OLEH:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peternakan merupakan satu dari sekian banyak sektor yang sangat penting
usahanya secara mandiri, mulai dari input produksi sampai dengan menjual hasil
kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Jika
dari pembelajaran tersebut. Meskipun perencanaan sudah disusun dengan baik dan
1
kemungkinan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Oleh karena itu,
perencanaan yang baik dan pelaksanaan yang tepat akan sangat menentukan
berkualitas tinggi misalnya susu, daging dan juga telur. Penerapan ilmu
2
praktikum lapang Perencanaaan Pembangunaan Peternakan mengenai Proses
Rumusan Masalah
bagaimana proses Musrenbang bidang peternakan dan apa saja hambatan yang
sumber informasi ilmiah bagi mahasiswa, dosen dan masyarakat agar mengetahui
bagaimana proses Musrenbang bidang peternakan dan apa saja hambatan yang
3
TINJAUAN PUSTAKA
telah lama dipelihara oleh sebagian masyarakat sebagai tabungan dan tenaga kerja
Strategi pengembangan sapi potong harus mendasarkan kepada sumber pakan dan
Tahun 2010-2014 (Ditjen PKH 2011), daging sapi merupakan 1 dari 5 komoditas
strategis. Konsumsi daging sapi nasional pada tahun 2005 sebesar 0,99 kg per
kapita per tahun dan terus meningkat sampai tahun 2012 hingga menjadi 2,16 kg
per kapita per tahun (BKP 2013). Permintaan daging sapi tersebut diperkirakan
masih bergantung pada impor. Kondisi ini berbeda dengan era tahun 70-an ketika
4
Indonesia menjadi negara pengeskpor sapi. Pada tahun 1972 Indonesia
mengekspor sekitar 15 ribu ekor sapi dan kerbau ke Singapura dan Hongkong. Ini
ternak sapi potong yaitu peternak harus terus berinovasi dan mengajarkan,
pemerintah harus menjalankan aturan yang telah dibuat dengan tegas, penyuluh
pada bidang peternakan harus mampu menjadi solusi atas berbagai masalah yang
potong bakalan naik tiap tahunnya. Dengan hal ini, perlu dilakukan gerakan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas reproduksi sapi potong sehingga impor sapi
secara umum masih tergolong rendah, sehingga perlu adanya evaluasi reproduksi
sapi potong pada paritas berbeda. Tinggi rendahnya efisiensi reproduksi ternak
dipengaruhi oleh lima hal yaitu . sngka kebuntingan (conception rate); jarak antar
kembali (service periode); angka kawin per kebuntingan (service per conception);
5
Tinjauan Umum Perencanaan Pembangunan Peternakan
yang lain. Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu dan
sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan juga
pada waktu yang akan datang, dalam rangka mencapai sasaran tertentu.
6
secara mandiri. Di masa mendatang, pembangunan peternakan memiliki visi yaitu
7
di Indonesia melalui pendekatan bottom-up. Kondisi IPM Indonesia dinilai belum
anggaran ini untuk menampung proposal dari desa dan kegiatan yang diprakarsai
oleh kecamatan itu sendiri. Tujuan utama musyawarah perencanaan ini adalah
untuk mendiskusikan dan menyepakati hasil musyawarah desa yang akan menjadi
pihak lain. Komunikasi yang terjadi menunjukkan bahwa masyarakat telah terlibat
aspirasi mereka akan diterima atau tidak. Komunikasi yang terjadi menunjukkan
perencanaan terlepas apakah nantinya aspirasi mereka akan diterima atau tidak.
8
Selanjutnya, setiap kecamatan juga memiliki alokasi anggaran yang ditetapkan
proposal dari desa dan kegiatan yang diprakarsai oleh kecamatan itu sendiri
pencapaian tujuan yang tidak terlaksana dengan baik. Masalah ini muncul karena
tiga sebab. Pertama, masalah muncul karena kemampuan keuangan dana daerah
lainya serta memerhatikan masukan dan saran pada saat rapat gabungan, ternyata
hal itu masih dianggap belum menjadi prioritas yang harus didahulukan untuk
utuh oleh semua komponen yang terlibat dalam musrenbang itu. Hal menarik lain
pendahuluan untuk mendapatkan data yang valid mengenai potensi, masalah dan
9
METODOLOGI PRAKTEK LAPANG
Peternakan yaitu:
1. Data Kualitataif
2. Data Kuantitatif
10
Sumber data yang digunakan dalam praktek lapang Perencanaan
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
responden. Dalam kegiatan Praktek Lapang ini, yang menjadi sumber data
responden.
