Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penemuan baru di bidang rekayasa genetika dan sangat berguna di bidang kesehatan
adalah, keberhasilan produksi insulin manusia dengan tehnik rekayasa genetika pada bakteri
E. coli. Sebagaimana diketahui bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) semakin
hari semakin bertambah. Indonesia menempati urutan keenam di dunia sebagai negara
dengan jumlah penderita DM terbanyak setelah India, China, Uni Sovyet, Jepang, dan
Brazil. Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 5 juta dengan
peningkatan sebanyak 230.000 pasien DM per tahunnya, sehingga pada tahun 2005
diperkirakan akan mencapai 12 juta penderita (Octa, 2006).
Diabetes Melitus merupakan penyakit dimana tubuh penderita tidak bisa secara
otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Penderita diabetes tidak bisa
memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, sehingga terjadi kelebihan gula di dalam
tubuh. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi
tubuh.
B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang sintesis Insulin dengan
Rekayasa genetik serta manfaat,serta secara khusus untuk memenuhi tugas Biotek yang di
berikan oleh dosen farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.

C. Manfaat Penulisan
Sebagai sumber pengetahuan bagi mahasiswa, khususnya dan masyarakat, pada umumnya,
mengenai Bagaimana cara mensintesis Insulin dengan cara rekayasa genetik.
D. Permasalahan
1. Apa itu insulin dan rakayasa genetika ?
2. Fungsi dari insulin ?
3. Bagaimana cara membuat/mensintesis insulin dengan rekayasa genetika ?
4. Teknik pembuatan insulin dengan mengunakan bakteri E.coli

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I.

DEFINISI
I.A. Insulin
Insulin (bahasa Latin insula, "pulau", karena diproduksi di Pulau-pulau Langerhans di
pankreas) adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat.
Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil
bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein hormon ini memiliki properti
anabolik. Hormon tersebut juga mempengaruhi jaringan tubuh lainnya.

Gambar Model Struktur Insulin


Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari
sirkulasi darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4[1] dan menyimpannya
sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi.
Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai
menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan
diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah
kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin,
dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk
mengatur kadar glukosa darah.
Insulin merupakan protein yang relatif kecil. Insulin tersusun atas 2 polipeptida, yaitu
rantai A yang terdiri atas 21 asam amino dan rantai B yang terdiri atas 30 asam amino. Pada
tubuh manusia, insulin disintesis dalam bentuk prekursor yang disebut preproinsulin, yang
terdiri atas segmen A dan B, dihubungkan oleh rantai C dan disertai leader sequence. Leader
sequence dan rantai C dihilangkan setelah translasi, meninggalkan rantai A dan B yang
terhubung oleh dua jembatan disulfida.
I.B. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) dalam arti paling luas adalah penerapan
genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau
tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi
buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Obyek rekayasa genetika mencakup hampir
semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat
tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi
di bidang yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran
hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah
melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing.

Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan


mekhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga
pencangkokan gen atau rekombinasi DNA.
Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup.
Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga
dapat direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat mekhluk hidup
secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara,
misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA.
Produk hormon insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik rekayasa genetika dengan
teknologi Plasmid Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan gengen pengendali hormon tersebut ke plasmid bakteri . Keberhasilan memindahkan gen insulin
manusia ke dalam bakteri sudah dapat diperoleh , yaitu melalui bakteri-bakteri yang tumbuh
dengan metode fermentasi . Proses tersebut dikembangkan oleh Eli Lilly and Co. pada tahun
1976 , yaitu dengan menghasilkan produk yang dikenal sebagai humolin .

BAB III
PEMBAHASAN

II. A. Pembutan Insulin Dengan Rekayasa Genetika


Secara normal insulin dihasilkan oleh pankreas. Dalam keadaan sehat pankreas secara
spontan akan memproduksi insulin saat gula darah tinggi. Prosesnya sebagai berikut : jika
gula darah rendah glukagon akan dibebaskan oleh sel alfa pankreas, kemudian hati akan
melepaskan gula ke darah yang mengakibatkan kadar gula darah normal. Sebaliknya jika
gula dalam darah tinggi, insulin akan dibebaskan oleh sel beta pankreas, kemudian sel-sel
lemak akan mengikat gula darah, yang mengakibatkan kadar gula darah normal.
Insulin adalah hormon dari jenis protein yang tersusun dari 51 asam amino. Struktur
insulin manusia terdiri dari dua rantai polipeptida yang dihubungkan oleh ikatan disulfida,
yaitu polipeptida alfa dan beta. Polipeptida alfa mengandung 21 asam amino sedang
polipeptida beta mengandung 30 asam amino. Apabila urutan asam amino suatu polipeptida
diketahui maka dengan menggunakan kode genetika dapat pula diketahui urutan nukleotida
gena(DNA) yang mengkodenya. Mengingat bahwa protein insulin cukup pendek maka gen
yang mengkode

insulin dapat

disintesis

secara kimiawi. Insulin berfungsi untuk

mengontrol kadar gula dalam darah. Bila kadar gula dalam darah tinggi maka insulin akan
membantu mengubah gula darah menjadi glikogen yang biasanya akan disimpan di otot
sehingga kadar gula dalam darah normal.
Di dunia industri farmasi misalnya, bakteria telah disusupi oleh gen manusia agar dapat
memproduksi insulin. Insulin ini diperlukan untuk mengontrol gula darah bagi para
penderita diabetes. Rekayasa genetika pada bakteri ini yang paling simpel digambarkan
sebagai contoh rekayasa genetika, seperti pada gambar berikut ini

Gambar di atas adalah rekayasa genetika pada bakteria guna menghasilkan hormon
insulin yang penting untung pengendalian gula darah pada penderita diabetes. Tahaptahapnya adalah sebagai berikut:
1. Tahap pertama dalam membuat bakteria yang bisa menghasilkan insulin adalah dengan
mengisolasi plasmid pada bakteri tersebut yang akan direkayasa. Plasmid adalah materi
genetik berupa DNA yang terdapat pada bakteria namun tidak tergantung pada
kromosom karena tidak berada di dalam kromosom.
2. Kemudian plasmid tersebut dipotong dengan menggunakan enzim di tempat tertentu
sebagai calon tempat gen baru nantinya yang dapat membuat insulin.
3. Gen yang dapat mengatur sekresi (pembuatan) insulin diambil dari kromosom yang
berasal dari sel manusia.

4. Gen yang telah dipotong dari kromosom sel manusia itu kemudian direkatkan di
plasmid tadi tepatnya di tempat bolong yang tersedia setelah dipotong tadi.
5. Plasmid yang sudah disisipi gen manusia itu kemudian dimasukkan kembali ke dalam
bakteria.
6. Bakteria yang telah mengandung gen manusia itu selanjutnya berkembang biak dan
menghasilkan insulin yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan insulin dapat
diproduksi dalam jumlah yang tidak terbatas di pabrik-pabrik.
II.B FUNGSI INSULIN
Pemberian insulin kepada penderita diabetes hanya bisa dilakukan dengan cara
suntikan, jika diberikan melalui oral insulin akan rusak didalam lambung. Setelah
disuntikan, insulin akan diserap kedalam aliran darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Disini
insulin akan bekerja menormalkan kadar gula darah (blood glucose) dan merubah glucose
menjadi energi.
Insulin dapat dibedakan atas dasar:
1. Waktu kerja insulin (onset), yaitu waktu mulai timbulnya efek insulin sejak disuntikan.
2. Puncak kerja insulin, yaitu waktu tercapainya puncak kerja insulin.
3. Lama kerja insulin (durasi), yaitu waktu dari timbulnya efek insulin sampai hilangnya
efek insulin.

Insulin kerja cepat, bentuknya berupa larutan jernih, mempunyai onset cepat dan durasi
pendek.

Insulin kerja sedang, bentuknya terlihat keruh karena berbentuk hablur-hablur kecil,
dibuat dengan menambahkan bahan yang dapat memperlama kerja obat dengan cara
memperlambat penyerapan insulin kedalam darah.

Insulin premix (campuran), yaitu insulin yang mengandung insulin kerja cepat dan
insulin kerja sedang. Insulin ini mempunyai onset cepat dan durasi sedang (24 jam).

Ada juga insulin yang mempunyai durasi panjang (lebih dari 24 jam).

Pengobatan dengan insulin harus berdasarkan kebutuhan masing-masing individu.


Dokter akan memilihkan jenis dan kombinasi insulin yang paling sesuai dengan pola hidup
diri anda.
Insulin adalah sediaan yang stabil apablia disimpan dengan baik. Insulin dalam kemasan
yang masih tertutup atau tersegel harus disimpan didalam lemari es pada suhu 2-8 derajat
celcius. Insulin tidak boleh disimpan didalam freezer karena insulin yang pernah membeku
tidak bisa digunakan lagi.
Insulin yang sedang digunakan bisa disimpan pada suhu kamar sejuk kurang lebih 25
derajat celcius. Faktor yang terpenting yang harus dihindari adalah suhu yang terlalu tinggi
dan sinar matahari langsung. Insulin yang terkena sinar matahari dalam jangka waktu lama
akan terurai dan menjadi warna kekuningan. Insulin yang sudah berubah warna tidak boleh
digunakan lagi.
Insulin jangan disimpan ditempat yang mungkin menjadi terlalu panas, seperti didalam
mobil yang tertutup atau diatas televisi. Insulin jangan dikocok terlalu lama karena akan
terbentuk gumpalan seperti benang dan harus dibuang karena tidak dapat digunakan lagi.
Jenis alat suntik (syringe) insulin
1. Siring (syringe) dan jarum
Siring dari bahan kaca sulit dibersihkan, mudah pecah dan sering menjadi kurang
akurat.Siring yang terbaik adalah siring yang terbuat dari plastik sekali pakai. Walaupun

10

banyak pasien diabetes yang menggunakan lebih dari sekali pakai, sangat disarankan
hanya dipakai sekali saja setelah itu dibuang.

2. Pena insulin (Insulin Pen)


Siring biasanya tertalu merepotkan dan kebanyakan pasien diabetes lebih suka
menggunakan pena insulin. Alat ini praktis, mudah dan menyenangkan karena nyaris
tidak menimbulkan nyeri. Alat ini menggabungkan semua fungsi didalam satu alat.

Gambar Alat Suntik Insulin


3. Pompa insulin (Insulin Pump)
Pompa insulin (insulin pump) diciptakan untuk mneyediakan insulin secara
berkesinambungan. Pompa harus disambungkan kepada pasien diabetes (melalui suatu
tabung dan jarum). Gula (Glucose) darah terkontrol dengan sangat baik dan sesuai
dengan kebutuhan

11

Gambar Alat pompa insulin


II.C. Teknik Rekayasa Genetik untuk Menghasilkan Insulin oleh bakteri E. coli
Sebelum era rekayasa genetika, insulin yang diperlukan untuk mengobati penderita
DM diperoleh dari hewan. Insulin yang dihasilkan oleh pankreas sapi atau babi digunakan
untuk pengobatan DM pada manusia. Namun cara ini mempunyai kelemahan, yaitu
terbatasnya insulin yang dapat diproduksi oleh pankreas, yang tidak sebanding dengan jumlah
penderita DM yang membutuhkan insulin. Selain itu memungkinkan adanya efek samping
karena insulin yang dihasilkan tidak sama persis dengan insulin manusia.

Meskipun

diketahui insulin yang dihasilkan oleh babi paling mirip dengan insulin manusia, namun perlu
diingat bahwa dalam islam babi merupakan binatang yang haram bagi sebagian besar Agama
maka Penemuan teknik rekayasa genetika pada E. coli untuk menghasilkan insulin, jauh
lebih menguntungkan karena yang dihasilkan adalah insulin manusia sehingga tidak
memberikan efek sampingan seperti halnya insulin hewan serta dapat dihasilkan banyak
insulin dalam waktu yang relatif pendek. Hal ini dikarenakan waktu generasi E. coli yang
cukup pendek, yaitu hanya 20 menit, sehingga setiap 20 menit, satu sel E. coli membelah
menjadi 2 sel.

12

E. coli merupakan anggota bakteri. Selama ini bila kita mendengar kata bakteri, maka
yang terbayang di benak kita adalah sesuatu yang merugikan saja, misalnya penyebab suatu
penyakit. Padahal sebenarnya E. coli tidaklah demikian, bakteri ini dikenal sebagai mikrobia
normal tubuh manusia. E. coli tidak bersifat pathogen selama berada dalam usus dan bahkan
menurut Sujono (1998) bakteri ini bersimbiosis mutualisme dengan manusia. E. coli
membantu membentuk vitamin-vitamin (terutama vitamin K) dan dapat menghambat
terbentuknya gas H2S, sedangkan E. coli juga mendapatkan makanan dari sisa-sisa
metabolisme manusia.
Menurut Sebiring L, dkk (1999) langkah-langkah dalam rekayasa genetika untuk
memproduksi insulin adalah sebagai berikut :
1. Masing-masing gen polipeptida alfa dan beta disintesis secara kimiawi.
2. Gen tersebut disisipkan pada plasmid E. coli yang direkayasa supaya memiliki operon
laktosa, yaitu promoter, operator, dan gen struktural 2 yang mengkode -galaktosidase. Di
samping itu, plasmid ini juga mengandung gen yang mengkode resistensi terhadap
amfisilin yang berguna sebagai marker untuk menyeleksi sel yang mengandung plasmid.
3. Masing-masing gena alfa dan beta disisipkan ke dalam plasmid yang terpisah, yaitu pada
bagian kanan gen z.
4. Plasmid tersebut lalu dimasukkan ke dalam sel E. coli untuk diekspresikan.
5. Ekspresi operon laktosa akan menyebabkan terbentuknya protein galaktosidase dan protein
insulin yang saling berikatan hingga membentuk protein gabungan.

13

6.. Selanjutnya protein gabungan ini dimurnikan lalu dipotong sehingga protein insulin
terpisah dengan protein -galaktosidase.
7. Dengan cara ini akan diperoleh polipeptida alfa maupun polipeptida beta insulin.
8. Akhirnya polipeptida alfa diikatkan dengan polipeptida beta secara oksidasi. sehingga
diperoleh insulin yang utuh dan siap untuk digunakan.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Secara normal insulin dihasilkan oleh pankreas. Dalam keadaan sehat pankreas secara
spontan akan memproduksi insulin saat gula darah tinggi. Penemuan baru di bidang
rekayasa genetika dan sangat berguna di bidang kesehatan adalah, keberhasilan produksi
insulin manusia dengan tehnik rekayasa genetika pada bakteri E. coli.
Di dunia industri farmasi misalnya, bakteria telah disusupi oleh gen manusia agar dapat
memproduksi insulin. Insulin ini diperlukan untuk mengontrol gula darah bagi para
penderita diabetes. Produk hormon insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik rekayasa
genetika dengan teknologi Plasmid Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara
mentransplantasikan gen-gen pengendali hormon tersebut ke plasmid bakteri . Keberhasilan
memindahkan gen insulin manusia ke dalam bakteri sudah dapat diperoleh , yaitu melalui

14

bakteri-bakteri yang tumbuh dengan metode fermentasi . Proses tersebut dikembangkan oleh
Eli Lilly and Co. pada tahun 1976 , yaitu dengan menghasilkan produk yang dikenal sebagai
humolin .
Saran
Agar makalah ini dapat lebih optimal lagi fungsinya sebagai media informasi untuk
mahasiswa khususnya bagi mahasiswa ISTN,

maka perlu diadakan pengembangan/

penelitian lebih lanjut mengenai materi yang kami angkat ini yaitu Sintesis Insulin dengan
Rekayasa Genetiaka
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Adams, A. 2005. RNA theurapeutic Center Clinical Trials. The Scientist, January 17 Molecular
Biology Reviews 67 (4): 657-685.
Departemen Agama RI, 1971. Al Quran dan Terjemahnya. Jakarta, Departemen Agama.
Edrus, N.,

2005.

Pengenalan

Teknologi

Rekombinan. Diakses :18 Mei 2006. http://www.

edutraining. cc/pendidikan/semester 2/Teknologi.htm.


Elbashir, S.M., et al. 2001. Duplexes of 21-nucleotide RNAsmediate RNA interference in cultured
mammalian cells. Nature 411: 494-498.
Holmes, B. 2003. Gene therapy may switch off' Huntington's. NewScientist.com 10.35 13 March
2003.
Moelyoprawiro, S, 2005. Peran Biologi dalam Kesehatan. Disampaikan dalam Seminar Nasional
dan Konggres Biologi XIII. Yogyakarta, UGM.
Moeslichan,

2005.

Terapi Gen

Bagi

Penderita

Hemofili. Diakses : 27 November

2005. http://www. tempo, co. id/kliniknet/artikel/18042001.


15

Octa, 2006. Diabetes Melitus. Pusat Promosi Kesehatan Dep. Kes. RI. Diakses : 17 Mei 2006.
http ://www.promosikesehatan.com/artikel.php?nid= 136
Penman, D., 2002. Subtle Gene Therapy Tackles Blood Disorder. New Scientist.com 16:26 11
October 2002.

16

Anda mungkin juga menyukai