Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH AGAMA HINDU

Penemuan Vaksin Covid-19

Oleh:

I Made Agus Septiawan (KP1522027)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM

IX/UDAYANA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen Mata Kuliah Agama Hindu yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya
untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan. Keberhasilan kami dalam
menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami
menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dan tidak luput dari kesalahan oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
demi sempurnanya makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Denpasar, 5 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Corona virus desease 2019 (COVID-19) yang disebabkan Severe acute respiratory
syndrome Corona Virus 2 (SARS-CoV-2) telah menjadi wabah global. Hingga saat belum ada
obat atau vaksin untuk terapi COVID-19 ini. Upaya penemuan obat baru atau pengujian terhadap
obat yang telah ada mendesak untuk dilakukan. Penentuan target kerja obat COVID-19 yang
tepat menjadi tantangan tersendiri, karena sebagai virus baru strukturnya belum diketahui secara
jelas. Dalam kesempatan ini, kami melakukan sistematik review untuk dapat mengidentifikasi
molekul-molekul yang dapat menjadi target kerja obat anti COVID-19. Review ini diawali
dengan penelusuran pustaka pada database Pubmed dengan menggunakan kata kunci “SARS-
CoV-2 drug target”. Main protease (Mpro), angiotensin converting enzyme 2 (ACE2), protein
spike dan RNA-dependent RNA polymerase (RdRp) merupakan protein target yang paling
banyak digunakan dalam penelitian.

Penemuan Vaksin COVID-19 tidak terlepas dari keuntungan (benefits), baik berupa hak
ekonomi maupun hak moral yang diperoleh inventor atau penemunya, dan itu berkaitan dengan
permohonan atau pendaftaran paten. Makalah ini membahas mengenai konsekuensi paten
beserta hak eksklusifnya yang dianggap sebagai hambatan dalam memenuhi kebutuhan Vaksin
COVID-19 bagi semua orang. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yuridis-normatif, yang
mencoba memecahkan permasalahan dengan menggunakan berbagai instrumen hukum melalui
pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual
approach). Hasil penelitian menunjukkan pentingnya dilakukan analisis mengenai adanya
perbenturan antara kepentingan individu dan kepentingan publik dalam usaha penemuan Vaksin
COVID-19. Pada akhirnya, penemuan Vaksin COVID-19 memang seyogyanya menjadi hak
milik publik demi kepentingan kesehatan masyarakat global, maka pemerintah ataupun negara-
negara dunia diharapkan menentukan apa dan bagaimana kebijakan yang sebaiknya dilakukan
untuk mempercepat akses Vaksin COVID-19 secara adil dan merata, namun tetap mengakui
keberadaan hak paten di dalamnya.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat ditentukan rumusan masalah adalah sebagai
berikut:

1. Apa itu COVID – 19?


2. Bagaimana sejarah vaksin COVID-19?
3. Apa hambatan dalam memenuhi kebutuhan Vaksin COVID-19?
4. Apa efek samping dari vaksin COVID-19?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin kami capai melalui penyusunan makalah harus jelas dan tepat maak
dari itu kami membagi tujuan tersebut menjadi 2 yaitu:

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui salah satu contoh penemuan yang sangat berpengaruh terhadap
peradaban manusia.

2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui bagaimana sejarah vaksin covid-19 dan apa efek samping yang di
akibatkan oleh vaksin tersebut.

1.4 Manfaat

Terdapat 2 jenis manfaat penyusunan makalah yang ingin di capai, manfaat tersebu
adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoitis

Hasil penelitian ini secara teori dapat memperkaya pengetahuan tentang penemuan ilmuan
yang berpengaru terhadap peradaban manusia.

2. Manfaat Khusus

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang sejarah vaksin COVID-19 dan
efek samping yang ditimbulkan akibat vaksin tesebut, sehingga masyarakat bisa melakukan
penanganan pribadi setelah menerima vaksin dari petugas vaksin.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian COVID-19

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu
biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis
baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada
Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). COVID-19
adalah penyakit akibat infeksi virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-
2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti
flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.

2.2 Sejarah Vaksin COVID-19

Pada akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan munculnya Iwabah penyakit pernapasan
baru yang pertama kali dilaporkan dari kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019 lalu dan
meluas hingga ke Negara-negara di seluruh dunia. Oleh WHO (World Health Organization),
penyakit ini diberi nama COVID-19 yang merupakan singkatan dari Coronavirus Disease 2019.
Penyebab COVID-19 adalah virus Korona jenis baru, yakni virus 2019-nCoV, yang sekarang
lebih dikenal dengan nama sebutan virus SARS CoV-2 (severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2) (WHO, 2020). Hasil dari sebuah penelitian menjelaskan bahwa transmisi
penyebaran virus SARS-CoV-2 ini atau lebih dikenal dengan nama COVID-19 bermula dari
sebuah pasar tradisional yang menyediakan banyak makanan hasil dari laut Huanan di ibukota
Wuhan, provinsi Hubei. Penyakit COVID-19 bersifat zoonosis yang artinya transmisi penularan
virus dari hewan ke manusia. virus jenis baru ini telah diketahui bisa menular dari manusia ke
manusia yang lain.(Chan et al., 2020) Akibatnya, penyakit COVID-19 ini sekarang menyebar
secara luas ke seluruh dunia dan menjadi pandemi besar karena persebaran virus terjadi dalam
waktu yang bersamaan serta meliputi daerah yang sangat luas. Wabah COVID-19 ini muncul di
Cina diduga karena banyak masyarakat khususnya di kota Wuhan mengkonsumsi hewan liar
hidup yang dijual di pasar tradisional di Cina. Peneliti menduga bahwa virus ini bersirkulasi di
antara hewan - hewan yang ada di daerah Cina lebih banyak daripada hewan hewan yang ada di
tempat lain di dunia seperti Amerika Serikat Italia, ataupun Australia (Ashour et al., 2020) Tren
global kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan kematian terkait dari 23 Januar hingga 9 Maret
2020 (Data diperoleh dari Laporan Situasi Penyakit Coronavirus WHO (COVID-2019 13)
(Amanat et al. 2020).
WHO menetapkan bahwa COVID-19 sebagai darurat kesehatan global. Melihat kondisi
seperti ini, salah satu cara yang sangat memungkinkan untuk mencegah semakin luasnya
penyebaran pandemi COVID-19 ini adalah dengan mulai melakukan pengembangan pembuatan
vaksin. Vaksin tidak hanya memberikan efek perlindungan bagi orang-orang yang telah
divaksinasi, tetapi juga akan berdampak bagi masyarakat luas dengan mengurangi transmisi
penyebaran penyakit dalam suatu populasi. Virus SARS CoV-2 atau yang dikenal dengan nama
COVID-19 menyebar dari manusia ke manusia. Menariknya, proses penularan virus dari
manusia ke manusia ini dapat terputus, bahkan jika tidak ada kekebalan sama sekali didalam
tubuh. hal tersebut disebut sebagai herd immunity yang merupakan kegunaan yang sangat
penting dari suatu proses vaksinasi. Meskipun vaksin untuk penyakit SARS dan MERS hingga
saat ini belum ditemukan, tidak menutup kemungkinan untuk dapat ditemukannya vaksin
COVID-19.(Liu et al., 2020).

Teknologi vaksin telah berkembang secara signifikan dalam dekade terakhir, termasuk
pengembangan beberapa kandidat vaksin RNA dan DNA, vaksin vektor berlisensi (misalnya,
Ervebo, vaksin ebolavirus vesikular stomatitis [VSV], berlisensi di Uni Eropa), protein
rekombinan vaksin (misalnya, Flublok, vaksin virus influenza yang dibuat dalam sel serangga,
berlisensi di Amerika Serikat), dan vaksin berbasis kultur sel (misalnya, Flucelvax, vaksin virus
influenza yang dibuat dalam sel mamalia). SARS-CoV-2 diidentifikasi dalam waktu singkat, dan
urutan genomnya dengan cepat tersedia secara luas oleh para peneliti Cina.. Vaksin merupakan
sesuatu yang dapat dianggap sebagai salah satu kunci kemenangan terbesar dalam sejarah
kedokteran. Hal tersebut yang tidak menutup kemungkinan vaksin dapat digunakan untuk
mencegah penyebaran COVID-19, penyakit yang sekarang sedang melanda seluruh dunia. (Lee
et al., 2020).

Biasanya dalam proses produksi vaksin mengikutsertakan dua langkah penting yang
diperlukan sebelum vaksin dibawa ke uji klinik. Pertama, vaksin harus diuji dalam model hewan
yang tepat untuk melihat apakah hasil dari uji pada hewan tersebut protektif. Namun, model
hewan untuk SARS-CoV-2 mungkin akan sangat sulit untuk dikembangkan. Proses
pengembangan vaksin COVID-19 untuk penggunaan manusia dapat menghabiskan waktu
bertahun-tahun lamanya, terutama ketika digunakannya teknologi baru yang belum pernah sama
sekali diujikan secara ekstensif untuk keamanan atau ditingkatkan untuk produksi secara massal,
Sejauh ini banyak institusi-institusi atau perusahaan yang sedang mengembangkan vaksin untuk
COVID-19, namun hingga saat ini belum ada kepastian sampai kapan vaksinnya dapat
digunakan oleh manusia.(Amanat et al., 2020).

Sebagian besar kandidat vaksin didasarkan pada antigen S baik sebagai vaksin yang tidak
aktif, vaksin subunit, vaksin yang diperiksa virus, dan vaksin DNA atau mRNA berbasis asam
nukleat. Di antara kandidat vaksin ini, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI)
telah menyediakan dana untuk mengembangkan vaksin COVID-19 menggunakan teknologi
platform berikut: a) Curevac Inc. (mRNA), b) Inovio Pharmaceuticals Inc. (Wu, 2020).
Pada situasi pandemi COVID-19 ini menyatukan semua orang untuk bisa saling
memberikan motivasi dan bantuan untuk bisa bertahan dikondisi seperti ini. Tetapi epidemi dan
wabah membuat kita terpisah. SARS-CoV-2 atau yang dikenal dengan nama COVID-19 yang
dapat menyebabkan pandemi, jika tidak segera dikendalikan tepat waktu. Pandemi ini akan
berifat permanen, dengan seiring berkembangnya kemampuan dan variasi baru dari COVID-19.
Jumlah kasus yang tertular hingga saat ini menunjukkan angka yang sangat besar, cepat dan
efisien penularan dari manusia ke manusia. Hal ini memerlukan perkembangan vaksinasi yang
cepat yang dapat menghambat penyebaran infeksi virus ini. Proses pengembangan bentuk vaksin
dalam upaya pencegahan transmisi penyebaran COVID-19 masih terus dilakukan hingga saat ini.
Antibodi dan vaksin penetral bisa memainkan peran penting dalam mengendalikan wabah
SARS-CoV-2 atau yang dikenal dengan nama COVID-19.(Ashour et al., 2020).

2.3 Hambatan Dalam Memenuhi Kebutuhan Vaksin COVID-19

Anda mungkin juga menyukai