Anda di halaman 1dari 5

Volume VII Nomor 2, Mei 2017 pISSN 2089-4686 eISSN 2548-5970

PENDAHULUAN
HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA
TERHADAP PERILAKU SEKS BERESIKO Remaja adalah masa di mana individu
PADA REMAJA berkembang dari saat pertama kali
menunjukkan tanda-tanda seksual
Maylar Gurning sekundernya sampai mencapai
(Program Studi Ilmu Keperawatan kematangan seksual, dengan atasan usia
STIKes Papua, Sorong) remaja menurut usia 12-18 tahun (WHO).
Jumlah remaja di dunia ini saat ini
ABSTRAK mencapai ± 1,2 milyar dan satu dari lima
orang di dunia ini adalah remaja Menurut
Remaja adalah suatu tahap dalam WHO (2009). Data menunjukan selama
perkembangan di mana seseorang tahun 1993-2002 ditemukan bahwa 5-10%
mengalami perubahan-perubahan yang wanita dan 38% pria berusia 16-24 tahun
dramatis dari aseksual menjadi seksual. telah melakukan seks pranikah dengan
Permasalahan yang dihadapi remaja pasangan (Hatmadji,dkk, 2006). Masalah
umumnya dikarenakan adanya krisis seksual remaja sering mencemaskan orang
identitas tanpa adanya faktor pendukung tua. Oleh sebab itu diperlukan sikap yang
dan sumber informasi yang jelas. bijaksana dari para orang tua agar remaja
Komunikasi orang tua dan remaja dapat melewati masa transisinya dengan
dipengaruhi oleh perbedaan gender, baik. Orang tua harus memahami peran
etnis/kebudayaan, religi, peluasan dan dan tanggung jawabnya sebagai pemberi
pengulangan topik tentang perilaku informasi tentang seksual yang utama bagi
seksualitas beresiko dan pembahsan topik remaja. Di Amerika Serikat, pada tahun
tentang seksualitas yang meliputi 2009 hampir satu-setengah (46%) dari
ertumbuhan dan perkembangan secara siswa SMA dilaporkan melakukan
biologi, perilaku pacaran, bahaya hubungan seksual, dan 6% pernah
melakukan perilaku seks dii, kehamilan tak melakukan hubungan seksual untuk
diinginkan, HIV/AIDS dan PMS. Komunikasi pertama kalinya sebelum usia 13 tahun.
efektif antara orang tua dan remaja Orang tua memainkan peran penting
memberikan kesempatan saling dalam sosialisasi seksual kepada
mengungkapkan isi hati atau kekesalan anakdengan mendidikdan berbicara
yang dirasakan serta harapan yang tentang perilaku seks yang salah. Mendidik
diinginkan. Komunikasi orang tua anak-anak tentang seksual bukanlah suatu
diidentifikasisebagai faktor protektif tugas mudah bagi orang tua. Orang tua
terhadap perilaku seksual remaja yang merasa tidak nyaman berbicara dengan
berisiko terhadapkesehatan reproduksi. anak-anak tentang seksual dengan alasan
Strategi pencarian database menggunakan tabu, malu, pengetahuannya kurang
MEDLINE, BIOMED, NIH public Access, tentang seksual, dan ketidaktahuan umur
Google Scholaryang dibatasi dari tahun berapa mulai diberikan (Petra Jerman et al,
Januari 2008 sampai Januari 2013. 2010). Orang tua juga memiliki
Hasilnya menunjukan bahwa ada hambatan kekhawatiran yang tidak mendasar bahwa
dalam komunikasi orang tua dan remaja pemberian informasi seksual akan
tentang seks yaitu masih menganggap membawa remaja untuk bereksperimen
pendidikan seks adalah tabu. Ada dengan seksual. Karena itu, orang tua
pengaruh antara gender, etnis/budaya, cenderung menghindar untuk
religi, topik dan pengulangan topik dalam berkomunikasi dengan remaja tentang
memberikan informasi seksual pada seksual. Sementara itu pendidikan
remaja. Oleh karena itu dipelukan sikap kesehatan seksual dan kesehatan
saling keterbukaan dan kedekatan dalam reproduksi secara formal di sekolah masih
meningkatkan komunikasi orang tua dan kontroversi (Miller at al, 2009).
remaja tentang seksualitas. Komunikasi orang tua diidentifikasi
sebagai faktor protektif terhadap perilaku
Keyword: seksual remaja yang berisiko terhadap
Komunikasi Orang tua-remaja, perilaku kesehatan reproduksi. Berdasarkan hasil
seksual berisiko survei dilaporkan bahwa perilaku seksual
remaja saat ini semakin mengkhawatirkan

89 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
Volume VII Nomor 2, Mei 2017 pISSN 2089-4686 eISSN 2548-5970

karena telah memberikan dampak yang kualitatif dan kuantitatif, untuk mengetahui
serius bagi kesehatan masyarakat. lebih dalam tentang komunikasi orang tua
Komunikasi orang tua dengan anak-anak dan remaja tentang perilaku seks bersiko.
tentang topik seksual akan dipengaruhi Satu penelitian kualitatif dengan disain
oleh (1) persepsi tentang ancaman etnografi dilakukan dengan in-depth
terhadap risiko yang berhubungan dengan interview dan FGD, sedangkan 3 penelitian
seks, (2) persepsi tentang manfaat melihat hubungan berupa perbedaan
berbicara dengan anak-anak tentang seks, gender, etnis/kebudayaan, psikologis, religi,
dan(3) hambatan dan fasilitator komunikasi , dan topik seksualitas, dan 2 penelitian lagi
tersebut. Beberapa peneliti telah menggunakan kontrol evaluasi berdasarkan
menyarankan bahwa efektivitas komunikasi tempat kerja orang tua melalui
orangtua dalam mempengaruhi perilaku pengulangan dan perluasan topik, dan
seksual remajaseksual tergantung pada waktu. Komunikasi ini lebih melibatkan
luasnya komunikasi, yaitu dengan orang tua dan remaja,dengan melihat faktor
pembahasan topik tentang seksualitas gender, etnis/kebudayaan, religi, topik
mulai dari pertumbuhan dan perkembangan seksual, pengulangan dan perluasan
primer sampai dengan perilaku seks yang pembahasan dan waktu. Evaluasi
berbahaya. komunikasi yang terjadi antara orang tua
Tujuan dari studi ini adalah untuk dan anak dilakukan melalui pemantaun dan
melakukan literatur review tentang program wawancara kepada remaja tentang sejauh
komunikasi orang tua dan remaja tentang mana keterbukaan dan topik yang dibahas
perilaku seksual berdasarkan topik oleh orang tua ke anak. Sebenarnya
pembahasan, perbedaan gender, dan komunikasi tentang seksualitas yang
solusi mengatasinya. Hasil ini diharapkan pertama kali harus diberikan oleh orang tua
dapat menjadi panduan bagi orang tua dan agar bisa lebih dekat dengan remaja dan
riset ke depannya untuk meningkatkan diberikan sesuai dengan tahap
komunikasi dan keterbukaan tentang perkembangan dan psikologi anak. Hal
seksual bagi remaja sebelum terjadi tersebut sesuai dengan hasil penelitian
perdabatan, sehingga perilaku seks yang yang mengatakan bahwa dengan
salah dapat dihindari. komunikasi, orang tua dapat meningkatkan
hubungan interpersonal diantara mereka
METODE TINJAUAN (Ramos at al, 2008).
Parameter penelitian yang digunakan
Strategi pencarian studi berbahasa untuk mengukur keberhasilan komunikasi
Inggris yang relevan dengan topik antara orang tua dan remaja adalah
dilakukan dengan menggunakan database meningkatnya kedekatan dan keterbukaan
BIOMED, Google Scholar, NIH Public dalam mendiskusikan tentang topik
Access, yang dibatasi dari tahun Januari seksualitas (pertumbuhaan tubuh, perilaku
2008 sampai Januari 2013. Keyword yang seks, kontrol kelahiran, HIV/AIDS dan
digunakan “Adolescent”, “Communication PMS), dan menurunan perilaku seks
parental”, “communication parental- beresiko pada remaja. Jangka waktu
adolescent”, “seks education”, “adolescent penelitian yang digunakan dalam artikel ini
behaviour”, “behaviour risk” Artikel fulltext bervariasi, mulai dari 8 minggu sampai 3
dan abstrak direview untuk memilih studi tahun. Waktu penelitian tentang komunikasi
yang sesuai dengan kriteria. Kriteria inklusi antara orang tua dan remaja tentang
dalam review ini adalah montoring parental, seksualitas lebih lama lebih baik dalam
pada remaja, dan pendidikan seks. penelitian sejenis ini, jika parameter yang
Pencarian menggunakan keyword di atas diukur untuk meningkatkan kedekatan,
dengan ebscohost pada database keterbukaan dan topik tentang seksualitas
MEDLINE, PMC diperoleh 20 artikel, tetapi secara lengkap dan akurat. Butuh
yang sesuai dengan kriteria inklusi hanya 6 pengulangan dan perluasan terhadap topik
artikel. yang dibicarakan, sehingga remaja
mendapatkan informasi yang jelas dan
HASIL TINJAUAN memebrikan pengatahuan yang lebih baik.
Untuk waktu penelitian yang singkat hanya
Penelitian yang telah ditelaah dalam dapat melihat tentang pengetahuan dan
artikel ini menggunakan desain penelitian sikap remaja terhadap perilaku seks

90 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
Volume VII Nomor 2, Mei 2017 pISSN 2089-4686 eISSN 2548-5970

beresiko. Dalam litertur yang ada belum seks, (6) masalah kontrol orang tua, (7)
ada penjelasan tentang seberapa sering kesulitan menerima seksualitas pada
waktu yang dibutuhkan orang tua dalam remaja, (8) terkait masalah usia dan
mendskusikan tentang masalah perkembangan (9) kesulitan berbicara
seksualitas. tentang topik tertentu. Oleh karena itu
Penelitian ini mengambil banyak sampel komunikasi seharusnya ada sikap salaing
baik orang tua (ayah dan ibu) dan remaja mendengarkan dan keterbukaan, tetapi
(laki-laki dan perempuan) yang telah pada kenyataannya remaja dan orang tua
mewakili beberapa daerah dan diambil tidak memiliki sikap tersebut sehingga
secara acak, sehingga dapat remaja menjadi enggan untuk bertanya
digeneralisasikan. Metode sampling yang kepada orang tua tentang masalah
digunakan dalam penelitian sebagian seksualitas, karena ketakutan akan
dilakukan secara Randomized yaitu 4 dimarah. Moralitas remaja juga turut
penelitian sedangkan 2 penelitian tidak berpengaruh terhadap kontrol diri remaja.
mengambil sampel secara acak. Kriteria Remaja yang memiliki moral yang matang
responden dalam penelitian juga harus akan memiliki rasa bersalah dan rasa malu.
diperhatiakn. Pada penelitian Joyce Keduanya akan mengendalikan perilaku
Wamoyi at al (2010) mengambil usia remaja, khususnya perilaku seksual,
responden dari 14-24 tahun dan Petra Sejalan dengan teori perilaku berencana
Jermanat al (2010) 8-18 tahun, range usia dari Fishbein dan Ajzen, dinyatakan bahwa
yang terlalu muda dan tua juga dapat komunikasi memiliki pengaruh yang besar
menimbulkan bias pada hasil penelitian dalam kegiatan mengubah sikap, minat,
karena terdapat tingkat pengetahuan dan kepercayaan, opini dan perilaku (Jaccard,
cara berkomunikasi yang berbeda. Selain et al 2002).
itu tingkat pendidikan dan demografi (jenis
kelamin dan etnis) juga mempengaruhi cara PEMBAHASAN
berkomunikasi antara orang tua dan
remaja. Topik yang didiskusikan juga Penelitian yang telah ditelaah dalam
mempengaruhi, karena dengan semakin artikel ini menunjukan bahwa pentingnya
meluasnya topik dan adanya pengulangan komunikasi yang interpersonal antara orang
tentang seksualtas akan mempengaruhi tua dan remaja dalam membicarakan
pengetahuan dan sikap remaja, sehingga tentang seksualitas, sekaligus sikap dan
remaja merasa lebih terbuka dan lebih tindakan untuk mencegah perilaku seks
dekat dengan orang tua (ayah dan ibu) yang salah. Seluruh penelitian
dalam membicarakan tentang seksualitas. mengemukakan kurangnya kedekatan dan
Hasil penelitian menunjukan bahwa keterbukaan antara sosok ayah terhadap
komunikasi antara orang tua dan remaja keterbukaan tentang seksualitas bagi
tentang seksualitas dipengaruhi oleh remaja. Selain itu psikologis dan etnis juga
banyak faktor. Salah satunya ada mempengaruhi komunikasi karena
perbedaan gender/jenis kelamin, dimana dianggap tidak pantas membicarakan seks
ayah kurang mampu berkomunikasi tentang kepada remaja. Meningkatnya komunikasi
seksualitas pada remaja dan teknik antara orang tua dan remaja membantu
memfasilitasi komunikasi tentang topik ini remaja untuk mendapatkan informasi yang
menurut K Wilsonat al (2010). Menurut tepat tentang perilaku seks yang salah. Hal
Angela J et al (2003) menunjukan adanya ini dapat dijadikan bahan masukan bagi
hubungan yang signifikan antara orang tua, remaja dan masyarakat
pementauan orang tua, teknik komunikasi khususnya dalam meningkatkan perilaku
dan gaya pengasuhan dengan etnis remaja yang positif dan sehat.
terhadap perilaku seks beresiko pada Perawat komunitas dapat membantu
remaja. Komunikasi orang tua dan remaja memberikan pendidikan kepada orang tua
tentang seksual sering mengalami kendala maupun remaja yang membutuhkan
(1) malu dan ketidaknyamanan, (2) informasi tentang perilaku seks berisiko,
kurangnya pengetahuan sehingga karena hal itu bukan hanya membahayakan
ketakutan pemberian informasi yang salah, diri remaja itu sendiri namum menimbulkan
(3) pengaruh masalah sosial dan budaya masalah dalam masyarakat. Selain itu
(4) kesulitan dalam melibatkan keluarga, (5) perawata komunitas dalam memberikan
kesulitan memulai komunikasi tentang pelayanan keperawatan pada pasien at risk

91 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
Volume VII Nomor 2, Mei 2017 pISSN 2089-4686 eISSN 2548-5970

di tekankan pada pengkajian kebutuhan Perawat komunitas perlu memberikan


dan sumber-sumber serta mengidentifikasi fasilitas perawatan tumbuh kembang
nilai-nilai dalam populasi tersebut melalui remaja sesuai dengan tahap usia remaja
kerja sama dengan komunitas (Nies dan dalam masa transisi pubertas remaja.
McEwen, 2011). Perawata komunitas juga perlu
Selain itu, untuk meningkatkan memberikan pendidikan kesehatan terkait
komunikasi antara orang tua dan remaja dengan kebutuhan tumbuh kembang
dibutuhkan pengetahuan dan keterbukaan kesehatan reproduksi remaja untuk
yang memadai. Orang tua harus meningkatkan pengetahuan, sikap dan
menghilangkan perasaan tabu, malu dan perilaku seksual remaja yang sehat.
tidak menyenangkan dalam membicarakan
tentang seks. Topik yang dibahas pun Saran
harus sesuai dengan tahap perkembangan
anak itu sendiri. Mulai dari tahap Peran serta orang-tua dan komunikasi
perkembangan secara biologi, bahaya interpersonal dengan remaja perlu
melakukan seks dini, kehamilan, HIV/AIDS ditingkatkan dalam membantu remaja
dan PMS harus dijelaskan sehingga dalam mendaptkan informasi tentang
informasi yang ingin diperoleh remaja perilaku seksual yang tepat. Keluarga lebih
terjawab dari orang tua sendiri. mengoptimalkan dalam memfasiliasi tugas
perkembangan keluarga seperti menjaga
KESIMPULAN DAN SARAN komunikasi yang terbuka antara orang tua
dengan remaja danPerlu adanya monitoring
Kesimpulan orang tua dalam komunikasi, interaksi dan
peran aktif dalam pergaulan remaja.
Hasil Literature review pada penelitian Perlu adanya promosi kesehatan
yang telah kami lakukan pada 6 jurnal reproduksi remaja pada tatanan keluarga
tentang komunikasi orang tua dan remaja melalui kunjungan rumah pada remaja,
dalam tentang perilaku seksual beresiko, pembinaan sekolah melalui program UKS
ternyata terdapat perbedaan gender. tentang kesehatan reproduksi remaja, dan
Remaja lebih terbuka dalam menceritakan pembentukan serta pembinaan kelompok
seksualitas kepada ibu. Hal ini bahwa pendidik sebaya di masyarakat untuk
perasaan ibu agar anak-anaknya tidak meningkatkan kesadaran keluarga, remaja,
berperilaku yang salah sangat tinggi. Selain dan masyarakat tentang kesehatan
itu juga etnis/kebudayaan, pengulangan reproduksi dalam pencegahan perilaku
dan perluasan topik, dan topik tentang seksual berisiko pada remaja.
seksualitas itu sendiri memberikan Sekolah sebagai lembaga institusi
pengaruh pada orang tua dalam pendidikan dapat dioptimalkan perannya
berkomunikasi dengan remaja. Komunikasi dalam memberikan pendidikan kesehatan
orang tua berperandalam mencegah reproduksi remaja di sekolah. Sekolah
perilaku seksualremaja yang berisiko tinggi. dapat memberikan muatan materi
Terbuktibahwa prevalensi perilaku kesehatan reproduksi remaja pada
seksualremaja yang berisiko tinggi lebih beberapa mata pelajaran setingkat SMP
banyakterjadi pada komunikasi orang tua dan SMA seperti IPA, IPS, Pendidikan
yangburuk daripada komunikasi orang Kesegaran Jasmani, dan Agama.
tuayang baik.Kesimpulannya bahwa
ketidakbersediaan orang tua dalam DAFTAR PUSTAKA
mengkomunikasikan tentang seks memiliki
kesamaan dengan di Indonesia, sehingga Ellen K. Wilsaon and Helen P. Koo. (2010).
perlu dilakukan keterbukaan tentang topik Mothers, fathers, sons, and daughters:
perilaku seksualitas beresiko pada remaja. gender Differences in factors associated
Orang tua lebih mengoptimalkan dalam with parent-child Communication about
memfasilitasi tugas perkembangan remaja sexual topics. BioMed Central.
serta menjaga komunikasi yang terbuka Joyce wamoyi, angela fenwick, mark
antara orang tua dan remaja, urassa, basia zaba, and william stones.
menumbuhkan kebebasan dan tanggung (2010). Parechnt-child communication
jawab pada remaja un tuk aktifitas sehari- about sexual and reproductive health in
hari dalam keluarg dan masyarakat. rural tanzania: implications for young

92 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik
Volume VII Nomor 2, Mei 2017 pISSN 2089-4686 eISSN 2548-5970

people's sexual health interventions.


BioMed Cetral.
Jaccard, J., Dodge, T., & Dittus. (2002).
Parent-adolescent communication about
sex and birth control: A conceptual
framework. In New directions for child
and adolescent development (Vol. 97,
pp. 1-41). California: © Wiley
Periodicals, Inc.
Megan k. Beckett, marc n. Elliott, Steven
martino, david e. Kanouse, rosalie
Corona, , david j. Klein, ms, and mark
a. Schuster,. (2009). Timing of parent
and child communication about sexuality
relative to children’s sexual behaviors.
Pediatrics.apppublications.org.
Miller, K. S., Fasula, A. M., Dittus, P.,
Wiegand, R. E., Wyckoff, S. C., &
McNair, L. Barriers and facilitators to
maternal communication with
preadolescents about age-relevant
sexual topics. AIDS Behav, 13, 365-74.
Orratai Rhucharoenpornpanich, (2012).
Parent-teen Communication about Sex
in Urban Thai Families. NIH Public
Access. 17(4):380-396
Petra Jerman and Norman A. Constantine
(2010). Demographic and psychological
predictors of parent–adolescent
Communication about sex: a
representative statewide analysis.
39:1164-1174
Ramos, V. G., & Bouris, A. (2008). Parent
adolescent communication about sex in
latino families: A guide for practitioners.
Washington: The National
Campaign.org Teen Pregnancy.org Stay
Teen.org.
Steven c. Martino, marc n. Elliott, rosalie
corona, david e. Kanouse, mark a.
Schuster, md,. (2009). Beyond the “big
talk”: the roles of breadth and Repetition
in parent-adolescent communication
About sexual topics.
Pediatrics.apppublications.org.

93 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan


http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik

Anda mungkin juga menyukai