Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SALWA ISNA PUTRI

NIM : D1B021159
KELAS : (I) AGRIBISNIS
MATKUL : PENGANTAR AGRIBISNIS

TUGAS PERANAN DAN KEDUDUKAN AGRIBSINIS DALAM


PEREKONOMIAN NASIONAL

Peranan Agribisnis dalam Perekonomian Nasional

Peranan agribisnis dalam perekonomian nasional dapat diukur dengan berbagai indikator
yang terdiri dari :

1. Kontribusi dalam pembentukan GDP


2. Kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja
3. Kontribusi dalam perdagangan internasional
4. Kontribusi dalam pembangunan ekonomi daerah
5. Kontribusi dalam ketahanan pangan nasional
6. Kontribusi dalam pelestarian lingkungan hidup
7. Kontribusi dalam pemerataan hasil pembangunan
8. Kontribusi dalam pembangunan ekonomi makro secara nasional

Apa itu GDP atau Produk Domestik Bruto?

Perhitungan yang didapatkan dari penjumlahan dari setiap nilai tambah yang diperoleh dari
seluruh unit usaha yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu (umumnya
dalam jangka waktu setahun). Bisa juga berasal dari hasil akhir jumlah nilai barang dan jasa
yang dihasilkan oleh semua unit usaha di dalam suatu negara.

Secara umum GDP merupakan sebuah metode dalam menghitung pendapatan nasional dan
sebagai salah satu alat ukur atau indikator paling populer dalam menggambarkan
perkembangan perekonomian dan kesejahteraan suatu negara. Angka PDB yang tinggi
diartikan dengan tingginya angka produksi. Tingginya angka produksi dihubungkan kepada
daya beli masyarakat yang juga tinggi. Inilah mengapa ketika angka PDB naik, muncul
anggapan bahwa negara tersebut juga semakin sejahtera.
Kontribusi dalam Pembentukan GDP

 Sebagai penyumbang nilai tambah terbesar dalam perekonomian nasional dimana 45


persen nilai tambah perekonomian nasional tercipta dari sektor agribisnis (Tahun 1990),
peranan tersebut meningkat menjadi 47 persen pada tahun 1995. Dengan demikian, cara yang
paling efektif untuk meningkatkan GDP nasional adalah melalui pembangunan agribisnis.

 Bagaimana dengan kontribusi agribisnis dalam pembentukan GDP pada saat ini???

 Struktur pendapatan rumah tangga pada tahun 1999 menunjukkan bahwa peranan kegiatan
usahatani (on farm ) adalah 54,35% sedangkan off farm hanya 6,10 persen. Informasi ini
menunjukkan peran dominan agribisnis dalam struktur ekonomi rumah tangga pedesaan dan
pertumbuhan perekonomian nasional

1. Menurut pendekatan sektor


PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan
usaha (sektor) yaitu :

o Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan


o Pertambangan dan Penggalian
o Industri Pengolahan
o Listrik, Gas dan Air Bersih
o Konstruksi
o Perdagangan, Hotel dan Restoran
o Pengangkutan dan Komunikasi
o Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
o Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap sektor tersebut dirinci
lagi menjadi sub-sub sektor.

Informasi Umum

Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung
jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang
dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomer 7 Tahun
1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16
Tahun 1997 tentang Statistik. Tugas, fungsi dan kewenangan BPS telah ditetapkan
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa jumlah penduduk
yang bekerja per Agustus 2020 sebanyak 128,45 juta orang. Dari angka tersebut, terbanyak
bekerja di sektor pertanian dengan 38,23 juta orang tenaga kerja atau sekitar 29,76%.
Berdasarkan undang-undang yang telah disebutkan di atas, peranan yang harus dijalankan
oleh BPS adalah sebagai berikut :  
 Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini didapatkan
dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari departemen atau
lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder
 Membantu kegiatan statistik di kementrian, lembaga pemerintah atau institusi
lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional.
 Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi statistik, dan
menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan pelatihan statistik.
 Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain untuk
kepentingan perkembangan statistik Indonesia.

SEBERAPA BESAR SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GDP PROVINSI JAMBI


Fenomena Provinsi Jambi Triwulan IV-2021
a. Produksi padi terkontraksi secara quarter-to-quarter maupun year-on-year. Produksi
padi (GKG) pada tahun 2021 sebesar 301 ribu ton atau mengalami penurunan
sebesar 22 persen dibandingkan tahun 2020 (hasil KSA).
b. Penurunan produksi tanaman perkebunan terutama kelapa sawit (TBS) dan karet
secara q-to-q
c. Panen raya tanaman hortikultura seperti duku, durian, rambutan, dan semangka di
beberapa kabupaten.
d. Setelah terhenti sejak tahun 2019, pinang biji kembali diekspor. Nilai ekspor pinang
tahun 2021 meningkat 40 persen dibandingkan tahun 2020.

 Pertumbuhan (c-to-c) dan Kontribusi PDRB menurut Lapangan Usaha Tahun 2021 (%)

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (31,56%)


 Pertumbuhan (y-on-y) dan Kontribusi PDRB menurut Lapangan Usaha Triwulan IV-
2021 (%)

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (30,88%)


 Pertumbuhan (q-to-q) PDRB menurut Lapangan Usaha Triwulan IV-2021 (%)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (-4,00%)
Seberapa besar penerapan tenaga kerja dalam bidang pertanian di provinsi jambi
Pada keadaan Agustus 2020, sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak
digeluti oleh sebagian besar penduduk di Provinsi Jambi, yang menjadikan sektor ini
menempati peringkat pertama dengan proporsi sebesar 46,44 persen.

Kedudukan Agribisnis dalam Perekonomian Nasional


 Ada beberapa alasan mengapa agribisnis memiliki kedudukan penting dalam
perekonomian nasional:
1. Aktivitas agribisnis untuk menghasilkan pangan akan selalu ada selama manusia
masih butuh makanan
2. Usaha ekonomi yang hemat devisa
3. Mempunyai kaitan usaha ke depan dan ke belakang
4. Sumber pencaharian utama masyarakat dan menyerap tenaga kerja
5. Kultur masyarakat yang masih bersifat kultur agraris
6. Ketersediaan lahan yang masih cukup besar dan belum optimal
7. Pengembangan agroindustri yang cukup bersaing di pasar dunia
8. Kontribusi terhadap PDB cukup besar
9. Agribisnis identik dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat

Mengapa agribisnis memiliki kedudukan :


 Aktivitas agribisnis untuk menghasilkan pangan akan selalu ada selama manusia
masih butuh makanan
Dalam menjalani kegiatan sehari-hari manusia membutuhkan asupan untuk
memaksimalkan kegiatan yang sedang dijalaninya. Tanpa asupan sudah pasti manusia tidak
memiliki tenaga bahakan mungkin akan terkena penyakit. Yang mana asupan-asupan itu
dapat kita temukan pada makanan-makanan yang tinggi gizi.
Makanan tidak dapat tersedia begitu saja. Banyak proses yang dilalui hingga dapat
dikonsumsi oleh manusia. Mulai dari menanamnya, merawatnya, memanen, kemudian
barulah disatukan dengan pangan-pangan yang lain agar saling melengkapi gizi. Dan semua
proses itu sudah pasti memiliki unsur agribisnis yang usdah pasti tidak dapatkan dipisahkan.
Dengan kata lain, selama manusia itu hidup maka manusia membutuhkan makanan.
 Kultru masyarakat didominasi kultur dan tradisi agraris
Indonesia sejak dahulu kalan sudah dikenal sebagai Negara agraris dikarenakan sebagian
besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian, didukung oleh luasnya lahan subur.
 Peranan agribisnis dalam pembangunan ekonomi daerah
Melalui percepatan modernisasi agribisnis di setiap daerah akan secara langsung
memodernisasi perekonomian daerah dan dapat memecahkan sebagian besar
persoalan ekonomi di daerah

CONTOH SUBSISTEM :
Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani
di Jember Jawa Timur, hal tersebut dikarenakan cabai memiliki permintaan yang tinggi di
pasar. Namun, petani tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar sepanjang waktu yang
dikarenakan kondisi musim dan cuaca yang kadang kurang mendukung. Oleh karena itu
diperlukan adanya sistem agribisnis cabai untuk mengatasi masalah tersebut.
Subsistem Sarana Produksi Cabe, Contoh :Pengusaha saprodi (benih, pupuk, alsintan,
pestisida, dll), Kios - kios, dll.
Subsistem Usahatani Cabe, Contoh : Kelompok tani cabe di wilayah jember
Subsistem Agroindustry Cabe, Contoh : Agroindustri olahan cabe menjadi serbuk cabe,
sambal sachet, cabai kemas, dll dan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah.
Subsistem Pemasaran Hasil Pertanian Cabe, Contoh : Distributor produk agroindustri dan
produk pertanian langsung. Dengan memanfaatkan saluran pemasaran yang menguntungkan.
Subsistem Prasarana Cabe, Contoh : Perbankan yang menyediakan modal bagi setiap
anggota dalam sistem agribisnis tersebut.
Subsistem pembinaan Cabe, Contoh : Dinas pertanian, para peneliti, top manajemen, yang
akan mengarahkan serta mengatur laju sistem agribisnis.
Dengan adanya sistem agribisnis cabe yang terdiri dari beberapa subsistem agribisnis cabe
diatas, diharapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi setiap anggota dalam agribisnis
dan memberikan layanan prima kepada seluruh konsumen.

Anda mungkin juga menyukai