Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

CORONA VIRUS

Disusun oleh:

LIYA UMMU KULSUM

MTS NEGERI 4 KUNINGAN


2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan kelapangan waktu bagi penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada selaku


supervisor yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian makalah ini.

Judul makalah ini ialah mengenai Corona virus. Adapun tujuan penulisan
makalah ini ialah untuk memberikan informasi mengenai berbagai hal yang
berhubungan dengan corona virus hingga penerapannya di dalam klinis. Dengan
demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan
kesehatan secara optimal.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis dengan senang hati akan menerima segala bentuk kritikan yang
bersifat membangun dan saran-saran yang akhirnya dapat memberikan manfaat
bagi makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Kuningan, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3

1. Definisi............................................................................................................. 3

2. Epidemiologi.................................................................................................... 3

3. Morfologi......................................................................................................... 3

4. Klasfikasi......................................................................................................... 3

5. Replikasi.......................................................................................................... 4

6. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)................................................. 5

7. Pengobatan....................................................................................................... 9

8. Novel Corona VIrus......................................................................................... 10

BAB III. PENUTUP........................................................................................... 15

3.1. Kesimpulan................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Coronavirus berasal dari bahasa Yunani κορών yang berarti mahkota


(corona). Dilihat di bawah mikroskop elektron, mahkota terlihat seperti tancapan
paku-paku yang terbuat dari S glikoprotein. Struktur inilah yang terikat pada sel
inang dan nantinya dapat menyebabkan virus dapat masuk ke dalam sel inang.
Corona Virus yang pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2002-2003 di sepanjang
benua Asia hingga Amerika telah merenggut banyak korban serta memberikan
perhatian penuh dari seluruh dunia terhadap kasus tersebut.
Tujuh kasus virus yang disebut novel coronavirus (NCoV) itu muncul di
wilayah Provinsi al-Ahsa, bagian timur Arab Saudi.Virus NCoV menyebabkan
pasien mengalami pneumonia dan kadang-kadang gagal ginjal. Virus ini berasal
dari keluarga yang sama dengan virus yang menyebabkan wabah Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) yang terjadi di Asia pada 2003.
Hingga saat ini belum terdapat pengobatan yang spesifiik untuk penyakit
yang disebabkan oleh Corona virus, tatalaksana yang diberikan masih dalam
bentuk supportif dan mencegah komplikasi lebih lanjut dari infeksi sekunder.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

CORONAVIRUS
1.Definisi
Coronavirus berasal dari bahasa Yunani κορών yang berarti mahkota
(corona). Dilihat di bawah mikroskop elektron, mahkota terlihat seperti tancapan
paku-paku yang terbuat dari S glikoprotein. Struktur inilah yang terikat pada sel
inang dan nantinya dapat menyebabkan virus dapat masuk ke dalam sel inang.
Coronavirus merupakan virus RNA besar yang terselubung. Coronavirus
merupakan virus RNA strand positif terbesar. Coronavirus menginfeksi manusia
dan hewan sebagai penyebab penyakit pernafasan dan saluran pencernaan.
Coronavirus pada manusia menyebabkan batuk pilek dan telah dikaitkan dengan
gastroenteritis pada bayi. Coronavirus pada hewan yang lebih rendah
menimbulkan infeksi menetap pada inang alamiahnya. Virus manusia sukar untuk
dibiakkan dan karena itu dicirikan dengan buruk.
Tipe baru dari coronavirus telah diidentifikasi sebagai penyebab penyakit
gawat yang disebut SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). SARS
coronavirus (SARS Co-V)secara resmi telah dideklarasikan oleh WHO sebagai
agen causative penyebab SARS. SARS-CoV mempunyai patogenesis yang unik
sebab mereka menyebabkan infeksi pernafasan paa bagian atas dan bawah
sekaligus serta dapat menyebabkan gastroenteritis.

2. Epidemiologi
Pada November 2002, terjadi epidemic yang tidak biasa pneumonia berat yang
tidak diketahui asalnya di Provinsi Guangdong di selatan Cina tercatat. Ada
tingginya tingkat penularan pada petugas kesehatan (petugas kesehatan). Beberapa
pasien positif untuk SARS-COV di aspirasi nasofaring (NPA), sedangkan 87%
pasien memiliki antibodi positif terhadap SARS-COV di sera sembuh mereka.
Analisis genetik menunjukkan bahwa isolat SARS-COV dari Guangzhou
memiliki asal yang sama seperti di negara-negara lain, dengan jalur filogenetik
yang cocok penyebaran SARS ke bagian lain dari dunia.

The 2002-2003 wabah SARS terutama dipengaruhi Cina daratan, Hong Kong,
Singapura, dan Taiwan. Di Kanada, wabah signifikan terjadi di daerah sekitar
Toronto, Ontario. Di Amerika Serikat, 8 orang dikontrak dikonfirmasi
laboratorium SARS. Semua pasien telah melakukan perjalanan ke daerah-daerah
di mana aktif SARS-COV transmisi telah didokumentasikan. SARS diduga
ditularkan terutama melalui orang-ke-orang kontak, melalui transmisi droplet.
Sebagian besar kasus melibatkan orang-orang yang tinggal dengan atau merawat
seseorang dengan SARS atau yang memiliki paparan sekresi terkontaminasi dari
pasien dengan SARS . Beberapa pasien yang terkena mungkin telah memperoleh
infeksi SARS-COV setelah kulit, sistem pernapasan mereka, atau selaput lendir
datang ke dalam kontak dengan tetesan menular didorong ke udara oleh batuk
atau bersin penderita SARS. pipa cadangan limbah, dan sistem ventilasi yang
rusak yang mungkin bertanggung jawab atas wabah SARS parah di Kebun Amoy
kompleks perumahan di Hong Kong. Transmisi mungkin terjadi dalam kompleks
melalui udara, virus-sarat aerosol.
Jumlah seluruh dunia kasus SARS dari wabah asli (November 2002 sampai 31
Juli 2003) mencapai lebih dari 8000 orang, termasuk 1.706 petugas kesehatan.
Dari kasus tersebut, 774 menyebabkan kematian, dengan rasio kematian kasus
kematian 9,6%, dan 7295 pemulihan. Sebagian besar kasus ini terjadi di Cina
daratan (5327 kasus, 349 kematian), Hong Kong (1755 kasus, 299 kematian),
dengan Taiwan (346 kasus, 37 kematian), dan Singapura (238 kasus, 33
kematian).
Di Amerika Utara, ada 251 kasus, dengan 43 mengakibatkan kematian (semua di
Kanada) peta di bawah ini menunjukkan distribusi di seluruh dunia kasus SARS
selama wabah 2002-03.

3.Morfologi
Struktur dan komposisi
Koronavirus merupakan partikel berselubung, berukuran 80-160 nm yang
mengandung genom tak bersegmen dari RNA beruntai tunggal (27-30 kb; BM 5-

6x106), genom terbesar di antara virus RNA. Nukleokapsid heliks berdiameter 9-


11 nm. Terdapat tonjolan berbentuk gada atau daun bunga dengan panjang 20 nm
yang berjarak lebar pada permukaan luar selubung, menyerupai korona matahari.
Protein struktural virus meliputi protein nukleokapsid terfosforilasi 50-60K,
glikoprotein 20-30K (E1) yang bertindak sebagai protein matriks yang tertanam
dalam lapisan ganda lipid selubung dan berinteraksi dengan nukleokapsid, dan
glikoprotein E2 (180-200K) yang membentuk peplomer berbentuk daun bunga.
Beberapa virus mengandung glikoprotein ketiga (E3; 120-140K) yang
menyebabkan hemaglutinasi dan mempunyai aktivitas asetilesterase.

Genom
RNA beruntai tunggal linear tak bersegmen, protein stuktural virus meliputi
protein nukleokapsid terfosforilasi dan mengandung dua glikoprotein (bertindak
sebagai protein matriks yang teranam dalam lapisan ganda lipid selubung dan
berinteraksi dengan nukleokapsid), dan satu fosfoprotein terselubung serta
mengandung duri besar / daun bunga yang menyebabkan hemaglutirasi dan
mempunyai aktivitas asetil esterase.
Protein
Protein yang terdapat dalam coronavirus berupa S (spike) protein (150k), HE
protein (65kD), M (membran) protein, E (envelope) protein (9-12kD), dan N
(nucleocapsid) protein (60kD).

S (spike) protein (150k)

S protein dapat mengikat asam salisilat (9-O-acetyl neuraminic acid) pada


permukaan membrane sel inang dimana hal ini memberi kemampuan virus untuk
hemagglutinasi. Antibodi yang melawan S protein dinetralisasi.

HE protein (65kD)
Hanya terdapat pada coronavirus yang mempunyai protein hemagglutinin-
esterase. Bentuk protein ini juga seperti paku (lebih kecil dari S protein) pada
permukaan virus. Protein ini juga dapat mengikat asam salisilat. Aktivitas esterase
dari HE protein dapat memecah asam salisilat dari rantai gula, yang dapa
membantu virus untuk masuk dalam sel inang dan bereplikasi. Antibodi yang
melawan HE protein juga akan dinetralisasi oleh virus.

M (membran) protein

Protein ini membantu perlekatan nukleokapsid ke membran dari struktur internal


seperti Badan Golgi dan tidak ditemukan pada membran plasma sel.

E (envelope) protein (9-12kD)

Protein kecil ini juga terdapat pada membran virus. Pada sel yang terinfeksi,
protein ini ditemukan di sekitar nucleus dan permukaan sel.

N (nucleocapsid) protein (60kD)

Nukleokapsid protein mengikat genom RNA didahului dengan beberapa


rangkaian dan menuju M protein pada permukaan dalam membrane virus. N
protein merupakan protein terfosforilasi. Tidak seperti virus RNA lain,
coronavirus tidak bergabung dengan RNA polymerase dalam partikel virus.
Polymerase dibuat setelah infeksi dengan menggunakan genom RNA positif
sebagai mRNA.

4. Klasifikasi
Ordo Nidovirales
Familia Coronaviridae
Genus Coronavirus
Coronavirus penyebab SARS terletak pada Group IV ((+)ssRNA)
Tampaknya terdapat dua kelompok antigenik koronavirus manusia, yang diwakili
oleh strain 229E dan OC43.

5. Replikasi
Replikasi dari koronavirus dimulai saat ia mengambil tempat dalam
sitoplasma. Koronavirus melekat pada reseptor sel sasaran melalui duri
glikoprotein pada selubung virus (melalui E2 atau E3). Koronavirus manusia dan
tikus memakai reseptor yang tidak saling berhubungan. Reseptor untuk
koronavirus manusia adalah N aminopeptidase, sedangkan isoform majemuk dari
antigen karsinoembrionik yang berkaitan dengan famili glikoprotein, bertindak
sebagai reseptor untuk koronavirus tikus. Kemudian partikel diinternalisasi,
kemungkinan melalui endositosis absorptif. Glikoprotein E2 dapat menyebabkan
penyatuan selubung virus dengan selaput sel.
Peristiwa pertama setelah pelepasan selubung adalah sintesis polimerase
RNA yang bergantung pada RNA spesifik virus yang merekam RNA
komplementer (untai-minus) dengan panjang penuh. Hal ini bertindak sebagai
cetakan untuk suatu set kumpulan dari 5-7 mRNA subgenomik. Dengan
diterjemahkannya masing-masing mRNA subgenomik ke dalam polipeptida
tunggal, prekursor poliprotein tidak lazim pada infeksi koronavirus. Kemungkinan
RNA genomic menyandi suatu poliprotein besar yang diolah untuk menghasilkan
polymerase RNA virus.
Molekul RNA genomik yang baru disintesis dalam sitoplasma berinteraksi dengan
protein nukleokapsid membentuk nukleokapsid heliks. Nukleokapsid bertunas
melalui selaput retikulum endoplasmik kasar dan apparatus Golgi pada daerah
yang mengandung glikoprotein virus. Virus matang kemudian dibawa dalam
vesikel ke bagian tepi sel cuntuk keluar atau menunggu hingga sel mati untuk
dilepaskan. Virion tidak dibentuk melalui pertunasan pada selaput plasma.
Sejumlah besar partikel dapat terlihat pada permukaan luar sel yang terinfeksi dan
kemungkinan diadsorbsi setelah virion dilepaskan. Beberapa koronavirus lebih
sering menimbulkan infeksi sel yang menetap daripada sitosidal.
Penyakit yang ditimbulkan
Penyakit pernafasan dan batuk pilek, infeksi Gastrointestinal akut, penyakit
Neurologik susunan syaraf pada hewan. Pada blog ini, akan lebih dibahas
mengenai SARS Coronavirus.
6. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
Gejala dari SARS
Mula-mula gejalanya mirip seperti flu dan bisa mencakup: demam, myalgia,
lethargy, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala nonspesifik
lainnya. Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di
atas 38 °C (100.4 °F). Sesak napas bisa terjadi kemudian.

Gejala tersebut biasanya muncul 2–10 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari
juga pernah dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul
antara 2–3 hari. Sekitar 10–20% kasus membutuhkan ventilasi mekanis.

Awalnya tanda jasmani tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Beberapa
pasien akan mengalami tachypnea dan crackle pada auscultation. Kemudian,
tachypnea dan lethargy kelihatan jelas.

Kemunculan SARS pada Sinar X di dada (CXR) bermacam-macam bentuknya.


Kemunculan patognomonic SARS tidak kelihatan tetapi biasanya dapat dirasakan
dengan munculnya lubang di beberapa bagian di paru-paru. Hasil CXR awalnya
mungkin lebih kelihatan. Jumlah sel darah putih dan platelet cenderung rendah.
Laporan awal mengindikasikan jumlah neutrophilia dan lymphopenia yang
cenderung relatif, disebut demikian karena angka total sel darah putih cenderung
rendah. Hasil laboaratorium lainnya seperti naiknya kadar lactat dehydrogenase,
creatinine kinase dan C-Reactive protein.

Penularan SARS
- melalui kontak langsung dengan penderita SARS
- melalui udara yang telah tercemar coronavirus

7.Pengobatan
Pengobatan infeksi corona virus hingga saat ini masih bergantung pada anti-
pyretic, supplemen oksigen dan bantuan ventilasi. Jika terdapat kasus SARS yang
mencurigakan, pasien harus diisolasi, lebih baik di ruangan yang bertekanan
negatif, disertai dengan kostum pengaman lengkap untuk segala kontak apapun
dengan pasien SARS. Pada awalnya akan digunakan steroid dan antiviral drug
ribavirin untuk pengobatan, namun tidak ada bukti yang mendukung terapi ini,
bahkan sekarang ini justru banyak yang mencurigai bahwa ribavirin tidak baik
bagi kesehatan. Ribavirin analog dengan nukleo
Ribavirin 400 mg tiap 8 jam (1200 mg sehari) dikonsumsi selama 3 hari (atau
sampai mencapai kondisi stabil) Lalu ribavirin 1200 mg 2 kali sehari(2400 mg
sehari)
Di China, obat dari tanaman tradisional telah digunakan secara teratur
dikombinasikandengan obat sintetik untuk mengobati SARS dan dipercaya
dapsecara efektif. Test in vitro menghasilkan pendapat bahwa interferon
diperbolehkan dan menjadi pilihan dalam pengobatan SARS. Oseltamivir phbitor
terhadap neuraminidase untuk pengobatan influenza A dan B. Obat ini juga sering
diresepkan bersama dengan obat-obat lain yang digunakan untuk pengobatan
SARS si China. Antibodi prevalensinya meningkat seiring dengan umur, dan
ditemukan lebih dari 90 % pada orang dewasa. Kebanyakan virus yang bagus,
namun dengan adanya reinfeksi sering diindikasikan keadalam lingkungan hidup
ini terdapat bermacam-macam jenis coronavirus. Jenis virus yang telah
menginfeksi manusia tidak akan menginfeksi hewan. Pada kebanyakan infeksi
pernafasan, coronavirus sering terjai karena adanya kontak antar manusia yang
semakin dekat. Kebanyakan kejangkitan terjadtiap beberapa tahun dengan siklus
hidup yang tergantung dari jenis coronavirus.
Gefektif digunakan untuk menyembuhkan para penderita SARS. sid, dimana
pemakaiannya ra intravena untuk paling • ri) secara oral n diko at bekerja
memperlihatkan interferon dapat melawan SARS Co-V, sehingga men osphate
(Tamiflu, Roche Laboratories Inc., USA)

8. Novel Corona Virus


Tujuh kasus virus yang disebut novel coronavirus (NCoV) itu muncul di wilayah
Provinsi al-Ahsa, bagian timur Arab Saudi.Virus NCoV menyebabkan pasien
mengalami pneumonia dan kadang-kadang gagal ginjal. Virus ini berasal dari
keluarga yang sama dengan virus yang menyebabkan wabah Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) yang terjadi di Asia pada 2003.
Selain itu Kementerian Kesehatan juga telah mengambil sampel darah mereka
untukmengetahui apakah mereka tertular.Namun Kementerian Kesehatan Arab
Saudi tidak merinci berapa jumlah orang yang menjalani pemeriksaan.Pada Maret
lalu Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah menerima laporan adanya
17 kasus NCoV di sejumlah negara, termasuk 11 kematian. Kasus-kasus ini antara
lain terdeteksi di Arab Saudi,Yordania, Jerman dan Inggris.Menurut WHO,
kematian terbaru akibat NCoV menimpa seorang lakilaki berusia 73 tahun dari
Uni Emirat Arab pada Maret 2013.Laporan-laporan menyebutkan sumber pasti
virus sejauh ini belum jelas. Teori yang berkembang menyebutkan virus
berasaldari hewan.
BAB III
KESIMPULAN
Coronavirus berasal dari bahasa Yunani κορών yang berarti mahkota
(corona). Dilihat di bawah mikroskop elektron, mahkota terlihat seperti tancapan
paku-paku yang terbuat dari S glikoprotein. Struktur inilah yang terikat pada sel
inang dan nantinya dapat menyebabkan virus dapat masuk ke dalam sel inang.
Corona Virus yang pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2002-2003 di sepanjang
benua Asia hingga Amerika telah merenggut banyak korban serta memberikan
perhatian penuh dari seluruh dunia terhadap kasus tersebut.
Tujuh kasus virus yang disebut novel coronavirus (NCoV) itu muncul di
wilayah Provinsi al-Ahsa, bagian timur Arab Saudi.Virus NCoV menyebabkan
pasien mengalami pneumonia dan kadang-kadang gagal ginjal. Virus ini berasal
dari keluarga yang sama dengan virus yang menyebabkan wabah Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) yang terjadi di Asia pada 2003.
DAFTAR PUSTAKA
1. Triverdi M., 2013. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) avavilbale from:
http://emedicine.medscape.com/article/237755-overview#a0156
2. BBC.2Mei2013.Availablefrom:
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/05/130502_arab_saudi_virus.sht
ml

Anda mungkin juga menyukai