Anda di halaman 1dari 4

MK POLITIK PERTANIAN (FPA 410)

“PERTANIAN DAN LINGKUNGAN”

Kelompok 1

Monica Pilona A14180020

Puput Putri Utami A24180039

Nurul Afiyah A24180040

Christina Mey Rahayu A24180041

Israqi Hakimah A24180045

Evi Palupiningtyas A34180021

Bubun Afif Hidayat Aziz S A34180023

Herfiana Anggun Mustika D A44180020

Gema Febri Alfarisi A44180021

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2021
Kementerian Pertanian

Sektor pertanian merupakan tumpuan ekonomi dan penggerak utama ekonomi


nasional dan sebagian besar daerah, melalui perannya dalam pembentukan PDB/PDRB,
perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan,
penciptaan kesempatan kerja/ pengurangan pengangguran, dan peningkatan pendapatan
masyarakat. Secara tidak langsung sektor pertanian mempunyai efek pengganda kedepan dan
kebelakang yang besar, yaitu keterkaitan “input-output-outcome” antar industri, konsumsi
dan investasi. Disamping keberhasilan melaksanakan peran konvensionalnya diatas,
pembangunan sektor pertanian dihadapkan pada tantangan lingkungan strategis internasional
dan nasional termasuk di dalamnya juga salah satunya peningkatan kualitas dan produksi
pangan, kualitas lingkungan dan tidak lupa berkaitan dengan kesejahteraan petani.
Tahun 2014 terdapat 12 program dari pemerintahan yaitu :
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
2. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian
3. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
4. Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura
5. Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan
6. Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat
7. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
8. Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan
9. Program Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian
10. Program Pendidikan Pertanian
11. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
12. Program Peningkatan Kualitas Pengawasan Keamanan Hayati
Pada awal Kabinet Kerja, Presiden RI Joko Widodo juga telah meminta Menteri
Pertanian Dr. Andi Amran Sulaiman untuk mewujudkan swasembada padi, jagung, dan
kedelai dalam tiga tahun (2015-2017). Sebagai tindak lanjut, Menteri Pertanian membuat
terobosan kebijakan, program, dan kegiatan percepatan peningkatan produksi dan
swasembada padi, jagung, dan kedelai melalui Upaya Khusus (Upsus) Pajale. Begitu juga
dengan komoditas lainnya seperti tebu (gula), bawang merah, cabai, dan daging sapi/kerbau
juga dirancang dengan program terobosan Upsus Gula, Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab),
serta Upsus Cabai dan Bawang Merah. Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas
perencanaan dan pelaksanaan program, terobosan kebijakan Upsus tersebut sangat tepat. Hal
ini karena berbagai program Upsus tersebut dirancang terpadu, terintegrasi, dan sinergi lintas
Eselon I, bahkan lintas kementerian/lembaga yang terkait. Di antaranya, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Kementerian Perdagangan,
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perum Bulog dan kementerian/lembaga
terkait lainnya. Bahkan perguruan tinggi dan TNI AD juga dilibatkan dalam pelaksanaan
program Upsus tersebut.
Upaya mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian ada enam program dan kegiatan
prioritas. Pertama, optimalisasi pemanfaatan lahan tadah hujan (rainfed field) melalui upaya
peningkatan indeks pertanaman (IP) 1 menjadi 2-3 didukung pengembangan infrastruktur
sumber-sumber air. Kedua, pengembangan pertanian di wilayah perbatasan berorientasi
ekspor. Ketiga, pengembangan pertanian organik. Keempat, percepatan peningkatan populasi
ternak sapi melalui upaya khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab). Kelima, hilirisasi
produk pertanian. Keenam, stabilisasi harga dan penguatan pasar.
Dampaknya pada tahun 2015 laju pertumbuhan sektor pertanian sebesar 3,00 persen,
meningkat pada tahun 2016 menjadi 3,16 persen. Sepanjang tahun 2017, prestasi kabinet
kerja di sektor pertanian diantaranya: (1) produksi pangan strategis meningkat secara
signifikan: pada tahun 2017 produksi padi 81,5 juta ton naik 15,1% dibanding 2014, jagung
26,0 juta ton naik 36,9%, aneka cabai 1,90 juta ton naik 1,5% dan bawang merah 1,42 juta
ton naik 15,3% dibanding 2014. Nilai tambah peningkatan produksi dari 2014-2016 untuk 43
komoditas sebesar Rp 288 triliun; (2) peningkatan luas tambah tanam (LTT) menjadi 16,39
juta hektar meningkat 2,34 juta hektar atau 16,65% dan Indeks Pertanaman (IP) 1,73 naik
2,95% dibanding 2014; (3) pengembangan lahan rawa 367 ribu Ha (100%); (4) desa mandiri
benih 1.313 desa atau 131% dari target 1.000 desa mandiri benih pada 2019; (5) desa
pertanian organik mencapai 714 desa atau 71,4%; (6) sesuai hasil evaluasi Economist
Intelegence Unit/EIU pada Global Food Security Index (GFSI) 2017, Ketahanan Pangan
Indonesia berada pada peringkat 69 dari 113 negara dan dari aspek Ketersediaan Pangan
peringkat 64 dari peringkat 76 tahun 2014; (7) hasil evaluasi EIU terhadap Food
Sustainalibility Index, Indonesia peringkat 21 dari 25 negara, dari aspek keberlanjutan
pertanian peringkat 16 di atas Amerika Serikat, China dan India. Beberapa fakta tersebut
menunjukkan bahwa program yang dilaksanakan berpengaruh terhadap sektor pertanian.
Program pangan di tahun 2018 fokus pada pengentasan kemiskinan. Jumlah penduduk
miskin di pedesaan Maret 2017 sebesar 17,1 juta jiwa atau 13,9 persen. Program Bedah
Kemiskinan Rakyat Sejahtera “BEKERJA” merupakan langkah nyata mengentaskan
masyarakat petani dari kemiskinan. Program ini dirancang untuk mengentaskan penduduk
miskin secara drastis menjadi dibawah 10 persen. Karena itu, program "BEKERJA"
merupakan arahan Presiden RI, Joko Widodo untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat.
Program ini fokus pada peningkatan pendapatan dan daya beli mayoritas rumah tangga
miskin yang bekerja pada sektor pertanian maupun informal. Program "Bekerja" bersinergi
dengan Kemensos, BUMN, Kemendes, BKKBN dan pemerintah daerah.
Adapun program pada tahun 2019 antara lain ada gerakan 1 juta petani milenial
berorientasi ekspor, bedah kemiskinan rakyat sejahtera (#BEKERJA) 20 juta ekor ayam,
selamatkan rawa sejahterakan petani (#SERASI) 500 ribu hektare, modernisasi pertanian
(pengembangan dan penerapan mekanisasi pertanian) 61.879 unit bantuan alsintan, sapi
indukan wajib bunting (SIWAB) 3 juta akseptor, pengembangan lumbung pangan berorientasi
ekspor di wilayah perbatasan, kawasan rumah pangan lestari (KRPL) 4.600 unit dan obor
pangan lestari (OPAL) 1.280 unit, dan toko tani Indonesia (TTI) 1.000 unit.
Program kerja kementerian pertanian 2021 antara lain program ketersediaan, akses
dan konsumsi pangan berkualitas, program nilai tambah dan daya saing industri, program
pendidikan dan pelatihan vokasi, dan program dukungan manajemen. “Dengan berpatokan
pada lima program tersebut dan memperhatikan adanya refocusing dan realokasi belanja
APBN Kementerian Pertanian tahun 2021, Kementerian Pertanian tetap harus menjalankan
tugas utama menyediakan pangan bagi seluruh penduduk,” ungkap Syahrul. Kementerian
Pertanian (Kementan) juga menargetkan peningkatan kesejahteraan petani melalui tiga
program strategis. Ketiga program ini adalah penyediaan layanan Kredit Usaha Rakyat
(KUR), program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) dan pembentukan Komando Strategi
Pembangunan Pertanian (Kostra Tani). Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin
menjelaskan program KUR adalah program strategis yang diperuntukkan untuk
meningkatkan kinerja sektor pertanian dari hulu ke hilir melalui akses yang lebih mudah.
Program ini diharapkan menopang dan memperkuat potensi pertanian di daerah-daerah.
Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) dibuat sebagai ajakan pemerintah kepada seluruh
pemegang kepentingan pembangunan pertanian agar bekerja dengan cara yang tidak biasa
seperti memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring dan kerjasama. Pembentukan Komando
Strategi Pembangunan Pertanian (Kostra Tani) memperkuat fungsi penyuluhan sebagai ujung
tombak pemantauan kondisi lapang. Syahrul menyatakan bahwa “Ketiga program harus
saling terkait demi terwujudnya kesejahteraan petani”.

Daftar Pustaka
Kementerian pertanian. 2018. Laporan tahunan kementerian pertanian 2017.
http://ppid.pertanian.go.id/doc/1/laptah%202017%20Untitled-1(1).pdf. [diakses 23
September 2021].
Kementerian Pertanian. 2021. Tiga Program Kementan Untuk Meningkatkan Produksi dan
Kesejahteraan Petani. https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id
=4130.[Diakses 23 September 2021].

Anda mungkin juga menyukai