Anda di halaman 1dari 14

Makalah Ekonomi Petanian II

“KEBIJAKAN PERTANIAN NEGARA CHINA”

Disusun oleh Kelompok 5 :

1. Lina Mangzilatul Sakinah (1810101033)


2. Rizki Wahyuningsih (1810101017)
3. Triska Purwiyanti (1810101025)
4. Widyastuti (1810101065)
5. Novritian Kurnia Pratama (1810101086)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TIDAR

MAGELANG 2020 / 2021

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................i


Daftar Isi ................................................................................................ii
Latar Belakang ................................................................................................iii
Pembahasan : Kebijakan Pertanian Negara China
a. Kebijakan Harga ...........................................................................................1
b. Kebijakan Pemasaran ....................................................................................2
c. Kebijakan Input ............................................................................................3
d. Kebijakan Kredit ..........................................................................................3
e. Kebijakan Mekanisme ..................................................................................3
f. Kebijakan Reformasi Lahan .........................................................................4
g. Kebijakan Penelitian .....................................................................................9
Kesimpulan ................................................................................................10
Daftar Pustaka ................................................................................................11

2
Latar Belakang

China melalui upaya sendiri menggunakan tanah garapan yang hanya menduduki 7% dari
total luasnya seluruh dunia, dengan populasi sebanyak 22% total jumlah penduduk seluruh
dunia. Pada tahun 1997, volume produksi bahan pangan Tiongkok mencapai 492 juta ton,
katun 4,3 juta ton, berbagai jenis bahan minyak 21,5 juta ton, daging 53,54 juta ton, dan hasil
perairan 35,61 juta ton, semua angka mutlaknya menduduki tempat terdepan dunia.

Kebijakan pertanian merupakan suatu proses yang ditunjukan untuk menambah


produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan
produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk
memperbesar campur tangan manusia di dalam perkembangan pertanian. Secara luas
kebijakan pertanian bukan hanya proses maupun kegiatan menambah produksi pertanian
melainkan sebuah proses yang menghasilkan perubahan social baik nilai, norma, perilaku,
lembaga, social dan sebagainya demi mencapai pertumbuhan ekonomi dan mensejahterakan
petani dan masyarakat yang leih baik.
Pertanian merupakan sector utama penghasil bahan-bahan makanan dan bahan-bahan
industry yang dapat diolah menjadi bahan sandang, pangan, dan papan yang dapat
dikonsumsi maupun maupun diperdagangkan, maka dari itu kebijakan pertanian merupakan
bagian dari pembangunan pertanian

3
Kebijakan Pertanian di Negara China

1. Kebijakan Harga

Negeri Tirai Bambu itu, patut dicontoh dalam mengendalikan harga-harga di


pasar-pasar negara mereka. Berbeda dengan praktek ekonomi di negara-negara Barat,
terlebih di Indonesia, otoritas perdagangan pemerintahan China punya kantor khusus
yang disebut Biro Harga.

Biro itu bertanggung jawab menetapkan kebijakan harga pasar dan memantau
pelaksanaannya. Meskipun harga produk atau jasa dapat ditentukan oleh perusahaan,
masing-masing perusahaan atau usaha patungan China harus melaporkan rencana
harga yang akan diberlakukan kepada Biro Harga untuk dipertimbangkan.

Pemerintah pusat China berpendapat, harga barang dan jasa harus diukur dan
dikendalikan agar ketidakpuasan politis terhadap reformasi ekonomi dapat diketahui
dan dihindari. Menurut pemerintah China, "kepanikan masyarakat" terhadap harga
tidak boleh tidak, harus dihindari. "Kepanikan", kata mereka, dapat mempercepat
hiperinflasi dan menurunkan nilai mata uang.

Oleh karena itu, para pejabat Biro Harga harus melaksanakan tugas mereka
dengan bersungguh-sungguh. Selain mengerjakan beberapa kegiatan lain, setiap tahun
Biro Harga mencocokkan berbagai komoditi di pasar dengan harga yang ditetapkan
pemerintah dan melaporkan hasilnya. Selain harga makanan (sembako), dan barang
lainnya (rokok, minuman keras, dan lain-lain), Biro Harga secara teratur memeriksa
biaya-biaya yang terkait dengan jasa seperti pariwisata dan angkutan (distribusi).

Biro Harga memiliki hak yang ditetapkan oleh undang-undang untuk


mengenakan denda (yang terberat adalah sanksi hukuman kurungan) kepada
seseorang yang menetapkan harga produk atau jasa di luar aturan harga resmi. Selain
harga, macam atau ragam produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan asing
atau usaha patungan juga berada di bawah kekuasaan hukum administrasi Biro Harga.

Jika Anda memasok produk atau jasa ke pasar China maka hubungan dengan Biro
Harga tidak dapat dihindari. Pada Mei 1998, undang-undang harga yang pertama
mulai berlaku di China. Aturan itu menentukan bahwa harga komoditi harus
disesuaikan dengan penawaran dan permintaan pasar, tetapi jika diperlukan
4
pemerintah pusat masih berhak mengendalikan harga, terutama harga barang-barang
kebutuhan pokok. (Bab Enam: Pejabat Pemerintah Cina; Buku Menembus Pasar Cina;
Yuan Wang, Rob Goodfellow, Xin Sheng Zhang).

Pemerintah China sangat peka dengan potensi pergolakan yang mungkin


timbul dari hal-hal, yang oleh negara lain dianggap remeh. Biro Harga yang mereka
bentuk, bertindak penuh atas nama rakyat dan undang-undang serta pemerintah.
Rakyat tidak boleh "panik" akibat kenaikan harga. Sebab "kepanikan" akan
mendorong pada instabilitas keamanan dan politis. Ini harus dihindari.

Bahkan, Biro Harga juga menentukan seberapa besar ongkos distribusi suatu
barang dan jasa, lalu menentukan harga barang dan jasa yang didistribusikan itu,
hingga barang dan jasa yang harus dibayar masyarakat sesuai dengan pendapatan
mainimumnya. Jika ada yang tidak patuh terhadap kebijakan Biro Harga, mereka
tidak segan-segan menangkap para pelanggar atas nama konstitusi dan dituduh
"hendak mengacaukan kondisi rakyat" alias dianggap hendak makar.

Peraturan harga itu tidak terkecuali juga berlaku bagi perusahaan swasta dan
perusahaan swasta patungan. Jika tak suka dengan aturan ini, pemerintah
mempersilahkan investor yang dianggap "tidak bisa menjamin kesejahteraan rakyat
China" itu, untuk angkat kaki dari negara itu, untuk menghindari tindak nasionalisasi
perusahaan dan asetnya, oleh pemerintah China.

2. Kebijakan Pemasaran
Eropa merupakan konsumen yang penting bagi China dan menjadi peluang
pasar yang strategis, namun mempunyai standart khusus GAP (Good Agricultural
Practice). Dengan demikian penerapan GAP menjadi sangat penting untuk memasuki
pasar Eropa. Beberapa perusahaan di China sudah mengadopsi EUROGAP System
dan berusaha untuk mendapatkan sertifikasi dengan tujuan ekspor ke Eropa. GAP
versi local yang disesuaikan dengan situasi dan standar EUROGAP sedang dipelajari
dan disusun.

3. Kebijakan Input

5
China melalui upaya sendiri, dengan menggunakan tanah garapan yang hanya
menduduki 7% dari total luasnya seluruh dunia, menghidupi populasi sebanyak 22%
total jumlah penduduk seluruh dunia. pada tahun 1997, volume produksi bahan
pangan Tiongkok mencapai 492 juta ton, katun 4,3 juta ton, berbagai jenis bahan
minyak 21,5 juta ton, daging 53,54 juta ton, dan hasil perairan 35,61 juta ton, semua
angka mutlaknya menduduki tempat terdepan dunia.

Pada tahun 2006 sistem subsidi baru diperkenalkan. Pajak atas pertanian
kemudian dihapuskan dan kemudian ada juga subsidi pendapatan langsung serta
kebijakan harga minimum. China kian giat meningkatkan subsidinya untuk
mendukung sektor pertaniannya dengan memberikan subsidi input pertanian berupa
mesin-mesin pertanian, pupuk, dan benih bermutu.

