“SEKTOR PERTANIAN”
DOSEN PEMBIMBING :
REZA KURNIA SEKEDANG, SE, M.Si
DISUSUN OLEH :
MILENIA RAMADHANI HARAHAP
(200521019)
MANAJEMEN EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan karunia dan rahmat-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
yang diberikan oleh dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia dengan judul
makalah Sektor Pertanian.
Saya mengucapkan terima kasih atas kotribusi dari banyak pihak dalam
menyusun makalah ini. Penyusun pun menyadari sekiranya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
perbaikan dan kelengkapan penyusunan makalah ini.
Akhir kata harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang sektor pertanian di
Indonesia. Penyusun akan memfokusikan pembahasan pada nilai tukar petani,
1
investasi di sektor pertanian, keterkaitan antara pertanian dengan industri
manufaktur dan perbedaan antara petani tradisional dan petani modern.
Tujuan dari pembuatan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas agar
mengetahui sektor pertanian di Indonesia, nilai tukar petani, investasi di sektor
pertanian, keterkaitan pertanian dengan industri manufaktur, dan perbedaan antara
petani tradisional dan petani modern.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah pangan menjadi sektor yang selalu dibutuhkan manusia yang mana
konsumen di Indonesia sangat besar. Hal ini para petani dan UKM pemula
diharapkan agar terus berinovasi tidak hanya di pasar Indonesia saja, melainkan
ekspor untuk komoditas-komoditas tertentu.
Presiden selalu menitikberatkan masa depan suatu negara ditentukan oleh tiga
sektor strategi, yaitu sektor pangan, energi, dan sumber daya air. Pada era
pemerintahan sekarang (2019-2024), membangun Indonesia masih menempatkan
sektor pertanian untuk memperkuat ekonomi dan pertahanan nasional.
3
Berdasarkan data BPS, peran sektor pertanian di Indonesia saat ini cukup
signifikan. Ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap total PDB mencapai 14%
dan menyediakan lapangan kerja bagi hampir setengah jumlah penduduk. Dan
peningkatan pertumbuhan PDB sektor pertanian sekitar 2,19% dibandingkan tahun
sebelumnya (year on year). Serta kuartal II 2020 menunjukkan pertumbuhan sektor
ini hingga 16,24% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator sebagai alat ukur
kesejahteraan petani. NTP merupakan perbandingan antara Indeks harga yang
diminta petani (IT) dengan Indeks harga yang dibayar petani (IB).
- Indeks harga yang diterima petani (IT) adalah indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani.
Dari nilai IT, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan
petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam perhitungan
pendapatan sektor pertanian.
IT dihitung berdasarkan nilai jual hasil pertanian yang dihasilkan oleh
petani, cakupannya yaitu sektor padi, palawija, hasil peternakan,
perkebunan rakyat, sayuran, buah, dan hasil perikanan (perikanan tangkap
maupun budi daya).
4
- Indeks harga yang dibayar petani (IB) adalah indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik
kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses
produk pertanian. Dari nilai IB, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang
yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari
masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk
memproduksi hasil pertanian. Perkembangan IB juga dapat
menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan.
IB dihitung berdasarkan indeks harga yang harus dibayarkan oleh petani
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan penambahan barang modal dan
biaya produksi, yang dibagi lagi menjadi sektor makanan dan barang dan
jasa non makanan.
- NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih
besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar
dari pengeluarannya.
- NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga
produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang
konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.
- NTP < 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi
relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang
konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat NTP pada Oktober 2020 sebesar 102,25
atau naik 0,58% dibandingkan dengan NTP pada September 2020 sebesar 101,6.
5
Kenaikan ini dikarenakan Indeks harga yang diterima petani (IT) naik sebesar
0,81%, lebih tinggi dari kenaikan Indeks harga yang dibayar petani (IB) sebesar
0,23%. Sehingga secara nasional, NTP Januari – Oktober 2020 sebesar 101,36
dengan nilai IT sebesar 107,02 sedangkan IB sebesar 105,58.
6
UU Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura di Pasal 33 membatasi
penggunaan sarana hortikultura dari luar negeri dan mensyaratkan keharusan untuk
mengutamakan sarana yang mengandung komponen hasil produksi dalam negeri.
Pasal 100 di Undang-Undang yang sama juga membatasi penanaman modal asing
hanya untuk usaha besar hortikultura dengan jumlah modal paling besar 30%.
Penanam modal asing juga wajib menempatkan dana di bank dalam negeri sebesar
kepemilikan modalnya.
Proses perizinan usaha juga rumit. Investor harus memiliki izin dari
rekomendasi dinas di pemda setempat sampai Kementerian Pertanian dan
Kementerian Perdagangan. Isu kepemilikan lahan juga terus menjadi isu yang
membuat investor khawatir untuk menanam modal di Indonesia.
- Sektor pertanian yang kuat berarti ketahanan pangan terjamin dan ini
merupakan salah satu prasyarat penting agar proses industrialisasi pada
khususnya dan pembangunan ekonomi pada umumnya bisa berlangsung
dengan baik. Ketahanan pangan berarti tidak ada kelaparan dan ini
menjamin kestabilan sosial dan politik.
7
- Dari sisi permintaan agregat, pembangunan sektor pertanian yang kuat
membuat tingkat pendapatan rill per kapita di sektor tersebut tinggi yang
merupakan salah satu sumber permintaan terhadap barang-barang nonfood,
khususnya manufaktur. Khususnya di Indonesia, dimana sebagian besar
penduduk berada di pedesaan dan mempunyai sumber pendapatan langsung
maupun tidak langusng dari kegitan pertanian, jelas sektor ini merupakan
motor utama penggerak industrialisasi.
- Dari sisi penawaran, sektor pertanian merupakan salah satu sumber input
bagi sektor industri yang mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif.
- Masih dari sisi penawaran, pembangunan yang baik disektor pertanian bisa
menghasilkan surplus di sektor tersebut dan ini bisa menjadi sumber
investasi di sektor industri, khususnya industri berskala kecil di pedesaan.
8
Dengan keberlangsungan baik dan lancar, maka petani dapat meningkatkan
produk pertanian sejalan dengan peningkatan industri manufaktur yang
membutuhkan bahan baku yang diproduksi dari para petani. Oleh karena itu,
peningkatan pendapatan para petani akan berhubungan positif terhadap
meningkatnya kesejahteraan petani dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
- Membajak
Pada pertanian tradisional, mungkin sudah sangat familiar dengan
membajak sawah menggunakan tenaga hewan. Biasanya, tenaga hewan
yang dimanfaatkan adalah kerbau atau sapi. Berbeda dengan pertanian
modern yang membajak sawah dengan menggunakan mesin atau traktor.
- Penanaman
Pada proses penanaman dalam pertanian tradisional biasanya
memanfaatkan tenaga manusia. Sedangkan pada pertanian modern
penanaman akan dilakukan oleh mesin yang diprogram untuk menanam
padi.
- Tujuan Pertanian
Pada pertanian tradisional biasanya hanya dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari petaninya. Berbeda dengan tujuan pertanian modern
yang dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar dengan tujuan
keuntungan.
- Perawatan
Pertanian tradisional biasanya akan lebih tergantung pada alam, sehingga
saat musim kemarau pertanian bisa sangat kering. Berbeda dengan pertanian
modern yang telah melakukan rekayasa pengairan layaknya bendungan,
irigasi, dan lain sebagainya. Dalam perawatan, pertanian tradisional tidak
9
menggunakan pestisida sehingga lebih aman dikonsumsi, sedangkan
pertanian modern biasanya sudah menggunakan pestisida.
- Modal
Modal pada pertanian modern biasanya lebih besar daripada pertanian
tradisional. Hal ini dikarenakan lingkup pertanian modern lebih luas dan
bertujuan untuk komersil. Sehingga modal yang besar sangat
memungkinkan diperlukan dalam pertanian modern.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
- Perbedaan antara petani tradisional dan modern terletak pada penggunaan
mesin dan tenaga manusia atau hewan. Dimana setiap teknik pertanian
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penyusun adalah sektor pertanian
menjadi salah satu sektor yang membantu atau menyelamatkan perekonomian
nasional karena pertumbuhannya terhadap PDB kuartal II 2020 sangat tinggi, di
tengah PDB nasional dan sektor lainnya justru menurun. Namun, dalam hal
investasi di sektor pertanian masih minim karena terdapat regulasi yang membuat
investor menjadi ragu dalam menginvestasikan dananya di Indonesia khusus pada
sektor pertanian ini. Maka, pentingnya kebijakan pemerintah dalam menangani
masalah ini agar pertanian di Indonesia lebih modern tidak lagi ke arah
konvensional. Dengan ini, pertanian di Indonesia akan semakin baik dan
meningkatkan kesejahteraan para petani apabila kebijakan pemerintah tersebut
terlaksana dengan lancar.
12
Daftar Pustaka
13