Anda di halaman 1dari 16

PEREKONOMIAN INDONESIA

“SEKTOR PERTANIAN”

DOSEN PEMBIMBING :
REZA KURNIA SEKEDANG, SE, M.Si

DISUSUN OLEH :
MILENIA RAMADHANI HARAHAP
(200521019)

MANAJEMEN EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan karunia dan rahmat-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
yang diberikan oleh dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia dengan judul
makalah Sektor Pertanian.

Saya mengucapkan terima kasih atas kotribusi dari banyak pihak dalam
menyusun makalah ini. Penyusun pun menyadari sekiranya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
perbaikan dan kelengkapan penyusunan makalah ini.

Akhir kata harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Medan, 04 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

2.1 Sektor Pertanian di Indonesia ................................................................. 3

2.2 Nilai Tukar Petani .................................................................................. 4

2.3 Investasi di Sektor Pertanian .................................................................. 6

2.4 Keterkaitan Pertanian dengan Industri Manufaktur ................................. 7

2.5 Petani Tradisional VS Petani Modern .................................................... 9

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 11

3.2 Saran ................................................................................................... 12

Daftar Pustaka ................................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya hayati yang


dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energy, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Berdasarkan sumber
Wikipedia, mata pencaharian penduduk dunia bagian terbesar yaitu bidang-bidang
di lingkup pertanian, namun pertanian hanyak menyumbang 4% dari PDB dunia.

Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan strategis dalam


struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya pada daerah sampai
sekarang. Peranan strategis yang dimaksud adalah sektor pertanian tidak hanya
berkontribusi kepada PDB tetapi juga sebagai penyedia lapangan kerja. Masih
banyak tenaga kerja yang bergantung pada sektor ini untuk kehidupannya berarti
sektor pertanian penting dalam kerangka upaya-upaya pengurangan kemiskinan,
pengurangan kesenjangan pendapatan, dan peningkatan kemakmuran masyarakat
(Alfurkon, 2017).

Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya


dipandang pasif dan sebagai unsur penunjang semata (Todaro dan Smith, 2006).
Padahal proses pembangunan ekonomi merupakan salah satu redefenisi terus
menerus atas peran-peran sektor pertanian, manufaktur, dan jasa (World Bank,
2008). Jika suatu wilayah menghendaki pembangunan yang lancar dan
berkesinambungan, maka wilayah harus memulainya dari pedesaan pada
umumnya, dan sektor pertanian pada khususnya (Todaro dan Smith 2006). Menurut
Ahluwalia dalam Tambunan (2010) kondisi ekonomi dengan sektor pertanian yang
cukup besar, maka strategi pembangunan ekonomi yang tepat yaitu dengan
mendahulukan sektor pertanian.

Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang sektor pertanian di
Indonesia. Penyusun akan memfokusikan pembahasan pada nilai tukar petani,

1
investasi di sektor pertanian, keterkaitan antara pertanian dengan industri
manufaktur dan perbedaan antara petani tradisional dan petani modern.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai


berikut:

a. Bagaimana sektor pertanian di Indonesia?


b. Bagaimana nilai tukar petani?
c. Bagaimana investasi di sektor pertanian?
d. Bagaimana keterkaitan pertanian dengan industri manufaktur?
e. Apa saja perbedaan petani tradisional dan petani modern?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas agar
mengetahui sektor pertanian di Indonesia, nilai tukar petani, investasi di sektor
pertanian, keterkaitan pertanian dengan industri manufaktur, dan perbedaan antara
petani tradisional dan petani modern.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sektor Pertanian di Indonesia

Salah satu sektor kunci perekonomian di Indonesia adalah sektor pertanian.


Saat ini sektor pertanian masih memberikan pendapatan bagi sebagian besar rumah
tangga Indonesia, meskipun kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional
telah menurun secara signifikan dalam setengah abad terakhir. Pada umumnya,
sektor pertanian di Indonesia terdiri dari dua jenis berdasarkan skala per 1 meter,
yaitu:

- Perkebunan besar milik negara maupun perusahaan swasta


- Produksi petani kecil, kebanyakan rumah tangga yang melakukan pertanian
tradisional

Sektor pertanian di Indonesia masih menjadi ruang untuk rakyat kecil.


Hampir setengah jumlah rakyat Indonesia bekerja di sektor pertanian yaitu kurang
lebih 100 juta jiwa. Hal ini Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai upaya
untuk membina para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) agar menjadi
pondasi yang kuat dalam mendukung ekonomis Indonesia. Upaya yang dilakukan
pemerintah salah satunya dengan melaksanakan pelatihan manajemen agrobisnis
untuk pelaku UKM bekerjasama dengan Asian Productivity Oragnization (APO)
dan Cornel University.

Masalah pangan menjadi sektor yang selalu dibutuhkan manusia yang mana
konsumen di Indonesia sangat besar. Hal ini para petani dan UKM pemula
diharapkan agar terus berinovasi tidak hanya di pasar Indonesia saja, melainkan
ekspor untuk komoditas-komoditas tertentu.

Presiden selalu menitikberatkan masa depan suatu negara ditentukan oleh tiga
sektor strategi, yaitu sektor pangan, energi, dan sumber daya air. Pada era
pemerintahan sekarang (2019-2024), membangun Indonesia masih menempatkan
sektor pertanian untuk memperkuat ekonomi dan pertahanan nasional.

3
Berdasarkan data BPS, peran sektor pertanian di Indonesia saat ini cukup
signifikan. Ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap total PDB mencapai 14%
dan menyediakan lapangan kerja bagi hampir setengah jumlah penduduk. Dan
peningkatan pertumbuhan PDB sektor pertanian sekitar 2,19% dibandingkan tahun
sebelumnya (year on year). Serta kuartal II 2020 menunjukkan pertumbuhan sektor
ini hingga 16,24% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Selama pandemik Covid-19 ini sektor pertanian menjadi dominan di tengah


sektor lain yang masih cenderung terpuruk sehingga pertumbuhan ekonomi
Indonesia turun sampai 4,19% (q to q) dan 5,32% (y-o-y). Dampak dari pandemik
Covid-19 ini begitu dirasakan oleh hampir seluruh negara dunia terhadap ketahan
pangan. Namun, tidak berpengaruh terhadap ketersediaan pangan di Indonesia.

Pengamat ekonomi dan kebijakan pertanian mengatakan selama masa


pandemik Covid-19, Kementerian Pertanian terus berupaya untuk menjalankan
program dan kebijakan berorientasi atau berpusat pada kesejahteraan petani
khususnya di masa panen harga yang terima petani harus dipantau.

2.2 Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator sebagai alat ukur
kesejahteraan petani. NTP merupakan perbandingan antara Indeks harga yang
diminta petani (IT) dengan Indeks harga yang dibayar petani (IB).

- Indeks harga yang diterima petani (IT) adalah indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani.
Dari nilai IT, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan
petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam perhitungan
pendapatan sektor pertanian.
IT dihitung berdasarkan nilai jual hasil pertanian yang dihasilkan oleh
petani, cakupannya yaitu sektor padi, palawija, hasil peternakan,
perkebunan rakyat, sayuran, buah, dan hasil perikanan (perikanan tangkap
maupun budi daya).

4
- Indeks harga yang dibayar petani (IB) adalah indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik
kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses
produk pertanian. Dari nilai IB, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang
yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari
masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk
memproduksi hasil pertanian. Perkembangan IB juga dapat
menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan.
IB dihitung berdasarkan indeks harga yang harus dibayarkan oleh petani
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan penambahan barang modal dan
biaya produksi, yang dibagi lagi menjadi sektor makanan dan barang dan
jasa non makanan.

Arti angka NTP dapat dilihat sebagai berikut:

- NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih
besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar
dari pengeluarannya.
- NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga
produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang
konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.
- NTP < 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi
relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang
konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.

NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang


dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi
rumah tangga. Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian
dibandingkan dengan produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan
peningkatan kualitas produk pertanian dapat dilakukan. Nilai tukar petani dapat
bervariasi di setiap daerah dan berfluktuasi seiring waktu. Nilai tukar petani
dihitung secara skala nasional maupun lokal.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat NTP pada Oktober 2020 sebesar 102,25
atau naik 0,58% dibandingkan dengan NTP pada September 2020 sebesar 101,6.

5
Kenaikan ini dikarenakan Indeks harga yang diterima petani (IT) naik sebesar
0,81%, lebih tinggi dari kenaikan Indeks harga yang dibayar petani (IB) sebesar
0,23%. Sehingga secara nasional, NTP Januari – Oktober 2020 sebesar 101,36
dengan nilai IT sebesar 107,02 sedangkan IB sebesar 105,58.

Pada Oktober 2020, NTP Provinsi Kepulauan Bagka Belitung mengalami


kenaikan tertinggi sebesar 2,49% dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.
Sebaliknya, NTP Provinsi Banten mengalami penurunan terbesar 1,13%
dibandingkan NTP provinsi lainnya.

2.3 Investasi di Sektor Pertanian

Pentingnya investasi dalam upaya potensi meningkatkan kinerja sektor


pertanian. Data BPS 2020 menunjukkan bahwa sektor ini merupakan satu-satunya
sektor yang mengalami pertumbuhan positif di antara lima sektor terbesar di
Indonesia, yaitu industri (-6,19%), perdagangan (-7,57%), konstruksi (-5,39%), dan
pertambangan (-2,72%). Pertumbuhan positif ini merupakan capaian yang bagus di
saat pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -5,3% di triwulan II
tahun ini. Sedangkan sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan 2,19% y-o-y
(tahun-ke-tahun).

Investasi di sektor pertanian masih terbilang minim. Berdasarkan data


Kementerian Pertanian, total investasi pertanian di 2018 adalah Rp54,1 triliun.
Sementara itu, jumlah ini bertambah menjadi Rp57 triliun di tahun berikutnya.
Sementara itu, investasi asing di sektor pertanian hanya 3% dari total investasi asing
yang masuk ke Indonesia. Total investasi yang masuk pada 2019 adalah sebesar
US$27.095,1 juta.

Padahal, masuknya investasi dapat membantu membentuk sektor pertanian


yang resilien dan berkelanjutan melalui pendanaan riset dan pengembangan,
teknologi, maupun pengembangan kapasitas sumber daya masyarakat. Namun,
peraturan yang berlaku selama ini dinilai tidak ramah terhadap masuknya investasi
di sektor pertanian, salah satunya di subsektor hortikultura.

6
UU Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura di Pasal 33 membatasi
penggunaan sarana hortikultura dari luar negeri dan mensyaratkan keharusan untuk
mengutamakan sarana yang mengandung komponen hasil produksi dalam negeri.
Pasal 100 di Undang-Undang yang sama juga membatasi penanaman modal asing
hanya untuk usaha besar hortikultura dengan jumlah modal paling besar 30%.
Penanam modal asing juga wajib menempatkan dana di bank dalam negeri sebesar
kepemilikan modalnya.

Proses perizinan usaha juga rumit. Investor harus memiliki izin dari
rekomendasi dinas di pemda setempat sampai Kementerian Pertanian dan
Kementerian Perdagangan. Isu kepemilikan lahan juga terus menjadi isu yang
membuat investor khawatir untuk menanam modal di Indonesia.

Selain regulasi yang rumit, kecermatan dalam menentukan prioritas investasi


juga masih perlu ditingkatkan. Alokasi modal paling besar masih mengalir ke
irigasi. Alokasi modal untuk irigasi memang berguna, tetapi alokasi ke irigasi
kurang efektif karena ini masih mengacu ke sistem pertanian konvensional.

Akhirnya alokasi modal mulai mengalami peningkatan ke penyimpanan dan


infrastruktur pertanian. Sementara itu, investasi ke riset dan pengembangan untuk
inovasi agrikultur dan pengembangan pengetahuan agrikultur masih minim.
Padahal, dua hal ini yang dibutuhkan untuk memodernisasi pertanian.

2.4 Keterkaitan Pertanian dengan Industri Manufaktur

Ada beberapa alasan (yang dikemukakan oleh Dr.Tulus Tambunan dalam


bukunya Perekonomian Indonesia) kenapa sektor pertanian yang kuat sangat
esensial dalam proses industrialisasi di negara Indonesia, yakni sebagai berikut:

- Sektor pertanian yang kuat berarti ketahanan pangan terjamin dan ini
merupakan salah satu prasyarat penting agar proses industrialisasi pada
khususnya dan pembangunan ekonomi pada umumnya bisa berlangsung
dengan baik. Ketahanan pangan berarti tidak ada kelaparan dan ini
menjamin kestabilan sosial dan politik.

7
- Dari sisi permintaan agregat, pembangunan sektor pertanian yang kuat
membuat tingkat pendapatan rill per kapita di sektor tersebut tinggi yang
merupakan salah satu sumber permintaan terhadap barang-barang nonfood,
khususnya manufaktur. Khususnya di Indonesia, dimana sebagian besar
penduduk berada di pedesaan dan mempunyai sumber pendapatan langsung
maupun tidak langusng dari kegitan pertanian, jelas sektor ini merupakan
motor utama penggerak industrialisasi.
- Dari sisi penawaran, sektor pertanian merupakan salah satu sumber input
bagi sektor industri yang mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif.
- Masih dari sisi penawaran, pembangunan yang baik disektor pertanian bisa
menghasilkan surplus di sektor tersebut dan ini bisa menjadi sumber
investasi di sektor industri, khususnya industri berskala kecil di pedesaan.

Dapat dilihat hal tersebut, pentingnya masyarakat untuk saling bersinergi


dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam hal ini pemerintah sebagai
pemangku kebijakan perlu membuat program sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan oleh petani dengan cara sebagai berikut:

- membuat regulasi yang memiliki tujuan yang sejalan dengan cita-cita


bersama,
- menganggarkan dana untuk pengembangan pertanian,
- memberikan pengetahun dengan jalan memberdayakan tenaga penyuluh
pertanian agar membantu petani dengan maksimal,
- bank sebagai penyedia dana masyarakat dapat lebih bersahabat dengan
petani agar keterbatasan dana dapat teratasi dengan bunga yang kecil,
- perguruan tinggi sangat penting untuk mengadakan penelitian yang massif
dan dapat diaplikasikan langsung untuk meningkatkan produktivitas
pertanian,
- pihak swasta diharapkan dapat menginvestasikan modal mereka untuk
membuat pabrik-pabrik pengolahan produk pertanian. Sehingga petani
mampu mengekspor dan memperoleh pendapatan lebih (dengan nilai yang
lebih tinggi), dan
- petani sebagai subjek dapat fokus dalam menjalankan program yang
diberikan pemerintah.

8
Dengan keberlangsungan baik dan lancar, maka petani dapat meningkatkan
produk pertanian sejalan dengan peningkatan industri manufaktur yang
membutuhkan bahan baku yang diproduksi dari para petani. Oleh karena itu,
peningkatan pendapatan para petani akan berhubungan positif terhadap
meningkatnya kesejahteraan petani dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2.5 Petani Tradisional VS Petani Modern

Pada hakekatnya, perbedaan pertanian modern dan tradisional terletak pada


penggunaan mesin dan tenaga manusia atau hewan. Di bawah ini adalah
penjelasannya:

- Membajak
Pada pertanian tradisional, mungkin sudah sangat familiar dengan
membajak sawah menggunakan tenaga hewan. Biasanya, tenaga hewan
yang dimanfaatkan adalah kerbau atau sapi. Berbeda dengan pertanian
modern yang membajak sawah dengan menggunakan mesin atau traktor.
- Penanaman
Pada proses penanaman dalam pertanian tradisional biasanya
memanfaatkan tenaga manusia. Sedangkan pada pertanian modern
penanaman akan dilakukan oleh mesin yang diprogram untuk menanam
padi.
- Tujuan Pertanian
Pada pertanian tradisional biasanya hanya dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari petaninya. Berbeda dengan tujuan pertanian modern
yang dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar dengan tujuan
keuntungan.
- Perawatan
Pertanian tradisional biasanya akan lebih tergantung pada alam, sehingga
saat musim kemarau pertanian bisa sangat kering. Berbeda dengan pertanian
modern yang telah melakukan rekayasa pengairan layaknya bendungan,
irigasi, dan lain sebagainya. Dalam perawatan, pertanian tradisional tidak

9
menggunakan pestisida sehingga lebih aman dikonsumsi, sedangkan
pertanian modern biasanya sudah menggunakan pestisida.
- Modal
Modal pada pertanian modern biasanya lebih besar daripada pertanian
tradisional. Hal ini dikarenakan lingkup pertanian modern lebih luas dan
bertujuan untuk komersil. Sehingga modal yang besar sangat
memungkinkan diperlukan dalam pertanian modern.

Berbagai perbedaan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap teknik pertanian


memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

- Dalam membangun Indonesia, masih menempatkan sektor pertanian untuk


memperkuat ekonomi dan pertahanan nasional. Karena sektor pertanian
merupakan kunci perekonomian di Indonesia.
- Nilai Tukar Petani (NTP) salah satu indikator sebagai alat ukur kesejahteraan
petani. NTP merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diminta
petani (IT) dengan Indeks harga yang dibayar petani (IB).
- Angka NTP dapat dilihat dari NTP > 100, berarti petani mengalami surplus.
NTP = 100, berarti petani mengalami impas. NTP < 100, berarti petani
mengalami defisit. Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk
pertanian dibandingkan dengan produk lain.
- Investasi di sektor pertanian masih terbilang minim. Alokasi modal penting
untuk investasi ke riset dan pengembangan. Betujuan untuk inovasi agrikultur
dan pengembangan pengetahuan agrikultur masih minim. Karena dua hal ini
yang dibutuhkan untuk memodernisasi pertanian.
- Beberapa alasan sektor pertanian berkaitan dengan industrialiasasi di
Indonesia, yaitu sektor pertanian yang kuat berarti ketahanan pangan terjamin
dan ini merupakan salah satu prasyarat penting agar proses industrialisasi
pada khususnya dan pembangunan ekonomi pada umumnya bisa berlangsung
dengan baik dan pembangunan sektor pertanian yang kuat membuat tingkat
pendapatan rill per kapita di sektor tersebut tinggi yang merupakan salah satu
sumber permintaan terhadap barang-barang nonfood (khususnya manufaktur)
dari sisi permintaan agregat serta sektor pertanian merupakan salah satu
sumber input bagi sektor industri yang mana Indonesia memiliki keunggulan
komparatif dan pembangunan yang baik disektor pertanian bisa
menghasilkan surplus di sektor tersebut dan ini bisa menjadi sumber investasi
di sektor industri, khususnya industri berskala kecil di pedesaan dari sisi
penawaran.

11
- Perbedaan antara petani tradisional dan modern terletak pada penggunaan
mesin dan tenaga manusia atau hewan. Dimana setiap teknik pertanian
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penyusun adalah sektor pertanian
menjadi salah satu sektor yang membantu atau menyelamatkan perekonomian
nasional karena pertumbuhannya terhadap PDB kuartal II 2020 sangat tinggi, di
tengah PDB nasional dan sektor lainnya justru menurun. Namun, dalam hal
investasi di sektor pertanian masih minim karena terdapat regulasi yang membuat
investor menjadi ragu dalam menginvestasikan dananya di Indonesia khusus pada
sektor pertanian ini. Maka, pentingnya kebijakan pemerintah dalam menangani
masalah ini agar pertanian di Indonesia lebih modern tidak lagi ke arah
konvensional. Dengan ini, pertanian di Indonesia akan semakin baik dan
meningkatkan kesejahteraan para petani apabila kebijakan pemerintah tersebut
terlaksana dengan lancar.

12
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian diakses pada 4 Desember 2020.


https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_dan_perkebunan_di_Indonesia diakses
pada 4 Desember 2020.
https://www.pertanian.go.id/home/index.php?show=news&act=view&id=256
4 diakses pada 4 Desember 2020.
https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/354147/sektor-pertanian-
andalan-ekonomi-bangsa diakses pada 4 Desember 2020.
https://mediaindonesia.com/hut-ri/336452/sektor-pertanian-penggerak-
perekonomian-nasional diakses pada 4 Desember 2020.
https://www.bps.go.id/subject/22/nilai-tukar-petani.html diakses pada 4
Desember 2020.
https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_tukar_petani diakses pada 4 Desember
2020.
https://www.wartaekonomi.co.id/read300975/investasi-di-sektor-pertanian-
masih-perlu-ditingkatkan diakses pada 4 Desember 2020.
https://www.kompasiana.com/markus.simanjuntak/550dfb65a33311a12dba7ef
3/keterkaitan-pertanian-dengan-industri-manufaktur diakses pada 4 Desember
2020.
https://starfarm.co.id/perbedaan-pertanian-modern-dan-tradisional/ diakses
pada 4 Desember 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai