OLEH :
KELOMPOK
potensial, atau digambarkan sebagai kerusakan yang sama. Nyeri terjadi akibat
nyeri yang ada di setiap jaringan tubuh (Das, 2019). Terdapat beberapa
iskemik pada jaringan, spasme otot, dan trauma pada jaringan tubuh, salah
satunya yaitu fraktur. Secara umum, fraktur adalah patah tulang yang
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, dan penurunan kondisi biologis
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari tiga
sendi lutut yang utama adalah otot quadrisep yang terdiri dari: musculus rectus
dipandang dari tulang pembentuk sendi. Gerakan tersebut terdiri atas fleksi-
yang terdiri dari gerak traksi, kompresi, translasi dan spin (Anwar, 2012).
akut?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan yang dapat diambil dari makalah
ini
nyeri akut
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pathway Nyeri
Nociceptor menerima
rangsangan
Persepsi Nyeri
Skala Keterangan
0 Tidak ada nyeri (semua terasa normal)
1 Nyeri hampir tidak terasa (nyeri sangat ringan). Sebagian besar tidak pernah
berfikir tentang rasa sakit, seperti gigitan nyamuk.
2 Tidak menyenangkan. Nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit.
3 Bisa ditoleransi. Nyeri sangat terasa, seperti suntikan oleh dokter
4 Menyedihkan. Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa sakit dari
sengatan lebah.
5 Sangat menyedihkan. Kuat dalam, nyeri yang menusuk, seperti kaki terkilir.
6 Intens. Kuat dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampak
memengaruhi sebagian indra, menyebabkan tidak fokus, komunikas
i terganggu.
7 Sakit intens. Sama seperti skala 6, rasa sakit benar-benar mendominasi indra,
tidak mampu berkomunikasi dengan baik dan tidak mampu melakukan
perawatan diri.
8 Benar – benar mengerikan. Nyeri sangat kuat dan sangat mengganggu sampai
sering mengalami perubahan perilaku jika nyeri terjadi.
9 Menyiksa tak tertahankan. Nyeri sangat kuat, tidak bisa ditoleransi dengan
terapi
10 Nyeri tak terbayangkan dan tak dapat diungkapkan. Nyeri sangat berat
sampai tidak sadarkan diri.
Penatalaksanaan Medis
a. Non Farmakologi
1) Bimbingan Antisipasi
Merupakan tindakan memodifikasi secara langsung cemas yang
berhubungan dengan nyeri menghilangkan nyeri dan menambah efek
tindakan untuk menghilangkan nyeri yang lain.
2) Distraksi
Merupakan metode untuk mengalihkan perhatian klien ke hal yang
lain dan dengan demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri
bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Salah satu distraksi
yang efektif adalah music, yang dapat menurunkan nyeri fisiolo gis,
stres, kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri.
Music terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan frekuensi denyut
jantung, mengurangi kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri,
menurunkan tekanan darah, dan mengubah persepsi waktu
(Wicaksono, Marzuki Setyo & Arum Pratiwi, S.Kp., M.Kes, 2017)
3) Biofeedback
Merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberika n
individu informasi tentang respons fisiologis dan cara untuk melatih
kontrol volunter terhadap respon tersebut.
4) Hipnosis Diri
Hipnosis diri merupakan sutau pendekatan holistik, hipnosis diri
menggunakan sugesti diri dan kesan tentang perasaan yang rileks dan
damai. Individu memasuki keadaan rileks dengan menggunaka n
berbagai ide pikiran dan kemudian kondisi kondisi yang
menghasilkan respon tertentu bagi mereka (Syukri, 2019).
5) Mengurangi Persepsi Nyeri
Salah satu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman ialah
membuang atau mencegah stimulus nyeri. Nyeri juga dapat dicegah
dengan mengantisipasi kejadia yang menyakitkan.
6) Stimulasi Kutaneus
Adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri.
Masase, mandi air hangat, kompres menggunakan kantong es, dan
stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS) merupakan langkah –
langkah sederhana dalam upaya menurunkan persepsi nyeri.
Farmakologi
7) Analgesik Nonnarkotik
Analgesik nonnarkotik tidak bersifat adiktif dan kurang kuat
dibandingkan dengan analgesik narkotik. Obat ini digunakan untuk
mengatasi nyeri yang ringan sampai sedang. Obat ini efektif untuk
nyeri tumpul pada sakit kepala, dismenore, nyeri pada inflamas i,
abrasi minor, nyeri otot, dan arthtritis jaringan sampai sedang.
Kebanyakan dari analgesik menurunkan suhu tubuh yang
meningkat, sehingga mempunyai antipiretik,. Beberapa analges ik
seperti aspirin, mempunyai efek anti inflamasi dan juga efek anti
koagulan.
8) Analgesik Narkotik
Analgesik narkotik, disebut juga Agonis Narkotik, direspon untuk
mengatasi nyeri yang sedang sampai berat. Analgesik narkotik
bekerja terutama pada sistem saraf pusat, sedangkan analges ik
nonnarkotik bekerja pada sistem saraf tepi pada tempat reseptor
nyeri. Narkotik tidak hanya menekan rangsang nyeri tetapi juga
menekan pernapasan dan batuk dengan bekerja pada pusat
pernapasan dan batuk pada medulla di batang otak.
5) Pola Kebiasaan
yang dengan
kesehatan
6) Data Fokus
1) Data Subjektif
Data yang berasal dari ungakapan pasien ataupun keluarga
pasien seperti :
a) Pasien mengeluh nyeri, tidak bisa tidur.
b) Pasien cemas karena nyerinya tidak berkurang.
c) Pasien mengatakan merasa tidak nyaman dengan kondisinya.
2) Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
a) Observasi perilaku :
Pasien tampak gelisah, menangis keras, berteriak.
b) Observasi perubahan musculoskeletal :
Pasien tampak mengalami kekakuan otot seperti mengatupka n
tangan, menggertakan gigi, mengkontraksikan tungkai,
kekakuan tubuh.
c) Observasi perubahan kulit
: kemerahan,
d) Observasi jantung dan pernafasan :
Denyut jantung meningkat, tekanan darah, pernafasan
meningkat.
e) Perubahan sensoris :
Peka terhadap rangsangan
f) Perubahan proses berfikir :
Merasa bersalah, menganggap penyakitnya sebagai suatu
hukuman.
7) Analisa data
Analisa data adalah proses intelektual yaitu kegiatan mentabulas i,
menyelidiki, mengklasifikasi dan mengelompokan data serta
mengaitkannya untuk menentukan kesimpulan dalam bentuk diagnosa
keperawatan yang biasanya ditemukan data subyektif dan obyektif
(Carpenito,2017). Dalam analisa data mengandung tiga komponen
utama yaitu:
a) Problem atau (masalah), merupakan gambaran keadaan dimana
tindakan keperawatan dapat diberikan.
b) Etiologi (penyebab), keadaan ini menunjukan penyebab keadaan
atau masalah kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi
keperawatan.
c) Sign dan symptom (tanda dan gejala), adalah ciri, tanda atau
gejala yang merupakan suatu informasi yang diperlukan untuk
merumuskan suatu diagnosa keperawatan.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera (mis., fisiolo gis,
kimiawi, dan fisik) ditandai dengan mengeluh nyeri, tampak meringis,
bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur,
tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, menarik diri.
b. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskletal kronis,
kerusakan sistem saraf, penekanan saraf, infiltrasi tumor, kondisi
pasca trauma, gangguan fungsi metabolik ditandai dengan tampak
meringis, gelisah, mengeluh nyeri, merasa depresi (tertekan),
waspada, pola tidur berubah, anoreksia, berfokus pada diri sendiri.
c. Nyeri melahirkan berhubungan dengan serviks, pengeluaran janin
ditandai dengan mengeluh nyeri, perineum terasa tertekan, ekspresi
wajah meringis, berposisi meringankan nyeri, uterus teraba membulat,
mual, nafsu makan menurun, tekanan darah meningkat, frekuensi nadi
meningkat, pola tidur berubah.
C. Intervensi Keperawatan dan Rasionalisasi
- Memberikan
- Jelaskan penyebab,periode,
pengetahuan pada
dan pemicu nyeri
klien mengetahui rasa
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
nyeri
- Ajarkan teknik - Membantu klien agar
I. DATA DASAR
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.G
Usia : 48 Tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : SMP
Tn.G mengeluh nyeri seperti ditusuk tusuk pada bagian lutut kaki kiri
b) Keluhan utama
c) Kronologis keluhan :
a) Riwayat penyakit :
b) Riwayat imunisasi :
d) Riwayat kecelakaan :
Keterangan
: laki – laki
: perempuan
: perempuan meninggal
: pasien
Saat pengkajian :
Sebelum sakit :
pasien mengatakan sebelum sakit pasien makan dengan normal dan teratur
Saat pengkajian :
pasien m e n g a t a k a n m a k a n t i d a k t e r a t u r k a r e n a n y e r i y a n g
dirasakan
3. Pola eliminasi
a) BAB
Sebelum sakit :
Saat pengkajian :
b) BAK
Sebelum sakit :
Saat pengkajian :
Pasien mengatakan urine keluar dengan normal frekuensi 5- 6 kali sehari/
1000 cc sehari
5. Pola tidur dan istirahat (lama tidur, gangguan tidur, perasaan saat bangun tidur,
kualitas tidur)
Sebelum sakit :
Saat pengkajian :
Pasien mengatakan pola tidur tidak teratur karena nyeri yang dirasakan.
Sebelum sakit :
Saat pengkajian :
Pasien mengatakan tidak ada masalah pada panca indra
7. Pola persepsi diri (pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri)
Sebelum sakit :
Saat pengkajian :
Saat pengkajian :
Pasien mengakatakan tidak ada masalah dengan hubungan dengan anggota
keluarga maupun masyarakat sekitar2z
10. Pola managemen koping-stress (perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-
akhir ini):
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan ketika ada masalah pasien selalu bercerita pada
keluarganya
Saat pengkajian :
Pasien mengatakan jika sedang stress atau ada masalah pasien selalu
bercerita pada istrinya yang menemaninya di RS
11. Sistem nilai dan keyakinan (pandangan klien tentang agama, kegiatan
keagamaan, dll)
Sebelum sakit :
D. PENGKAJIAN FISIK
2. Gejala Kardinal :
3. Keadaan Fisik :
a) Kepala
c) Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada sekret, serta penciuman
berfungsi dengan normal
d) Telinga
e) Muka
g) Leher
h) Thorak Cor/jantung
i) Pulmo/paru-paru
k) Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
2) Ekstremitas bawah
3333 3333
3333 3333
l) Genetalia
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rontgen :
Hasil : Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Laboratorium :
Hasil :
Hematologi
5 DIFF
IG % H 1.3 %
NRBC % 0 %
IG # 0.25 10^3/ul
KIMIA DARAH
Elektrolit
SERELOGI
CRP H 120 Mg/L <5
LED 112
3. Lain – lain
F. TERAPI MEDIS
IVFD RL 20 tmp
( Penyusun )
A. Analisa Data
NO TANGGAL DATA PENYEBAB/ETIOLOGI MASALAH
1 25 Januari DS : Agen Pencedera fisik Nyeri Akut
2024 P -> Pasien mengeluh nyeri (Post Operasi)
dirasakan akibat pasca
operasi
Terputusnya kontuinitas
Q -> Pasien Menyatakan
jaringan
nyeri seperti ditusuk-tusuk
R -> Pasien mengatakan
Respon Nyeri
nyeri pada bagian lutut kiri
S -> Skala nyeri 3
T -> Pasien menyatakan Nyeri Akut
nyeri hilang timbul disaat
pasien menggerakan kaki
dan di saat melakukan
aktivitas.
DO :
Pasien tampak
meringis
Pasien tampak sulit
tidur
Pasien tampak
bersikap protektif
Frekuensi nadi pasien
meningkat
Lutut kai kiri pasien
tampak ada jahitan
post operasi.
TTV :
TD = 133/83 mmHg
N = 105 x / menit
S = 35,8 derajat C
RR = 20 x/ menit
SPO2 = 98%
DX. TERATASI
1 Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencendera fisik dibuktikan
dengan mengeluh nyeri, tampak
meringis, bersikap protektif,
gelisah, sulit tidur, frekuensi nadi
meningkat
C. RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
No. KRITERIA
HARI/TGL INTERVENSI RASIONAL
Dx
HASIL
Kamis, 1 Setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi 1. Mengetahui lokasi,
25/01/2024 keperawatan selama 2 x 24 jam lokasi, karakteristik, durasi,
diharapkan tingkat nyeri karakteristik, frekuensi, kualitas,
menurun dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun kualitas, 2. Mengetahui skala
dengan skala 2 intensitas nyeri nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala 3. Agar pasien bisa
3. Sikap protektif menurun nyeri mengurangi rasa nyeri
4. Gelisah menurun 3. Ajakan tekhnik dengan ajarkan pasien
5. Pola tidur membaik relaksasi atau tekhnik pernafasan
6. Frekuensi nadi normal pernafasan dalam dalam.
(L. 08066) mengurangi rasa 4. Agar pasien bisa
nyeri beristirahat dengan
4. Kontrol nyaman
lingkungan yang 5. Memberikan obat
memperbesar dengan mengurangi
rasa nyeri rasa nyeri pasien.
5. Kolaborasi
pemberian
analgetik (1.
08238)
D. PELAKSANAAN
TINDAKAN RESPON
HARI/TGL No. JAM TTD
Dx KEPERAWATN KLIEN
Kamis 1 08.00 Menanyakan ke pasien DS :
25/01/2024 lokasi nyeri yang P : Pasien mengatakan
dirasakan bagaimana nyeri nyeri saat bergerak
dirasakan Q : Pasien mengatakan
Menanyakan ke pasien nyeri seperti ditusuk-tusuk
berapa skala nyeri yang R = Pasien mengatakan
dirasakan dan disaat apa nyeri pada luka bekas
saja pasien merasakan operasi di bagian lutut
nyeri timbul kaki kiri pasien
S = Skala nyeri 3
T = Nyeri hilang timbul
disaat pasien menggerakan
kaki dan melukakan
aktivitas
DO :
Pasien Tidak
meringis
Pasien tampak
bersikap protektif
(waspada)
Pasien tampak
gelisah
TTV :
TD = 133/83mmHg
N = 105 x / menit
S = 35,8 derajat C
RR = 20 x / menit
SPO2 = 98%
Do :
Do :
Ds :
Pasien mengatakan
bersedia untuk
mengonsumsi obat yang
telah diberikan dari pihak
rumah sakit
Do :
E. EVALUASI
NO HARI/TGL No. Dx JAM EVALUASI TTD
1 Jumat 1 14.00 S:
26/01/2024 P = Pasien mengatakan nyeri sudah mulai
berkurang yang awalnya berskala 5 menjadi di
skala 3
Q = Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan
seperti ditusuk-tusuk sudah sedikit berkurang
R = Pasien mengatakan nyeri di bagian
ekstremitas bawah kiri sudah sedikit
berkurang
S = Skala nyeri masih di 3
T = Nyeri hilang timbul disaat bergerak masih
dirasakan
O:
Pasien tampak masih meringis
Pasien tampak masih bersikap protektif
TTV
TD = 146/88 mmHg
N = 88 x / menit
S = 35,7 derajat C
RR = 22 x/ menit
SPO2 = 98 %
Syukri, M. (2019). Efektivitas Terapi Hinosis Lima Jari Terhadap Ansietas Klien
Hipertensi Di Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2017. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 19(2), 353.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i2.678
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi Indicator Diagnostic. Jakarta Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI
Wicaksono, M. S., & Arum Pratiwi, S. K. (2017). Teknik distraksi sebagai strategi
menurunkan kekambuhan halusinasi (Doctoral dissertation, Universita s
Muhammadiyah Surakart