DI INSTALASI DIALISIS
Oleh :
EMILIYA DWI ARISMA
NIM : 2230015
2023
LAMPIRAN PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan masalah Keperawatan Nyeri
di RS WAVA HUSADA, yang dilakukan Oleh:
Nama : Emiliya Dwi Arisma
NIM : 2230015
Prodi : PROFESI NERS
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Program Keperawatan
Pendidikan Profesi Ners yang dilaksanakan pada tanggal 06 - 23 Maret 2023 yang telah
disetujui dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Kepanjen,
Mengetahui,
(.............................................) (...........................................)
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri
Nyeri adalah suatu keadaan yang memengaruhi seseorang yang keberadaannya
diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
Nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang
dirusak, dan menyebabkan individu tersebut beraksi untuk menghilangkan rasa rangsangan.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala/lingkungan, hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan/mengevaluasi nyeri yang dialaminya.
Menurut (Sa’diyah, 2015) nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak
menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada
setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, hanya orang tersebutlah yang
dapat menjelaskan atau mengevaluasi nyeri yang dialaminya.
2. Klasifikasi Nyeri
b) Steady pain: yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu
yang lama
c) Paroxymal Pain: yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali
nyeri tersebut menetap kurang lebih 10-15 menit, lalu menghilang kemudian
lagi timbul lagi.
a) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari kurang 3
bulan.
b) Nyeri Kronis
a) Pheripenal Pain
Mrupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh. Nyeri
inintermasuk nyeri pada kulit dan permukan kulit.
b) Deep Pain
Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam
(nyeri somatik) atau pada organ tubuh visceral.
c) Reffered Pain
Merupakan nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh di
daerah yang berbeda bukan dari daerah asalnya.
d) Central Pain
Merupakan nyeri yang didahului atai disebabkan oleh lesi atau disfungsi
primer pada sistem saraf pusat
3. Etiologi
Faktor -faktor yang mempengaruhi nyeri
a. Arti Nyeri
Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri
merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak , dan lain-lain.
b. Persepsi Nyeri
Persepsi nyeri merupakan interpretasi pengalaman nyeri dimulai saat pertama pasien
sadari adanya nyeri
c. Toleransi Nyeri
Toleransi nyeri adalah toleransi seseorang yang berhubungan dengan intensitas nyeri
dimana individu dapat merespon nyeri lebih baik atau sebaliknya
d. Ambang Nyeri
Ambang nyeri adalah intensitas rangsangan terkecil yang akan menimbulkan
rangsangan nyeri, suatu batas kemampuan seseorang untuk mau beradaptasi serta
berespons terhadap nyeri.
e. Lingkungan
Lingkungan yang ramai, dingin, panas, lembap meningkatkan intensitas nyeri individu
f. Usia
Makin dewasa seseorang maka semakin dapat mentoleransi nyeri
g. Kebudayaan
Norma / aturan dapat menumbuhkan perilaku seseorang dalam memandang dan
berasumsi terhadap nyeri yang dirasakan
h. Kepercayaan
Ada keyakinan yang memandang bahwa nyeri merupakan suatu penyucian atau
pembersihan dan hukuman atas dosa mereka terhadap Tuhan.
i. Kecemasan dan Stress
Keadaan individu yang cemas dan stress dapat menghambat keluarnya endokrin yang
berfungsi menurunkan presepsi nyeri.
a. Mekanis
1) Trauma jaringan tubuh → Kerusakan jaringan, iritasi langsung pada
reseptor nyeri, peradangan
2) Perubahan dalam jaringan → oedem yang merangsang reseptor nyeri
3) Sumbatan pada saluran tubuh → distensi lumen saluran
4) Kejang otot → Rangsangan pada reseptor nyeri
5) Tumor → iritasi pada ujung – ujung saraf
b. Thermis
1) Panas/dingin yang berlebihan
c. Kimia
1) Iskemia jaringan
2) Kejang otot Sekunder
4. Faktor yang Mempengaruhi Respon Nyeri
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi respon terhadap nyeri diantaranya
yaitu usi, jenis kelamin, etnis, budaya
a. Usia
Pasien dewasa memiliki respon yang berbeda terhadap nyeri dibansingkan
pada lansia. Cara menafsirkan nyeri ada dua. Pertama, rasa sakit adalah
normal dari proses penuaan. Kedua sebagai tanda penuaan. Usia sebagai faktor
penting dalam pemberian obat. Perubahan metabolik pada orang yang lebih
tua mempengaruhi respon terhadap analgesik opioid.
b. Jenis kelamin
Longan dan Rose (20004) telah melakukan penelitian terhadap sampel 1001
pasien untuk mengetahui perbedaan respon nyeri antara laki-laki dan
perempuan. Hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dalam merespon nyeri yaitu perempuan mempunyai respon nyeri
lebih baik dari laki-laki
c. Etnis
Bahwa orang kulit hitam memiliki level nyeri yang lebih tinggi untuk migrain,
nyeri pasca operasi, nyeri myofasial, dan nyeri kronik non kanker. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor etnik memiliki hubungan langsung terhadao aspek
sensivitas nyeri dan pelaporanya
d. Pendidikan
Tingkat pendidikan mempunya hubungan negatif dengan persepsi nyeri,
semakin rendah pendidikan menyebabkan peningkatan intensitas nyeri dan
disabilitas akibat nyeri. Hal tersebut berhubungan dengan strategi coping,
yaitu konsekuensi masing-masing individu untuk menilai suatu keadaan
e. Budaya
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon
terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa
nyeri adalah akibat yang harus ditemui karena mereka melakukan kesalahan
jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri
5. Patofisologi Nyeri
1. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana jaringan
tubuh yg cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory
Kerusakan sel
Medula Spinalis
Persepsi nyeri
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : sangat nyeri, tetapi masih bias dikontrol
10 : sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol
2) Visual Analog Scale
Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus , tanpa angka. Bisa bebas
mengekspresikan nyeri ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit tak
tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri yang sedang.
3) Skala Wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda , menampilkan
wajah bahagia hingga wajah sedih, juga digunakan untuk
"mengekspresikan" rasa nyeri. Skala ini dapat dipergunakan mulai anak
usia 3 (tiga) tahun.
c. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum,
eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu,
rasa aman dan nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas,
pengetahuan, rekreasi dan ibadah.
d. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit,
turgor kulit, dan kebersihan diri.
Gejala Kardinal
Gejala cardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
1) Inspeksi : kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum,
keadekuatan sirkulasi sitemik, pola pernapasan, gerakan dinding dada.
2) Palpasi : daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan jaringan
payudara, sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna, dan
pengisian kapiler.
3) Perkusi : mengetahui cairan abnormal, udara di paru-paru, atau kerja
diafragma.
4) Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan,
atau suara napas tambahan
2. Diagnosa keperawatan
SDKI : Nyeri Akut (D.0077)
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
Penyebab :
1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis. Absen, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Mengeluh nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindar nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
SDKI : Nyeri Kronis (D.0078)
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3 bulan
Penyebab :
1. Kondisi muskuloskeletal kronis
2. Kerusakan sistem saraf
3. Penekanan saraf
4. Infiltrasi tumor
5. Ketidakseimbangan neurotransmitter, neuromodulator, dan reseptor
6. Gangguan imunitas (mis. Neuropati terkait HIC, virus varicella-zoster)
7. Gangguan fungsi metabolik
8. Riwayat posisi kerja statis
9. Peningkatan indeks masaa tubuh
10. Kondisi pasca trauma
11. Tekanan emosional
12. Riwayat penganiayaan (mis. Fisik, psikologis, seksual)
13. Riwayat penggunaan obat/zat
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Mengeluh nyeri
2. Merasa deprei (tertekan)
Objektif
1. Tampak meringis
2. Gelisah
3. Tidak mampu menuntaskan aktivitas
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Merasa takut mengalami cedera berulang
Objektif
1. Bersikap protektif (mis. Posisi menghindari nyeri)
2. Waspada
3. Pola tidur berubah
4. Anoreksia
5. Fokus menyempit
6. Berfokus pada diri sendiri
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Alimul. (2015). Pemeriksaan Fisik pada Pasien dengan Kebutuhan Nutrisi. Sekolah Tinggi
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta: