Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi pertanian dan penelitian
sektor ekonomi pertanian
1.2.Rumusan masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka dapat diketahui
tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1.4. Manfaat
Produk domestik bruto (PDB) atau dalam bahasa Inggris gross domestic
product (GDP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh
suatu negara pada periode tertentu.PDB merupakan salah satu metode untuk
menghitung pendapatan nasional. Teknik ini paling sering digunakan. Secara
ringkas, GDP adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha
dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atau GDP atas dasar harga
berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun.
1. Mengukur laju pertumbuhan ekonomi nasional sudah sejauh mana dan apa
saja yang masih perlu ditingkatkan.
2. Membandingkan kemajuan ekonomi antar negara untuk mengetahui
negara mana yang memiliki perekonomian terkuat.
3. Mengetahui struktur perekonomian suatu negara, untuk mengetahui sektor
mana yang memerlukan perbaikan.
4. Sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah. Dalam hal ini PDB
seringkali diartikan sebagai indikator dari kesejahteraan suatu negara.
Angka PDB yang tinggi diartikan dengan tingginya angka produksi.
Tingginya angka produksi dihubungkan kepada daya beli masyarakat yang
juga tinggi.
1. Pendekatan Produksi
GDP adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh
berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini
dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha (sektor) yaitu :
Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap sektor tersebut dirinci lagi
menjadi sub-sub sektor.
2. Pendekatan Pendapatan
GDP adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi
yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun).
Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa
tanah, bunga modal, dan keuntungan yang semuanya sebelum dipotong pajak
penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDB mencakup juga
penyusutan dan pajak tidak langsung neto yakni pajak tak langsung dikurangi
subsidi.
3. Pendekatan Pengeluaran
GDP adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari
pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, pengeluaran
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan
inventori, ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor).
Sektor usaha pertanian terbagi atas 5 sub sektor yakni sub sektor tanaman
pangan,perkebunan,peternakan,perikanan,dan kehutanan.Seluruh sub sektor
tersebut memberikan kontribusi kepada peningkatan GDP Indonesia.Sebagaimana
kita tahu bahwa peran sektor pertanian di Negara sedang berkembang (Low
Developing Countries/LDCs) memiliki empat kontribusi terhadap pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi nasional, yaitu kontribusi produk, kontribusi pasar,
kontribusi faktor-fakor produksi, dan kontribusi devisa.
Fungsi kebijakan fiskal secara umum terbagi menjadi tiga, yaitu fungsi
penetapan sasaran anggaran, fungsi distribusi pendapatan dan subsidi, serta fungsi
stabilisasi ekonomi. Fungsi alokasi anggaran bertujuan untuk
tujuan pembangunan ekonomi. Fungsi distribusi pendapatan dan subsidi
dimaksudkan untuk upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Sedangkan fungsi
stabilisasi ekonomi makro dimaksudkan untuk mencapai
peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah membuat kebijakan fiskal untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan
berbentuk pajak pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter,
yang bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat suku
bunga dan jumlah uang beredar.
Dengan menggunakan otoritas fiskal, bank sentral dapat mengatur nilai tukar
antara mata uang domestik dan asing. Sebagai contoh, bank Indonesia dapat
meningkatkan jumlah uang beredar dengan mengeluarkan lebih banyak uang
cetak. Dalam kasus seperti itu, mata uang negara tersebut menjadi lebih murah
dibandingkan dengan mata uang negara lain.
Meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke
dalam negeri atau sebaliknya. Dengan cara ini maka persaingan produk dalam
negeri akan bersaing dan pastinya akan mempunyai kualitas sehingga dapat di
ekspor ke luar negeri.
Ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk
mengurangi atau menambah jumlah uang yang sedang beredar di masyarakat
dengan cara melakukan pembelian atau penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
atau dengan melakukan pembelian atau penjualan surat berharga yang dijual di
pasar modal.
Kebijakan Diskonto
Jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap PDB sektor pertanian. Hal ini
berarti bahwa semakin meningkat jumlah uang beredar, maka PDB sektor
pertanian akan semakin meningkat.
Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto.
Tingkat diskonto (tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan oleh bank
sentral kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Sebagai contoh, jika bank
sentral meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman untuk bank
meningkat.Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka
tetapkan kepada pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam
perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang.
Contoh Untuk Bidang Pertanian:
Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang
beredar. Jika rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank
memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sebagai informasi, PDB sektor perkebunan pada tahun 2020 lalu sebesar
1,33%. Pada tahun ini, PDB dari sektor perkebunan akan digenjot hingga
mencapai 4,1% sampai dengan 5,07%.
Dua sektor lain yang juga akan digenjot oleh pemerintah adalah
peternakan dan perikanan. PDB dari sektor peternakan ditargetkan mencapai
3,72% sampai dengan 4,68% sedangkan sektor perikanan 3,43% sampai 4,38%.
Dalam ekonomi pertanian pihak yang dirugikan adalah petani yang sulit
mengembalikan modal, konsumen yang harus membayar mahal untuk
mendapatkan kebutuhan pokok, dan pemerintah yang harus mengatur harga pasar
agar stabil dan harus mengeluarkan bahan baku bulog untuk membangtu
masyarakat yang membutuhkan. Hasil pertanian sangat dibutuhkan, karena
merupakan bahan pokok yang tidak bias tidak dimakan.
Misalnya sayuran, beras, cabai, dan lain-lain. Pada saat ini, pemerintah
mengurangi masalah tersebut dengan 2 kebijakan yaitu:
1. Kebijakan Moneter
3.2. Saran