4. Kebijakan kredit

Di Cina memiliki bank spesialis pertanian yaitu Agriculture Bank of China.


Dengan adanya bank khusus untuk pertanian, berarti pemerintah cina memberikan
perhatian yang sangat besar pada sektor pertanian. Agriculture Bank of China
memiliki cabang di setiap daerah setingkat kabupaten. Sehingga petani sangat
dimudahkan dalam peminjaman modal.

5. Kebijakan Mekanisasi

Untuk memproduksi bahan pangan bagi 1,435 miliar penduduknya, pertanian China
mendapat dukungan mekanisasi.

a. Tingkat Mekanisasi 80%. Dengan adanya sentralisasi pengelolaan lahan, kepemilikan


traktor besar beserta implemennya cenderung naik, sementara traktor kecil menurun.
Konsumen China juga sekarang lebih menyukai alsintan multifungsi ketimbang
alsintan berfungsi tunggal seperti bajak dan garu. Akibatnya, pembelian alsintan
multifungsi meningkat, sedangkan pembelian alsintan fungsi tunggal menurun.

b. Padi 30 Juta Hektar. Luas tanam padi dalam beberapa tahun terakhir stabil di kisaran
30,7 juta ha dengan produktivitas meningkat terus berkat mekanisasi. Kendati begitu,
pemakaian mesin tanam (rice transplanter) tidak terlalu besar, baru mencapai 45%
dengan alasan produksi bibitnya ribet dan petani sulit menggunakannya. Padahal
harganya relatif murah. Selain itu penggunaan transplanter di lahan sempit tidak

6
ekonomis. Karena itulah di beberapa wilayah petani memilih cara tanam langsung
(tabela) dengan mesin penebar benih berkecepatan tinggi. Memang, masih ada
kendala agronomis dalam tabela yang belum terpecahkan.

c. Jagung 33 Juta Ha. Mekanisasi pengolahan lahan jagung sudah mencapai 95%, tetapi
dalam penanaman benih masih bervariasi. Pemerintah China merekomendasikan cara
olah lahan ramah lingkungan. Olah lahan dengan mesin rotary skala kecil dilakukan
di lahan berbukit dan pegunungan. Sementara di lahan yang kemiringannya rendah,
petani memanfaatkan mesin rotary berukuran kecil dan menengah atau tanpa olah
lahan sama sekali (tabela). Secara total, mekanisasi pada budidaya jagung mencapai
85%. Kini aplikasi mesin penebar benih yang presisi makin populer. Salah satu titik
lemah mekanisasi di budidaya jagung adalah pemanenan, hanya mencapai 70%, jauh
lebih rendah ketimbang padi dan gandum.

d. Kedelai Naik, 9,33 Juta Ha. Produksi biji penghasil minyak nabati ini, menurut
Rencana Modernisasi Pertanian Nasional China 2016-2020, akan digenjot dengan
menambah luas tanam menjadi 9,33 juta ha atau naik 2,667 juta ha dari angka 2016.
Rata-rata tingkat mekanisasi pada olah lahan kedelai mencapai 80%, penanaman 75%,
dan pemanenan lebih rendah, yaitu 70%. Kebanyakan mesin panen kedelai adalah
modifikasi mesin panen gandum. Perencanaan tanam nasional mempengaruhi
permintaan dan arah pengembangan alsintan di China. Skala pengusahaan yang kecil
dan lokasi terpencar menjadi penghambat adopsi mesin pengolah lahan.
Perkembangan industri alsintan juga dipengaruhi subsidi pemerintah yang jumlahnya
stabil.

6. Kebijakan Reformasi Lahan.

Lahan yang merupakan salah satu unsur produksi dikuasai oleh Negara, petani dapat
mengunakannya dengan cara sewa, dengan demikian tidak ada spekulasi lahan. Sewa
lahan pun tergantung dengan komoditi yang di tanam petani. Misalnya, untuk padi 1.5
% dan kopi 5 % dari hasil yang diproleh. Untuk usaha pada tanaman-tanaman
perkebunan lama sewanya diberikan hingga 70 tahun.

Kebijakan penggunaan lahan. Kebijakan Manajemen Lahan di RRC Republik


Rakyat China merupakan negara terbesar ketiga di dunia dengan luas wilayah sekitar
3,7 juta mil persegi. China juga merupakan sebuah negara yang berpenduduk paling
7
padat di dunia. Sekitar 85% penduduknya tinggal di wilayah pedesaan dan 90%
daripadanya menempati seperenam wilayah China. Dari seluruh luas wilayah China,
hanya 15% tanahnya yang cocok untuk pertanian.

Hal tersebut menimbulkan permasalahan tersendiri bagi Cina. Ketika Mao


Zedong memproklamirkan negara Republik Rakyat China pada tanggal 1 Oktober
1949, perekonomian China berada pada keadaan yang buruk. Perang China -- Jepang
dan perang saudara menimbulkan inflasi mencapai 85.000%. Oleh sebab itu selama
beberapa tahun pertama kaum komunis memusatkan perhatian pada perbaikan pabrik-
pabrik, produksi, dan fasilitas-fasilitas transportasi serta mengendalikan inflasi dan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Setelah komunis berkuasa pada tahun 1949,
maka diadakan kebijakan ekonomi nasional yang didasarkan pada pembaruan agraria.

Gurley (John G. Gurley, 1976:30) mengkategorikan kebijakan ekonomi nasional


menjadi :

a) Masa landreform tahun 1949 - 1952,

b) Masa kolektivisasi-komunisasi tahun 1955 - 1959,

Pembentukan modal (capital formation) untuk pertanian tahun 1960 - 1972, serta
Perubahan secara gradual dari nilai tukar (terms of trade) di antara pertanian dan
industri bagi kepentingan sektor pertanian dan kaum tani (Darini, 2010) Land-reform
di bidang agraria tersebut dilakukan menggunakan peraturan 28 juni 1950 tentang
hukum penertiban tanah.

Dengan membagi penduduk cina dalam golongan tuan tanah (pemilik banyak
tanah tetapi tidak menggarapnya sendiri), petani kaya (pemilik tanah/ lintah darat),
petani menengah (pemilik tanah yang menggarapnya sendiri), dan petani miskin,
pemerintah membagi hak atas pemilikan dan pengelolaan tanah dengan kuota-kuota
yang telah ditetapkan. Hal tersebut dilakukan oleh partai komunis dalam 11 rangka
menarik dukungan petani yang saat ini mencapai 70% jumlah penduduk. Namun
belakangan, sejak tahun 1978 hak atas pemilikan tanah dihapus dengan sisipan
peraturan pada konstitusinya yaitu semua tanah di RRC aadalah milik negara.
Sedangkan petani dberikan hak pengelolaan atas tanah melalui kontrak kerjasama.
Dengan munculnya peraturan tersebut, maka dapat dipastikan bahwa kepemilikan atas
lahan untuk pribadi telah di hapus di Cina.
8
Meskipun demikian, masih banyak persepsi dan pemikiran yang berkembang pada
masyarakat bahwa masyarakat perdesaan memiliki hak atas tanahnya, sedangkan
orang yang tinggal di kota tidak. Namun hal tersebut dibantah oleh seorang ahli
ekonomi dan ahli hubungan Cina, Cheng Xianong dalam sebuah wawancara di Radio
Sound of Hope yang dirilis di http://erabaru.net. Namun perubahan status kepemilikan
lahan dari lahan privat menjadi milik negara berdasarkan konstitusi tersebut merujuk
pada pemerintah daerah dan bukan pemerintah pusat. Ini berarti bahwa lahan dalam
yuridiksi pemerintah daerah menjadi milik pemerintah daerah. Akibatnya pemerintah
daerah bebas melakukan perencanaan dan pengelolaan lahan.

Sebab terkait dengan perubahan peraturan tersebut, masyarakat tidak diberikan


kompensasi sama sekali. Maka pada saat ini yang ada hanyalah hak atas pengelolaan
atau pemanfaatan lahan yang telah diberikan. Hak atas pemanfaatan tersebut juga
dilakukan menggunakan batas tempo waktu. Seperti halnya apabila memiliki rumah,
maka batas waktu tempo penggunaannya adalah 70 tahun meskipun terkadang
pemerintah tidak menaati waktu tersebut. Misalnya adalah kegiatan revitalisasi lahan
dimana sebagian lahan dihancurkan untuk dibangun infrastruktur lain melalui
peraturan dari kementerian konstruksi yang menyebutkan bahwa semua rumah di
Cina yang dibangun sebelum tahun 1995 berkualitas buruk dan harus dirobohkan.

Kebijakan agraria yang dimiliki pemerintah China yaitu tanah atau lahan milik
negara sehingga semua rakyat berhak untuk mengelola dan menggarap lahan/sawah,
mengenai luas kecilnya lahan garapan tergantung dari kesanggupan petani dalam
menggarap lahan/sawah.

Ketika lahan/sawah siap akan di olah untuk menanam pada maka pemerintah-pun
menurunkan subsidi guna membantu biaya proses menanam padi mulai pra kondisi
hingga pasca kondisi. Besar kecilnya subsidi ditentukan oleh luas lahan yang digarap
sehingga akan berbanding lurus antara luas lahan dengan subsidi pemerintah yang
diterima petani.

Subsidi ini tidak diberikan secara cuma cuma melainkan ada satu target yang harus
dicapai, misalkan dengan subsidi 1M/tahun luas lahan 10 ha petani harus
menghasikan padi sebanyak 10 ton, maka hal ini harus tercapai.

9
Hal positif yang dilakukan petani China adalah ketika subsidi turun untuk
proses menanam padi maka dana tersebut total akan digunakan untuk menanam padi
bukan untuk kebutuhan pribadi atau rumah tangga. Petani China berprinsip negara
maju dan hebat bukan karena pemerintahnya tapi karena rakyatnya yang konsekwen
membangun negaranya sesuai tujuan pemerintahnya.

Bibit Padi Berkualitas

Dalam masalah pembibitan, pemerintah mempercayakan penuh pada institusi


yang berkcimpung di dunia pertanian yaitu universitas universitas pertanian di china,
dari universitas universitas itu maka diperoleh berbagai bibit dengan kualitas yang
bagus.

Pestisida dan Pupuk Serta Jenis Obat Pertanian lainnya

Selain pembibitan, universitas universitas pertanian di china bekerjasama


dengan pakar obat obatan khusus pertanian untuk menciptakan obat yang diperlukan
selama menanam padi sehingga munculnya hama pada tanaman padi dapat teratasi
dengan cepat. Bibit padi dan jenis obat obatan yang dibutuhkan selama masa tanam
telah ditangani langsung oleh pakar pertanian.

Alat Alat Pendukung Pertanian

Untuk alat yang digunakan dalam pengolahan lahan pertanian pemerintah


mempercayakan kepada penuh pada institusi yang berkcimpung di dunia mesin alat
berat sehingga akan diperoleh alat alat pengolahan sawah yang sesuai kondisi dan
kebutuhan petani seperti traktor. Selain traktor yang digunakan untuk membajak
sawah, institusi yang menangani mesin alat alat berat juga dipercaya berinovasi untuk
menciptakan alat pemotong padi sehingga dapat memotong padi dalam sehari
sebanyak 1 ha.

Pemenuhan Kebutuhan Air

Ketika menanam padi, kebutuhan utama yang harus dipenuhi adalah


pemenuhan kebutuhan air sehingga perlu ada ketersediaan air yang cukup. Secara
geografis China adalah negara dengan daratan yang sangat luas dan tentu ini menjadi
10
kendala terberat dalam pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian, namun hal ini
semua bisa di atasi bahkan persediaan air selama menanam padi sangat melimpah.

Pemantauan Selama Musim Tanam

Selama usia tanam padi mulai hari pertama tanam hingga panen tiba
pemerintah bekerjasama dengan institusi pendidikan (universitas universitas pertanian
di China), selalu memantau perilaku dan perkembangan dari tanaman padi itu sendiri
dan juga memperhatikan berbagai hama pengganggu dari tanaman padi baik yang
berasal dari dalam tanah atau dalam tubuh tanaman itu sendiri atau hama yang berasal
dari luar seperti serangga, tikus dan burung.

Selain itu perubahan musim, cuaca dan suhu juga menjadi pantauan utama
selama masa tanam padi sehingga gagal panen yang di sebabkan oleh banjir atau
kekeringan sangat mudah dan cepat diatasi.

Managemen Pasca Panen

Dalam satu tahun petani China mengalami panen padi sebanyak 3 kali dan
managemen yang digunakan dalam pengadaan padi/beras bagi petani dan seluruh
rakyat China yaitu dengan cara untuk panen pertama, hasil panen wajib masuk ke
gudang setiap petani penggarap sawah untuk pemenuhan kebutuhan beras petani
selama satu tahun.

Panen kedua dan ketiga, hasil panen dijual ke negara sehingga semua
padi/beras akan dikelola oleh negara untuk pemenuhan kebutuhan beras bagi
masyarakat bukan petani selama satu tahun seperti warga kota. Apabila pemenuhan
kebutuhan beras selama satu tahun untuk masyarakat di luar petani cukup dan jika
ternyata ada sisa maka dapat dialokasikan untuk di export ke negara lain.

7. Kebijakan penelitian

Lembaga penelitian di Cina melakukan penelitian sesuia dengan kebutuhan


masyarakat (petani), bukan kebutuhan peneliti. Mereka melakukan survei, teknologi

11
apa yang dibutuhkan petani dan sesuai dengan daerahnya. Peneliti juga mengamati
tentang jenis tanamana apa yang disenangi oleh konsumen dan mudah di budidayakan
oleh petani. Lembaga penelitian bekerjasama dengan pemerintah dalam membantu
memecahkan masalah yang dihadapi petani. Di cina memiliki saluran televise khusus
untuk bidang pertanian. Sehingga inovasi-inovasi yang dihasilkan dapat diketahui
masyarakat memalui saluran tv khusus pertanian.

12
Kesimpulan

Dalam menjalankan kebijakan pertanian. Negara china menggunakan delapan


kebijakan yang telah ditetapkan yaitu kebijakan harga, pemasaran, input, kredit, mekanisme,
reformasi tanah, penelitian, terakhir agrarian dan subsidi pemerintah. China menjalankan 8
kebijakan ini dengan penuh integritas tinggi sehingga bisa dilihat hasilnya sampai sekarang
bahwa China masuk salah satu negara dengan komoditas hasil pertanian tertinggi di dunia.
dengan adanya kreativitas serta inovasi yang didukung dengan teknologi dan informasi yang
maju, Negara china bisa bersaing dengan negara-negara maju lainya di dunia, seperti
Amerika Serikat,Jepang,Australia dll. China juga mengekspor hasil-hasil pertanian di
berbagai negara, menunjukan bahwa kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah china telah
berhasil membangun pertanian di negara yang dijuluki sebagai negeri tirai bambu.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://demo.mb.ipb.ac.id/output/popupPrint/id/fcf04d1f88ca5d09f1dac575b9607faf/tipe/entri/
category/2.html

http://www.agrina-online.com/detail-berita/2020/02/02/7/6964/di-balik-sukses-pertanian-china

https://www.kompasiana.com/123154_adji/54f76aeea33311d3358b4865/cara-dan-metode-
bertani-petani-china

https://www.kompasiana.com/issonkhairul/55009b82a333117c6f511912/strategi-cina-
sejahterakan-petani-dan-kembangkan-industri

https://business-law.binus.ac.id/2018/12/31/kebijakan-subsidi-pertanian-domestik-di-china/

http://atanitokyo.blogspot.com/2008/08/kebijakan-industri-pertanian-republik.html?m=1

https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
client=srp&depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&
u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/History_of_agriculture_in_China&usg=ALkJrhjvas5l0yb-
aQzTgqq4MaDGJ59X-g

14

Anda mungkin juga menyukai