NIM : 205040100111138
Kostratani memainkan lima peran strategis, yaitu pusat data dan informasi, pusat
olah raga pengembangan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan
pusat pengembangan jaringan kemitraan.
Agriculture War Room (AWR) telah menjadi ciri khas program Petani Kostra. Ini
adalah ruang perang pertanian Ini khusus digunakan untuk memantau perkembangan
pertanian di daerah tersebut. Teknologi ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi pertanian melalui keberadaan big data. Pembelajaran mesin dan Internet of
Things. Penerapan smart pertanian pada AWR juga dapat digunakan sebagai alat ukur
pemantauan dan alat (tool) untuk pemetaan luas daratan suatu negara. AWR memiliki
berbagai macam kegunaan, salah satunya untuk memantau kondisi pertanian hingga jalanan
dan desa. Dalam pelaksanaan kawasan ini, AWR terintegrasi dengan Kostratani yang terletak
di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) kabupaten. Menteri Pertanian dalam berbagai
kesempatan selalu menekankan bahwa semua gerakan pembangunan pertanian ke depan
akan berada di kawasan jalan Kostratani. Menteri Pertanian SYL akan melakukan observasi
melalui AWR yang memadukan teknologi informasi dengan citra satelit dan kecerdasan
buatan.Selain berperan sebagai ruang kendali dan "ruang perang", AWR juga menjadi ruang
pertukaran budaya antara SYL dan penyuluhan lapangan personel dan petani.
Peran garda depan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam Komando Strategi
Pembangunan Pertanian (Kostratani) terus diperkuat. Direktur Biro Penyuluhan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Profesor. Dedi Nursyamsi mengatakan
untuk mendukung proyek Kostratani, salah satu hal yang perlu diperkuat adalah
peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian, dinas pos desa dan pelaksanaan
penyuluhan pertanian. Kostratani, dibawah koordinasi BPP di daerah, turut berperan aktif
sebagai penyuluh pertanian sebagai sumber pembangunan pertanian. Penyuluh pertanian
adalah pemimpin dalam pembangunan pertanian melalui BPP. BPPSDMP mempersiapkan
sumber daya manusia pertanian, khususnya penyuluh, untuk meningkatkan kemampuan
dan kemampuannya, terutama untuk menjadikan pertanian lebih maju, mandiri dan
modern. Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP, mengatakan melalui pelatihan pelat baja,
kemampuan penyuluh bisa ditingkatkan. Apakah itu tradisional atau virtual. Melalui
pelatihan-pelatihan tersebut, keterampilan dan kemampuan penyuluh dapat meningkatkan
produktivitas dan skala komersial pertanian.
Maju, modern, dan mandiri adalah semboyan Kementerian Pertanian untuk memajukan
pembangunan. Pembangunan pertanian melalui Kostratani. Guna mendukung
perkembangan dan kiprah Kostratani di bidang ini, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian (Balit Bangtan) terus berinovasi menghasilkan teknologi terkini.Balitbangtan juga
merancang penelitian inovasi kolaboratif yang melibatkan seluruh unit kerja dan unit
pelaksana teknologi. Instansi terkait adalah lembaga Penelitian terbaik, hasil penelitian
dapat dimanfaatkan secara luas Maksimum. Guna mengoptimalkan kebun percobaan di
seluruh Indonesia, Bali Bangtan juga sedang menyiapkan bibit unggul untuk komoditas
tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, dan peternakan.
Bersamaan dengan itu, dengan dukungan modernisasi pertanian, Bali Bangtan terus
memproduksi mesin pertanian (Axintan) secara massal di setiap lini produksi (tanam, panen
dan pascapanen). Mekanisasi penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas
pertanian. Bersamaan dengan itu, UPT Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) UPT
Balitbangtan membantu memperkuat penyuluh di bidang ini. Hasil penelitian BPTP yang
berlaku dapat dihubungkan dengan Kostratani untuk digunakan nanti Diseminasi atau
terapkan kepada petani.
Guna mewujudkan visi pertanian maju, mandiri dan modern sesuai arahan Menteri
Pertanian, Administrasi Umum Hortikultura juga mencanangkan GEDOR Horti (Mendorong
Produksi, Daya Saing dan Gerakan Hortikultura Ramah Lingkungan). Melalui gerakan ini
diharapkan kualitas dan standar mutu produk hortikultura yang berorientasi ekspor tetap
terjaga sehingga mampu bersaing di pasar internasional. Pemerintah telah menetapkan tiga
target ekspor melalui rencana Gratieks. Langkah-langkahnya adalah mengembangkan areal
pertamanan dan mendorong petani untuk mengadopsi GAP (Good Agricultural Practice),
GHP (Good Handling Practice), mengembangkan produk organik, serta pendaftaran kebun /
lahan komersial dan pabrik pengemasan. Secara prinsip dapat dikatakan bahwa GEDOR
Horti adalah alat untuk melaksanakan prosedur ini. GEDOR Horti telah menyusun sejumlah
rencana dan strategi yang outputnya untuk meningkatkan ekspor hortikultura dari hulu ke
hilir. Untuk mendukung Gratieks, Administrasi Umum Kebudayaan dan Kebudayaan juga
meluncurkan aplikasi sentra buah berbasis Android bernama "Peta Pusat Buah Indonesia" (I-
Mofc). Bagi petani yang kerap kesulitan mempromosikan hasil pertaniannya, diharapkan
aplikasi ini bisa menjadi solusi. I-Mofc membangun jembatan antara petani dan eksportir.