Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BIOTEKNOLOGI

REVIEW CONTOH PRODUK


PROTEIN REKOMBINAN

NAMA : Ummu Umayah


NPM : 1843050051

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
Buatlah review mengenai contoh produk hasil dari protein rekombinan
yang dimanfaatkan untuk penyembuhan suatu penyakit.
Jawaban :

Rekombinan DNA merupakan bidang ilmu pengetahuan yang hangat diperbincangkan yang
berhubungan dengan pembuatan organisme – mulai dari bakteri hingga kambing --
memproduksi protein yang biasanya tidak dihasilkan oleh suatu organisme. Penelitian di
bidang ini telah menghasilkan berbagai macam aplikasi dimana pada beberapa tahun yang
lalu masih belum memungkinkan. Penderita diabetes yang biasanya bergantung pada insulin
dari babi, dimana mirip dengan manusia tetapi tidak persis sama, sekarang dapat memiliki
insulin dari manusia yang pada saat ini telah dapat diproduksi oleh bakteri. Penderita
hemophilia dapat menggunakan faktor pembekuan yang telah diproduksi dalam susu
kambing. Sementara ilmu pengetahuan yang kompleks, dapat diuraikan ke dalam konsep
yang lebih sederhana.

Dalam rangka untuk memahami bagaimana protein rekombinan dibuat, sebelumnya kita
perlu memahami bagaimana semua protein dibentuk. DNA berada didalam inti sel, DNA
memegang semua petunjuk yang diperlukan untuk membentuk suatu organisme. Seiring
dengan itu rangkaian helai panjang dari DNA adalah suatu instruksi untuk terbentuknya
berbagai protein.

Struktur DNA
DNA adalah dasar genetik untuk semua makhluk hidup dan seluruh kehidupan pada
dasarnya mempunyai struktur DNA yang sama. Untai panjang dari DNA pada dasarnya
terdiri dari jutaan unit berulang yang disebut nukleotida. Setiap nukleotida memiliki tiga
bagian: gula, gugus fosfat dan basa nitrogen. Struktur akhir DNA adalah dua helai yang
terhubung di bagian tengah, mirip sebuah tangga atau tangga spiral. Masing-masing sisi
terdiri dari fosfat dan gula yang berulang-ulang terus dan penghubung diantaranya terdiri dari
dua basa nitrogen yang bergabung bersama-sama. Hanya ada empat basa nitrogen dan mereka
direpresentasikan dengan kode-kode TCAG. Sebuah DNA dari organisme merupakan jutaan
basa-basa panjang tetapi urutan dari Ts, Cs, As dan Gs yang membuat kita mempunyai
perbedaan satu dengan yang lainnya.

Struktur dan Fungsi protein DNA


Protein merupakan rangkaian rantai panjang dari asam amino sama seperti DNA yang juga
merupakan rantai panjang dari nukleotida. Terdapat 20 asam amino pada keberadaan protein
dan setiap organisme menggunakan 20 asam amino tersebut dalam kombinasi yang
berbeda-beda untuk membentuk setiap protein . Urutan asam amino ini sangat penting karena
urutan tersebut memberikan bentuk akhir dari protein. Menggunakan insulin babi, yang
memiliki struktur sedikit berbeda dengan insulin manusia, selalu berisiko karena beberapa
orang akan menolaknya. Namun, insulin rekombinan mempunyai urutan asam amino yang
persis sama seperti insulin manusia, kecuali yang dihasilkan oleh bakteri. Hanya karena
bakteri memiliki kode genetik didalamnya tidak berarti bahwa bakteri akan segera memulai
membuat suatu protein rekombinan. Para ilmuwan harus merekayasa bagian promotor untuk
melampirkan kode yang diinginkan sebelumnya dan kemudian mereka dapat
mengaktifkannya. Setelah semua ini ditambahkan ke dalam bakteri atau organisme lain,
sel-sel mulai membuat protein baru, karena urutan dari asam amino yang sama maka produk
protein akan 100% identik dengan sumbernya dank arena itu lebih aman untuk digunakan.

Pilihan Vektor
Dalam rangka untuk mengkloning gen yang diinginkan semua vector yang telah direkayasa
memiliki pilihan situs hilir restriksi unik dari urutan promotor transkripsi. Pilihan keluarga
vector diatur oleh host/inang nya. Setelah host telah dipilih, berbagai macam vector yang
berbeda dapat dipertimbangkan, dari ekspresi vector yang sederhana hingga vector yang
mengeluarkan/mensekresikan protein fusi. Namun, seperti untuk pemilihan dari system host
yang sesuai, pilihan terakhir dari vector harus mempertimbangkan persyaratan khusus dari
aplikasi dan tentu saja akan dipengaruhi oleh perilaku dari protein target. Salah satu faktor
kunci yang telah menyebabkan meningkatnya penggunaan vector protein fusi adalah
amplifikasi dari protein fusi yang berisi tag dengan ukuran yang telah diketahui dan fungsi
biologis sangat mudah untuk menyederhanakan isolasi, pemurnian dan selanjutnya deteksi.
Dalam beberapa kasus hasil protein juga dapat ditingkatkan. Pemeliharaan dan protokol
kloning sangat spesifik untuk setiap vector dan petunjuk yang diberikan oleh pemasok harus
diikuti dengan hati-hati.
APLIKASI
Rekombinan protein mempunyai peran besar dalam penciptaan bahan terapeutik yang dapat
memodifikasi dan memperbaiki kesalahan genetik, menghancurkan sel-sel kanker, mengobati
gangguan system kekebalan tubuh, dan masih banyak fungsi-fungsi lainnya. Sebagai contoh,
Erythropoietin, sebuah protein hormone yang diproduksi dengan teknologi rekombinan dapat
digunakan dalam merawat pasien dengan kekurangan/defisiensi eritrosit, yang merupakan
penyebab umum dari komplikasi ginjal.
Ada bidang medis yang disebut farmakologi rekombinan, dimana rekombinan protein
digunakan untuk memproduksi pengobatan DNA yang diturunkan seperti interleukins; yang
mengatur sel T, hormon pertumbuhan; digunakan untuk merangsang pertumbuhan,
eritropoietin; yang merangsang produksi sel darah merah dalam sumsum tulang, dan insulin;
digunakan untuk mengobati diabetes tipe 1. Protein rekombinan juga dapat digunakan di
laboratorium sains untuk penelitian stem cell dan penelitian kloning.
Protein Rekombinan di mulai dari pertama kali saat Insulin diproduksi oleh E. coli oleh
Herbert Boyer di San Fransisco Amerika dibawah perusahaan Genentech Inc 1978. Peristiwa
ini begitu mengagetkan dunia karena dengan keberhasilan produksi protein rekombinan
tersebut merubah sebagian besar peta industri di dunia. Bayangkan sebelum dapat diproduksi
oleh E. coli insulin didapatkan dengan cara membantai sekian ribu sapi dan babi, proses
penjagalannya pun harus khusus demi menjamin kualitas insulin yang akan disolasi dari
hewan ternak tersebut. Dengan keberhasilannya diproduksi pada E. coli maka ini akan
mengurangi biaya produksi Insulin menjadi jauh dibawah prediksi sebelumnya.
Escherichia coli adalah mikroorganisme yang paling terkait dengan berbagai bidang
bioteknologi karena bakteri inilah organisme pertama yang dipelajari secara lengkap baik dari
sisi metabolismenya, fisiologinya, regulasi genetikanya bahkan sampai sequence genomnya.
Bukan hanya karena kemudahannya untuk di manipulasi akibat lengkapnya informasi tentang
E.Coli melainkan juga karena kemudahannya untuk di kulturkan dan cepatnya proses
pertumbuhannya berlangsung dibandingkan dengan berbagai macam organisme yang lain.
Oleh karena itu E. Coli mendapatkan kehormatan menjadi organisme model yang cukup
penting dalam dunia protein rekombinan. Proses regulasi gen yang telah lengkap dipelajari
dan telah banyak dimanipulasi telah menyebabkan E. coli menjadi organisme model yang
paling banyak mempunyai variasi pilihan untuk dijadikan host dalam proses produksi protein
rekombinan

INSULIN REKOMBINAN
Para peneliti membuat insulin manusia rekombinan dengan struktur yang identik dengan
insulin manusia menggunakan vektor bakteri E. coli yang telah dilemahkan.
Sejak Banting dan Best menemukan hormon insulin pada tahun 1921, pasien diabetes
mellitus yang mengalami peningkatan kadar gula darah disebabkan gangguan produksi
insulin, telah diterapi dengan menggunakan insulin yang berasal dari kelenjar pankreas
hewan. Meskipun insulin sapi dan babi mirip dengan insulin manusia, namun komposisinya
sedikit berbeda. Akibatnya, sejumlah sistem kekebalan tubuh pasien menghasilkan antibodi
terhadap insulin babi dan sapi yang berusaha menetralkan dan mengakibatkan respon
inflamasi pada tempat injeksi. Selain itu efek samping dari insulin sapi dan babi ini adalah
kekhawatiran adanya komplikasi jangka panjang dari injeksi zat asing yang rutin.
Faktor-faktor ini menyebabkan peneliti mempertimbangkan untuk membuat Humulin dengan
memasukkan gen insulin ke dalam vektor yang cocok, yaitu sel bakteri E. coli, untuk
memproduksi insulin yang secara kimia identik dan dapat secara alami diproduksi. Hal ini
telah dicapai dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan.

Struktur insulin
Secara kimia, insulin adalah protein kecil sederhana yang terdiri dari 51 asam amino, 30 di
antaranya merupakan satu rantai polipeptida, dan 21 lainnya yang membentuk rantai kedua.
Kedua rantai dihubungkan oleh ikatan disulfida.

Kode genetik untuk insulin ditemukan dalam DNA di bagian atas lengan pendek dari
kromosom kesebelas yang berisi 153 basa nitrogen (63 dalam rantai A dan 90 dalam rantai
B). DNA yang membentuk kromosom, terdiri dari dua heliks terjalin yang dibentuk dari
rantai nukleotida, masing-masing terdiri dari gula deoksiribosa, fosfat dan nitrogen. Ada
empat basa nitrogen yang berbeda yaitu adenin, timin, sitosin dan guanin. Sintesis protein
tertentu seperti insulin ditentukan oleh urutan dasar tersebut yang diulang.

Proses produksi
Escherrichia coli (E. coli), penghuni saluran pencernaan manusia, adalah „pabrik‟ yang
digunakan dalam rekayasa genetika insulin. Ketika bakteri berreproduksi, gen insulin
direplikasi bersama dengan plasmid. E. coli seketika memproduksi enzim yang dengan cepat
mendegradasi protein asing seperti insulin. Hal tersebut dapat dicegah dengan cara
menggunakan E. coli strain mutan yang sedikit mengandung enzim ini. Pada E. coli,
Bgalaktosidase adalah enzim yang mengontrol transkripsi gen. Untuk membuat bakteri
memproduksi insulin, gen insulin perlu terikat pada enzim ini.
Enzim restriksi secara alami diproduksi oleh bakteri. Enzim restriksi bertindak seperti
pisau bedah biologi, hanya mengenali rangkaian nukleotida tertentu, misal salah satunya
rangkaian kode untuk insulin. Hal tersebut memungkinkan peneliti untuk memutuskan
pasangan basa nitrogen tertentu dan menghapus bagian DNA yang berisi kode genetik dari
kromosom sebuah organisme sehingga dapat memproduksi insulin. Sedangkan DNA ligase
adalah suatu enzim yang berfungsi sebagai perekat genetik dan pengelas ujung nukleotida.

Langkah pertama pembuatan humulin adalah mensintesis rantai DNA yang membawa
sekuens nukleotida spesifik yang sesuai karakteristik rantai polipeptida A dan B dari insulin.
Urutan DNA yang diperlukan dapat ditentukan karena komposisi asam amino dari kedua
rantai telah dipetakan. Enam puluh tiga nukleotida yang diperlukan untuk mensintesis rantai
A dan sembilan puluh untuk rantai B, ditambah kodon pada akhir setiap rantai yang
menandakan pengakhiran sintesis protein.
Antikodon menggabungkan asam amino, metionin, kemudian ditempatkan di setiap awal
rantai yang memungkinkan pemindahan protein insulin dari asam amino sel bakteri itu.
„Gen‟ sintetik rantai A dan B kemudian secara terpisah dimasukkan ke dalam gen untuk
enzim bakteri, B-galaktosidase, yang dibawa dalam plasmid vektor tersebut. Pada tahap ini,
sangat penting untuk memastikan bahwa kodon gen sintetik kompatibel dengan B
galaktosidase. Plasmid rekombinan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sel E. coli.
Praktis penggunaan teknologi DNA rekombinan dalam sintesis insulin manusia
membutuhkan jutaan salinan plasmid bakteri yang telah digabungkan dengan gen insulin
dalam rangka untuk menghasilkan insulin. Gen insulin diekspresikan bersama dengan sel
mereplikasi galaktosidase-B di dalam sel yang sedang menjalani mitosis.
Protein yang terbentuk, sebagian terdiri dari B-galaktosidase, bergabung ke salah satu rantai
insulin A atau B. Rantai insulin A dan rantai B kemudian diekstraksi dari fragmen
Bgalaktosidase dan dimurnikan.

Kedua rantai dicampur dan dihubungkan kembali dalam reaksi yang membentuk jembatan
silang disulfida, menghasilkan Humulin murni (insulin manusia sintetis).

Implikasi biologis dari rekayasa genetika Humulin


rekombinan Humulin merupakan protein hewani yang dibuat dari bakteri sedemikian rupa
sehingga strukturnya benar-benar identik dengan molekul alami. Hal ini akan mengurangi
kemungkinan komplikasi yang disebabkan produksi antibodi oleh tubuh manusia. Dalam
studi kimia dan farmakologi, insulin rekombinan DNA manusia yang diproduksi secara
komersil telah terbukti bisa dibedakan dari insulin pankreas manusia. Awalnya, kesulitan
utama yang dihadapi adalah kontaminasi produk akhir oleh sel inang, sehingga meningkatkan
resiko kontaminasi dalam kaldu fermentasi. Bahaya ini diatasi dengan ditemukannya proses
pemurnian. Ketika dilakukan tes pada produk akhir insulin, termasuk teknik terbaik
radio-immuno assay, tidak ada „kotoran‟ yang terdeteksi. Seluruh prosedur, sekarang
dilakukan dengan menggunakan sel ragi sebagai media pertumbuhan, karena sel ragi dapat
menghasilkan sebuah molekul insulin manusia yang hampir lengkap dengan struktur tiga
dimensi yang sempurna. Ini meminimalkan kebutuhan untuk prosedur pemurnian kompleks
dan mahal.

Anda mungkin juga menyukai