Anda di halaman 1dari 8

 Menguasai metode bantuan hidup  Bantuan hidup dasar merupakan

dasar (BHD) di rumah sakit. keterampilan dalam tindakan


 Menguasai sanitasi di rumah sakit. pertolongan awal yang mengacu pada
 Menguasai infection control di mempertahankan jalan napas,
rumah sakit. mendukung napas dan sirkulasi.
 Menguasai K3 di rumah sakit. Keterampilan ini harus dimiliki setiap
 Menguasai disaster management di orang untuk mengurangi dampak buruk
rumah sakit. atau keparahan gejala sisa pasien henti
jantung.
 Sanitasi rumah sakit adalah upaya
kesehatan lingkungan rumah sakit.
Sanitasi adalah suatu cara untuk
mencegah berjangkitnya suatu penyakit
menular dengan jalan memutuskan
mata rantai dari sumber
 penularan infeksi di rumah sakit bisa
terjadi diantara pasien, petugas
pelayanan kesehatan dan pengunjung
rumah sakit. Terlebih lagi prevalensi
penyakit infeksi dengan penularan yang
tinggi seperti Hepatitis, AIDS dll
semakin berkembang dan mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun
ketahun serta memiliki dampak yang
cukup fatal. Infection control
merupakan kegiatan untuk
meminimalisir kemungkinan terjadinya
infeksi yang terjadi di rs dengan cara
menerapkan protol kesehatan di rumah
sakit tersebut
 K3 pake apd
 Belum tau
 Mengetahui tahap-tahap pemilihan  Pemilihan adalah kegiatan untuk
perbekalan farmasi di RS serta menetapkan jenis Sediaan Farmasi,
memahami pertimbangan dalam Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
pemilihan perbekalan farmasi di RS Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai ini berdasarkan: formularium
dan standar pengobatan/pedoman
diagnosa dan terapi, standar Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang telah
ditetapkan, pola penyakit, efektifitas
dan keamanan, pengobatan berbasis
bukti, mutu, harga dan ketersediaan
di pasaran.
 Pemilihan menggunakan metode ABC ,
VEN dan campuran.
 Menguasai metode perencanaaan  Perencanaan kebutuhan merupakan
perbekalan farmasi di RS meliputi kegiatan untuk menentukan jumlah dan
metode konsumsi, epidemiologi dan periode pengadaan Sediaan Farmasi,
kombinasi Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai sesuai dengan hasil kegiatan
pemilihan untuk menjamin terpenuhinya
kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat
waktu dan efisien. Perencanaan
dilakukan untuk menghindari
kekosongan Obat dengan menggunakan
metode yang tepat. Ada 3 metode yaitu
konsumsi, epidemiologi dan campuran.
Pedoman perencanaan harus
mempertimbangkan:
a. anggaran yang tersedia;
b. penetapan prioritas;
c. sisa persediaan;
d. data pemakaian periode yang lalu;
e. waktu tunggu pemesanan; dan
f. rencana pengembangan.
 Menguasai metode pengadaan  Pembelian adalah rangkaian proses
perbekalan farmasi di RS. Pengadaan pengadaan untuk mendapatkansediaan
meliputi pembelian, hibah/ dropping farmasi dan BMHP dari pemasok.
serta produksi sediaan farmasi di RS Ada 4 metode pada proses pembelian.
baik produksi steril maupun nonsteril a) Tender terbuka, berlaku untuk semua
distributor yang terdaftar, dan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan.
Pada penentuan harga metode ini lebih
menguntungkan. Untuk pelaksanaannya
memerlukan staf yang kuat, waktu yang
lama serta perhatian penuh.
b) Tender terbatas, sering disebutkan
lelang tertutup. Hanya dilakukan pada
distributor tertentu yang sudah terdaftar
dan memiliki riwayat yang baik.
c) Pembelian dengan tawar menawar,
dilakukan bila item tidak penting, tidak
banyak dan biasanya dilakukan
pendekatan langsung untuk item
tertentu.
d) Pembelian langsung, pembelian
jumlah kecil, perlu segera tersedia.
Harga tertentu, relatif agak lebih mahal.
 Produksi
Kriteria sediaan farmasi yang
diproduksi :
a. Sediaan farmasi dengan formula
khusus
b. Sediaan farmasi dengan mutu sesuai
standar dengan harga lebih murah
c. Sediaan farmasi yang memerlukan
pengemasan kembali
d. Sediaan farmasi yang tidak tersedia
di pasaran
e. Sediaan farmasi untuk penelitian
f. Sediaan farmasi yang harus selalu
dibuat baru
Jenis Sediaan farmasi yang diproduksi:
1) Produksi steril
Produksi steril meliputi pembuatan
sediaan steril (contoh: gauze/tulle)
dan pengemasan kembali sediaan steril.
2) Produksi non steril
Produksi non steril terdiri dari
pembuatan puyer, pembuatan sirup,
pembuatan salep, pembuatan kapsul,
pengemasan kembali, dan pengenceran.
Persyaratan teknis produksi non steril
meliputi ruangan khusus untuk
pembuatan, peralatan peracikan dan
pengemasan serta petugas yang terlatih
(a) Pembuatan sirup
Sirup yang umum dibuat di rumah
sakit: kloralhidrat, omeprazole,
mineral mix
(b) Pembuatan salep
Salep luka bakar
(c) Pengemasan kembali
Alkohol, H2O2, Povidon iodin,
klorheksidin
(d) Pengenceran
Antiseptik dan disinfektan
 Hibah
Pada proses pengadaan ada 3 elemen
penting yang harus diperhatikan :
1. Pengadaan yang dipilih, bila tidak
teliti dapat menjadikan ”biaya tinggi“
2. Penyusunan dan persyaratan kontrak
kerja (harga kontrak = visible cost +
hidden cost ), sangat penting untuk
menjaga agar pelaksanaan pengadaan
terjamin mutu (misalnya persyaratan
masa kedaluwarsa,
sertifikat analisa/standar mutu, harus
mempunyai Material Safety Data Sheet
(MSDS) , untuk bahan berbahaya,
khusus untuk alat kesehatan harus
mempunyai certificate of origin ),
waktu dan kelancaran bagi
semua pihak, dan lain-lain.
3. Order pemesanan agar barang dapat
sesuai jenis, waktu dan tempat
 Menguasai prinsip dan prosedur  Penerimaan merupakan kegiatan untuk
penerimaan perbekalan farmasi di menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi,
rumah sakit jumlah, mutu, waktu penyerahan dan
harga yang tertera dalam kontrak atau
surat pesanan dengan kondisi fisik yang
diterima.
 Menguasai prinsip dan prosedur  Obat High Alert adalah obat yang harus
penyimpanan sediaan farmasi di rumah diwaspadai karena berdampak serius
sakit (penyimpanan obat high alert, pada keselamatan pasien jika terjadi
LASA, multiple strength, obat kesalahan dalam penggunaannya. Obat
emergency obat berdasarkan golongan, berisiko tinggi disimpan di tempat
dan penyimpanan sediaan lainnya). terpisah dan diberi label “High Alert ”.
Untuk obat sitostatika penandaan dapat
diberikan tanda/label sesuai standar
internasional dan tidak perlu diberikan
lagi tanda/label high alert
 Penyimpanan obat LASA/NORUM
tidak saling berdekatan dan diberi label
khusus sehingga petugas dapat lebih
mewaspadai adanya obat
LASA/NORUM. Disarankan dalam
penulisan menggunakan Tall Man
Lettering untuk nama obat yang
bunyi/ejaannya mirip.
 Pengelolaan Obat emergensi harus
menjamin:
a. jumlah dan jenis Obat sesuai dengan
daftar Obat emergensi yang telah
ditetapkan;
b. tidak boleh bercampur dengan
persediaan Obat untuk kebutuhan lain;
c. bila dipakai untuk keperluan emergensi
harus segera diganti;
d. dicek secara berkala apakah ada yang
kadaluwarsa; dan
e. dilarang untuk dipinjam untuk
kebutuhan lain.

 Distribusi  Didtribusi merupakan metode untuk


meyalurkan sediaan farmasi dari tempat
penyimpanan kepada unit pelayanan /
pasien dengan menjamin mutu,
ketepatam jumlah dan ketepatan waktu.
Ada 2 metode distribusi di rs
1. Sentraliasi, semua distribusi terpusat
pada IFRs
2. Desentralisasi, distribusi dilakukan
oleh beberapa depo yang merupakan
cabang pelayanan di rumah sakit.

Sistem penyiapan obat


1) Persediaan di Ruang Rawat (Floor
Stock)
Penyiapan obat berdasarkan sistem
persediaan di ruang rawat (floor stock )
adalah penyiapan obat yang dilakukan
oleh perawat berdasarkan
resep/instruksi pengobatan yang ditulis
oleh dokter. Metode ini hanya
diperbolehkan untuk memenuhi
kebutuhan dalam
keadaan darurat. Jenis dan jumlah
sediaan farmasi dan BMHP yang dapat
dijadikan floor stock ditetapkan oleh
Tim Farmasi dan Terapi
2) Resep Perorangan (Individu)
Penyiapan sediaan farmasi dan BMHP
berdasarkan sistem resep perorangan
(individu) adalah penyiapan sediaan
farmasi dan BMHP sesuai
resep/instruksi pengobatan yang ditulis
dokter baik secara manual maupun
elektronik untuk tiap pasien dalam satu
periode pengobatan. Metode penyiapan
secara
resep perorangan digunakan untuk
pasien rawat jalan
3) UDD
Penyiapan obat berdasarkan resep
perorangan dimana obat disiapkan
dalam satu kali dosis pemakaian.
Kekurangan lebih hemat biaya untuk
pasien kekurangannya SDM tidak
memadai. ODDD adalah penyiapan
obat berdasarkan resep perorangan
yang dimana obat disiiapkan untuk 1
hari pemakaian

 Mengetahui prinsip dan prosedur  Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan


untuk memastikan tercapainya sasaran yang
pengendalian perbekalan farmasi di diinginkan sesuai dengan strategi dan program
rumah sakit. melaksanakan inventory yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
control sesuai dengan tanggung jawab kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di
tenaga teknis kefarmasian di rumah rumah sakit.
sakit. Cara untuk mengendalikan
persediaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai adalah:
a. melakukan evaluasi persediaan
yang jarang digunakan (slow
moving);
b. melakukan evaluasi
persediaan yang tidak digunakan
dalam waktu tiga bulan berturut-
turut (death stock);
c. Stok opname yang dilakukan
secara periodik dan berkala.
 Mengetahui prinsip dan prosedur  Pemusnahan dilakukan untuk
pemusnahan perbekalan farmasi yang Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
sudah tidak layak pakai. dan Bahan Medis Habis Pakai
 Mengetahui prinsip dan prosedur bila:
penarikan sediaan farmasi. a. produk tidak memenuhi
persyaratan mutu;
b. telah kadaluwarsa;
c. tidak memenuhi syarat untuk
dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu
pengetahuan; dan/atau
d. dicabut izin edarnya.
Tahapan pemusnahan terdiri
dari:
a. membuat daftar Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang
akan dimusnahkan;
b. menyiapkan Berita Acara
Pemusnahan;
c. mengoordinasikan jadwal,
metode dan tempat pemusnahan
kepada pihak terkait;
d. menyiapkan tempat
pemusnahan; dan
e. melakukan pemusnahan
disesuaikan dengan jenis dan
bentuk sediaan serta peraturan
yang berlaku.
 Penarikan sediaan farmasi yang tidak
memenuhi standar/ketentuan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh
pemilik izin edar berdasarkan perintah
penarikan oleh BPOM (mandatory
recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela
oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada
Kepala BPOM.
 Mengetahui prinsip dan prosedur  Pencatatan dan pelaporan terhadap
pencatatan terkait perbekalan farmasi kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi,
di rumah sakit. Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
 Mengetahui jenis-jenis laporan terkait Pakai yang meliputi perencanaan
perbekalan farmasi di rumah sakit kebutuhan, pengadaan, penerimaan,
pendistribusian, pengendalian persediaan,
pengembalian, pemusnahan dan
penarikan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai. Pencatatan merupakan suatu kegiatan
yang bertujuan untuk memonitor transaksi
sediaan farmasi dan BMHP yang keluar dan
masuk di lingkungan
 IFRS. Pelaporan adalah kumpulan catatan dan
pendataan kegiatan administrasi sediaan
farmasi dan BMHP, tenaga dan perlengkapan
kesehatan yang disajikan kepada pihak yang
berkepentingan. Jenis laporan yang wajib
dibuat oleh IFRS meliputi laporan penggunaan
psikotropika dan narkotik serta laporan
pelayanan kefarmasian.
 Menguasai konsep dan prinsip
“Patient safety”

 Mampu membantu melakukan  Rekonsiliasi adalah kegiatan untuk


pengumpulan, pengklasifikasian, dan membandingkan antara instruksi dari
pendokumentasian informasi obat dengan obat yang diberikan oleh
kefarmasian untuk kepentingan dokter yang tujuanya untuk mencegah
pelayanan farmasi klinis seperti: medication eror. Tahap-tahapnya,
rekonsiliasi, MESO, EPO, dan PTO pengumpulan data, komparasi,
di rumah sakit atas supervisi apoteker. konfirmasi ke dokter dan komunikasi ke
pasien
 MESO adalah merupakan kegiatan
pemantauan setiap respon terhadap Obat
yang tidak dikehendaki, yang terjadi pada
dosis lazim yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosa dan terapi. Tujuanya
meminimalkan resiko dan mencegahnya
terulang terjadinya reaksi obat yang tidak
diinginkan
 PTO merupakan kegiatan untuk
memastikan pasien mendapatkan terapi
yang aman, efektif dan rasional
 EPO adalah program evaluasi
penggunaan Obat yang terstruktur dan
berkesinambungan secara kualitatif dan
kuantitatif.tujuanya adalah mengevaluasi
penggunaan obat baik secara kualitatif
dan kuantitatif serta meberikan usulan
untuk perbaikan dalam pengobatan

Anda mungkin juga menyukai