11
2. Studi pustaka adalah bahan atau sumber ilmiah yang biasa digunakan untuk
membuat suatu karya tulis ilmiah. Literatur ini mirip daftar pustaka dan
12
GAMBARAN UMUM LOKASI
bujur timur dengan luas wilayah 1.174.72 km2. Desa Tompo merupakan salah satu
desa yang berada di daerah pegunungan dengan luas wilayah 34,86 km2. Desa
Tompo terdiri dari 4 Dusun, 20 RT, dengan batas wilayah Sebelah Utara
13
GAMBARAN UMUM RESPONDEN
Jenis Kelamin
Umur
Tingkat Pendidikan
14
Tabel 3. Identifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan.
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Tidak Berpendidikan 1 10
2. SD 7 70
3. SMP - -
4. SMA 2 20
5. S1-Sederajat - -
Jumlah 10 100
Sumber : Data primer Desa Tompo, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru
Pekerjaan Utama
Jumlah Ternak
15
Lama Beternak
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
peraturan daerah dan petunjuk teknis sebagai pedoman bagi penyelenggaraan dan
kebutuhan / masalah dan kegiatan desa yang akan menjadi bahan penyusunan
Rencana Kerja Pembangunan Desa dan menyepakati tim delegasi desa yang akan
17
Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) berperan
desa/kelurahan sampai ke tingkat kabupaten. Hal ini dapat dikatakan bahwa forum
kepada pemerintah tingkat yang lebih atas untuk dapat diakomodir. Dalam
perihal yang krusial serta tidak bisa dipisahkan. Peranan dari pejabat desa untuk
dari seluruh yang berkepentingan dalam desa dengan tujuan kesepakatan rencana
apa saja yang menjadi permasalahan di masyarakat. Dalam hal ini pemerintah
sepakat untuk memberikan penyuluhan dan pendataan terkait dampak yang terjadi
18
pembudidaya. masyarakat pembudidaya juga sepakat untuk melakukan arahan
yang di berikan oleh pemerintah. dalam hal ini upaya yang dilakukan oleh
pemerintah sudah berjalan dengan baik meskipun belum sepenuhnya efektif tetapi
dkk., 2022).
kedudukan yang strategis hal ini berkaitan dengan fungsinya selaku “pelayanan
suatu kegiatan untuk dilakasanakan dimasa depan dalam hal ini berawal dari
pendapatnya lalu disimpulkan, rakyat telah ikut berpartisipasi dan lembaga negara
telah memenuhi kewajibannya. Namun pada tangga informasi rakyat hanya diberi
tahu akan tetapi tidak peduli peternak itu memahami. Terlebih tangga informasi
tersebut juga berlaku pada saat partisipasi peternak dalam program musrenbang
19
mengoperasikan sendiri ataupun mendorong peternak agar berperan aktif untuk
dilakukan pemerintah dalam hal ini pemerintah Kecamatan masih kurang, ini
pihak itu diperlukan (1) terciptanya suasana yang bebas atau demokratis dan (2)
pembangunan yang berasal dari peternak dan sesuai dengan apa yang mereka
butuhkan. Selain itu dengan adanya Musrenbang ini telah membawa kemudahan
20
bagi peternak untuk berpartisipasi. Peternak dapat menyampaikan usulan mereka
dalam forum rembuk RT yang selanjutnya usulan tersebut akan ditindak lanjuti
semata. Jika itu terjadi maka akan membawa dampak yang tidak baik dalam
karena itu, peternak sebagai salah satu unsur yang berperan dalam pelaksanaan
musrenbang perlu diberikan pemahaman yang utuh akan hak-hak mereka agar
bargaining position peternak dapat memiliki nilai lebih dan berimbas pada
21
22
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
23
DAPUS
Imtihan, H., & Wahyunadi, F. (2017). Peran Pemerintah Dan Partisipasi Masyarakat
Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah. Neo-Bis, 11(1), 28-40.
24