pembuktian panca indra, serta dapat diuji kebenarannya dengan fakta dan data yang ada
yang didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi
(menduga-duga).
9) Bersifat dinamis
Yang berarti ilmu pengetahuan tersebut selalu berubah – ubah sesuai dengan
perkembangannya. Pada ciri ilmu pengetahun yang bersifat dinamis ini biasanya hanya
berlaku pada ilmu sosial, yang mengkaji keadaan alam tempat tinggal masyarakat dan
masyarakat tersebut.
5
Maka dari ciri – ciri tersebut, sosiologi pendidikan dapat digolongkan pada salah
satu bentuk ilmu pengetahuan atau lebih dikenal dengan social science. Selain
memenuhi hal – hal diatas, sosiologi juga memiliki karakteristik sebagai ilmu yang
bersifat khusus sebagaimana disebutkan oleh Harry M. Johnson (dalam Ahmad Zaeni,
2011), yng menjelaskan:
1. Sosiologi pendidikan bersifat empiris, artinya sosiologi pendidikan tersebut
didasarkan pada observasi (pengamatan) terhadap keyakinan dan akal sehat, serta
hasilnya tidak bersifat spekulatif, melainkan objektif.
2. Sosiologi pendidikan bersifat teoretis, artinya sosiologi pendidikan itu selalu berusaha
menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi merupakan kerangka dari
unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan
antarhubungan dan sebab akibat, sehingga menjadi teori.
3. Sosiologi pendidikan bersifat kumulatif, artinya teori-teori sosiologi pendidikan
dibentuk berdasarkan teori-teori yang sudah ada. Jadi sosiologi pendidikan
memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori yang sudah ada itu.
4. Sosiologi pendidikan bersifat nonetis, artinya yang menjadi inti persoalan dalam
sosiologi pendidikan bukanlah baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang
hendak dicapai dengan menjelaskan fakta tersebut.
6
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Stephen K.Sardeson, Makro Sosiologi Pendekatan Terhadap Realitas Sosial, Terj. Pend
Wajid, S. Menno, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003).
Frank J. Mifflen and Sydney C.Mifflen, The sociology Of Tabulation, terj. Joost Kullit,
(Bandung: FT. Tarsitn, 1986).