Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MIKROBIOLOGI, VIROLOGI DAN PARASITOLOGI

“SARS Corona Virus (COVID 19)”

OLEH
I NYOMAN WARGI TRISNA JAYA
221023008

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERTAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2022

i
MAKALAH
MIKROBIOLOGI, VIROLOGI DAN PARASITOLOGI

“SARS Corona Virus (COVID 19)”

OLEH
I NYOMAN WARGI TRISNA JAYA
221023008

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERTAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2022

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat –Nya kami
dapat menyelesaikan Makalah Tugas Mikrobiologi mengenai Plasmodium sp. ini dengan
baik. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai SARS Corona Virus (COVID 19).
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Sekiranya makalah yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain yang membacanya. Mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata - kata yang kurang berkenan dan memohon kritik dan saran
yang membangun mengenai makalah yang telah kami susun.

Denpasar, 29 November 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................... 2
2.1 Struktur Sel SARS Corona Virus......................................................... 2
2.2 Siklus Hidup dan Mekanisme Infeksi SARS Corona Virus................ 2
2.3 Terapi Antimikroba Dan Resistensi Terhadap Obat Antimikroba...... 4
2.3.1................................................................................................4
2.3.2.................................................................................................4
2.3.3.................................................................................................5
BAB 3 PENUTUP......................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 6
3.2 Jadwal Kegiatan Saran......................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Sel SARS Corona Virus................................... .......................1


Gambar 1.2 Siklus hidup Sel SARS Corona Virus Setelah Masuk Sel Inang……... 2

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, dunia dikejutkan dengan munculnya wabah penyakit pernapasan baru yang
pertama kali dilaporkan dari kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019 lalu dan meluas
hingga ke negaranegara di seluruh dunia. Oleh WHO (World Health Organization), penyakit
ini diberi nama COVID-19 yang merupakan singkatan dari Coronavirus Disease 2019.
Sesuai dengan namanya, penyebab COVID-19 adalah virus Korona jenis baru, yakni Virus
2019-nCoV, yang kini dikenal dengan sebutan virus SARS-CoV-2 (severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2) (WHO, 2020). Sejak pertama kali dilaporkan, WHO telah
mengonfirmasikan sebanyak lebih dari empat juta orang dari total 216 negara yang telah
terpapar COVID-19 dengan persentase kematian akibat COVID-19 sebesar 6,7% di seluruh
dunia (WHO, 2020). Di Indonesia, dua kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan pada
tanggal 2 Maret 2020, dan jumlahnya semakin meningkat. Upaya penanganan dan
pencegahan terhadap infeksi SARS-CoV-2 telah dilakukan oleh berbagai negara, di antaranya
dengan pemakaian masker, pencucian tangan setiap kali menyentuh benda, pemberlakuan
lockdown, tes massal, hingga karantina di sejumlah wilayah. Sejak diumumkan pertama kali
ada di Indonesia, kasus COVID-19 meningkat jumlahnya dari waktu ke waktu sehingga
memerlukan perhatian. Pada prakteknya di masa pandemi, tatalaksana COVID-19 diperlukan
kerjasama semua profesi untuk menanganinya (Prastyowati,2020)

1.2 Rumusan Masalah


- Bagaiaman struktur sel dari SARS Corona Virus?
- Bagaimana siklus hidup dan mekanisme infeksi SARS Corona Virus?
- Bagaimana terapi antimikroba dan resistensi terhadap terapi antimikroba tersebut?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Struktur Sel SARS Corona Virus


Virus Corona merupakan virus beramplop (envelop) dengan genom berupa RNA
rantai tunggal positif sense yang mengandung 26-32 kb. Gambaran seperti mahkota virus ini
pada mikroskop elektron menyebabkan virus ini disebut Corona (coronam adalah istilah
Latin untuk mahkota). Virus ini termasuk ordo Nidovirales, family Coronaviridae dan
subfamily Orthocoronavirinae. Virus ini memiliki bentuk bulat atau elips dan sering
pleomorfik, diameter sekitar 60-140 nm, virus ini memiliki nukleokapsid yang terdiri atas
genom RNA genom dan protein nukleokapsid terfosforilasi (N). Nukleokapsid terkubur di
dalam fosfolipid bilayer dan ditutupi oleh dua jenis tonjolan protein (spike protein) yang
berbeda: yaitu spike glycoprotein trimmer (S) yang ada pada semua CoVs, dan hemaglutinin-
esterase (HE) yang hanya terdapat pada beberapa virus corona.(Yuniarti,2020). Protein S
memiliki struktur berupa tonjolan-tonjolan seperti paku (spikes) yang menjadi wahana virus
untuk melekat pada reseptor sel inang (host) dan masuk ke dalam sel inang, sehingga protein
ini sangat menentukan tingkat keganasan dari virus ini

Gambar 1.1 Struktur Sel SARS Corona Virus (Yuniarti,2020)

2.2 Siklus Hidup dan Mekanisme Infeksi SARS Corona Virus


Hewan liar dianggap inang alami virus SARS-CoV-2, termasuk di antaranya hewan
kelelawar). Inang asal SARS-CoV-2 ini diduga berasal dari kelelawar karena genom virus
baru ini diketahui identik dengan genom virus Korona pada kelelawar sebesar 96%. Namun

2
demikian, masih perlu diteliti lebih lanjut lagi perihal infeksi virus SARS- CoV-2 ini, apakah
infeksi virus terjadi secara langsun(direct) dari kelelawar ke manusia atau terjadi melaluinang
perantara (indirect), yakni dari kelelawar lalu ke hewan liar lain, baru terakhke manusia.
Adapun hewan liar seperti cerpelai dan trenggiling berpotensi menjadi inang perantara dalam
proses penularan SARS-CoV-2 dari hewan ke manusia. SARS-CoV-2 dapat menular dari
manusia ke manusia dengan masa inkubasi virus setelah masuk tubuh sekitar 3-7 hari, bahkan
hingga 14 hari Selama itu, pasien dapat mudah menularkan virus secara langsung melalui
droplet pernapasan yang mengandung virus atau penularan secara tidak langsung melalui
kontak dengan benda-benda yang terkena droplet tersebut (Prastyowati,2020)

Gambar 1.2 Siklus hidup Sel SARS Corona Virus Setelah


Masuk Sel Inang (Prastyowati,2020)

Secara umum, virus masuk ke saluran pernapasan atas setelah terjadi penularan,
kemudian virus bereplikasi di sel epitel saluran pernapasan atas untuk melakukan siklus
hidupnya. Virus SARS-CoV menginfeksi sel inang melalui perantaraan protein S yang ada di
permukaan virus. Protein S pada permukaan virus ini akan menempel pada reseptor ACE2

3
pada sel inang, kemudian ikatan ACE2-virus ditranslokasikan ke endosome tempat di mana
protein S dipotong oleh protease asam endosomal untuk mengaktifkan aktivitas fusi. Genom
virus keluar dari selubung virion dan ditranslasikan menjadi poliprotein replikase, yang
kemudian akan dipotongpotong oleh Enzim proteinase virus. Untai negative RNA akan
dibuat sebagai cetakan untuk genom RNA. Penggabungan kompleks virus terjadi di dalam
sitoplasma, kemudian diikuti dengan proses budding ke lumen reticulum endoplasma. Virus
baru akan berfusi dengan membrane plasma dan dikeluarkan dari sel inang .Masa inkubasi
virus sampai kemudian muncul gejala penyakit adalah sekitar 3-7 hari sebelum timbulnya
manifestasi klinis. Kebanyakan pasien mengalami gejala dari ringan sampai sedang, seperti
suhu tubuh yang tinggi dan gejala lain yang berhubungan dengan pernapasan (batuk,
tenggorokan kering dan sakit kepala). Beberapa pasien mengalami gejala parah seperti
pneumonia, khususnya mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti penyakit jantung,
paru-paru, atau diabetes. Adanya penyakit penyerta ini diduga menjadi penyebab timbulnya
gejala klinis yang lebih parah pada penderita COVID-19 (Prastyowati, 2020)

2.3 Terapi Antimikroba Dan Resistensi Terhadap Obat Antimikroba


2.3.1 Terapi Farmakologis
 Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan
secara drip Intravena (IV) selama perawatan
 Diberikan terapi farmakologis berikut:
- Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) atau sebagai
alternative Levofloksasin dapat diberikan apabila curiga ada infeksi bakteri: dosis
750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari).
Ditambah
 Salah satu antivirus berikut :
- Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1
dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
- Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari ke 2-5
atau hari ke 2-10)
 Pengobatan simtomatis (Parasetamol dan lain-lain).
 Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada (Erlina Burhan et al, 2020)

4
2.3.2 Resistensi Terhadap Obat Antimikroba
Kemunculan AMR (Resistensi Antimikroba ) dapat didorong oleh tekanan
selektif pada populasi mikroba di dalam manusia, hewan, atau di lingkungan.tekanan
selektif tersebut dapat memfasilitasi mekanisme perolehan resistensi seperti mutasi
titik atau transfer horizontal gen yang mengkode resistensi terhadap satu atau
beberapa antibiotic. SARS Corona Virus berpotensi mempengaruhi ketiga komponen
tersebut melalui konsekuensi langsung atau tidak langsung dari respons pandemic
(Knight et al., 2021).

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Virus Corona merupakan virus beramplop (envelop) dengan genom berupa RNA rantai
tunggal positif sense yang mengandung 26-32 kb. Virus ini termasuk ordo Nidovirales,
family Coronaviridae dan subfamily Orthocoronavirinae. Virus ini memiliki bentuk bulat
atau elips dan sering pleomorfik, diameter sekitar 60-140 nm. Secara umum, virus masuk ke
saluran pernapasan atas setelah terjadi penularan, kemudian virus bereplikasi di sel epitel
saluran pernapasan atas untuk melakukan siklus hidupnya. Infeksi virus corona diberikan
terapi antibiotic yaitu Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) atau
sebagai alternative Levofloksasin dapat diberikan apabila curiga ada infeksi bakteri: dosis
750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) dan salah satu dari antivirus Favipiravir
(Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x
600 mg (hari ke 2-5) atau Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100 mg IV
drip (hari ke 2-5 atau hari ke 2-10)

3.2 Saran

Pandemi COVID-19 belum dinyatakan berakhir dan masih akan ditemukan data-data baru
seiring dengan semakin banyaknya kejadian positif COVID-19 yang dilaporkan dariberbagai
negara di dunia. Kemungkinan adanya penemuan-penemuan baru di masa depan terkait
dengan karakteristik SARSCoV-2 sebagai agen penyebab COVID-19 pun sangat besar. Oleh
sebab itu, perkembangan dan penelitian kasus COVID-19 dari seluruh belahan dunia sangat
diperlukan untuk terus memperbarui datadata COVID-19 yang sudah ada. Dengan demikian,
dapat diperoleh rekomendasi yang tepat untuk menangani COVID-19 terutama dalam hal
pembuatanobat antivirus dan vaksin.

6
DAFTAR PUSTAKA

Erlina Burhan, Agus Dwi Susanto, F. H. A. S. (2020) Pedoman tatalaksana COVID-19 Edisi
3 Desember 2020, Pedoman Tatalaksana COVID-19. Available at:
https://www.papdi.or.id/download/983-pedoman-tatalaksana-covid-19-edisi-3-desember-
2020.

Knight, G. M. et al. (2021) ‘Antimicrobial resistance and covid-19: Intersections and


implications’, eLife, 10, pp. 1–27. doi: 10.7554/eLife.64139.

Prastyowati, A. (2020) ‘Mengenal Karakteristik Virus SARS-CoV-2 Penyebab Penyakit


COVID-19 Sebagai Dasar Upaya Untuk Pengembangan Obat Antivirus Dan Vaksin’,
BioTrends, 11(1), pp. 1–10.

Anda mungkin juga menyukai