Anda di halaman 1dari 7

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

TUGAS MATAKULIAH BIOLOGI SEL

OLEH :
NAMA : I NYOMAN WARGI TRISNA JAYA
KELAS : B5 LINTAS JALUR
NIM : 221023008

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS BALI INTERSIONAL
2023
Review Jurnal Internasional
Judul Na+ transport in glycophytic plants: what we know and would
like to know
Volume & Halaman Volume 33 & Halaman 612-626
Tahun 2009
Reviewer I Nyoman Wargi Trisna Jaya
Tanggal 6 Januari 2023

Abstrak Jurnal yang berjudul Na+ transport in glycophytic plants: what


we know and would like to know berisi tentang meneliti strategi
untuk memodifikasi transportasi Na+ dan merekayasa toleransi
salinitas tanaman. Yang dimana sebagaimana dibahas pada
jurnal ini semakin baik kemampuan suatu tanaman mentolerir
salinitas dari tanah maka akan semakin baik pula perkembangan
dan petumbuhan tanaman tersebut. Sebagai komponen penting
dari toleransi salinitas, pemahaman yang lebih baik tentang
mekanisme transpor Na+ akan membantu perkembangan
tanaman dengan toleransi salinitas yang lebih baik dan, yang
terpenting, dapat meningkatkan hasil dari tanaman pangan yang
tumbuh di lingkungan yang menantang
Pendahuluan Pada paragraph pertama peneliti memaparkan tentang Toleransi
salinitas tanaman merupakan fungsi eksklusi Na+. Toleransi
jaringan terhadap Na+ dan toleransi osmotik (Munns & Tester
2008) dan didasarkan pada tingkat yang bervariasi pada masing-
masing dari ketiga komponen ini, bahkan dalam satu spesies
tunggal (Rajendran, Tester & Roy 2009) . Inti dari ketiga
mekanisme toleransi salinitas ini adalah transpor air dan ion
(terutama Na+, K+ dan Cl-), baik ke dalam maupun di seluruh
tumbuhan dan, dengan demikian, transpor ini sangat mungkin
saling berhubungan dengan toleransi salinitas. Tinjauan ini akan
berfokus pada proses transpor Na+ yang terjadi di dalam
tanaman glikofit ketika berhadapan dengan keberadaan Na+ di
lingkungan.
Pada paragraph berikutnya peneliti memaparkan terntang
bagaimana proses dari transport Na+. Banyak proses transpor
Na+ berpusat pada kontrol serapan Na+ oleh akar dan distribusi
Na+ berikutnya dalam jaringan tanaman untuk meminimalkan
jumlah Na+ yang mencapai jaringan pucuk.Terdapat
pengecualian Na+ dari pucuk yang mencakup semua proses
transpor Na+ di akar dan pucuk yang dapat meminimalkan
transportasi Na+ ke pucuk atau untuk meminimalkan kerusakan
yang disebabkan oleh akumulasi Na+ (melalui partisi Na+
secara hati-hati di dalam sel). Toleransi salinitas pada beberapa
spesies sereal telah ditemukan berkorelasi positif dengan
eksklusi Na+, menunjukkan bahwa eksklusi Na+ dari pucuk
adalah komponen utama dari toleransi salinitas (Munns 1993,
2002; Tester & Davenport 2003)
Pembahasan Pada bagian pembahasan peneliti membagi menjadi beberapa
bagian yaitu:
Proses Transportasi Na+ Pada Antarmuka Tanah-Akar ,
yang dalam bagian ini peneliti menekankan bahwa Gradien
konsentrasi dan perbedaan voltase melintasi membran plasma
mendukung masuknya Na+ secara pasif dari larutan tanah ke
dalam sitoplasma sel epidermis dan kortikal akar (Cheeseman
1982). Untuk tanaman transpirasi yang tumbuh di tanah salin,
akumulasi bersih Na+ di dalam sel epidermis akar terjadi,
meskipun penghabisan aktif Na+ terjadi pada tingkat yang
signifikan, penghabisan Na tidak cukup untuk menangkal
masuknya pasif searah (Jacoby & Hanson 1985; Davenport,
Reid & Smith 1997).
Transportasi Radial Na+ Di Seluruh Akar, Transportasi
radial Na + dari larutan tanah ke xilem di bagian tengah akar
mengikuti rute transeluler atau apoplastik, atau kombinasinya.
Na + mungkin bergerak secara radial melewati endodermis ke
dalam stela akar melalui simplas sel-sel yang berurutan.
Kontinuitas simplastik melalui plasmodesmata telah terdeteksi di
seluruh akar. Transpor simplastik menunjukkan transportasi dan
distribusi molekul dalam sitoplasma sel nonvaskular dan
penyebaran molekul ini dari sel ke sel melalui plasmodesmata
(Pickard 2003). Difusi sepanjang gradien, aliran sitoplasma dan
transpor pasif ion oleh aliran air masing-masing berdampak pada
pergerakan ion di dalam sitoplasma.
Pembuatan Na+ Ke Dalam Xylem Dan Pengembalian Na+,
pada bagian ini peneliti menjelaskan Begitu berada di sel akar
stelar, pelepasan ion ke dalam xilem membutuhkan penghabisan
dari sel stelar. Dengan demikian, transpor Na+ secara radial
simplastik dari larutan eksternal ke xilem kemungkinan
membutuhkan minimal dua lintasan melintasi membran plasma.
Setelah transpor Na+ melintasi membran plasma ke dalam
pembuluh xilem apoplastik, Na+ dipindahkan dengan aliran
transpirasi ke pucuk.
Transportasi Na+ Ke Tunas Dan Partisi Na+ Di Dalam
Tunas, peneliti memaparkan Na+ diangkut dari sistem akar ke
pucuk oleh aliran transpirasi di xilem (De Boer & Volkov 2003).
Transpirasi adalah penguapan air dari bagian atas tanaman dan
terjadi ketika stomata daun terbuka. Penurunan tekanan
hidrostatik akibat penguapan air dari daun menghasilkan tarikan
transpirasional yang mendorong aliran air ke atas melalui xilem.
Selama periode transpirasi rendah, mis. pada malam hari atau di
tanah kering atau salin, tekanan akar mendorong transportasi air
ke pucuk sebagai konsekuensi aliran air osmotik ke dalam akar
setelah penyerapan ion (Steudle 2000). Ion dan nutrisi yang
terlarut dalam air akan diangkut ke pucuk bersama air. Lokasi
utama toksisitas Na+ adalah pada pucuk, tempat Na
terakumulasi dan mengganggu proses metabolisme serta
meningkatkan tekanan osmotik pada sel (Munns 2002).
Kerusakan spesifik Na+ menyebabkan gangguan metabolisme
dan nekrosis pada daun yang lebih tua. Penurunan fungsi dan
pemendekan umur daun ini menurunkan produktivitas dan hasil
panen (Munns 1993, 2002).
Partisi Na+ Dalam Sel, Pemeliharaan konsentrasi Na+ yang
rendah di dalam sitoplasma sel sangat penting untuk
kelangsungan hidup tanaman di lingkungan salinitas tinggi.
Setelah Na+ memasuki sel,metode paling sederhana bagi
tumbuhan untuk mencapai hal ini adalah sekuestrasi Na+ di
dalam vakuola. Na+ yang masuk ke akar dan diangkut ke daun
harus terkotak-kotak dalam vakuola untuk menghindari
akumulasi kadar Na+ yang bersifat toksik terhadap protein di
dalam sitoplasma. Inti dari proses ini adalah antiporter Na
vakuolar (NHX), yang memindahkan Na+ ke dalam vakuola
sebagai ganti H+ (Blumwald et al. 2000) dan mungkin diatur
oleh jalur pensinyalan SOS (Qiu et al. 2004)
Dan yang terakhir pada bagian TEKNIK TOLERANSI
SALINITAS TANAMAN peneliti menjelaskan bahwa
engetahuan tentang jaringan proses yang rumit seperti yang
dijelaskan dalam ulasan ini memberikan dasar bagi strategi
untuk merekayasa komponen eksklusi Na+ dari toleransi
salinitas tanaman. Tujuannya adalah untuk menentukan proses
transpor Na+ mana yang perlu diminimalkan dan mana yang
ditingkatkan untuk membatasi akumulasi Na+ atau mengurangi
kerusakan pada pucuk, dan untuk mengembangkan strategi
untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Konsep penting
dalam tanaman toleransi garam adalah bahwa jenis sel tertentu
di akar melakukan fungsi yang berbeda dalam meminimalkan
transfer Na + ke jaringan pucuk (Tester & Leigh 2001). Konsep
ini telah disorot secara eksperimental pada tingkat
transkripsional (Dinneny et al. 2008) dan ditinjau dalam edisi ini
oleh Dinneny. Untuk mempromosikan eksklusi Na, proses
influks Na+ perlu diminimalkan dalam sel kortikal epidermal
dan luar, sebagai peningkatan kemampuan untuk mengecualikan
Na+ dari memasuki sel akar merupakan elemen penting dari
toleransi salinitas (Schubert & Läuchli 1990).
Kesimpulan Dalam kesimpulan peneliti ingin menyampaikan dengan
dilakukan modifikasi transportasi Na+ dan merekayasa toleransi
salinitas tanaman dapat meningkatkan perkembangan dan
pertumbuhan tanaman dengan cukup signifikan yang dimana hal
tersebut sangat berguna bagi sector agraris yang dapat
meningkatkan hasil panen dari tanaman yang diinginkan.
Kekuatan Jurnal  Teori dan model analisis yang diguakan tepat
 Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami
maksud dan tujuannya oleh pembaca
Kelemahan Jurnal  Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan
keseluruhan isi dari jurnal ini.
 Penulis kurang detail dalam memberikan hasil yang
didapat dalam melakukan penelitiannya.

pce_2086 612..626
DAFTAR PUSTAKA

Plett, D. C. and Møller, I. S. (2010) ‘Na+ transport in glycophytic plants: What we know and
would like to know’, Plant, Cell and Environment, 33(4), pp. 612–626. doi:
10.1111/j.1365-3040.2009.02086.x.

Anda mungkin juga menyukai