Anda di halaman 1dari 3

Nama : Zahira Fasha Syafrizal

NPM : 150510210047
Prodi : Agroteknologi
Kelas : A Agrosains

Alsintan Sebagai Bagian dari Program Pembangunan

Era Jokowi-JK di sektor Pertanian

Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting karena berperan dalam
membangun perekonomian nasional. Sektor pertanian berfungsi sebagai pemasok pangan bagi
ketahanan pangan masyarakat, sekaligus sebagai instrumen pemberantasan kemiskinan,
penciptaan lapangan kerja, dan sumber penghidupan bagi masyarakat. Oleh karenanya
dibutuhkan peran pemerintah dalam upaya meningkatkan dan memaksimalkannya melalui
program perintisan kebijakan pembangunan pertanian.

Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir (2014-2018) pada masa pemerintahan era Jokowi-
JK terdapat kebijakan yang kemudian diimplementasikan Kementerian Pertanian melalui
berbagai program terobosan kebijakan pembangunan pertanian. Pertama, Kementerian
Pertanain telah merevisi regulasi Perpres No.172 tahun 2014 tentang pengadaan benih dan
pupuk dari Lelang menjadi penunjukkan langsung. Kedua, penyesuaian anggaran tahun 2015
– 2017 sebanyak Rp12,3 triliun. Ketiga, 7 juta hektar bantuan benih harus diberikan kepada
petani di luar lokasi saat ini. Keempat, Pengawasan Program Upaya Khusus (UPSUS) dan
evaluasi harian melalui peran serta TNI. Kelima, deregulasi perizinan dan investasi serta
asuransi usaha pertanian. Keenam, pengendalian harga, distribusi, impor, dan mendorong
ekspor. Ketujuh, Kementerian Pertanian juga mengeluarkan kebijakan terkait penataan Sumber
Daya Manusia dan manajemen pertanian, termasuk lelang jabatan yang teransparan dan
kompetitif berdasarkan kompetensi dan kinerja dengan pencapaian dan sanksi di daerah terkait
kemampuan penyerapan anggaran dan pencapaian target produksi, melakukan monitoring dan
evaluasi harian, melepaskan ego-sektoral, dan membentuk Tim Sapu Bersih Pungli, serta
membentuk satgas KPK, Kejaksaan Aagung, Polri, dan BPK untuk melakukan pengawasan
(Sulaiman et al., 2018).

Kebijakan pangan yang tertuang dalam Nawacita di era Jokowi-JK menjadi landasan
program kerja pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan dalam rangka ketahanan
pangan nasional. Sejalan dengan program pemerintah untuk swasembada pangan, kegiatan
pengembangan jalan usaha tani menjadi penting untuk dilakukan misalnya dengan melalui
program bantuan Alsintan, Dengan begitu pemerintah pusat mendorong adanya kebijakan
percepatan pertanian modern.

Alsintan sendiri merupakan Alat dan Mesin Pertanian yang dioperasikan tanpa atau
dengan motor penggerak bertujuan sebagai kegiatan budidaya, pemeliharaan, panen, pasca
panen, pengolahan hasil tanaman, peternakan, dan Kesehatan hewan (Apriyantono, 2008).
Terdapat salah satu kebijakan kementerian Pertanian pada periode 2015-2016 yang salah
satunya merupakan peraturan perundangan. Sebagai instrument pembangunan, peraturan
perundangan dapat dibedakan menjadi dua jenis yang diantaranya peraturan kebijakan dan
program bantuan langsung.

Program bantuan langsung pemerintah yang dilaksanakan Kementerian Pertanian


kepada kelompok tani telah ditetapkan rancangan paket dan implementasi program bantuan
alsintan yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian melalui Keputusan Direktur
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sementara itu, program bantuan sarana telah
berkembang menjadi bentuk intervensi langsung dari pemerintah yang saat ini dominan di
sektor Alsintan. Pada tahun 2015-2016, Kementerian Pertanian telah menyalurkan bantuan
untuk bidang Alsintan sebanyak 180.000 unit, hal ini meningkat 2000% jika berkaca dari tahun
sebelumnya.

Jenis bantuan Alsintan sendiri berfokus pada pengolahan lahan dengan tractor roda dua,
penggunaan irigasi dengan pompa air, penanaman padi dengan menggunakan transplanter, dan
penggunaan combine harvester untuk panen/perontokan padi. Program bantuan Alsintan
sendiri membantu mendorong peningkatan jumlah Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin
Pertanian (UPJA) yang merupakan suatu Lembaga ekonomi pedesaan yang bergerak
menyediakan jasa terkait dengan optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian untuk
menghasilkan keuntungan komersial, baik di dalam maupun di luar kelompok tani/Gapoktan
(Apriyantono, 2008). Oleh karena itu diharapkan berperan dalam pemenuhan modal pertanian,
pemenuhan sarana produksi, pemasaran hasil pertanain, dan penyediaan berbagai informasi
yang dibutuhkan bagi para petani di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono, A. (2008). Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa


Alat dan Mesin Pertanian. 23(45), 5–24.

Pujiharto. (2005). KAJIAN PENGEMBANGAN GABUNGAN KELOMPOK TANI


(GAPOKTAN) SEBAGAI KELEMBAGAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI
PEDESAAN Pujiharto. 64–80.

Sulaiman, A. A., Herodian, S., Hendriadi, A., Jamal, E., Prabowo, A., Prabowo, A.,
Mulyantara, L. T., Budiharti, U., Syahyuti, & Haerudin. (2018). Revolusi Mekanisasi
Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai