NIM : 30518035
Soal
Jawaban :
2. Penerapan teknologi rekayasa genetika pada manusia pertama kali dilakukan pada
penderita...bagaiman caranya ?
Penerapan teknologi rekayasa genetika pada manusia pertama kali adalah pada penderita
diabetes mellitus atau kencing manis dengan cara menyambungkan gen yang
memproduksi insulin ke dalam DNA bakteri dalam bioteknologi modern Teknik Plasmid.
Atau pada penderita diabetes melitus atau kencing manis dengan cara membentuk insulin
buatan..dengan menyambungkan DNA plasmid E.coli dengan DNA pankreas
Rekayasa Genetika Dalam Proses Pembuatan Insulin Sebagai Salah Satu Terapi
Penyakit Diabetes Mellitus
1. Vektor, yaitu pembawa gen asing yang akan disisipkan, biasanya berupa plasmid,
yaitu lingkaran kecil AND yang terdapat pada bakteri. Plasmid diambil dari bakteri
dan disisipi dengan gen asing.
2. Bakteri, berperan dalam memperbanyak plasmid. Plasmid di dalam tubuh bakteri
akan mengalami replikasi atau memperbanyak diri, makin banyak plasmid yang
direplikasi makin banyak pula gen asing yang dicopy sehingga terjadi cloning gen.
3. Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim ini disebut
enzim endonuklease retriksi, enzim endonuklease retriksi yaitu enzim endonuklease
yang dapat memotong ADN pada posisi dengan urutan basa nitrogen tertentu.
Insulin pertama kali di ekstraksi dari jaringan pankreas anjing pada tahun 1921
oleh para ahli fisiologi asal kanada Sir Federick Glant Banting dan Charles Hebert Best
serta ahli fisiologi asal Inggris John James Richard Macleod. Seorang ahli boikimia
James Betram Collip kemudian memproduksi dengan tingkat kemurnian yang cukup
baik untuk digunakan sebagai obat pada manusia. Pada tahun 1965 insulin manusia telah
berhasil disintesis secara kimia. Insulin merupakan protein manusia pertama yang
disintesis secara kimia. Secara tradisional, insulin untuk pengobatan pada manusia
diisolasi dari pankreas sapi atau babi. Walaupun insulin hewan secara umum cukup
memuaskan tetapi untuk penggunaan pada manusia dapat menimbulkan dua masalah.
Pertama, adanya perbedaan kecil dalam asam amino penyusunnya yang dapat
menimbulkan efek samping berupa alergi pada beberapa penderita. Kedua, prosedur
pemurnian sulit dan cemaran berbahaya asal hewan tidak selalu dapat dihilangkan secara
sempurna. Pada tahun 1981 telah terjadi perbaikan secara berarti cara produksi insulin
melalui rekayasa genetika. Insulin yang diperoleh dengan cara ini mempunyai struktur
mirip dengan insulin manusia. Melalui teknologi DNA rekombinan, insulin diproduksi
menggunakan sel mikroba yang tidak patogen. Karena kedua hal tersebut di atas, insulin
hasil rekayasa genetika ini mempunyai efek samping yang relatif sangat rendah
dibandingkan dengan insulin yang diperoleh dari ekstrak pankreas hewan, tidak
menimbulkan efek alergi serta tidak mengandung kontaminan berbahaya. Pembuatan
insulin dari bahan berupa makhluk hidup menunjukkan tanda – tanda kekuasaan Allah
SWT sesuai firman Allah SWT dalam surat An Nahl ayat 5 yang artinya “Dan Dia telah
menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan
berbagai – bagai manfaat dan sebahagiannya kamu makan”
Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-sel β kelenjar
Langerhaens pankreas. Insulin berperan penting dalam regulasi kadar gula darah (kadar
gula darah dijaga 3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita
dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika kalenjar pankreas
mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh
membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau
dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen. Kekurangan insulin dapat menyebabkan
penyakit seperti diabetes mellitus tergantung insulin (diabetes tipe 1). Insulin terdiri dari
51 asam amino. Molekul insulin disusun oleh 2 rantai polipeptida A dan B yang
dihubungkan dengan ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B
terdiri dari 30 asam amino.
Produk hormon insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik rekayasa genetika
dengan teknologi Plasmid. Insulin adalah hormon yang berfungsi menurunkan kadar
gula dalam darah. Hormon ini sangat diperlukan oleh penderita diabetes mellitus karena
kelenjar pankreas penderita tidak mampu menghsilkan hormone tersebut. Hormon
insulin berfungsi untuk mengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen.
1. Tahap pertama dalam membuat bakteria yang bisa menghasilkan insulin adalah
dengan mengisolasi plasmid pada bakteri tersebut yang akan direkayasa. Plasmid
adalah materi genetik berupa DNA yang terdapat pada bakteria namun tidak
tergantung pada kromosom karena tidak berada di dalam kromosom.
2. Kemudian plasmid tersebut dipotong dengan menggunakan enzim di tempat tertentu
sebagai calon tempat gen baru yang nantinya dapat membuat insulin.
3. Gen yang dapat mengatur sekresi (pembuatan) insulin diambil dari kromosom yang
berasal dari sel manusia.
4. Gen yang telah dipotong dari kromosom sel manusia itu kemudian ‘direkatkan’ di
plasmid tadi tepatnya di tempat bolong yang tersedia setelah dipotong tadi.
5. Plasmid yang sudah disisipi gen manusia itu kemudian dimasukkan kembali ke dalam
bakteria.
6. Bakteria yang telah mengandung gen manusia itu selanjutnya berkembang biak dan
menghasilkan insulin yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan insulin dapat
diproduksi dalam jumlah yang tidak terbatas di pabrik-pabrik.
Insulin bervariasi dari satu organisme ke organisme lainnya, namun hal ini tidak
membedakan aktivitasnya. Pada mulanya sumber insulin untuk penggunaan klinis pada
manusia diperoleh dari pancreas sapi atau babi. Insulin yang diperoleh dari sumber –
sumber tersebut efektif bagi manusia karena indentik dengan insulin manusia. Insulin
pada manusia, babi, dan sapi mempunyai perbedaan dalam susunan asam aminonya, tapi
aktivitasnya tetap sama.
Insulin adalah suatu hormon yang secara alami dihasilkan oleh pulau pulau
langerhans pankreas. Insulin memungkinkan sel – sel tubuh mengabsorbsi glukosa dari
darah untuk digunakan sebagai sumber energy, diubah menjadi molekul lain yang
diperlukan, atau untuk disimpan. Insulin juga merupakan sinyal control untama konversi
glukosa menjadi glikogen untuk penyimpanan internal di hati dan sel otot. Bila jumlah
insulin yang tersedia tidak mencukupi, sel tidak merespon adanya insulin (tidak sensitif
atau resisten), atau bila insulin itu sendiri tidak diproduksi oleh sel – sel beta akibat
rusaknya sel –sel beta pada pancreas, maka glukosa tidak dapat dimanfaatkan oleh sel
tubuh ataupun disimpan dalam bentuk cadangan makanan dalam hati maupun sel otot.
Akibat yang terjadi adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah, penurunan sintesis
protein, dan gangguan proses – proses metabolisme dalam tubuh. Hormon ini bekerja
mengatur kadar glukosa dalam darah dengan cara mempermudah masuknya glukosa ke
dalam semua jaringan tubuh. Jika jumlah insulin yang diproduksi tidak memadai, kadar
glukosa dalam darah akan meningkat dan sebagai akibatnya glukosa akan di ekskresi
dalam urine. Defisiensi insulin dalam manusia menyebabkan penyakit genetik diabetes
mellitus jenis I atau disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Bila tidak
diobati penyakit ini akan membahayakan kehamilan, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Adanya insulin yang dapat membantu mengatur kadar glukosa darah
merupakan salah satu tanda kekuasaanNya. Hal ini tercantum dalam firman Allah surat
Al furqan ayat 2 yang artinya
“ yang kepunyaanNya lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai
anak, dan tidak ada sekutu bagi Nya dalam kekuasaan (Nya), dan dia telah menviptakan
segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran – ukurannya dengan serapi – rapinya.”
Pemberian injeksi insulin secara teratur dalam meningkatkan kadar insulin dalam
darah penderita dapat meminimumkan komplikasi. Pengobatan ini hanya mungkin
dilaksanakan bila insulin tersedia dalam jumlah besar dengan kemurnian dan mutu yang
baik. Pemberian insulin kepada penderita diabetes hanya bisa dilakukan dengan cara
suntikan, jika diberikan melalui oral insulin akan rusak didalam lambung. Setelah
disuntikan, insulin akan diserap kedalam aliran darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Disini
insulin akan bekerja menormalkan kadar gula darah (blood glucose) dan merubah glucose
menjadi energi. Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat
menyuntikkan insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan di daerah
perut dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah
rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah perut. Secara urutan, area proses
penyerapan paling cepat adalah dari perut, lengan atas dan paha. Insulin akan lebih cepat
diserap apabila daerah suntikkan digerak-gerakkan. Penyuntikkan insulin pada satu
daerah yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan. Penyuntikkan insulin selalu di
daerah yang sama dapat merangsang terjadinya perlemakan dan menyebabkan gangguan
penyerapan insulin. Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1inchi (+ 2,5cm) dari daerah
sebelumnya. Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru
pindah ke daerah yang lain. Kerja insulin dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor
di antaranya :
1. Dosis
Semakin tinggi dosisnya maka semakin cepat aksinya.
2. Tempat injeksi
Pada umumnya insulin diberikan dengan injeksi menembus kulit. Pada pemberian
intravena aksinya cepat, pad transdermal atau secara subkutan maka pada otot terjadi
degradasi insulin 20-25%. Makanya harus diperhitungkan untuk mendapatkan dosis
yang tepat. Kebanyakan insulin diinjeksikan pada perut (intrperional). Jarum untuk
injeksi insulin kecil sekali dan pendek (0,5-1 cm). Dapat juga menggunakan implant
pad dada yang dapat mensuplai insulin sedikit demi sedikit.
4. Aktivitas fisik
Semakin banyak aktivitas fisik yang kita lakukan maka kita perlu energi (dari
glukosa) yang semakin besar sehingga tidak perlu aksi insulin yang ekstra untuk
mengubah glukosa menjadi glikogen (insulin yang diperlukan semakin sedikit).
• Waktu kerja insulin (onset), yaitu waktu mulai timbulnya efek insulin sejak
disuntikan.
• Puncak kerja insulin, yaitu waktu tercapainya puncak kerja insulin.
• Lama kerja insulin (durasi), yaitu waktu dari timbulnya efek insulin sampai hilangnya
efek insulin.
1. Isolasi gen yang ingin kita sisipkan dengan cara memotong materi genetik tersebut.
Secara alami sel memiliki enzim pemotong yang disebut enzim restriksi. Enzim ini
dapat mengenali dan memotong tempat-tempat tertentu disepanjang rantai DNA.
Untuk menyambungnya kembali digunakan enzim ligase. Enzim restriksi
endonuklease yang berperan sebagai “gunting” untuk memotong DNA pada situs
spesifik. Setiap enzim restriksi mengenali urutan spesifik dan memotong hanya di
tempat-tempat tertentu dari urutan basa tersebut. Enzim restriksi memotong DNA
double strands dengan memutus ikatan kovalen di antara phosphat dari satu
deoksiribonukleotida dengan gula dari deoksiribonukleotida yang berbatasan
dengannya. Terdapat dua tipe hasil pemotongan, ujung rata (blunt end) dan ujung
kohesif (sticky end). Ujung rata (blunt end) dihasilkan ketika dua utas molekul
dipotong pada posisi yang sama, bagian akhirnya rata dan tidak ada nukleotida yang
tidak berpasangan. Ujung kohesif (sticky end) dihasilkan ketika setiap molekul DNA
dipotong pada posisi yang tidak sama sehingga salah satu utas (5’ atau 3’)
menggantung dengan beberapa nukleotida. Akhiran single strand yang tidak rata ini
dapat berpasangan secara spontan dengan basa pasangannya sehingga disebut “sticky”
(mudah lengket) atau kohesif.
2. Sambungkan materi genetik yang sudah dipilah tersebut kedalam plasmid sebagai
vektor. Faktor yang sangat berperan dalam proses ligasi ini adalah Enzim Ligase.
3. Pemasukan materi genetik yang telah disambung dengan plasmid kedalam vektor
bakteri dilakukan melalui pemanasan dalam larutan NaCl atau melalui elektroporasi.
Elektroporasi sendiri merupakan metode yang menggunakan kejutan listrik untuk
memperbesar pori-pori membran sel, sehingga dapat meningkatkan permeabilitas
membran. Efisiensi dari metode ini berbanding terbalik dengan peningkatan ukuran
plasmid. Selanjutnya, bakteri ini melakukan replikasi dengan cara membelah diri.
Melalui proses ini, diperoleh plasmid-plasmid hsil transplantasi gen (DNA
rekombinan). Adapun proses rekombinasi DNA dari pemotongan hingga
penggabungan seperti yang ditampilkan pada gambar berikut: